Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Bilangan pada awalnya dipergunakan untuk mengingat jumlah. Bilangan dahulunya digunakan
sebagai simbol untuk menggantikan suatu benda misalnya kerikil, ranting yang masing-masing
suku atau bangsa memiliki cara tersendiri untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol.

Orang yang mahir matematika bukan berarti karena kebetulan. Untuk menguasai materi
matematika disyaratkan mengetahui dan menguasai kajian dasarnya. Selanjutnya dia sering
berlatih dengan soal-soal yang berkaitan dengan apa yang sedang diperlajarinya salah satu
disiplin ilmu ini. Oleh karena itu untuk memenuhi tuntutan tersebut, dalam makalah singkat ini
dicantumkan uraian singkat tentang bilangan bulat. Bilangan bulat banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, contohnya untuk menentukan kedalaman laut, jika kita mengatakkan 20 m
dibawah permukaan laut maka kita tulis -20 m.

B.   RUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah sifat dasar bilangan bulat?

2. Bagaimana operasi-operasi pada bilangan bulat?

C.   TUJUAN

1. Agar siswa dapat memahami sifat dasar pada bilangan bulat

2. Agar dapat mengetahui operasi-operasi pada bilangan bulat


BAB II

PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN BILANGAN BULAT

Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang
termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4… sehingga negative dari bilangan cacah yaitu -1,-
2,-3,-4…. Dalam hal ini -0 = 0 maka tidak dimasukkan lagi secara terpisah

Himpunan semua bilangan bulat terdiri atas:

1.     Bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu (1,2,3,4,5,…)

2.     Bilangan bulat nol, yaitu 0

3.     Bilangan bulat negative, yaitu (-1,-2,-3,-4,-5,…)

B.   SIFAT DASAR BILANGAN BULAT

Menurut Muh. Arif Tiko dkk (teori Bilangan, 2008:111) mengatakan bahwa sifat dasar bilangan
bulat dimulai dengan definisi adalah cara formal untuk menjelaskan suatu pengertian dalam
matematika. Jika n bilangan bulat, maka – n didefinisikan tunggal sehingga n+ (n)= (-n) + n= 0.

Himpunan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan himpunan
bilangan asli sehingga untuk setiap bilangan bulat n berlaku sifat n + (n) = (-n) + n = 0. Jadi
himpunan bilangan bulat dapat ditulis dalam bentuk daftar sebagi Z = . bilangan bulat jika
digambarkan dalam garis bilangan :

Sifat berlaku dalam himpunan bilangan bulat akan dibicarakan lebih terperinci sebagai berikut :

1.     Sifat Tertutup

a)     Sifat tertutup terhadap penjumlahan ada dengan tunggal yakni untuk setiap a dan b di dalam
Z maka (a + b) juga di dalam Z

b)    Sifat tertutup terhadap perkalian ada dengan tunggal, yakni untuk setiap a dan b didalam Z
maka a x b juga ada didalam Z
2.     Sifat Komutatif

a)     Sifat komutatif perjumlahan yaitu untuk setiap a dan b didalam Z berlaku a + b = b + a.

b)    Sifat komutatif perkalian yaitu untuk setiap a dan b didalam Z berlaku a x b = b x a.

3.     Sifat Asosiatif

a)     Sifat asosiatif terhadap penjumlahan yaitu untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c
berlaku sifat (a + b) + c = a + (b + c)

b)    Sifat asosiatif terhadap perkalian yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku (a x
b) x c = a x (b x c)

4.     Sifat Distributif

a)     Sifat distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan, yaitu untuk sembarang bilangan bulat
a, b dan c berlaku sifat a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

b)    Sifat distributif kanan perkalian terhadap jumlah yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b,
dan c berlaku sifat (a + b) x c = (a x c) + (b x c)

5.     Unsur Identitas Penjumlahan

Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a sehingga 0 disebut unsur identitas
penjumlahan

6.     Unsur Identitas Perkalian

Untuk setiap bilangan bulat a, ada dengan tunggal bilangan bulat 1 sehingga a x 1 = 1 x a = 1
sehingga satu disebut unsur identitas perkalian.

Sifat kesamaan berikut penting untuk diketahui :

a.     Refleksi yaitu setiap bilangan bulat a berlaku a = a

b.     Simestris yaitu jika a = b maka b = a untuk sembarang bilangan bulat a, dan b


c.      Transitif yaitu jika a = b dan b = c untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c.

d.     Substitusi yaitu jika a = b maka dapat disubstitusikan untuk a, dalam suatu pernyataan tanpa
merubah nilai dari pernyataan tersebut.

C.   PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

1.     Sifat-sifat penjumlahan

a.     Sifat asosiatif : ( a + b) + c = a + (b + c)

Contoh : (5+3) + 4 = 5 + (3 + 4) = 12

b.     Sifat komutatif : a + b = b + a

Contoh : 7 + 2 = 2 + 7 = 9

c.      Unsur identitas terhadap penjumlahan

Bilangan nol (0) disebut usur identitas atau netra terhadap penjumlahan a + 0 = 0 + a

Contoh : 6 + 0 = 0 + 6

d.     Unsur invers terhadap penjumlahan

Invers jumlah (lawan) dari a adalah –a

Invers jumlah (lawan) dari –a adalah a

a + (-a) = (-a) + a

contoh : 5 + (-5) = (-5) + 5 = 0

e.      Bersifat tertutup

Apabila dua buah bilangan bulat ditambahakan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga. a dan
b bilangan bulat maka a + b = c ; c bilangan bulat.

Contoh : 4 + 5 =9 ; 4,5,9 bilangan bulat.

D.   PENGURANGAN BILANGA BULAT

1.     Sifat-sifat pengurangan Bilangan Bulat   


Bilangan bulat a dikurangi bilangan bulat sama artinya dngan bulat a ditambakan dari lawan
bilangan bulat, atau dapat ditulis a – b = a + (-b)

pengurangan bilangan cacah tiak bersifat tertutup, artinya bila suatu bilangan cacah dikurangkan
dengan bilangan cacah lain, hasilnya belum tentu bilangan cacah.

Pengurangan bilangan cacah (a-b) menghasilkan bilangan cacah hanya jika a b. Tetapi,
pengurangan bilangan bulat adalah sebagi berikut :

1.     Untuk sembarang bilangan bulat berlaku :

a – b = a + (-b)

a – (-b) = a + b

contoh :

8 – 5 = 8 + (-5) = 3

7 – (-4) = 7 + 4 =11

2.     Sifat komutatif dan asosiatif tidak berlaku

 a – b ≠ b – a

 (a – b ) – c ≠ a – ( b – c )

 Contoh :

 7 – 3 ≠ 3 -7  4 ≠ - 4

 (9 – 4) – 3 ≠ 9 – (4-3)  2 ≠ 8

3.     Pengurangan bilangan nol mempunyai sifat :

a – 0 = a dan 0 – a = -a

4.     Bersifat tertutup yaitu bila dua buah bilangan bulat dikurangkan hasilnya adalah bilangan
bulat juga : a dan b ∈ bilangan bulat maka a – b = c ; c ∈ bilangan bulat.

Contoh :

7 - 8 = -1 à 7, 8, -1 ∈ bilangan bulat.

E.    PERKALIAN BILANGAN BULAT

1.     Sifat-sifat perkalian bilangan bulat


a.     Untuk sembarang bilangan bulat berlaku :

a x b = ab à hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.

Contoh: 7 x 6 = 6 x 7 = 42

a x –b = -ab à hasil pekalian bilangan bulat positif dan negatif hasilnya adalah bilangan bulat
negatif.

Contoh : 3 x -4 = -12

-a x -b = ab à hasil perkalian dua bilangan negatif adalah bilangan bulat positif.

Contoh : -4 x -5 = 20

2.     Sifat Asosiatif : (a x b) x c = a x (b x c)

Contoh : (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4) = 24

3.     Sifat komutatif : a x b = b x a

Contoh : 5 x 4 = 4 x 5 = 20

4.     Sifat Distributif : a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

Contoh : 3 x (2 + 6) = ( 3 x 2) + (3 x 6) = 24

5.     Unsur Identitas Untuk Perkalian

a)     Hasil perkalian bilangan bulat dengan nol hasilnya adalah bilangan nol : a x 0 = 0

b)    Hasil perkalian bilangan bulat dengan 1 hasilnya adalah bilangan bulat itu juga : a x 1 = 1 x
a=a

6.     Bersifat Tertutup

Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga a x b = c ; a, b,
c ∈ bilangan bulat

F.    PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

1.     Sifat-sifat Bilangan Bulat

Jika a,b, dan c bilangan bulat dengan b 0, maka a÷b=c jika dan hanya jika a= b x c

Hasil bagi bilangan bulat (a ÷ b) merupakan suatu bilangan bulat jika dan hanya kelipatan dari b,
sehingga untuk settiap bilangan bulat a dan b hasil bagi (a ÷ b) tidak selalu mrupakan bilangan
bulat. Karena itu, pembagian bulat tidak bersifat tertutup. Sifat-sifat pembagian bilangan bulat
adalah sebagai berikut:

a.     Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan positif

(+) ÷ (+) = (+)

Contoh: 8÷2=4

b.     Hasil bagi dua bilangan bulat negative adalah bilangan positif

(-) ÷ (-) = +

Contoh: (-10) ÷ (-5) = 2

c.      Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negative

(+) ÷ (-) = (-)

(-) ÷ (+) = (-)

Contoh: 6 ÷ 2 = 3

d.     Hasil bagi bilangan bulat dengan 0 (nol) adalah tidak terdefinisi

a ÷ 0 à tidak terdefinisi (~)

0 ÷ a à 0 (nol)

Contoh: =~ (tidak terdefinisi)

e.      Tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif

a ÷ b ≠ b : a

(a÷b) ÷c ≠a÷ (b ÷c)

G.   PEMANGKATAN BILANGAN BULAT

 Definisi:

an = a x a x a x…x a

sejumlah n factor

Contoh: 43 = 4 x 4 x 4 = 64
    35 = 3 x 3 x 3 x 3 x 3 = 243

1.     Akar kuadrat (akar pangkat dua)

bilangan kuadrat adalah suatu perkalian

Contoh: 2^2 = 2 x 2 = 4
4^2 = 4 x 4 = 16
10^2 = 10 x 10 = 100

2.     Akar kubik ( akar pangkat tiga)

2^3 = 2 x 2 x 2 = 8

5^3 = 5 x 5 x 5 = 125

BAB III

PENUTUP

A.   PENUTUP

Himpunan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan himpunan
bilangan bulat negative. Sifat- sofat pada bilangan bulat adalah sifat tertutup, sifat komutatif,
sifat asosiatif, sifat distributive dan adapula unsur identitas penjumlahan dan perkalian. Operasi-
operasi pada bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Definisi relasi “lebih kecil dari” pada bilangan-bilangan cacah, dan telah membuktikan sifat-
sifatnya. Berikut ini, kita akan mempelajari relasi urutan bilangan-bilangan bulat. Ada beberapa
definisi yaitu:

1.     Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih kecil dari b (dinyatakan dengan a ˂ b)

2.     Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih besar dari b (dinyatakan dengan a ˃ b)

B.   SARAN

Sebagai calon pendidik dibidang Matematika, hendaknya kita dapat mengetahui tentang teori
bilangan terutama mengenai sifat dan operasi bilangan bulat serta urutan bilangan bulat dalam
garis bilangan. Sehingga dengan begitu sebagai calon pendidik tahu secara umum mengenai teori
bilangan

DAFTAR PUSTAKA

Astuty, B. (2009). Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

http://articlesgenius.wordpress.com/2013/03/16/macam-macam-bilangan-dalam-matematika/
www.scribd.com (di akses Rabu,12 November 2014)

https://www.belajarmatematikaku.com/2016/08/contoh-soal-dan-pembahasan-bentuk-pangkat-
dan-akar-untuk-sd.html

Darwis, Muhammad. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Pada Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat dan Alternatif  Pemecahannya. Vol 4 (39-40)

Anda mungkin juga menyukai