Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Sistem Bilangan Bulat

Pada setiap bilangan cacah a dan b jika dijumlah selalu terdapat elemen-
elemen tunggal (a + b) yang juga merupakan bilangan cacah. Hal ini dikatakan
bahwa sistem bilangan cacah bersifat tertutup terhadap penjumlahan. Tetapi tidak
demikian halnya dengan operasi pengurangan dan pembagian, misalnya :

6 – 4 = 2, 6 – 6 = 0, 5 – 8 = (hasilnya bukan bilangan cacah), 15 : 5 = 3, 14 : 3 =


(hasilnya bukan bilangan cacah)

Dengan kata lain, sistem bilangan cacah tidak tertutup terhadap operasi
pengurangan dan pembagian. Dengan alasan tersebut, maka dalam ilmu bilangan
dikembangkan sistem bilangan yang memungkinkan terjadinya sifat tertutup
terhadap operasi pengurangan dan pembagian yaitu sistem bilangan bulat.

Definisi 2.18 : Jika n bilangan bulat, maka n + (-n) = (-n) + n = 0. (-n) disebut
lawan dari (invers penjumlahan dari) n, dan 0 disebut elemen identitas terhadap
penjumlahan.

Definisi 2.19 : Sistem bilangan bulat terdiri atas himpunan B = {...,-3, -2, -1, 0, 1,
2, 3,...} dengan operasi biner penjumlahan { + } dan perkalian { x }. Untuk a, b,
dan c bilangan-bilangan bulat sembarang memiliki sifat-sifat.

2.3.1 Penjumlahan Bilangan-Bilangan Bulat

Setelah mempeajari definisi penjumlahan dua bilangan cacah, maka


pengetahuan tentang penjumlahan itu dan definisi 2.18 dan 2.19 diatas mudah
untuk menjelaskan jumlah dua bilangan bulat negatif. Misalkan a dan b bilangan-
bilangan cacah, bagaimana penjumlahan (-a) + (-b) ? Misalkan c adalah biangan
bulat yang menyatakan (-a) + (-b), yaitu : c = (-a) + (-b) maka :

c+b = {(-a) + (-b)} + b sifat penjumlahan pada kesamaan

c+b = (-a) + {(-b) + b} sifat asosiatif penjumlahan

c+b = (-a) + 0 invers penjumlahan

(c + b) + a = (-a) + a sifat penjumlahan pada kesamaan


(c + b) + a =0 invers penjumlahan

c + (b + a) =0 sifat asosiatif penjumlahan

c + (a + b) =0 sifat komutatif penjumlahan

{c + (a + b)} + {-(a + b)} = -(a + b) sifat penjumlahan pada kesamaan

C + (a + b) + {-(a +b)} = -(a + b) sifat asosiatif penjumlahan

c + 0 = -(a + b) invers penjumlahan

c = a(a – t – b) karena c = (-a) + (-b), maka (-a) - + - (-b) = -(a + b).

Jadi, jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif, maka (-a) + (-b) = - (a + b).

2.3.2 Pengurangan Bilangan-Biangan Bulat

Seperti pada pengurangan bulangan-bilangan cacah, pengurangan bilangan


bulat didefinisikan sebagai penjumlahan, yaitu :

Definisi 2.20 : Jika a,b dan k bilangan-bilangan bulat, maka a – b = k bila dan
hanya bila a = b + k

a + (-b) = (b + k) + (-b) sifat penjumlahan pada kesamaan

= (k + b) + (-b) sidat komutatif penjumlahan

= k + (b) + (-b) sifat asosiatif penjumlahan

=k+0 invers penjumlahan

a + (-b) =k

k = a + (-b), ini menunjukkan bahwa ada bilangan bulat k sedemikian hingga a – b


= k.

2.3.3 Perkalian dan Pembagian Bilangan-Bilangan Bulat

Setelah mempelajari perkalian bilangan-bilangan cacah. Selanjutnya


pengetahuan itu dengan sifat distribusi perkalian terhadap penjumlahan bilangan-
bilangan bulat, dapat dilakukan perkalian bilangan bulat yang salah atu atau
kedua-duanya bilangan bulat negatif,. Tetapi sebeum membicarakan hal itu,
terlebih dahulu akan dibuktikan suatu sifat yang telah diberikan dalam 10 sifat
yang pada waktu itu belum dapat dibuktikan.

Sifat 2.16 : Sifat kanselasi dari penjumlahan

Jika a,b dan c bilangan-bilangan bulat dan a + c – b + c, maka a = b

Bukti :a+c=b+c

(a + c) + (-c) = (b + c) + (-c) sifat penjumalah pada kesamaan

a + {c + (-c)} = b + {c + (-c)} sifat asosiatif penjumlahan

a+0=b+0 invers penjumlahan

a=b

Definisi 2.21 : Jika a,b dan c bilangan bulat b ≠ 0, maka a : b – c bia dan hanya
bila a = b – c

Hasil bagi bilangan-bilangan bulat (a : b) ada (yaitu suatu bilangan bulat)


bia dan hanya bila a kelipatan dari b. Sehingga untuk setiap bilangan bulat a dan
b, hasil bagi (a : b) tidak selalu ada (merupakan bilangan bulat). Oleh karena itu
oembagian bilangan-bilangan buat tidak mempunyai sifat tertutup.

2.3.4 Urutan-urutan Bilangan Bulat

Setelah mempelajari definisi relasi “lebih kecil dari” pada bilangan-


bilangan cacah, dan telah membuktikan sifat-sifatnya. Berikut ini akan dipelajari
urutan bilangan-bilangan bulat.

Definis 2.22 : Jika a dan b biangan-bilangan bulat, a lebih kecil dari b (dinyatakan
dengan a < b) bila dan hanya bila ada bilangan bulat positif c sedemikian hingga a
+c=b

Definisi 2.23 : Jiks a dan b bilangan – bilangan bulat, a lebih besar dari b
(dinyatakan dengan a < b) bila dan hanya bia b < a.
2.4 Penyajian Bilangan Bulat

Sekarang akan ditunjukkan bahwa setiap bilangan bulat positif lebih besar
dari 1 dapat digunakan sebagai basis.

Corollary 2.26 : Setiap bilangan bulat positif dapat disajikan sebagai jumlah
keliapatan 2 yang berbeda.

Bukti : misalkan n adalah biangan bulat positif. Berdasarkan teorema


yang telah dibahas dengan b = 2, diketahui bahwa n=ak 2k +a k−1 2k−1 +…+ a1 2+a 0,
dimana aj masing-masing adalah 0 dan 1. Oleh karena itu, setiap bilangan bulat
positif adalah jumlah kelipatan yang berbeda dari 2.

2.5 Jumlah dan Hasil kali Bilangan Bulat

Karena penjumlahan dan hasil kali sering muncul dalam pembahasan teori
biangan, sekarang diperkenalkan notasi untuk penjumlahan dan hasil kali. Notasi

n
berikut mewakili jumlah bilangan a1,a2,...,an : ∑ ak =a1+ a2 +…+ an .huruf k, indeks
k =1

penjumlahan adalah “variabel dummy” dan bisa diganti dengan huruf apapun.

n n n
Sebagai contoh ∑ ak =∑ a j =∑ ai , dan sebagainya.
k =1 j=1 i=1

Anda mungkin juga menyukai