Anda di halaman 1dari 15

BILANGAN BULAT

A. Defenisi Bilangan Bulat

Sebelum mengajarkan pembelajaran hitung bilangan bulat, langkah pertama adalah


mengenalkan apa itu bilangan bulat. Bilangan bulat bagi siswa mungkin masih begitu abstrak.
Maka dari itu guru harus menggunakan media konkret dalam pelaksanaan pembelajarannya.
Bilangan bulat ini terdiri dari bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif serta
nol. Bilangan bulat positif mulai dari : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, .....dst. Bilangan Nol 0.
Bilangan bulat negatif mulai dari : -1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, -9, -10....dst.
Untuk memudahkan pembelajaran, guru bisa membuatkan sebuah garis bilangan
untuk bilangan bulat tersebut. Dalam satu garis tersebut bilangan postif berada di sebelah
kanan sedangkan bilangan negatif di sebalah kiri dan ditengah-tengahnya bilangan "0"
Selengkapnya bisa anda lihat pada gambar dibawah ini.

B.     Pengenalan Bilangan Bulat


Dalam pembelajaran pengenalan bilangan bulat, guru harus menggunakan benda-
benda konkret agar siswa lebih mudah memahaminya sehingga tidak ada kesalah pahaman
siswa di dalam menerima materi dari guru. Adapun langkah pembelajaran dalam
memperkenalkan bilangan bulat kepada siswa adalah sebagai berikut :
1.      Memulai pembelajaran guru membuka dengan suasana yang akrab dan penuh keceriaan.
2.      Sampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas kepada siswa.
3.      Saat akan mengenalkan bilangan bulat, mulailah pada bilangan bulat positif.
4.      Mengenalkan bilangan bulat postif bisa dengan menggunakan benda. Misalnya akan
mengenalkan bilangan bulat postif 5, Anda bisa menggunakan dengan 5 buah jeruk.
Mengenalkan bilangan bulat positif 10, bisa dengan menggunakan 10 buah jeruk. Demikian
seterusnya ketika Anda menyajikan materi pembelajaran bilangan bulan postif.
5.      Setelah siswa mengerti akan arti bilangan bulat postif, selanjutnya ajak mereka untuk
menuliskan lambang bilangan bulat.
6.      Selanjutnya mengajarkan siswa pengenalan bilangan bulat negatif. Sama halnya dengan
bilangan bulat positif, untuk bilangan bulat negatif, anda bisa menggunakan konsep lawan
bilangan. Artinya bila bilangan itu adalah bilangan bulat positif 5 maka lawannya adalah
bilangan bulat negatif 5.
7.      Atau anda bisa menggunakan konsep pembelajaran seperti ini : Ambil 5 buah jeruk.
Kemudian tanyakan kepada siswa "Berapa buah jeruk yang Bapak bawa? maka siswa akan
menjawab 5 buah jeruk.
8.      Kemudian tugaskan salah seorang siswa untuk mengambil 3 buah jeruk, kemudian tanyakan
kepada siswa " Berapa buah jeruk yang diambil tadi? maka siswa akan menjawab 3 buah
jeruk. Nah selanjutnya guru menuliskan lambang bilangan bahwa 3 buah jeruk yang diambil
tadi adalah -3.
Dari kegiatan pembelajaran demikian maka siswa akan memahami bahwa bilangan
bulat negatif itu sama seperti sebuah bilangan yang hilang atau tidak ada. Dari kasus
pembelajaran tersebut pemahaman siswa akan bilangan bulat negatif menjadi semakin
konkret. Pastilah kegiatan tersebut akan sangat menyenangkan bagi siswa.

C.    Sifat-Sifat Bilangan Bulat


Menurut Muh. Arif Tiro dkk (Teori Bilangan, 2008:111) mengatakan bahwa Sifat
dasar bilangan bulat dimulai dengan definisi, karena definisi adalah cara formal untuk
menjelaskan suatu pengertian dalam matematika. Jika n bilngan bulat, maka -n didefinisikan
tunggal sehingga n + (n) = (-n) + n = 0. Himpunan bilangan bulat adalah gabungan dari
himpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan asli sehingga untuk setiap bilangan bulat n
berlaku sifat n + (n) = (-n) + n = 0. Jadi himpunan bilangan bulat dapat ditulis dalam bentuk
daftar sebagai Z =  bilangan bulat jika digambarkan dalam garis bilangan.
Sifat yang berlaku dalam himpunan bilangan bulat yaitu sebagai berikut :
1.      Sifat Tertutup
Sifat tertutup terhadap  penjumlahan ada dengan tunggal yakni untuk setiap a dan b di dalam
Z maka (a + b) juga di dalam Z. Sifat tertutup terhadap perkalian ada dengan tunggal, yakni
untuk setiap a dan b didalam Z maka a x b juga ada di dalam Z
2.      Sifat Komutatif
Sifat komutatif penjumlahan yaitu untuk setiap a dan b didalam Z berlaku a + b = b + a. Sifat
komutatif perkalian  yaitu  untuk setiap bilangan bulat a dan b berlaku a x b = b x a 
3.      Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif terhadap penjumlahan yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku
sifat (a+b)+c = a+(b+c). Sifat asosiatif terhadap perkalian yaitu untuk sebarang bilangan bulat
a, b, dan c berlaku (a x b) x c = a x (b x c)
4.      Sifat Distributif
Sifat distributif kiri perkalian terrhadap penjumlahan, yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b
dan c berlaku sifat a x (b + c) = (a x b) +(a x c). Sifat distributif kanan perkalian  terhadap
penjumlahan yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku sifat (a + b) x c = (a x c)
+ (b x c)

D.    Penjumlahan Bilangan Bulat


1.      Sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat
a.       Sifat Asosiatif  : ( a + b ) + c = a + ( b + c ), contoh : (5 + 3 ) + 4 = 5 + ( 3 + 4 ) = 12
b.      Sifat Komutatif : a + b = b + a, contoh : 7 + 2 = 2 + 7 = 9
c.       Unsur Identitas terhadap penjumlahan. Bilangan Nol (0) disebut unsur identitas atau netral
terhadap penjumlahan a + 0 = 0 + a, contoh : 6 + 0 = 0 + 6
d.      Unsur invers terhadap penjumlahan Invers jumlah (lawan) dari a adalah –a, Invers jumlah
(lawan) dari – a adalah a, a + (-a) = (-a) + a, contoh : 5 + (-5) = (-5) + 5 = 0
e.       Bersifat Tertutup, apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah
bilangan bulat juga. a dan b  bilangan bulat maka a + b = c ; c  bilangan bulat. Contoh : 4 + 5
= 9 ; 4,5,9  bilangan bulat.

E.     Pengurangan Bilangan Bulat

1.      Sifat-sifat pengurangan bilangan bulat


Bilangan bulat a dikurangi bialangan bulat b sama artinya dengan bulat a ditambahkan dari
lawan bilangan bulat, atau dapat ditulis  a - b = a + (-b). Pengurangan bilangan cacah tidak
bersifat tertutup, artinya bila suatu bilangan cacah dikurungkan dengan bilangan cacah yang
lain, hasilnya belum tentu bilangan cacah. Pengurangan bilangan cacah (a - b) menghasilkan
a.       Sembarang bilangan bulat
a – b = a + (-b), contoh 8 – 5 = 8 + (-5) = 3
a – (-b) = a + b, contoh 7 – (-4) = 7 + 4 = 11
Pengurangan bilangan bulat memiliki sifat tertutup. Secara lengkap sifat-sifat
pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut :
1.      Untuk sifat komutatif dan asosiatif tidak berlaku
a – b ≠ b – a, contoh 7 – 3 ≠ 3 -7
(a – b ) – c ≠ a – ( b – c ), contoh (9 – 4) – 3 ≠ 9 – (4-3)
2.      Pengurangan bilangan nol mempunyai sifat :
a – 0 = a dan 0 – a = -a
3.      Bersifat tertutup
Yaitu bila dua buah bilangan bulat dikurangkan hasilnya adalah bilangan bulat juga : a dan
b ∈ bilangan bulat maka a - b = c ; c ∈ bilangan bulat.
Contoh : 7 – 8 = -1 a 7, 8, -1 ∈ bilangan bulat
F.     Perkalian Bilangan Bulat
1.      Sifat-sifat perkalian bilangan bulat
a.       Untuk sembarang bilangan bulat berlaku :
a x b = ab hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
Contoh : 7 x 6 = 6 x 7 = 42
a x –b = -ab hasil pekalian bilangan bulat positif dan negatif hasilnya adalah bilangan bulat
negatif.
Contoh : 3 x -4 = -12
 -a x -b = ab à hasil perkalian dua bilangan negatif adalah bilangan  bulat positif.
Contoh : -4 x -5 = 20
b.      Sifat Asosiatif : (a x b) x c = a x (b x c)
Contoh: (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4) = 24
c.       Sifat Komutatif : a x b = b x a
Contoh : 5 x 4 = 4 x 5 = 20
d.      Sifat Distributif : a x (b+c) = (a x b ) + (a x c)
Contoh : 3 x ( 2 +6) = (3 x 2) + (3 x 6) = 24
e.       Hasil perkalian bilangan bulat dengan nol hasilnya adalah bilangan nol : a x 0 = 0
Hasil perkalian bilangan bulat dengan 1 hasilnya adalah bilangan bulat itu juga : a x 1 = 1 x a
=a
f.       Bersifat Tertutup
Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga a x b = c ; a, b,
c ∈bilangan bulat

G.    Pembagian Bilangan Bulat


1.      Sifat-sifat pembagian bilangan bulat
Jika  a, b, dan c bilangan bulat dengan b  0, maka  a ÷ b = c jika dan hanya jika a = b x
c. Hasil bagi bilangan bulat (a ÷ b)  merupakan suatu bilangan bulat jika dan hanya jika a
kelipatan dari b, sehingga untuk setiap bilangan bulat a dan b hasil bagi (a ÷ b) tidak selalu
merupakan bilangan bulat. Karena itu, pembagian bilangan bulat tidak bersifat tertutup. Sifat-
sifat pembagian bilangan bulat adalah sebagai berikut :
a.       Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan positif
(+) ÷ (+) = (+)
Contoh : 8 ÷ 2 = 4
b.      Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan positif
(-) ÷ (-) = (+)
Contoh : -10 : -5 = 2
c.       Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negatif
(+) ÷ (-) = (-)
(-) ÷ (+) = (-)
Contoh :
6 ÷-2 = -3
-12 ÷ 3 = -4
d.      Hasil bagi bilangan bulat dengan nol (0) adalah tidak terdefenisi
a ÷ 0 tidak terdefinisi (~)
0 ÷ a = 0 (nol)
e.       Tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif
a ÷ b ≠ b : a, contoh 4 ÷ 2 ≠ 2 ÷ 4 à 2 ≠
(a ÷ b) ÷ c ≠ a ÷ (b ÷ c), contoh (8 ÷ 2) ÷ 4 ≠ 8 ÷ (2 ÷ 4)

BANGUN RUANG
Bangun ruang merupakan sebutan untuk bangun-bangun tiga dimensi.

1.1 Macam-Macam Bangun Ruang


Jenis bangun ruang antara lain:
1. Kubus
2. Balok
3. Prisma tegak segitiga siku – siku
4. Tabung
5. Kerucut
6. Limas
7. Bola

1.1.1 Kubus
A

E
D

H
B

G
C

a. Ciri - ciri Kubus :


1) Jumlah bidang sisi ada 6 buah yang berbentuk bujur sangkar (ABCD, EFGH,
ABFE, BCGF, CDHG, ADHE,)
2) Mempunyai 8 titik sudut (A, B, C, D, E, F, G, H)
3) Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang (AB, CD, EF, GH, AE, BF, CG,
DH, AD, BC, EH, FG)
4) Semua sudutnya siku-siku
5) Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang (4 diagonal ruang =
garis AG, BH, CE, DF dan 12 diagonal bidang = garisAC, BD, EG, FH, AH,
DE, BG, CF, AF, BE, CH, DG)
b. Rumus pada kubus
1) Diagonal Bidang = a √ 2
2) Diagonal Bidang = a √ 3
3) Luas permukaan = 6 a 2
4) Volume = a 3
1
Jarak C terhadap BDG = a √3
5) 3
1
Jarak ACH terhadap BEG = a √3
6) 3
2
Jarak E terhadap BDG = a √3
7) 3

1.1.2 Balok
H G

E F

D
C

A B

a. Ciri-ciri Balok :
1) Alasnya berbentuk segi empat
2) Terdiri dari 12 rusuk
3) Mempunyai 6 bidang sisi
4) Memiliki 8 titik sudut
5) Seluruh sudutnya siku-siku
6) Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang
b. Rumus pada balok
1) Panjang semua rusuk balok : 4 (p +l +t )
2) Panjang diagonal sisi balok d 1 , d 2 , d 3 : d 1= √ p2 +l 2 ,d 2= √ p2 +t 2 , d 3= √ l 2 +t 2
2 2 2
3) Panjang diagonal ruang balok : d= p +l +t cm √
4) Luas sisi balok = 2 pl+2 pt+2<¿
5) Luas bidang diagonal :L1=t √ p2 +l 2 , L2= p √ l 2+ t 2 L2=l √ p2 +t 2
6) Volume p ×l ×t

1.1.3 Prisma Tegak segitiga siku-siku


d f

c
a

a. Ciri-ciri :
1) Terdiri dari 6 titik sudut
2) Mempunyai 9 buah rusuk
3) Mempunyai 5 bidang sisi
b. Rumus Prisma tegak segitiga siku – siku
1) Luas sisi prisma : jumlah panjang rusuk alas x tinggi + luas 2 tutup
2) Volume prisma : luas alas x tinggi

1.1.4 Tabung / Silinder


r

t
a. Ciri-ciri:
1) Mempunyai 2 rusuk
2) Alas dan atapnya berupa lingkaran
3) Mempunyai 3 bidang sisi ( 2 bidang sisi lingkaran atas dan bawah, 1 bidang
selimut)
b. Rumus tabung
1) Volume tabung = luas alas x tinggi
Luas alas = luas lingkaran alas tabung = π x r 2
22
Dengan π= atau 3,14
7
Jadi Volume tabung = π x r 2 xt
2) Luas Permukaan Tabung = 2 x luas alas + Luas selimut tabung
= ( 2 × π ×r 2 ) + ( 2 × π ×r ×t )
= 2 × π × r ( r +t )

1.1.5 Kerucut

t s

r
a. Ciri-ciri :
1) Mempunyai 2 bidang sisi (1 bidang sisi lingkaran dan 1 bidang sisi selimut)
2) Mempunyai 2 rusuk dan 1 titik sudut
3) Rumus kerucut
4) Luas selimut = π x r x s
Luas alas = π x π 2
Luas Permukaan kerucut = Luas alas + Luas Selimut
= π x π 2+ ¿ π x r x s
¿ π r (r + s)
5) Volume = Luas alas x tinggi
=π x π2 x t

1.1.6 Limas
a. Limas Segitiga

1) Ciri-ciri :
a) Alasnya berbentuk segitiga
b) Mempunyai 4 bidang sisi (alas dan 3 sisi tegak)
c) Mempunyai 6 rusuk
d) Mempunyai 4 titik sudut

2) Rumus Limas segitiga


Luas alas = alas x tinggi
Volume = Luas alas x tinggi
Luas = Luas alas + (3 x luas tegak segitiga)

b. Limas Segiempat
T

D C

T1

A B

1) Ciri-ciri :
a) Alasnya berbentuk segiempat (BCDE)
b) Mempunyai 5 bidang sisi (BCDE, ABC, ACD,ABE, ADE)
c) Mempunyai 5 titik sudut ( A, B,C,D,E)
d) Mempunyai 8 rusuk (AB, AC,AD,AE,BC,CD,DE,BE)
2) Rumus limas segiempat
Volume Limas = ⅓ Luas alas x tinggi

1.1.7 Bola

a. Ciri-ciri :
1) Hanya mempunyai 1 bidang sisi
2) Tidak mempunyai sudut dan tidak mempunyai rusuk
b. Rumus bola
4
Volume = π × r3
3
Luas = 4 π r 2
BANGUN DATAR
Macam-macam bangun datar termasuk salah satu subjek pelajaran dalam matematika dasar.
Bangun datar adalah bangun-bangun yang berbentuk dua dimensi. Macam-macam bangun
datar memiliki panjang dan lebar tetapi tidak memiliki kedalaman
Macam-macam bangun datar ini juga memiliki rumusnya sendiri untuk menghitung luas dan
kelilingnya

PERSEGI

Persegi merupakan macam-macam bangun datar yang mempunyai 4 sisi. Keempat sisi dari
persegi sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku atau 90°. Diagonal persegi juga
membagi dua satu sama lain pada 90 °. Sisi-sisi persegi yang berlawanan akan selalu sejajar.
Rumus luas persegi adalah sisi dikali sisi atau:

L= s × s

Rumus keliling persegi adalah 4s atau:

Keliling persegi = 4 × s

PERSEGI PANJANG
Sama seperti persegi, persegi juga memiliki 4 sisi, namun dengan ukuran berbeda. Persegi
panjang merupakan macam-macam bangun datar segiempat yang mempunyai 2 pasang sisi
sejajar dan sama panjang serta keempat sudutnya siku-siku.

Persegi panjang memiliki dua pasang sisi yang sama. Sisi persegi panjang yang lebih panjang
adalah panjangnya dan sisi yang lebih pendek adalah lebarnya. Sisi berlawanan dari persegi
panjang juga sejajar.

Rumus luas persegi panjang adalah panjang dikali lebar atau:

L=p×l

Rumus keliling persegi adalah 4s atau:

Keliling persegi panjang = 2 × (p + l)

SEGITIGA

Segitiga merupakan macam-macam bangun datar yang memiliki 3 buah sisi dan mempunyai
3 buah titik sudut. Segitiga memiliki tiga sisi dan tiga sudut. Semua sisi dan sudut bisa
memiliki ukuran yang berbeda.

Macam-macam bangun datar segitiga berdasarkan panjang sisinya dibedakan menjadi 3


antara lain: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga sembarang.

Sedangkan berdasarkan berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan menjadi 3 yaitu:


segitiga tumpul, segitiga siku-siku dan segitiga lancip.

Rumus luas segitiga adalah alas kali tinggi dibagi dua atau:

L=½×a×t

Rumus keliling persegi adalah:


Keliling segitiga = a + b + c

TRAPESIUM

Trapesium merupakan macam-macam bangun datar berupa segiempat yang memiliki


sepasang sisi yang sejajar. Trapesium memiliki sepasang sisi yang sejajar. Panjang sisinya
mungkin bisa berbeda.

Rumus luas trapesium adalah:

L = ½ × (a + b) × t

Rumus keliling trapesium adalah:

Keliling trapesium = AB + BC + CD + DA

JAJAR GENJANG

Jajar genjang adalah salah satu macam-macam bangun datar berupa segiempat dengan sisi-
sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, serta sudut-sudut yang berlawanan sama
besar. Jajar genjang memiliki sisi yang berhadapan sama panjang, sudut yang berhadapan
sama besar.

Rumus luas Jajar Genjang adalah:

L=a×t

Rumus keliling Jajar Genjang adalah:

keliling Jajar Genjang = 2 × (a + b)


LAYANG-LAYANG

Layang-layang merupakan macam-macam bangun datar yang berupa segiempat. Layang-


layang terbagi atas 2 digonal yang berbeda ukurannya. Bangun dua dimensi ini mempunyai 2
pasang sisi yang berdekatan sama panjang dan kedua diagonal berpotongan tegak lurus.

Rumus luas layang-layang adalah:

Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2

Diagonal 1 (d1) = 2 × L ÷ d2

Diagonal 2 (d2) = d2 = 2 × L ÷ d1

Rumus keliling layang-layang adalah:

Keliling layang-layang = a + b + c + d atau Kll = 2 × (a + c)

BELAH KETUPAT
Belah ketupat adalah bangun datar berupa segiempat. Keempat sisinya sama panjang dan
kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus. Sisi belah ketupat yang berlawanan, sejajar.
Sudut belah ketupat yang berlawanan, sama. Dua sudut adalah sudut lancip (lebih tertutup),
dan dua sudut tumpul (lebih terbuka).

Sifat belah ketupat antara lain adalah semua sisi-sisinya sama panjang, sudut yang
berhadapan sama besar, kedua diagonalnya tidak sama panjang dan berpotongan tegak lurus.

Rumus luas belah ketupat adalah:

L = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2

Rumus keliling belah ketupat adalah:

Keliling belah ketupat = s + s + s + s atau s × 4

LINGKARAN

Lingkaran adalah macam-macam bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik
persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut
biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari. Lingkaran memiliki simetri lipat dan simetri
putar yang tak terhingga jumlahnya

Rumus luas lingkaran adalah:

L = π (pi) x jari-jari (r) kuadrat

Rumus keliling lingkaran adalah:

Keliling lingkaran = π × diameter atau π × r kuadrat

Anda mungkin juga menyukai