Anda di halaman 1dari 5

PENGASUHAN ANAK USIA DINI

Menurut Elizabeth B. Hurlock, pola asuh orangtua adalah cara orangtua dalam
mendidik anak. Sedangkan menurut Chabib Thoha, pola asuh orangtua berarti
cara yang dilakukan orangtua dalam mendidik anaknya sebagai bentuk tanggung
jawabnya kepada anak. Menurut Kohn, seperti dikutip Chabib Thoha, pola asuh
orangtua adalah bagaimana cara mendidik orangtua terhadap anak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Konsep dan pola asuh dalam keluarga sangat
diperlukan untuk masa depan anak yang lebih baik, jika pola asuh sejak kecil telah
keliru atau salah maka masa depan anak tidak teratur dengan sendirinya.
Sehingga, orang tua perlu untuk mengetahui apa saja macam-macam konsep dan
pola asuh pada anak usia dini.

Konsep pengasuhan anak adalah RPM3 yang singkatan dari (Responding,


Preventing, Monitoring, Mentoring, dan Modelling). Dari kelima konsep tersebut
mempunyai arti sebagai berikut:

 Responding adalah merespon anak dengan tepat. Anak sangat membutuhkan


respon yang tepat dan benar terhadap apa yang mereka tanyakan atau mereka
ketahui, sehingga orang tua harus responding terhadap anaknya.
 Preventing adalah mencegah anak berperilaku yang bermasalah atau beresiko.
Orang tua juga perlu preventing terhadap anak, mencegah dan mengawasi
anak agar tidak berperilaku yang negatif atau beresiko terhadap diri anak itu
sendiri.
 Monitoring adalah mengawasi anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar
atau perhatian secara penuh. Pengawasan orang tua terhadap anak yang
berusaha beinteraksi dengan lingkungannya sangat dibutuhkan, jika interaksi
yang terjadi negatif maka anak itu akan berperilaku negatif pada orang tua dan
keluarganya.
 Mentoring adalah membantu secara aktif dalam tindak anak atau pada peliku
anak. Membantu anak agar tidak berperilaku negatif dengan memberikan
pendidikan yang baik dan benar terhadap anak dan anak-anak akan
berperilaku baik atau sopan.
 Modelling adalah menjadi orang tua sebagai contoh yang positif pada anak.
Orang tua adalah modelling untuk anak-anak nya sehingga menjadi orng tua
dituntut untuk selalu memberikan contoh yang baik pada anak-anaknya.

RPM3 atau responding, preventing, monitoring, mentoring,danmodelling


memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pengasuhan semua anak termasuk
anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Orang tua harus menerapkan kelima
konsep pengasuhan anak ini agar anak-anak menjadi anak dewasa yang cerdas dan
memilikimasa depan yang cerah.  

Pola asuh dalam keluarga pada anak ada empat macam, yaituOtoriter, Permitif,
Demokratis, dan Situasioanal:

 Otoriteradalah pola asuh yang memaksa, semua perintah orang tua harus
dipatuhi oleh anak-anaknya dan hukuman merupakan tindakan dalam proses
pengasuhan ini, sehingga anak melaksanakan perintah atau tugas dari orang
tua karena takut memperoleh hukuman dari orang tuanya. Sehingga terjadi
dampak negatif pada anak, anak lebih suka menyendiri, penakut, agresif dan
nakal didalam lingkungan luar karena merasa jika anak diluar rumah tidak aa
aturan yang memaksa anak tersebut.
 Permitifadalah pola asuh yang dimanjakan, semua kehendak anak dibiarkan
saja dan dituruti semua keinginannya bahkan orang tua tidak pernah
memberikan teguran terhadap anak. Dampak negatif yang diperoleh pada anak
adalah anak menjadi sangat manja, keras kepala dan sering mogok jika
permintaannya tidak dituruti.
 Demokratisadalah pola asuh dengan komunikasi yang stabil, artinya anak dieri
kebabasan untuk berpendapat dan orang tua membantu tumbuh kembang anak
serta mendukung bakat minat yang dimiliki oleh anak. Tidak ada dampak
negatif dalam pola Demokratis tapi anak akan menjadi tumbuh dewasa dengan
cedas, anak menjadi kreatif serta patuh dengan perintah secara wajar, anak
tumbuh percaya diri, dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, dan
anak dapat bertanggung jawab. Pola asuh Demokratis sangat cocok diterapkan
oleh orang tua terhadap anaknya.
 Situasioanal adalah pola asuh yang sesuai situasi. Pola asuh Situasional
termasuk campuran dari 3 macam pola asuh diatas. Kadang orangtua bersikap
otoriter, tapi kadang juga permisif namun kadang juga berupaya menerapkan
demokrasi di rumah.

Konsep dan pola asuh orang tua untuk anaknya harus mempunyai jiwa yang bisa
merawat, membantu, mendidik, membimbing dan melatih anak agar menjadi anak
yang tumbuh kembang secara kreatif, baik dan patuh, bisa menjadikan anak
merasa mempunyai tanggung jawab serta percaya diri dan dapat menerima pahit
manisnya kehidpan ketika dewasa kelak. Untuk ibu bapak agar m=bisa menjadi
orang tua yang positif, kreatif dan aktif dalam tumbuh kembang anak anda.  

3 Jenis Pola Asuh Orangtua

Merangkum dari modul pembelajaran jenjang PAUD yang dikeluarkan oleh


Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud),
berikut ini pola asuh orang tua terbagi atas tiga jenis, yaitu:

1. Pola Asuh Permissif Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola yang
membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa
mempertanyakan. Pola asuh ini tidak menggunakan aturan yang ketat, bahkan
bimbingan pun kurang diberikan sehingga tidak ada pengendalian atau
pengontrolan serta tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan
anak diizinkan untuk memberi putusan untuk dirinya sendiri. Anak
berperilaku sesuai dengan keinginannya tanpa adanya kontrol dari orang tua.
2. Pola Asuh Otoriter Untuk pola asuh otoriter, yakni ketika orang tua
menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi
kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan
diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan hilangnya
kebebasan pada anak, kurangnya inisiatif dan aktivitasnya, sehingga anak
menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya.
3. Pola Asuh Demokratis Sedangkan pola asuh demokratis yaitu menanamkan
disiplin kepada anak, dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan
bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orang tua. Dari bimbingan
itu memberi penjelasan secara rasional dan obyektif jika keinginan dan
pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini bisa tumbuh rasa tanggung
jawab pada anak, dan pada akhirnya, anak mampu bertindak sesuai dengan
norma yang ada.

9 Strategi pengasuhan positif

Strategi pengasuhan positif yang dapat diterapkan oleh orang tua selama masa
anak belajar dari rumah antara lain:

1. Ciptakan suasana rumah yang aman, nyaman dan menyenangkan.


2. Ciptakan suasana positif yang mendukung proses belajar.
3. Lakukan proses belajar di rumah dengan disiplin positif.
4. Berikan ekspresi yang realistis pada saat anak belajar.
5. Orang tua tetap tenang dan rileks.
6. Orangtua menyiapkan berbagai kegiatan selain yang sudah disiapkan oleh
guru. Kegiatan tersebut hendaknya mengarah pada kecakapan hidup dasar.
Antara lain kecakapan untuk menolong diri sendiri, pembiasaan perilaku
hidup bersih, sehat, dan aman, pembiasaan kecakapan dalam menghadapi
pandemi Covid-19. Kegiatan tidak membebani anak, terintegrasi dalam
berbagai aktivitas harian yang dilaksanakan di rumah, menyenangkan, dan
bermakna bagi anak.
7. Coba libatkan anak dalam berbagai aktivitas di rumah, misalnya membereskan
tempat tidur, menata alat dan bahan main, memilih menu makanan, memasak
di dapur, mencuci buah-buahan, dan berbagai aktivitas lainnya. Tapi, orang
tua sebaiknya menyesuaikan aktivitas tersebut dengan usia dan tahap
perkembangan anak.
8. Mengajak bermain dengan permainan yang edukatif sesuai dengan alat dan
bahan main yang tersedia di rumah.
9. Orang tua dapat membacakan buku, mengajak anak membaca bersama-sama
atau bercerita.

Anda mungkin juga menyukai