Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN II

SISTEM BILANGAN RIIL

2.1. RUANG LINGKUP MATERI PEMBELAJARAN

Materi yang dibahas meliputi sifat aljabar bilangan riil dan sifat urutan
bilangan riil , sifat-sifat nilai mutlak serta sifat bilangan rasional

2.2. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah melalui perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan:


- mengetahui eksistensi bilangan nol dan bilangan satuan
- mampu membuktikan sifat-sifat kesamaan aljabar mampu menggunakan
sifat aljabar bilangan riil

2.3. KEGIATAN BELAJAR

A. Pendahuluan

Materi yang dibahas pada pertemuan ini dimaksudkan untuk meletakkan


landasan pemahaman bagi mahasiswa tentang sifat aljabar bilangan riil yang
didalamnya menjamin eksistensi bilangan nol dan bilangan negative yang
pada gilirannya nanti memudahkan mahasiswa memahami konsep ruang
vector secara umum.

B. Uraian Materi

B.1 Sifat Aljabar Bilangan Riil

Sistem Bilangan Riil merupakan system aljabar pada himpunan


bilangan riil R yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan (+) dan operasi
perkalian (.) dan memenuhi aksioma-aksioma penjumlahan, perkalian dan
distributif sebagai berikut:

6
Aksioma Penjumlahan (A)

A1. Sifat Closure terhadap penjumlahan


Jika a dan b adalah bilangan riil, maka terdapat tepat satu bilangan riil,
dilambangkan dengan a+ b yang disebut jumlah a dan b
A2. (Komutatif)
a+ b=b+a ∀ a , b ∈ R
A3. (Asosiatif)
( a+ b ) +c=a+ ( b+ c ) ∀ a , b , c ∈ R
A4. (Eksistensi elemen Nol)
Terdapat tepat satu bilangan 0 , disebut elemen nol, sedemikian sehingga
a+ 0=0+ a untuk setiap bilangan riil a .
A5. (Eksistensi elemen Negatif)
Untuk setiap bilangan riil a , terdapat tepat satu bilangan x sedemikian
sehingga
a+ x =x+ a=0.
Bilangan x tersebut selanjutnya disebut elemen negatif dari a dan
dilambangkan dengan −a .

Aksioma Perkalian (B)

B1. (Sifat Klosure terhadap perkalian)


Jika a dan b adalah bilangan riil, maka terdapat tepat satu bilangan,
dilambangkan dengan ab (atau axb atau a . b ) yang disebut perkalian
keduanya
B2. (Komutatif)
Untuk setiap 𝑎 dan 𝑏 bilangan riil berlaku: 𝑎𝑏=𝑏𝑎
B3. (Asosiatif)
( ab ) c =a(bc ) ∀ a , b , c ∈ R
B4. (Eksistensi elemen satuan)
Terdapat elemen 1 yang berbeda dengan 0 sedemikian sehingga
1. a=a dan a .1=a untuk setiap a ∈ R .

7
Elemen 1 selanjutnya disebut elemen satuan.
B5. (Eksistensi Balikan)
Untuk setiap a ∈ R ,a ≠ 0, terdapat elemen ( 1/a ) ∈ R sedemikian sehingga:
( 1/a ) . a=1 dan a . ( 1/a ) =1 .
Elemen 1/a selanjutnya disebut balikan dari a dan dinotasikan dengan
a−1.

Hukum Distributif

a ( b+ c )=ab+ ac dan ( b+ c ) a=ba+ ca ∀ a , b , c ∈ R

Sebagai akibat dari sifat aljabar bilangan riil tersebut, beberapa sifat
lain yang terkait dinyatkan dalam teorema-teorema berikut ini:

Teorema 2.1
a. Jika z dan a adalah bilangan riil dengan z +a=a maka z=0
b. Jika u dan b ≠ 0 adalah bilangan riil dengan u . b=b maka u=1
c. Jika a bilangan riil maka a .0=0

Bukti:

a. Dari A4, A5 dan A2 maka:

z=z +0=z+ ( a+ (−a ) )=( z +a )+ (−a )=a+ (−a )=0

b. Dari B4, B5 dan B3 maka:

u=u.1=u . ( b . ( 1/b ) )=b . ( 1/b ) =1

c. a+ a .0=a.1+ a.0=a . ( 1+0 )=a .1=a=a+ 0


Jadi a .0=0

Teorema 2.2
1
a. Jika a ≠ 0 dan b bilangan riil sedemikian sehingga a . b=1 maka b= .
a
b. Jika a . b=0 maka a=0 atau b=0

8
Bukti:

a. Dari B4, B5 dan B2, hipotesis a . b=1 dan B3 maka:

b=1. b=( (1 /a ) .a ) .b=( 1a ) .( a .b )=( 1/a) .1=1/a.


b. Jika diasumsikan a ≠ 0, akan dibuktikan b=0.
Dengan mengalikan 1/ a dengan a . b dan menggunakan B3 dan B4 maka:
( 1/a ) . ( a . b )=( (1 /a ) .a ) .b=1. b=b (i)
Karena a . b=0 maka dari Teorema 1 bagian c maka
( 1/a ) . ( a . b )=a.0=0 (ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh: b=0

Teorema 2.3.
Untuk setiap bilangan real a danb , terdapat tepat satu x ∈ R sedemikian
sehingga a+ x =b .Bilangan tersebut mempunyai bentuk x=b+ (−a ) .
Bukti:
Pembuktian dilakukan melalui 2 langkah:

Langkah 1:
Akan ditunjukkan x=b+ (−a ) memenuhi persamaan a+ x =b .
Misalkan x=b+ (−a ) . Dengan menggunakan aksioma A2–A4 diperoleh
bahwa:
a+ x =a+ [ b+ (−a ) ]=a+ [ (−a )+ b ]
¿ [ a+(−a) ] +b=0+b=b .

Langkah 2:

Akan ditunjukkan x bersifat tunggal (artinya tidak ada bilangan riil y lain yang
memenuhi y=b+ (−a )
(Pembuktian ini diserahkan kepada mahasiswa)

Teorema 2.4:

9
Jika a adalah bilangan riil, maka – (−a)=a
Bukti:
Dari aksioma bilangan negatif, maka:
(−a )+ [ −(−a) ] + a=0+ a
(−a )+ ¿
( (−a ) +a ) ±(−a ) =a
0+− (−a )=a
−(−a )=a
Teorema 2.5.
Jika a ∈ ℜ sebarang, maka

(a). a . 0=0 (b). (−1 ) .a=−a (c). (−1 ) . (−1 )=1


Bukti:

(a). a ∈ ℜ ⇒ a .1=a
⇒ a+a . 0=a .1+a . 0
=a . ( 1+0 )
=a . 1=a
∵ a+a . 0= a⇒ a . 0=0

(b). a+ (−1 ) .a =1. a+ (− 1 ) . a


=( 1+ (−1 ) ) . a
=0.a
=0
∵ a+ (−1 ) . a=0 ⇒ (−1 ) . a=−a

(c). Dari (b), a diganti −1⇒ (−1 ) . (−1 )=−(−1 )


⇒ (−1 )(−1 ) =1
Teorema 1.6

Misalkan a ,b , c∈ ℜ
1 1
≠0 1
=a
(a). Jika a≠0 maka a dan a

10
(b). Jika a ∘b=a ∘c, a≠0 , maka b=c
(c). Jika a ∘b=0 , maka a=0 atau b=0
Bukti:
1
a≠0 ⇒
(a). a ada
1 (B3 )
1
=0 1 = ∘ a=0 ∘a=0
Andaikan a , maka a Kontradiksi.
1 Th 1 . 2 1
∘a=1 ⇒ a=
a 1
Jadi a

1
a≠0 ⇒ ≠0
(b). a sehingga dari yang diketahui:
a ∘b=a ∘c
1 1
∘ ( a ∘b ) = ∘ ( a ∘c )
a a
1∘b=1∘ c
b=c
(c). Misalkan a≠0 ⇒ harus dibuktikan b=0 .
1
Karena a≠0 , maka a
≠0
. Oleh karena itu
( 1a ) ∘ ( a ∘b)= 1a ∘0
(diketahui)
1∘b=0
b=0

B. Penutup

C.1 Soal Tes Formatif

1. Gunakan aksioma untuk penjumlahan dan perkalian untuk membuktikan


jika a ∈ R maka:
a. a .0=0 b. (−1 ) . a=−a c. −(−a )=a

11
2. Jika a , b ∈ R , buktikan pernyataan berikut ini
1
a. Jika a ≠ 0 maka ≠0
a
b. Jika a . b=0 maka a=0 atau b=0

3. Jika a , b ∈ R , buktikan pernyataan berikut:


a. Jika a+ b=0 b=−a
b. −( a+ b )=(−a ) +(−b)
c. (−1 ) (−1 )=1

C.2 Umpan Balik

Soal-soal latihan diberikan kepada mahasiswa untuk dikerjakan secara perorangan


atau berkelompok. Jawaban akan diberikan dalam bentuk konfirmasi langsung
melalui kertas jawaban yang dikembalikan kepada mahasiswa

C.3 Bacaan Yang Dianjurkan

1. Bartle, Robert G , Sherbert, Donald R,(2011), ” Introduction to Real Analysis”, John


Wiley & Sons, Inc, USA
2. Stoll Manfred, 1997,”An Introduction to Real Analysis”, Addison-Wesley
Educattional Publishers Inc.

12

Anda mungkin juga menyukai