Anda di halaman 1dari 112

Pengantar Analisis Real

BAB I
SISTEM BILANGAN REAL

Himpunan bilangan real beserta operasinya telah dikenal sejak lama


dan bahkan telah memberikan banyak manfaat dan peranan penting
dalam kehidupan kita sehari-hari. Lebih dari itu tanpa disadari sifat-sifat
bilangan real telah banyak membawa kemajuan baik pada perkembangan
matematika maupun pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Khususnya
dalam perkembangan matematika analisis maka himpunan bilangan real
merupakan materi dasar yang harus dipahami.

1.1. Sifat Aljabar Bilangan Real


Himpunan semua bilangan real dinotasikan dengan  . Operasi
biner B pada  dengan B : x   dimaksud untuk setiap pasangan
bilangan real (a, b)  x , maka B(a, b)   . Dengan demikian
operasi jumlah (+) dan operasi perkalian (.) merupakan operasi biner pada
 , sebab untuk setiap (a, b)  x maka a  b   dan a.b   .
Notasi perkalian a.b selanjutnya cukup ditulis ab saja. Terhadap operasi
biner penjumlahan (+) dan perkalian (.) pada  maka himpunan
bilangan real  mempunyai sifat-sifat atau aksioma-aksioma sebagai
berikut.
(a).  adalah grup komutatif terhadap operasi jumlahan (+)
(J1) Tertutup (closed).
Untuk setiap a, b   terdapat c   , a  b  c atau
( a, b  ) ( c   ) a  b  c

1
Pengantar Analisis Real

(J2) Assosiatif.
Untuk setiap a, b, c   (a  b)  c  a  (b  c) atau
( a, b, c  ) (a  b)  c  a  (b  c)
(J3) Ada elemen netral 0.
Untuk setiap a   a  0  a atau
( a  ) a  0  a
(J4) Setiap elemen di  mempunyai invers.
Untuk setiap a   terdapat  a  , a  (a)  0 atau
( a  ) (  a  ) a  (a)  0
(J5) Komutatif.
Untuk setiap a, b   berlaku a  b  b  a atau
( a, b   ) a  b  b  a

(b).  \ {0} =  -{0}adalah grup komutatif terhadap operasi pergandaan


(.)
(K1) Tertutup (closed).
Untuk setiap a, b   , terdapat c   , ab  c atau ( a, b   )
( c   ) ab  c
(K2) Assosiatif.
Untuk setiap a, b, c   , (ab)c  a(bc) atau ( a, b, c   )
(ab)c  a(bc)
(K3) Ada elemen netral 1   .
Untuk setiap a   , a.1  a atau ( a   ) a.1  a
(K4) Setiap elemen di  \ {0} mempunyai invers.
1 1
Untuk setiap a   \ {0} , terdapat   \ {0} , a  1 atau
a a
1 1
( a   \ {0}) (   \ {0} , a =1
a a
(K5) Komutatif.
Untuk setiap a, b   berlaku ab  ba atau ( a, b   ) ab  ba

2
Pengantar Analisis Real

(K6) Distributif.
Untuk setiap a, b, c   , a(b  c)  ab  ac dan (a  b)c  ac  bc
atau ( a, b, c   ) a(b  c)  ab  ac
(a  b)c  ac  bc
Berdasarkan penjelasan di atas, himpunan bilangan real 
memenuhi sifat-sifat (J1), (J2), (J3), (J4), (J5), (K1), (K2), (K3), (K4),
(K5), dan (K6), oleh karena itu himpunan bilangan real  juga disebut
lapangan (field). Di bawah ini diberikan beberapa sifat dari bilangan real.

Teorema 1.1.1 Diberikan a, b, u, z   .


(a) Jika z+a=a maka z=0,
(b) Jika ub=b maka u=1
Bukti : (a) Diketahui a   menurut (J4) maka – a   dan diketahui
z + a = a, maka (z+a)+(-a) = a+(-a)  z +(a+(-a)) = 0  z+0 = 0 
z=0
1
(b).Diketahui b   dengan b≠0, menurut (K4) maka   \{0} dan
b
1 1 1
diketahui ub=b maka (ub) =b  u(b ) =1  u1=1  u =1.
b b b

Teorema 1.1.2. Diberikan a, b   .


(a) Jika a+b=0 maka b=-a,
1
(b) Jika a≠0 dengan ab=1 maka b= .
a
Bukti : Diketahui a   menurut (J4) maka - a   dan diketahui
a+b=0 jadi (-a)+(a+b)=(-a)+0  ((-a)+a)+b=-a  0 +b=-a
 b=-a.

3
Pengantar Analisis Real

1
  dan diketahui
(b) Diketahui a≠0 menurut (J4) maka berlaku
a
1 1 1 1 1 1
ab=1 jadi (ab) = 1  ( a)b =  1 b=  b= .
a a a a a a

Teorema 1.1.3 Jika a, b   maka berlaku:

(a) Persamaan a+x=b mempunyai penyelesaian tunggal x=(-a) + b,


1
(b) Persamaan ax=b dengan a≠0 mempunyai penyelesaian tunggal x= b.
a
Bukti: (a) Dengan substitusi x=(-a)+b pada persamaan a+x=b maka
diperoleh a+(-a)+b =b  (a+(-a))+b=b  0 + b=b  b=b
Dengan demikian x=(-a) + b merupakan penyelesaian. Dibuktikan
tunggalnya.
Andaikan x=c+b penyelesaian dengan c≠-a, maka a+(c+b)=b 
(a+c)+b=b  (a+c)+b+(-b)=b+(-b)  (a+c) + 0= 0  a+c = 0 
c =-a
Kontradiksi dengan pengandaian bahwa c≠-a, jadi pengandaian
salah, yang benar x=c+b adalah penyelesaian dengan c=-a. Dengan
demikian penyelesaian persamaan a+x=b adalah tunggal.
1
(b) Dengan substitusi x= b pada persamaan ax=b maka diperoleh:
a
1
a( b)=b  b=b
a
1
Dengan demikian x= b merupakan penyelesaian.
a
Dibuktikan tunggalnya.
1
Andaikan x=cb penyelesaian dengan c≠ maka a(cb)=b  (ac)b=b
a
1
 ac = 1, dan menurut Teorema 1.1.2b berlaku c=
a

4
Pengantar Analisis Real

1
Kontradiksi dengan pengandaian bahwa c ≠ , jadi pengandaian
a
1
salah, yang benar x= cb adalah penyelesaian dengan c= . Dengan
a
demikian persamaan ax=b mempunyai penyelesaian tunggal.

Contoh 1.1.1
Jika a, b   perlihatkan bahwa pernyataan berikut adalah benar.
(a) a.0=0
(b) (-1) a=-a
(c) -(a+b)=-a-b
(d) -(-a)=a
(e) (-1).(-1)=1
Penyelesaian: (a) Untuk sebarang a   selalu berlaku:
a(1+0)=a1  a1+a0=a1  a + a0=a  (-a)+a+a0=(-a)+a
 ((-a)+a)+ a0= 0  0 + a0=0  a0=0
(b) Perhatikan bahwa 0-1=-1, maka untuk sebarang a   berlaku:
(0-1)a=(-1)a  0a-1a=(-1)a  0-(1a)=(-1) a  -(a)=(-1)a  -
a=(-1)a
(c) Selalu berlaku bahwa 0-1=-1 maka untuk sebarang a, b   berlaku:
(0-1)(a+b)=(-1)(a+b)  0 (a+b)-1 (a+b)=(-1)a+(-1)(b)  0 -
(a+b) =-a-b  -(a+b)=-a-b
(d) Untuk setiap a   selalu berlaku bahwa (-a)+a=0.
Menurut Contoh 1.1.1d maka a= -(-a).
(e) Perhatikan bahwa untuk setiap a   berlaku (-1)a=-a.
Ambil bilangan real a=-1, maka menurut Contoh 1.1.1b berakibat (-
1)(-1)=-(-1)=1.
Contoh 1.1.2
Diketahui a, b, c   , buktikan bahwa:
1 1
(a) Jika a≠0 maka ≠0 dan =a,
a 1/ a

5
Pengantar Analisis Real

(b) Jika ab=ac dan a≠0 maka b=c,


(c) Jika ab=0 maka a=0 atau b=0,
(d) (-a)(-b)=ab,
1 1
(e) Jika a≠0 maka =- .
a a
1 1
Bukti : (a) Diketahui a≠0 maka   , andaikan =0 maka
a a
1
berlaku: 1=a  1=a 0  1=0 kontradiksi sebab 1≠0, yang benar
a
1 1
≠0. Karena a=1, maka menurut Teorema 1.1.3 berlaku a= 1 .
a a 1/ a

1
(b) Diketahui ab=ac dengan a≠0 maka   sehingga berlaku:
a
1 1 1 1
(ab) = (ac)  ( a)b=( a) c  1 b = 1 c  b = c
a a a a
(c) Diketahui ab=0 dan misalkan a≠0 maka a0=0 jadi ab=a0, karena
a≠0 maka menurut Contoh 1.1.2 berakibat b=0.
Dari pihak lain diketahui ab=0 dan misalkan b≠0 maka 0b=0 jadi
berlaku ab=0b, karena b≠0 menurut Contoh 1.1.2 maka a=0. Jadi
ab=0 maka a=0 atau b=0.
(d) Akan dibuktikan (-a)(-b)=ab. Perhatikan bahwa
(-a)(-b)=(-1)a.(-1)b=(-1)(-1)a.b = 1.ab = ab
Terbukti bahwa (-a)(-b)=ab.

1 1 1
(e) Perhatikan bahwa (- )(-a) =(-1) (-1)a = (-1)(-1) a = 1. Karena
a a a
1 1 1
berlaku(- )(-a)=1  =- .
a a a
Dengan demikian terbukti.

6
Pengantar Analisis Real

p
Bilangan rasional mempunyai bentuk umum r= , dengan p  Z
q
dan q  N masing-masing bulat positif yang tidak mempunyai faktor
berserikat kecuali 1. Himpunan semua bilangan rasional r dinotasikan
p
dengan Q={r= : p  Z , q  N } yang merupakan himpunan bagian
q
 , jadi Q⊂  . Bilangan real yang bukan bilangan rasional dinamakan
bilangan irrasional seperti halnya bilangan alam e=2,71828 … dan 2.
Akan diperlihatkan bahwa 2 bukan bilangan rasional.

Teorema 1.1.4 Tidak ada bilangan rasional r sedemikian hingga r 2  2.

Bukti : Andaikan ada bilangan rasional r sedemikian hingga r 2  2,


p
sebut bentuk sederhana rasional r= , dengan p dan q bulat positif yang
q
p
tidak mempunyai faktor berserikat kecuali 1, maka ( ) 2 =2. Karena
q
p2=2q2 maka p2 =genap berakibat p genap (sebab jika p ganjil maka p2
ganjil).
Menurut asumsi p dan q bilangan bulat yang tidak mempunyai
faktor berserikat kecuali 1, maka haruslah q bilangan ganjil.
Karena p genap sebut p=2m maka :
(2m)2= 2q2  4m2=2q2  2m2=q2

Berakibat q2 genap dan q bilangan genap.


Kontradiksi sebab q bilangan ganjil sekaligus bilangan genap. Jadi yang
benar tidak ada bilangan rasional r sedemikian hingga r2=2.

7
Pengantar Analisis Real

Soal-soal
1. Selesaikan
(a) 2x+5 = 8, (c) x2=2x,
(b) 2x+6=3x+2, (d) (x-1)(x+2)=0.
a a
2. Buktikan jika a, b   dan jika b≠0 maka –( )= .
b b
3. Jika a  memenuhi a.a=0 maka buktikan bahwa a=0 atau a=1.
1 1 1
4. Jika a≠0 dan b≠0 maka buktikan = .
ab a b
5. Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional r sedemikian hingga
r2=3.

1.2. Sifat Urutan dan Ketaksamaan Pada 


Di dalam himpunan bilangan real  terdapat himpunan tidak 
yang disebut dengan himpunan bilangan real positif P. Himpunan
bilangan real positif P ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(P1) Jika a, b  P maka a  b  P

(P2) Jika a, b  P maka ab  P

(P3) Jika a   maka berlaku tepat salah satu dari ketiga sifat berikut
yaitu a  P , a=0, atau - a  P , yang disebut sifat trikotomi.
Sifat (P1) dan (P2) menunjukkan bahwa operasi jumlahan dan
operasi perkalian pada P mempunyai sifat tertutup (closed). Selanjutnya
dapat ditunjukkan bahwa himpunan bilangan real positif P terhadap
operasi jumlahan dan perkalian merupakan lapangan. Sifat (P3)
menunjukkan bahwa himpunan bilangan real  terbagi menjadi tiga
himpunan saling asing yaitu himpunan real positif P, himpunan {0} dan
himpunan bilangan real negatif {a : a  P} . Dengan demikian berlaku
  {P {0} {a : a  P} .
Definisi 1.2.1 Diberikan a   .
(a) Jika a  P maka a disebut bilangan positif dan ditulis a>0,

8
Pengantar Analisis Real

(b) Jika a  P atau a=0 maka a disebut bilangan non negatif dan ditulis
a≥0,
(c) Jika - a  P maka a disebut bilangan negatif dan ditulis a<0,
(d) Jika - a  P atau a=0 maka a disebut bilangan non positif dan ditulis
a≤0.
Dengan pengertian bilangan real positif tersebut, selanjutnya
diperoleh pengertian ketaksamaan di antara beberapa bilangan real di  .
Definisi 1.2.2 Diberikan a, b   ,
(a) Jika a  b  P maka ditulis a>b,
(b) Jika  (a  b)  P maka ditulis a<b,
(c) Jika a  b  P  {0} maka ditulis a≥b,
(d) Jika  (a  b)  P  {0} maka ditulis a≤b.

Berdasarkan Definisi 1.2.2, di bawah ini diberikan beberapa sifat


ketaksamaan di antara bilangan-bilangan real di dalam  .
Teorema 1.2.3 Diberikan a, b   .
(a) Jika a>b dan b>c maka a>c,
(b) Tepat salah satu benar : a>b, a=b, a<b,
(c) Jika a ≥b dan b≥a maka a=b.
Bukti: (a) Karena a>b maka a  b  P dan karena b>c maka b  c  P .
Sehingga (a-b)+(b-c)  P berakibat a  c  P artinya a>c.
(b) Karena a, b   maka a  b   , berdasarkan sifat trikotomi maka
a  b  P , atau a-b=0 atau  (a  b)  P . Berarti a>b atau a=b atau
a<b.
(c) Diketahui a ≥b dan b≥a

Andaikan a≠b maka ada dua kemungkinan yaitu :


(i) a>b, kontradiksi sebab b≥a
(ii) a<b, kontradiksi sebab a≥b
Jadi pengandaian salah, yang benar a=b.

9
Pengantar Analisis Real

Teorema 1.2.4. Diberikan a   .


(a) Jika a≠0 maka a2>0,
(b) 1>0,
(c) Jika n  N maka n>0.
Bukti: (a) Jika a   dengan a≠0 maka menurut sifat trikotomi berlaku
a  P atau - a  P .
Jika a  P maka a2= a.a  P berarti a2>0.
Jika - a  P maka a2=(-a)(-a)  P berarti a2>0.
(b) Karena 1≠0 maka 12=1.1  P bararti 12=1>0.
(c) Dengan induksi matematika,
(i) Pangkal: Benar untuk n=1 sebab menurut Teorema 1.10b maka
1>0.
(ii) Langkah: Jika benar untuk n=k dibuktikan benar untuk n=k+1
Ambil sebarang k  N, karena benar untuk n=k maka k>0
berakibat k  P dan karena 1>0 maka 1 P berakibat k 1 P atau
k+1>0.
Dari (i) dan (ii) maka berlaku n>0 untuk semua n N .
Beberapa sifat ketaksamaan di antara bilangan-bilangan real  yang
terkait dengan operasi penjumlahan dan perkalian akan diperlihatkan
pada beberapa contoh di bawah ini.
Contoh 1.2.1
Buktikan bahwa untuk setiap a, b, c   maka berlaku:
(a) Jika a>b maka a+c>b+c,
(b) Jika a>b dan c>d maka a+c>b+d.
Bukti:
(a) Diketahui a>b  a  b  P  a-b = a-b+c-c  P  (a+c)-
(b+c)  P  a+c>b+c .
(b) Diketahui a>b maka a  b  P dan c>d maka c  d  P sehingga
berlaku:
(a-b)+(c-d)  P  (a+c)- (b+d)  P  a+c>b+d.

10
Pengantar Analisis Real

Contoh 1.2.2
Perlihatkan bahwa untuk setiap a, b, c   maka berlaku:
(a) Jika a>b dan c>0 maka ac>bc,
(b) Jika a>b dan c<0 maka ac<bc,
1
(c) Jika a>0 maka >0,
a
1
(d) Jika a<0 maka <0.
a
Penyelesaian: (a) Diketahui a>b maka a  b  P dan c>0 maka
c  P sehingga berlaku:
(a-b).c  P  ac-bc  P  ac>bc.
(b) Diketahui a>b maka a  b  P dan c<0 maka - c  P sehingga
berlaku:
(a-b)-c  P  -ac+bc  P  bc>ac  ac<bc.
1 1 1
(c) Diketahui a>0, andaikan ≤0 maka <0 atau =0.
a a a
1 1 1
(i) Jika<0 maka - >0 dan (- )(a) = -1>0, kontradiksi dan (ii)
a a a
1 1
jika =0 maka a=1 dan 0a=1 atau 0=1, adalah kontradiksi. Jadi
a a
pengandaian salah, dan yang benar a>0.
1 1 1
(d) Diketahui a<0, andaikan ≥0 maka >0 atau =0
a a a
1 1 1
(i) Jika >0 maka a <0 dan 1<0 kontradiksi dan (ii) jika =0
a a a
1
maka a =1 dan 0.a = 1 atau 0=1, adalah kontradiksi. Jadi
a
1
pengandaian salah, dan yang benar <0.
a

11
Pengantar Analisis Real

Teorema 1.2.5 berikut memperlihatkan bahwa untuk setiap dua


bilangan real yang berbeda dapat ditemukan bilangan real lain yang
terletak diantaranya dan lebih jauh dari pada itu dapat ditunjukkan suatu
pernyataan bahwa tidak ada bilangan positif terkecil manapun yang
dinyatakan pada Akibat 1.2.6

1
Teorema 1.2.5 Jika a, b   dan a<b maka berlaku a< (a+b)<b.
2
Bukti: Menurut asumsi a<b maka a+a<a+b dan berakibat 2a<a+b
1
sehingga a< (a+b). Di lain pihak a+b<b+b maka a+b<2b sehingga
2
1 1
(a+b)<b. Dapat disimpulkan bahwa a< (a+b)<b.
2 2

1
Akibat 1.2.6 Diberikan a   , jika a>0 maka 0< a<a.
2
Bukti: Sejalan Teorema 1.2.5
Teorema 1.2.7 Diberikan a   , jika 0  a< untuk setiap >0 maka
a=0.
Bukti : Dibuktikan dengan kontraposisi. Andaikan a≠0, karena menurut
asumsi a≥0 maka pastilah a>0, dan menurut Akibat 1.2.8 maka berlaku
1 1
0< a<a. Ambil bilangan = a maka 0<<a. Kontradiksi dengan yang
2 2
diketahui bahwa 0  a<, jadi yang benar a=0.

Teorema 1.2.8 Jika a, b   dan a-<b untuk setiap >0 maka a  b.

Bukti: Dibuktikan dengan kontradiksi. Andaikan a>b maka b<a dan


menurut Teorema 1.2.7 berakibat:
1 1 1 1 1 1
b< (a+b)<a  b< a+ b  b<(a- a)+ b  b<a- (a-b).
2 2 2 2 2 2
1
Ambil bilangan = (a-b) maka b<a-. Kontradiksi dengan yang
2
diketahui bahwa a-<b, jadi yang benar a  b.

12
Pengantar Analisis Real

Contoh 1.2.3
Jika a, b   dan ab>0 maka a>0 dan b>0 atau a<0 dan b<0.
1
Bukti : (a) Diketahui ab>0 maka a≠0 atau b≠0. Jika a>0 maka >0
a
1
sehingga b= (ab)=(bilangan positif)(bilangan positif)>0. Jadi b>0.
a
1
(b) Diketahui ab>0 maka a≠0 atau b≠0. Jika a<0 maka - >0 sehingga -
a
1
b= (- )(ab)= (bilangan positif)(bilangan positif)>0. Jadi b<0.
a
Contoh 1.2.4 (Akibat Contoh 1.2.3)
(a) Jika a, b   dan ab>0 maka a>0 dan b>0 atau a<0 dan b<0,

(b) Jika a, b   dan -ab>0 maka -a>0 dan b>0 atau -a<0 dan b<0,

(c) Jika a, b   dan -ab>0 maka a<0 dan b>0 atau a>0 dan b<0.
Bukti : Untuk latihan.
Teorema 1.2.9 (Pertidaksamaan Bernoulli) Jika a>-1 maka
(1  a)  1  na untuk setiap n N .
n

Bukti : Bukti dengan induksi matematika.


(i) Pangkal, benar untuk n=1 sebab (1+a) ≥1+a
(ii) Langkah, jika benar untuk n=k, dibuktikan benar untuk n=k+1
Karena menurut asumsi benar untuk n=k maka berlaku (1+a)k≥1+ka
sehingga: (1+a)k+1=(1+a)k(1+a)  (1+a)k+1≥(1+ka)(1+a) 
(1+a) =1+ka+a+ka  (1+a) =1+(k+1)a+ka  (1+a) ≥1+(k+1)a
k+1 2 k+1 2 k+1

Dari (i) dan (ii) maka Pertidaksamaan Bernoulli berlaku untuk setiap
n N .
Teorema 1.2.10 (Pertidaksamaan Cauchy) Jika n N dan
a1,a2,a3,…an   dan b1,b2,b3…bn   maka (a1b1 +a2b2 +…anbn )2 
( a12 + a22 +…+ an2 )( b12 + b22 +…+ bn2 )

Bukti : Dibentuk fungsi f :  →  dengan

13
Pengantar Analisis Real

f(x) = (a1 -xb1)2+ (a2 -xb2)2 +…+( an -xbn )2

= ( a12 + a22 +…+ an2 ) -2 (a1b1 +a2b2 +…anbn)x +( b12 + b22 +…+ bn2 )x2

= K -2Lx + Mx2

dengan K= a12 + a22 +…+ an2 , L= a1b1 +a2b2 +…anbn dan M= b12 + b22 +…+ bn2

Karena fungsi kwadrat f(x) ≥0 maka diskriminan bernilai negatif atau nol,
sehingga : (-2L)2 – 4KM  0  4L2  4KM  L2  KM atau

(a1b1  a2b2  ...  an bn ) 2  ( a12 + a22 +…+ an2 )( b12 + b22 +…+ bn2 ) .

Teorema 1.2.11 (Pertidaksamaan Segitiga) Jika n N dan


a1,a2,a3,…an   dan b1,b2,b3…bn   , maka berlaku
1 1 1
[(a1 +b1)2+ …+( an +bn )2  2  [ a12 +…+ an2  2 [ b12 +…+ bn2  2 .
Bukti: Didefinisikan K= a12 + a22 +…+ an2 , L= a1b1 +a2b2 +…anbn dan

M= b12 + b22 +…+ bn2 maka berlaku :

(a1 +b1)2+ …+( an +bn )2 = K +2L + M  K + 2 K M +M

menurut Pertidaksamaan Cauchy berlaku:


 ( K + M )2
1
[(a1 +b1)2+ …+( an +bn )2 2  K+ M
1 1 1
[(a1 +b1)2+ …+( an +bn )2  2  [ a12 + a22 +…+ an2  2 [ b12 + b22 +…+ bn2  2 .

14
Pengantar Analisis Real

Soal-Soal
1. Diketahui a, b, c, d   .
(a) Jika a  b dan c<d buktikan bahwa a+c<b+d,
(b) Jika a  b dan c  d buktikan bahwa a+c  b+d.
2. Diberikan a, b, c, d   .
(a) Jika 0<a<b dan 0<c<d buktikan bahwa 0<ac<bd,
(b) Jika 0<a<b dan 0  c  d buktikan bahwa 0  ac  bd.
3. Diketahui a, b, c, d   . Jika a<b dan c<d buktikan bahwa
ad+bc<ac +b.
4. Jika a, b   perlihatkan bahwa a2+b2=0 jika hanya jika a=0 dan
b=0.
5. Diberikan a, b   .Jika 0  a<b buktikan bahwa a2<ab<b2.

6. Diketahui a, b   . Jika 0<a<b buktikan bahwa a< ab <b dan


1 1
0< < .
b a
1 1
7. Untuk semua n, maka berlaku n2≥n dan 2
 , buktikan.
n n
8. Carilah bilangan real x   yang memenuhi :

1
(a) x2>3x+4, (c) <x,
x
1 2
(b) 1<x2<4, (d) <x .
x
9. Misalkan a, b   dan a  b+ untuk semua >0, buktikan bahwa:
(a) a  b,
(b) Tidak berlaku untuk a<b.
10. Diberikan c   .
(a) Jika 0<c<1, buktikan bahwa 0<c2<c<1,
(b) Jika c>1, buktikan bahwa c2>c>1

15
Pengantar Analisis Real

1.3. Harga Mutlak


Penerapan harga mutlak suatu bilangan real biasa digunakan untuk
menentukan jarak antara dua buah titik pada  , dengan demikian harga
mutlak suatu bilangan real selalu bernilai positif.

Definisi 1.3.1 Jika a   maka harga mutlak dari a didefinisikan


sebagai:

 a , a0

|a| =  0 , a  0
 a , a  0

Berdasarkan pada Definisi 1.3.1 dapat diturunkan beberapa sifat


terkait seperti di bawah ini.
Teorema 1.3.2 Jika a, b, c   maka berlaku:
(a) |a|=0 jika hanya jika a=0,
(b) |-a| = |a| untuk setiap a   ,
(c) |ab|=|a||b| untuk setiap a, b   ,
(d) Jika c≥0 maka |a|  c jika dan hanya jika -c  a  c,
(e) -|a|  a  |a| untuk setiap a   .
Bukti : (a) |a|=0 jika hanya jika a=0 bukti perdefinisi.
 a , a0

(b) Karena |a| =  0 , a  0 maka
 a , a  0

 a , a  0  a , a  0
 
|-a| =  0 , a  0 =  0 , a  0 = |a|, jadi |-a|= |a|.
 (  a ) ,  a  0  a , a  0
 
(c) Jika a=0, b=0 maka |ab| = 0 =|a||b|.
Jika a>0,b>0 maka |ab| = ab =|a||b|.
Jika a<0, b<0 maka |ab| = ab =(-a)(-b)=|a||b|.
Jika a<0,b>0 maka ab<0 dan |ab| = -ab =(-a)b=|a||b|.

16
Pengantar Analisis Real

(d) Diketahui |a|  c  a  c dan -a  c  a  c dan a≥-c  -c  a  c.


(e) Ambil c=|a| maka |a|  |a|=c, menurut Teorema 1.3.2d di atas
berlaku:
-c  a  c karena c=|a| maka -|a|  a  |a|.

Teorema 1.3.3 (Ketaksamaan Segitiga) Jika a, b   maka berlaku


|a+b|  |a|+|b|.
Bukti: Untuk setiap a, b   , maka menurut Teorema 1.3.2 berlaku -
|a|  a  |a| dan - |b|  b  |b|. Jika kedua bentuk ketaksamaan dijumlah
maka diperoleh : - |a|- |b|  a+b  |a|+|b| atau -(|a|+ |b|)  a+b 
|a|+|b| dan berakibat |a+b|  |a|+|b|.
Teorema 1.3.4 Jika a, b   maka berlaku:
(a) |a-b|  |a|+|b|,
(b) |a-b| ≥|a|-|b|.
(c) ||a|-|b||  |a|-|b|.
Bukti: (a) Untuk setiap a, b   berlaku a-b=a+(-b) maka diperoleh
|a-b|= |a+(-b)|  |a|+|-b|=|a|+|b|.

(b). Untuk setiap a, b   berlaku a=a-b+b maka |a|=|a-b+b| dan


|a|  |a-b|+|b| atau |a-b| ≥|a|-|b|.
(c) Untuk setiap a,b   berlaku
|a-b| ≥|a|-|b|  |a|-|b|  |a-b| ........................................................ (i)
Demikian juga b=b-a+a maka berlaku
|b|=|b-a+a|  |b|  |b-a|+|a|  -|b-a|  |a|-|b| 
-|a-b|  |a|-|b| ...................... (ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh -|a-b|  |a|-|b|  |a-b|  a  b  |a|-|b|.

Akibat 1.3.5
Jika a1,a2,a3,…an   maka |a1+a2+a3…+an|  |a1|+|a2|+|a3|+…+|an|.
Bukti: Sejalan Teorema 1.3.4

17
Pengantar Analisis Real

Contoh 1.3.1

x 2  5x  3
Diberikan fungsi f(x) = , 3  x  5.
x2
Carilah nilai M>0 sedemikian hingga f (x)  M pada 3  x  5.

x 2  5x  3
Penyelesaian : Nilai f (x) =| | selalu merupakan bilangan
x2
positif atau nol.
Pada 3  x  5, pembilang menjadi maksimal jika di ambil x=5 dan
berlaku pertidaksamaan segitiga berlaku:
x 2  5 x  3  x 2 + 5 x + 3  5 2 +. 5.5 + 3 = 53=a.
Pada 3  x  5, penyebut menjadi minimal jika di ambil x=3 dan berlaku
x  2  x  2  x  2 = 3  2 =1=b.

a 53
Jadi f (x)  = = 53=M.
b 1
Contoh 1.3.2

2 x 2  5x  3
Diberikan fungsi f(x) = , 0  x  2.
3x  7
Carilah nilai M>0 sedemikian hingga f (x)  M pada 0  x  2.

Penyelesaian :

2 x 2  5x  3
Diambil f (x) =| |
3x  7
Pada 0  x  2, maka nilai pembilang maksimal jika x=2
2 x 2  5x  3  2x 2 + 5 x + 3  2.2 2 +. 5.2 + 3 = 21=a.

Pada 0  x  2, penyebut bernilai minimal jika diambil x=0 dan berlaku


1 1 1
3x  7 =3x+7  3x+7=3.0+7=7=b. Jadi  
3x  7 7 b

18
Pengantar Analisis Real

a 21
Jadi f (x)  =  3 =M.
b 7
Salah satu bentuk penerapan harga mutlak adalah untuk penyusunan
konsep persekitaran (neighborhood) pada garis real  .
Definisi 1.3.6 (Persekitaran) Diberikan a   dan >0. Persekitaran a
dengan jari-jari  didefinisikan sebagai N (a) = {x : x  a   } .

Dimaksudkan bahwa N (a) adalah:

{x : x  a   }  {x :   x  a   }  {x : a    x  a   } .

Teorema 1.3.7 Diberikan x  N (a) untuk setiap >0 maka x=a.

Bukti : Diberikan >0 maka berlaku x  N (a) jika dan hanya jika
|x-a|< untuk setiap >0. Karena |x-a|≥0 maka berakibat 0  |x-a|<
untuk setiap >0. Menurut Teorema 1.2.7 maka |x-a|=0 atau x-a=0, jadi
x=a.
Definisi 1.3.8 Titik a dikatakan titik limit himpunan tak kosong S  
jika untuk setiap persekitaran N  (a) memuat paling sedikit satu titik
anggota S yang lain dari a.
Dengan simbol logika, suatu titik a dikatakan titik limit himpunan
tak kosong S      0, N  (a) \ {a}  S   .
Contoh 1.3.3 Diberikan S= {x : 0  x  1} , tunjukkan bahwa 0 dan semua

x  S adalah titik limit S.


Penyelesaian: Titik 0 adalah titik limit S sebab   0 , N (0)  ( ,  )
dan berlaku N (0) \ {0}  (0,1] = ( ,  ) \ {0}  (0,1]   . Gunakan Sifat
1
Archimides bahwa   0 terdapat n∈N dengan 1  n atau   . Jelas
 n
1
bahwa  ( ,  ) \ {0}  (0,1] dan ( ,  ) \ {0}  (0,1]   . Jadi x=0
n
adalah titik limit S. Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa
semua titik S adalah titik limit S.

19
Pengantar Analisis Real

Contoh 1.3.4
Diberikan S = {x : 0  x  1} ∪ {3}. Tentukan semua titik limit S.

Penyelesaian: Titik 0 dan semua titik S adalah titik limit S. Tetapi


walaupun 3  S namun 3 bukan titik limit S, sebab terdapat   1
dengan N1 (3) = (2,4) dan N1 (3) \{3}∩S = (2,4)\{3}∩S=  .

Soal-Soal
1. Jika a   perlihatkan bahwa:

(a) |a| = a2 ,
(b) |a2| = a2.
2. Diberikan a, b   . Jika b≠0, perlihatkan bahwa a = a .
b b

3. Diberikan a, b   , perlihatkan bahwa |a+b|=|a|+|b| jika dan hanya


jika ab≥0.
4. Jika x, y, z   dengan x  z maka perlihatkan bahwa x<y<z jika
dan hanya jika |x-y|+|y-z|=|x-z|. Interpretasikan secara geometri
pernyataan tersebut.
5. Carilah x yang memenuhi pertidaksamaan berikut:
(a) |4x-5|  13, (b) |x2-1|  3,
(c) |x-1|>|x+1|, (d) |x|+|x+1|<2.
6. Buktikan bahwa |x-a|< jika dan hanya jika a-<x<a+.
7. Jika a<x<b dan a<y<b perlihatkan |x-y|<b-a. Interpretasikan secara
geometri.
8. Tentukan dan sketlah himpunan (x,y)   x  yang memenuhi:
(a) |x| = |y|, (b) |x| + |y| =1,
(c) |x|  |y|, (d) |x|-|y| = 2.
9. Tentukan semua bilangan x yang memenuhi |3x+4|< 12.

10. Diberikan fungsi f(x) = x  5 x  3 , 3  x  5.Carilah M>0 sedemikian


2

x2
hingga f (x)  M pada 3  x  5.

1
11. Jika S  {n : 1  , n  N } maka tentukan titik limit S
n

20
Pengantar Analisis Real

1.4. Sifat Lengkap dari 


Sejauh ini kita telah membahas urutan dan ketaksamaan bilangan
real. Selanjutnya akan dibahas sifat lengkap dari  . Untuk itu kita perlu
memahami konsep supremum dan infimum terlebih dulu.
Definisi 1.4.1 (Batas atas dan Batas bawah) Diberikan himpunan tak
kosong S   .
(a) Bilangan u   dikatakan batas atas (upper bound) S jika s  u
untuk setiap s  S.
(b) Bilangan v   dikatakan batas bawah (lower bound) S jika v  s
untuk setiap s  S.
Definisi 1.4.2 (Terbatas ke atas dan terbatas ke bawah) Diberikan
himpunan tak kosong S   .
(a) S dikatakan terbatas ke atas (bounded above) jika S mempunyai batas
atas.
(b) S dikatakan terbatas ke bawah (bounded below) jika S mempunyai
batas bawah.
Contoh 1.4.1
Interval I=(-∞,1) adalah himpunan terbatas ke atas dengan setiap bilangan
x≥1 adalah batas atas tapi I tidak terbatas ke bawah sebab I tidak
mempunyai batas bawah sedangkan himpunan A=[0, 1, 2, 3) adalah
himpunan terbatas ke bawah sebab setiap bilangan x  0 merupakan batas
bawah A, sedangkan setiap bilangan x≥3 merupakan batas atas A. Dengan
demikian himpunan A terbatas.
Definisi 1.4.3 (Infimum dan Supremum) Diberikan himpunan tak
kosong S   .
(a) S terbatas ke atas, maka batas atas u disebut supremum (batas atas
terkecil atau least upper bound) S ditulis u=supS jika tidak ada batas
atas S yang lebih kecil dari u.
(b) S terbatas ke bawah, maka batas bawah v disebut infimum (batas
bawah terbesar atau greatest lower bound) S jika tidak ada batas
bawah S yang lebih besar dari v.
Contoh 1.4.2
Diberikan A={0,1,2,3} maka supA adalah 3 dan infA adalah 0. Jika 
himpunan bilangan real maka  tidak mempunyai supremum dan

21
Pengantar Analisis Real

infimum, sedangkan sup(a,b) adalah b , inf(a,b) adalah a, sup[a,b] adalah


b dan inf[a,b] adalah a.
Contoh 1.4.3
Buktikan bahwa himpunan  mempunyai batas atas.
Bukti: Cara 1. Ambil sebarang real r   dan andaikan r bukan batas
atas  maka terdapat s   dengan s>r. Kontradiksi sebab  tidak
mempunyai anggota. Jadi setiap r   merupakan batas atas  dan
setiap r   merupakan batas bawah  .
Cara 2.Ambil r   sebarang batas atas  maka berlaku
r batas atas   s . sr
dengan kontraposisinya r bukan batas atas    s   . s>r
Karena definisi selalu benar, dan bagian kanan (konsekwen) adalah salah
(false) maka bagian kiri (anteseden) berakibat salah. Jadi yang benar r
batas atas  .
Lemma 1.4.4 Diberikan himpunan tak kosong S   .Bilangan u adalah
supremum S jika dan hanya jika
(a) s  u  s  S ,
(b) Jika v<u maka ada s  S dengan v<s.
Bukti: (a) Syarat cukup. Diketahui u=supS, berakibat u=batas atas
S, sehingga s  u  s  S ......................................................... (i)
uv
Selanjutnya ambil v  S dengan v<u maka v< <u. Dengan
2
uv
mengambil s= maka v<s ......................................................... (ii)
2
Dari (i) dan (ii) maka syarat cukup terbukti.
(b). Syarat perlu. Diketahui s  u  s  S berarti u=batas atas S.
Andaikan u  supS, sebut u1=supS dengan u1<u, menurut hipotesis
maka ada s  S dengan u1<s. Kontradiksi sebab u1=supS. Jadi yang
benar u=supS.

22
Pengantar Analisis Real

Lemma 1.4.5 Diberikan himpunan tak kosong S   . Bilangan v adalah


infimum S jika dan hanya jika
(a) v  s  s  S
(b).Jika v<w maka ada s  S dengan s<w.
Bukti: (a) Syarat cukup. Diketahui v=infS, berakibat v=batas bawah S,
sehingga v  s  s  S ....................................................... (i)
vw
Ambil w S dengan v<w maka v< <w. Dengan
2
vw
mengambil s= maka s<w ............................................. (ii)
2
Dengan demikian pernyataan (i) dan (ii) terbukti.
(b) Syarat perlu. Diketahui v  s  s  S berarti v=batas bawah S.
Andaikan v  infS, sebut v1=infS dengan v<u1, menurut hipotesis ada
s  S dengan s<v1. Kontradiksi sebab v1=infS. Jadi yang benar
v=infS.

Lemma 1.4.6 Diberikan himpunan tak kosong S   . Suatu batas u


untuk S adalah supS jika hanya jika  >0  s  S sehingga u-< s.

Bukti: (a) Syarat cukup. Diketahui u=supS, maka u-<u, berarti u-
bukan batas atas S, maka  s  S sehingga u-< s .Jadi jika u=supS
berakibat  >0  s  S dengan u-< s.

(b). Syarat perlu. Diketahui  >0  s  S dengan u-< s. Karena u


batas atas S maka (i) s  u  s  S dan (ii) jika v<u maka ambil
=u-v, sehingga v=u-. Menurut yang diketahui  >0
 s  S dengan u-< s.

Kesimpulan, jika v<u maka ada s= s  S dengan v< s. Menurut


Lemma 1.4.4 maka menghasilkan u=supS.

23
Pengantar Analisis Real

Lemma 1.4.7 Diberikan himpunan tak kosong S   . Suatu batas


bawah v untuk S adalah infS jika hanya jika  >0  s  S sehingga
s<v+.
Bukti: (a) Syarat cukup. Diketahui v=infS, maka v+<v, berarti v+
bukan batas bawah S, maka  s  S dengan s<v+. Jadi jika v=infS
berakibat  >0  s  S , s<v+.

(b) Syarat perlu. Diketahui  >0  s  S , dengan s<v+. Karena v


batas bawah S maka (i) v  s,  s  S dan (ii) jika v<w maka ambil
=w-v, sehingga w=v+. Menurut yang diketahui  >0  s  S ,
s<v+=w.
Kesimpulan, jika v<w maka ada s  S dengan s<w. Menurut Lemma
1.4.5 maka menghasilkan v=infS.
Sifat supremum dan infimum
Setiap himpunan tak kosong S yang terbatas ke atas di dalam 
mempunyai supremum, demikian juga setiap himpunan tak kosong S
yang terbatas ke bawah di dalam  mempunyai infimum. Suatu
himpunan tak kosong S yang terbatas di dalam  mempunyai supremum
dan infimum.
Contoh 1.4.4
Diberikan S={ x   , x  0}. Buktikan bahwa
(a) S mempunyai batas bawah, tetapi tidak mempunyai batas atas.
(b) InfS=0.
Bukti: (a) Ambil sebarang x  0, maka untuk setiap s  S , berlaku x  s,
berarti S mempunyai batas bawah. Ambil sebarang bilangan y  0, maka
dapat ditemukan y+1  S dengan y<y+1, berarti sebarang y  0 bukan
batas atas S.
(b) Bilangan 0 adalah batas bawah S, sebab 0  s  s  S . Ambil
sebarang y  S dengan 0<y maka 0< 1 y<y. Jadi ada s= 1 y  S
2 2
1
dengan 0< y.
2
Menurut Lemma 1.4.5 maka 0=infS.

24
Pengantar Analisis Real

Contoh 1.4.5
1
Diberikan himpunan S={ : n  N}  {2}. Tunjukkan bahwa infS=0.
n
Penyelesaian:

Himpunan S={2, 1, 1 , 1 …}, maka infS=0 sebab jika diberikan  >0


2 3
1 1 1
 n N dengan  S dan <  atau  n . Dengan mengambil
n n 
1
bilangan asli terkecil n yang lebih besar atau sama dengan berlaku

1
< . Terbukti bahwa infS=0.
n

Contoh 1.4.6
Diberikan himpunan tak kosong dan terbatas ke bawah S  R. Buktikan
bahwa infS = - sup {-s, s  S}.
Bukti:
Misalkan x=infS, dan –S= {-s, s  S} maka
(a). x  s  s  S atau -x  -s  -s  -S, jadi –x=batas atas –S.
(b). Jika x<w maka ada s1  S dengan s1<w atau jika –x>-w maka ada -s1
 -S dengan –s1>-w.
Dari (a) dan (b) maka -x=sup(-S) =sup{-s, s  S }
x = - sup{-s, s  S } jadi infS = - sup{-s, s  S }.

Contoh 1.4.7
Jika S   dan S memuat salah satu batas atasnya maka batas atas itu
adalah supremum S.
Bukti: Misalkan u=supS dan a  S dengan a=batas atas S.
Karena a  S maka a  u dan karena a=batas atas S maka u  a. Dengan
demikian berakibat a=u=supS.

25
Pengantar Analisis Real

Contoh 1.4.8
Diberikan S   dan S   . Buktikan bahwa u   dan u batas atas S
jika dan hanya jika  t   , t>u maka t  S.
Bukti: (a) Syarat cukup. Diketahui u= batas atas S, maka u  s  s  S .
Ambil sebarang t   dengan t>u, karena u=batas atas S maka t  S .
Karena t diambil sebarang di dalam  maka terbukti  t   , t>u
maka t  S .

(b) Syarat perlu. Sebaliknya dibuktikan dengan kontraposisinya.


(  t   , t>u  t  S)  u=batas atas S, kontraposisinya adalah,
andaikan u  batas atas S maka s  S dengan s>u. Kontradiksi
sebab diketahui  t   , t>u  t  S atau t   , t<u dan t  S .
Berarti u=batas atas S.
Contoh 1.4.9
Diberikan S   dan S   . Buktikan jika u=supS maka n N
berlaku:
1
(a) u- bukan batas atas S,
n
1
(b) u+ batas atas S.
n
Bukti: (a) Diketahui u=supS dan andaikan u- 1 batas atas S maka u-
n
1 >u. Kontradiksi sebab u- 1 <u.
n n
(b) Karena u=supS maka u  s, s  S , dan berakibat u+ 1  s, s  S ,
n
1
jadi u+ batas atas S.
n
Contoh 1.4.10
Diberikan himpunan A dan B masing-masing terbatas. Buktikan bahwa
(a). A  B terbatas,
(b). Sup(A  B) = sup{supA, supB}.

26
Pengantar Analisis Real

Bukti:
(a) Diketahui A dan B terbatas.
Misalkan a1=batas atas A dan a2=batas bawah A
b1=batas atas B dan b2=batas bawah B
Ambil sebarang x  A  B maka x  A atau x  B.
Jika x  A maka min{a2, b2}  a2  x  a1  maks{a1, b1}
Jika x  B maka min{a2, b2}  b2  x  b1  maks{a1, b1}
Disimpulkan bahwa min{ a2, b2}  x  maks{ a2, b2}, jadi A  B
terbatas.
(b) Perhatikan bahwa (i)  x  A maka x  supA dan  y  B maka
y  supB
(i). Ambil sebarang z  (A  B) , jika z  A maka z  supA dan jika
z  B maka z  supB
Berakibat jika z  (A  B) maka z  sup{supA, supB} sehingga
sup(A  B)  sup{supA, supB}
(ii) Karena A  (A  B) maka supA  sup(A  B) dan karena
B  (A  B) maka supB  sup(A  B) berakibat
sup{supA, supB}  sup(A  B).
Dari (i) dan (ii) maka sup(A  B) = sup{supA, supB}

Contoh 1.4.11
Diberikan S himpunan terbatas di dalam  , S0  S dan S0  S
Buktikan bahwa infS  infS0  supS0  supS
Bukti:
Diperlihatkan dulu S0 terbatas. Karena S terbatas maka S terbatas ke
bawah dan terbatas ke atas, jadi ada u dan v sehingga u  s,  s  S dan
s  v,  s  S. Ambil sebarang t  S0, karena S0  S maka t  S dan
u  t dengan t  v ,  t  S0 .
Berarti u=batas bawah S0 dan v=batas atas S0, berarti S0 terbatas.
Selanjutnya diperlihatkan infS  infS0  supS0  supS.

27
Pengantar Analisis Real

(a). Misalkan p=supS, berarti p  x,  x  S. Karena S0  S dan p=supS


maka y  p,  y  S0, berarti p=batas atas S0, berakibat supS0  p atau
supS0  supS
(b).  t  S0 berlaku infS0  t dan t  supS0, berakibat infS0  t  supS0
atau infS0  supS0.
(c). Misalkan q=infS, berarti q  x,  x  S. Karena S0  S dan q=infS
maka q  y,  y  S0, berarti q batas bawah S0 berakibat q  infS0 atau
infS  infS0.
Dari (a), (b) dan (c) maka terbukti infS  infS0  supS0  supS.

Contoh 1.4.12
Diberikan S   dan S  
Buktikan jika S berhingga maka S mempunyai supremum
Bukti:
Dengan induksi matematika.
(a) Pangkal : benar untuk n(S1)=1 yaitu jika S1={s1} maka s1 = supS1
(b) Langkah : jika benar untuk n(Sk)=k dengan b=supSk=sup{s1, ……,sk}
maka untuk n(Sk+1)=k+1 berlaku Sk+1=Sk  {sk+1} dan supSk+1=sup{b,
sk+1}.
Dari (a) dan (b) maka pernyataan di atas berlaku untuk semua k.
Contoh 1.4.13
Diberikan S   dan a+S={a+x: x  S}
Buktikan sup(a+S) = a+supS
Bukti: (a) Misalkan u=supS maka x  u ,  x  S, jadi a+x  a+u, 
x  S. Berarti (a+u) batas atas a+S berakibat sup(a+S)  a+u
(b) Misalkan v sebarang batas atas a+S maka a+x  v  x  S. Jadi x  v-
a,  x  S, dan u=supS  v-a maka a+u  v. Karena v sebarang batas
atas a+S maka a+u  sup(a+S).
Dari (a) dan (b) maka sup(a+S) = a+supS.

28
Pengantar Analisis Real

Teorema 1.4.8 (Sifat Archimides) Jika x   maka terdapat nx  N


sehingga x<nx.

Bukti: Ambil sebarang x   . Andaikan tidak ada nx  N sehingga


x<nx, berarti x  nx,  nx  N, jadi x=batas atas N. Menurut Aksioma
Supremum maka N mempunyai supremum, sebut u=supN.
Ambil  =1 maka terdapat m  N sehingga u-1<m<u atau u<m+1,
dengan m+1  N. kontradiksi dengan u=supN. Jadi ada nx  N sehingga

x<nx.
Akibat 1.4.9 Jika y dan z bilangan-bilangan real positif maka terdapat:
(a) n N sehingga z<ny,
1
(b) n N sehingga 0< <y,
n
(c) n N sehingga n-1  z<n.
Bukti: (a) Diketahui y>0 maka 1 >0 dan z>0 maka z 1 = z .
y y y
Menurut Teorema Archimides maka terdapat n N sehingga z <n
y
atau z<ny

(b) Karena y>0 maka 1 >0 dan 1   . Menurut Teorema Archimides


y y

maka terdapat n N sehingga 1 <n atau 1 <y. Karena n N maka


y n

1 >0 sehingga 0< 1 <y.


n n
(c) Dibentuk himpunan bilangan m>z , sebut A={ m N , z<m} maka
A   . Ambil n  A yaitu elemen terkecil dari A, maka n  m untuk
semua m A , berakibat z<n dan n-1  A, berarti n-1  z, dan berlaku
n-1  z<n.
Teorema 1.4.10 Terdapat bilangan positif x sehingga x 2  2 .
Bukti: Dibentuk himpunan S={s   : s2<2}, maka S   sebab 1  S.
S terbatas ke atas sebab bilangan t=4 mempunyai sifat t>0 dan t2=16>2,
jadi t batas atas S. Menurut Aksioma Supremum maka S mempunyai

29
Pengantar Analisis Real

supremum. Misalkan x=supS, karena 1  S maka 0<1  x. Akan


dibuktikan x2=2.

1 1
(a). Andaikan x2<2 maka untuk semua n N berlaku 0< 2
 dan
n n
1 2 2 2x 1 2x 1 2 1
(x+ ) =x+ + 2  x2+ + = x + (2x+1)
n n n n n n
Karena x2<2 maka 2-x2>0 dan karena x>0 maka 2x+1>0 sehingga
2  x2
>0.
2x  1
2  x2
Dengan sifat Archimides maka ada n N dengan < n atau
2x  1
1 2  x2
< sehingga :
n 2x  1
1 2 2 1 2  x2
(x+ )  x + (2x+1) < x2+ (2x+1)= x2+2-x2 = 2
n n 2x  1
1 2 1 1
Jadi (x+) <2 berarti (x+ )  S dengan x<x+ . Kontradiksi
n n n
dengan x=supS, jadi yang benar x2  2.
1 2 2 2x 1 2x
(b). Andaikan x2>2 maka x2-2>0 dan (x- )= x- + 2 > x2-
m m m m
2 2  x2
Karena x -2>0 dan 2x>0 maka >0. Dengan sifat Archimides
2x
1 2  x2
maka ada m N dengan sifat < , sehingga
m 2x
1 2 2 2x 2 2  x 2
(x- ) > x - >x - 2x = x2-x2+2 = 2
m m 2x
1 2 1 1
Jadi (x- ) >2, berarti x- batas atas S dengan x- <x.
m m m
Kontradiksi sebab x=supS, jadi yang benar x ≤ 2. Karena x  2 dan
2 2

x2 ≤ 2 maka dapat disimpulkan bahwa x2 = 2.

30
Pengantar Analisis Real

Berikut dibahas tentang pengertian himpunan bilangan rasional Q


rapat (dense) di dalam  . Konsep himpunan rapat banyak dibahas
dalam matematika analisis termasuk kerapatan himpunan rasional di
dalam  .
Definisi 1.4.11 Himpunan S rapat di dalam  jika untuk setiap
x,y   dengan x<y maka terdapat s  S dengan x<s<y.
Teorema 1.4.12 (Teorema Densitas) Apabila x dan y bilangan real
dengan x<y maka terdapatlah bilangan rasional r sehingga x<r<y.
Bukti: Ambil sebarang x>0 dan y dengan x<y. Karena x<y maka y-x>0
1
sehingga >0. Menurut Teorema Archimides terdapatlah n N
yx
1
sehingga n> dan berakibat ny-nx>1. Karena x>0 maka nx>0, maka
yx
menurut akibat Teorema Archimides terdapat m N dengan m-
1  nx<m berakibat m  nx+1 ............................................................. (i)
Dari ny-nx>1 maka ny>nx+1 ........................................................... (ii)
Dari (i) dan (ii) maka m  nx+1<ny, dengan demikian m<ny dan
m
nx<m berakibat nx<m<ny atau x< <y. Berarti terdapat bilangan
n
m
rasional r= dengan x<r<y.
n
Akibat 1.4.13 (Akibat Teorema Densitas)
(a) Jika x dan y bilangan real dengan x<y maka terdapat bilangan
irasional z dengan x<z<y.
(b) Jika x dan y bilangan rasional dengan x<y maka terdapat bilangan
irasional z dengan x<z<y.
(c) Jika x dan y bilangan irrasional dengan x<y maka terdapat bilangan
rasional z dengan x<z<y.
Bukti: Dibuktikan (a) sedang (b) dan (c) bisa dibuktikan secara analog.
x y
(a). Perhatikan bahwa dan merupakan bilangan real dengan
2 2
x y
< . Menurut Teorema 1.4.12 (Teorema Densitas) maka ada
2 2

31
Pengantar Analisis Real

x y
bilangan real r dengan <r< sehingga berlaku x<r 2 <y dengan
2 2
z= r 2 bilangan irasional.
Contoh. 1.4.14
Diberikan S   dan S   .
(a) Jika a>0 dan aS={as: s  S} buktikan bahwa sup(aS)=a supS dan
inf(aS)=a inf S.
(b) Jika b<0 dan bS={bs: s  S} buktikan bahwa sup(bS)=b infS dan
inf(bS)=b supS.
Bukti: (a) Misalkan p=supS maka s  p,  s  S.
Jika a>0 maka as  ap  as  aS, berarti ap=batas atas aS dan berlaku
sup(aS)  ap = a supS dan berakibat sup(aS)  a supS ................... (i)
v
Ambil v sebarang batas atas aS maka v  as ,  as  aS berakibat s ,
a
v v
s  S , jadi batas atas S, dan  supS atau v  a supS
a a
Karena v sebarang batas atas aS maka sup(aS)  a supS .................. (ii)
Dari (i) dan (ii) maka sup(aS)=a supS.
Sedangkan untuk pernyataan inf(aS)=a infS dapat dibuktikan sejalan.
(a) Misalkan p=infS maka p  s, s  S .
Jika b<0 maka bp  bs  bs  bS, berarti bp=batas atas bS dan
berlaku : sup(bS)  bp = b infS dan berakibat sup(bS)  b infS ...... (i)
Ambil v sebarang batas atas bS maka bs  v, bs  bS. Karena b<0
v v
maka s  , s  S , jadi batas bawah S, sehingga berlaku
b b
v
 infS=p atau v  bp.
b
Karena v sebarang batas atas aS maka sup(bS)  bp=b infS atau
sup(bS)  b inf S ............................................................................... (ii)
Dari (i) dan (ii) maka sup (bS)=b infS.
Sedangkan untuk pernyataan inf(bS)=b supS dapat dibuktikan dengan
cara sama.

32
Pengantar Analisis Real

Soal-soal
1. Gunakan sifat Archimides untuk memperlihatkan bahwa
1 
inf  : n  N   0.
n 
1 1
2. Jika S={ - : m, n  N }, carilah supS dan infS
n m
3. Tentukan nilai k yang merupakan bilangan asli terkecil yang
n
 1
memenuhi 1    k untuk n=1,2,3,..
 n
4. Jika A  {3 n  3 m : m, n  N} maka tentukan supA.
5. Diberikan S   dan S   .
Buktikan bahwa jika bilangan u   mempunyai sifat (i)  n N ,
1 1
bilangan u- bukan batas atas S dan (ii)  n N , bilangan u+
n n
bukan batas atas S maka u=supS.
6. Misalkan X   dan range f : X   terbatas. Jika a  
buktikan bahwa ;
(a) sup{a+ f (x) : x  X }= a+ sup{ f (x) : x  X }
(b) inf{a+ f (x) : x  X }= a+ inf{ f (x) : x  X }
7. Misalkan A   dan B   terbatas di  , A+B={a+b, a  A,
b  B}. Buktikan bahwa
(a) sup(A+B) = supA + supB
(b) inf(A+B)= infA + infB
8. Misalkan X   dan f,g : X  R mempunyai range terbatas. Butikan
bahwa :
(a) sup{ f (x) + g (x) , x  X }  sup{ f (x) , x  X }+sup{ g (x) , x  X }
(b) inf{ f (x) , x  X }+ inf{ g (x) , x  X }  inf{ f (x) + g (x) ,
x X }
9. Misalkan X=Y={ x  R, 0<x<1}. Didefinisikan h: XxY  R dengan
h( x, y) =2x+y

33
Pengantar Analisis Real

(a) Untuk  x  X tentukan f (x) =sup{h(x,y), y  Y }dan


inf{ f (x) , x  X }
(b) Untuk  y  Y tentukan g ( y) =inf{ h(x,y), x  X } dan
sup{ g ( y) , y  Y }
10. Diberikan sebarang x   . Buktikan terdapat dengan tunggal n  Z
sedemikian hingga n-1  x<n.
11. Jika y>0 perlihatkan bahwa terdapat n  N sedemikian hingga
1
n<y.
2
12. Jika u>0 sebarang bilangan dan x<y, perlihatkan bahwa terdapat
bilangan rasional r sedemikian hingga x<ru<y. Petunjuk bahwa
{ru : r  Q} rapat di  .

1.5. Himpunan Tak Hingga dan Interval


Definisi 1.5.1 Dua himpunan A dan B dikatakan ekivalen ditulis AB jika
terdapat pemetaan bijektif dari A ke B atau dari B ke A.
Pemetaan f : A  B dikatakan bijektif jika f pemetaan injektif
dan surjektif. Sebagai contoh Jika himpunan A={1,2,3} dan himpunan
B={b1,b2,b3} maka A ekivalen B sebab terdapat pemetaan bijektif
f : A  B dengan f (n) =bn, n=1,2,3. Jika A={1,2,3} dan B={b1,b2,b3,b4}
maka A tidak ekivalen B. Ambil interval tertutup A=[0,1] dan interval
tertutup B=[2,5] maka A ekivalen B sebab ada pemetaan bijektif
f : A  B dengan f ( x)  3x  2 untuk semua x  A .

Pemetaan f adalah injektif sebab untuk setiap x1 dan x2  A dengan x1 


x2 maka :
3x1+2  3x2+2 berarti f ( x1 )  f ( x2 )

dan f adalah surjektif sebab ambil sebarang y0  B maka


y0=3x+2 dan x= y0  2  A.
3

34
Pengantar Analisis Real

y0  2 y 2
Jadi terdapat x=  A, dengan f (x ) =3 0 + 2 = y0. Karena f
3 3
adalah injektif dan surjektif maka f adalah bijektif, dengan demikian
maka [0,1]  [2,5]
Definisi 1.5.2 Suatu himpunan dikatakan tak berhingga jika himpunan
ini ekivalen dengan salah satu himpunan bagian sejatinya, jika tidak
demikian himpunan itu dikatakan berhingga.
Contoh 1.5.1
Diambil A=[2,3] dan B = [0,4]. Jelas bahwa BA karena dapat ditemukan
fungsi bijektif f : A  B dengan f (x ) =3x-5. Karena A  B dengan A
himpunan bagian sejati B maka B=[0,4] adalah himpunan tak berhingga.
Contoh 1.5.2
m
Diberikan Q={ : m  Z , n  N } adalah himpunan bilangan rasional di
n
 . Himpunan Q dapat ditulis sebagai :
1 2 3 4
, , , …………….
1 1 1 1
1 2 3 4
, , , ,……………
2 2 2 2
1 2 3 4
, , , ,……………
3 3 3 3

Dengan mengikuti arah panah himpunan rasional Q dapat ditulis menjadi:


1 2 1 1 3 4 3 2
Q={ , , , , , , , , ………….}
1 1 2 3 1 1 2 3
N = {1, 2, 3, 4, 5, 6, ………………………..}

Jelas bahwa QN sebab ada korespondensi 1-1 antara Q dan N, dengan
N  Q dan Q adalah merupakan himpunan tak berhingga.
Definisi 1.5.3 Suatu himpunan yang ekivalen dengan semua bilangan
alam N disebut denumerabel.

35
Pengantar Analisis Real

Dengan kata lain suatu himpunan dikatakan denumerabel jika anggota


himpunan itu dapat disusun dalam suatu baris tak hingga (infinite
sequence) tanpa ulangan seperti Contoh 1.5.2 di atas.
Definisi 1.5.4 Suatu himpunan dikatakan countabel jika himpunan itu
berhingga atau denumerabel.
Contoh 1.5.3
Diberikan himpunan A = {1, 1 , 1 , ….}, maka A adalah denumerabel,
2 3
sebab ada fungsi bijektif f : N  A dengan f (n) = 1 dan N adalah
n
himpunan semua bilangan alam.
Contoh 1.5.4
Diberikan himpunan B={1, -2, 3, -4, 5, -6, …}, maka B adalah
denumerabel sebab ada fungsi bijektif f : N  B dengan
f (n) = (1)n 1 n dan N adalah himpunan semua bilangan alam.
Contoh 1.5.5
Diberikan himpunan NxN = {(m, n) : m, n  N} . Himpunan NxN dapat
disajikan sebagai berikut :
(1,1) (1,2) (1,3) (1,4) ………
(2,1) (2,2) (2,3) (2,4) ………
(3,1) (3,2) (3,3) (3,4) ………
………………………………..

atau NxN dapat disajikan sebagai baris infinite:


NxN = { (1,1), (2,1), (1,2), (1,3), (2,2), (3,1), (4,1), …}, sehingga NxN
ekivalen dengan himpunan semua bilangan alam N, berarti NxN
denumerable.
Teorema 1.5.5 Himpunan semua bilangan rasional Q di dalam [0,1]
adalah denumerabel.
Bukti: Anggota-anggota himpunan semua bilangan rasional
m 
Q   , n  N  di dalam [0,1] dapat disajikan sebagai :
 n 

36
Pengantar Analisis Real

1 2 3 4
, , , …………….
1 1 1 1
1 2 3 4
, , , ,……………
2 2 2 2
1 2 3 4
, , , ,……………
3 3 3 3
1 2 1 1 3 4 3 2
atau Q = { , , , , , , , , …}. Jika himpunan semua
1 1 2 3 1 1 2 3
bilangan alam adalah N = {1, 2, 3, 4, 5, 6, …} maka jelas bahwa Q
ekivalen dengan N sebab ada fungsi bijektif f : Q  N dengan
m 1
f ( )  (m  n  2)(m  n  1)  m . Dengan demikian Q denumerable.
n 2
Teorema 1.5.6 Himpunan semua bilangan real di dalam A= [0,1] adalah
nondenumerable.
Bukti: Akan dibuktikan dengan kontradiksi. Perhatikan bahwa bilangan
real x  {x : 0  x  1} dapat ditulis ke dalam pecahan decimal tak hingga
(infinite decimal fraction) misalnya 1 =0,50000… dan 1 = 0,33333…
2 3

Andaikan A = {x : 0  x  1} denumerabel maka himpunan A ekivalen


dengan himpunan semua bilangan alam N yaitu terdapat korespondensi 1-
1 antara N dengan A seperti berikut.
1 a1  0, a11a12a13...  A

2 a2  0, a21a22a23...  A

3 a3  0, a31a32a33...  A
…………………………
n an  0, an1an 2an3...  A

Ambil sebarang pecahan decimal takhingga  = 0, x1 x2 x3 ...xn ...  A


dengan ketentuan
a  1, ann  9
xn   nn
 1, ann  9

37
Pengantar Analisis Real

Karena  merupakan pecahan desimal takhingga maka


  {x : 0  x  1} ............................................................................. (i)
Namun di lain pihak  a1 sebab komponen pertama masing-masing 
dan a1 tidak sama,  a2 sebab komponen ke dua masing-masing  dan a2
tidak sama dan seterusnya  an sebab komponen ke-n masing-masing 
dan an tidak sama.
berarti { {x : 0  x  1} ................................................................. (ii)
Dari (i) dan (ii) terjadi kontradiksi, jadi yang benar A= {x : 0  x  1}
adalah nondenumerabel.
Teorema 1.5.7 Setiap himpunan takhingga memuat himpunan bagian
yang denumerable.
Bukti: Perhatikan fungsi pemilihan (choice-function) sebagai berikut.
f : {Ai}i  I  B, dengan Ai   , yaitu Ai f(Ai) = ai Ai, sebut
A1 f(A1) = a1  A1
A2 f(A2) = a2  A2
A3 f(A3) = a3  A3
……………………

Ambil sebarang himpunan tak hingga A={ a1,a2, a3, … an, …} dan
dibentuk keluarga himpunan bagian tak kosong dari A yaitu 2A\  . Sebut
2A\  = {A, A1, A2, ..., An,…} dengan An=A-{ a1, a2, a3, … an}.
Dikonstruksikan fungsi pemilihan sebagai berikut :
f : 2A\   A dengan :
A f(A) = a1  A
A1 f(A1) = a2  A1= A-{a1}
A2 f(A2) = a3  A2= A-{a1, a2}
………………………………
An f(An) = an+1  An= A-{a1, a2, a3, … an}
a1  f ( A) , dengan a1  A

a2  f ( A  {a1}) , dengan a2  A  {a1}

38
Pengantar Analisis Real

a3  f ( A  {a1 , a2 }) , dengan a3  A  {a1 , a2 })

a4  f ( A  {a1 , a2 , a3}) , dengan a4  A  {a1 , a2 , a3}

………………………………………………
an  f ( A  {a1 , a2 , a3 ,.., an1}) ,dengan a4  A  {a1 , a2 , a3 ,..., an1}

Ambil himpunan D  {a1 , a2 , a3 ,.., an ,...} maka D denumerable sebab D


ekivalen dengan himpunan bilangan alam N. Karena D  A, maka A
memuat himpunan bagian yang denumerabel.
Soal-Soal
1. Buktikan bahwa himpunan semua bilangan genap negatif ekivalen
dengan himpunan bilangan asli N .
2. Buktikan bahwa himpunan [0,1] ekivalen dengan 1,2  3,4.
3. Jika A  1,2  3,4 dan B  0,1  2,3 . Buktikan bahwa A ekivelen
dengan B.
4. Gabungan dua himpunan yang countable adalah countable, buktikan.
5. Buktikan bahwa NxNxN adalah countable.
6. Suatu himpunan dikatakan tak berhingga jika himpunan ini ekivalen
dengan salah satu himpunan bagian sejatinya. Berilah beberapa
contohnya.
7. Setiap himpunan takhingga memuat himpunan bagian yang
denumerable. Berilah contohnya.

1.6. Interval
Interval adalah salah satu model dari sebuah himpunan yang
merupakan himpunan bagian dari  . Berbagai jenis interval seperti
diberikan di bawah ini.
(a) Interval tertutup [a,b]={ x   , a  x  b}
(b) Interval terbuka (a,b)={ x   , a<x<b}
(c) Interval setengah tertutup (half closed interval) (a,b]={ x   ,a<x  b}
(d) Interval setengah terbuka (half open interval) [a,b)={ x   ,
a  x<b}

39
Pengantar Analisis Real

Definisi 1.6.1 (Interval Bersarang) Suatu barisan interval


I n , n N disebut interval bersarang (nested interval) jika dipenuhi
I1  I2  I3  …  In  …

Contoh 1.6.1
1
Sebagai contoh diberikan barisan interval I n , n N , dengan In=[0, ]
n
maka diperoleh I1=[0,1], I2=[0, 1 ],…. dan berlaku I1  I2  I3  …  In  …
2

dengan  I ={0}. Demikian juga jika barisan interval
n 1
n I n , n N ,

1
dengan In=(0, ), 0  In maka I n , n N merupakan barisan interval
n

bersarang dan berlaku  I =  , sebab 0 I , untuk setiap n.
n 1
n n

Teorema 1.6.2 (Sifat Interval Bersarang) Jika I n , n N dengan


In=[an,bn] adalah barisan interval tertutup dan terbatas yang bersarang,
maka terdapat    sehingga   In untuk setiap n N .

Bukti: Karena I n barisan interval bersarang maka In  I1 untuk semua


n N . Dibentuk himpunan A={an, n N }. Karena In  I1 untuk semua
n N maka a n  b1 untuk semua n N , jadi A terbatas ke atas, dan
menurut Teorema Supremum maka A mempunyai supremum sebut
=supA berakibat a n   untuk semua n N ................................. (i)
Diperlihatkan   bn untuk setiap n N . Ambil sebarang n N , maka
untuk setiap k  N berlaku :
(a) Jika n  k maka In  Ik sehingga ak  bk  bn,
(b) Jika k  n maka Ik  In sehingga ak  an  bn.

Dari (a) dan (b) maka ak  bn untuk semua k  N , berarti bn batas atas A
dan karena =supA, maka   bn untuk semua .................... (ii)
Dari (i) dan (ii) maka an    bn untuk semua n N . Jadi   I n =[an,bn]

untuk semua n N .

40
Pengantar Analisis Real

Teorema 1.6.3 (Teorema Selang Susut) Jika I n , n N dengan


In=[an,bn] adalah barisan interval tertutup dan terbatas yang bersarang
sehingga panjang interval In memenuhi inf{bn  an , n  N}  0 maka
terdapat bilangan   I n untuk setiap n N .

Bukti: Dibentuk himpunan A={an, n N } dengan =SupA dan


B={bn, n N } dengan =infB maka berlaku
an      bn untuk semua n N .

0   -  bn- an untuk semua n N .

Diketahui inf {bn-an: n N } = 0 berarti untuk setiap  >0 terdapat


n0  N sehingga :
0  bn0 - an0   berarti 0   -  bn0 - an0   . Jadi untuk setiap  >0

berlaku 0   -   , menurut Teorema infimum  -=0 atau  =.

Karena an      bn untuk semua n N dengan  = maka

  [an,bn]  I n untuk semua n N .

Sebagai salah satu penerapan Teorema Selang Susut, berikut ini


diberikan Teorema Bolzano-Weirstrass untuk menunjukkan bahwa setiap
subset S⊂  yang takhingga dan terbatas paling sedikit mempunyai satu
titik limit.
Teorema 1.6.4 (Bolzano-Weierstrass Untuk Himpunan) Untuk setiap
subset S⊂  yang takhingga dan terbatas paling sedikit mempunyai satu
titik limit.
Bukti: Misalkan subset S⊂  yang takberhingga dan terbatas. Karena S
terbatas maka (i) terdapat interval I1=[a,b] yang panjangnya l (I1)= b  a
sedemikian hingga S⊂ I1. (ii) Interval I1 dibagi menjadi 2 subinterval
dengan panjang subinterval yang sama, sebut [a, a  b ] dan [ a  b , b] .
2 2

Karena S takhingga maka salah satu interval tersebut memuat takhingga


anggota-anggota S. Sebab andaikan masing-masing interval hanya
memuat berhingga anggota S maka S berhingga, kontradiksi. Sebut

41
Pengantar Analisis Real

subinterval I2 adalah subinterval yang memuat takhingga banyak anggota


S dengan panjang l (I2)= b  a (iii). Selanjutnya interval I2 dibagi menjadi
2
2 subinterval dengan panjang subinterval yang sama dan sebut I3 memuat
takhingga anggota-anggota S dengan panjang l (I3)= b  a . Jika proses
22
dilanjutkan diperoleh baris subinterval bersarang yang terbatas yaitu
I1  I2  I3  …  In  …
 
dengan 
n 1
In   , menurut Teorema 1.6.3 maka terdapat   I
n 1
n

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa  adalah titik limit S. Diberikan


 >0 maka terdapat n N dengan b n1a <  dan dibentuk persekitaran
2
N ( ) = (   ,    ) . Perhatikan bahwa   I n untuk setiap n dengan
panjang subinterval l (In)= b n1a . Dengan demikian maka In⊂ N ( )
2
dan karena In memuat takhingga banyak anggota S maka N ( ) juga
memuat takhingga banyak anggota S yang lain dari . Dengan demikian 
titik limit S.

Definisi 1.6.5 Diberikan himpunan E, En   , Jika  E  E maka
n 1
n

koleksi (barisan) himpunan En disebut liput (cover) himpunan E.

Jika En liput himpunan E dan En himpunan terbuka untuk semua n,


maka En disebut liput E terbuka. Perlu diingat E⊂  terbuka jika dan
hanya jika E merupakan gabungan selang-selang terbuka.
Contoh 1.6.2
Jika A  [1, ) dibentuk koleksi S 0  {(0, )} ,

S1  {(r  1, r  1), r  Q, r  0)} dan S 2  {(n  1, n  1), n  N} , maka S 0 , S1

dan S 2 merupakan liput (cover) untuk A  [1, ) dan S 2 dikatakan

sebagai liput bagian (subcover) dari S1 .

42
Pengantar Analisis Real

1 1
Demikain juga An dengan An =( , ) yaitu:
n2 n
1
A1 =( ,1)
3
1 1
A2 =( , )
4 2
1 1
A3 =( , )
5 3
.................
Maka An merupakan liput buka untuk himpunan E=(0,1) sebab
1 1
 A   ( n  2 , n )  (0,1)  E
n
n
n

Teorema 1.6.6 Jika E⊂  tertutup dan terbatas maka setiap liput


terbukanya mempunyai liput bagian yang banyaknya berhingga.
Bukti : Karena E terbatas maka E mempunyai batas bawah terbesar (bbt)
dan mempunyai batas atas terkecil (bat) sebut :
a= bbt E dan b = bat E

Jadi E  [a,b] dan andaikan ada liput terbuka {En}, dengan


 E  E, yang tak memuat liput bagian yang banyaknya hingga. Tidak


n 1
n

mengurangi arti jika En dianggap sebagai selang terbuka. Ambil


a b
x1= dan namakan B11=E  [a,x1] dan B12=E  [x1,b], maka {En}
2
liput terbuka himpunan B11 maupun B12. Tentu tak ada liput bagian yang
banyak anggotanya hingga yang masih meliput B11 atau tak ada liput
bagian yang banyak anggotanya hingga yang masih meliput B12. namakan
himpunan demikian itu A1. Jadi <An> meliput E1 dan tak mempunyai liput
bagian yang banyak anggotanya hingga. Karena E1  E terbatas maka
namakan :
a1= bbt E1 dan b1 = bat E1
dan E1  [a1,b1].

43
Pengantar Analisis Real

a1  b1
Ambil x2= dan dibentuk B21=E  [a1,x2] dan B22=E  [x2,b1].
2
Tentu tak ada liput bagian yang banyak anggotanya hingga yang masih
meliput B21 atau tak ada liput bagian yang banyak anggotanya hingga
masih meliput B22, namakan himpunan demikian itu E2. Jadi <En>
meliput E2 dan tak mempunyai liput bagian yang banyak anggotanya
hingga. Proses dilanjutkan terus, diperoleh En  [an,bn] dengan
[an+1,bn+1]  [an,bn] dan lim (bn-an) = 0. Oleh karena itu ada tepat satu
n

titik c sehingga c titik limit himpunan E dan c [an,bn] untuk setiap n.


Soal-Soal.
1. Jika I=[a,b] dan I1=[a1,b1] adalah interval tertutup di  , perlihatkan
bahwa I  I1 jika dan hanya jika a1  a dan b  b1.
2. Diberikan S   dan S   .
Perlihatkan S terbatas jika dan hanya jika terdapat interval tertutup
dan terbatas I   sedemikian hingga S  I.
3. Diberikan S   dan S   terbatas dan IS=[infS, supS]
(a) Perlihatkan S  IS,
(b) Jika J sebarang interval tertutup dan terbatas di  sedemikian
hingga S  J, perlihatkan bahwa IS  J.
4. Jika I1  I2  I3  …  In  … adalah barisan interval tertutup yang
bersarang di  dengan In=[an,bn] maka buktikan bahwa:
(a) a1  a2  a3  ….  an  …
(b) (b). b1  b2  b3  …..  bn  …
1
5. Misalkan In=[0, ] untuk semua n N . Buktikan jika x>0 maka
n

x In.
n 1


1
6. Jika Jn=(0, ) untuk semua n N , buktikan In=  .
n n 1


7. Jika Kn=(n,  ) untuk semua n N , buktikan Kn=  .
n 1

44
Pengantar Analisis Real

8. Dengan memperhatikan Teorema dan Teorema perlihatkan bahwa


 
 In dan [, ]= In.
n 1 n 1

9. Dengan Teorema Bolzano Weierstrass tunjukkan bahwa


1
(a) A  {x : x  , n  N } mempunyai satu titik limit dan tentukan
n
titik limitnya.
1
(b) B  A  {x : x  1  , n  N } mempunyai dua titik limit
n
tentukan titik limitnya.
10. Dengan Teorema Bolzano Weierstrass tunjukkan bahwa
1 1
E  {x : x  , n  N }  {x : x  1  , n  N } ...
n n
1
 {x : x  2016  , n  N } mempunyai 2017 titik limit.
n

45
Pengantar Analisis Real

46
Pengantar Analisis Real

BAB II
BARISAN BILANGAN REAL

2.1 Barisan Bilangan dan Limit


Definisi 2.1.1 Barisan bilangan xn dikatakan konvergen ke x ditulis
lim xn = x jika untuk setiap >0 terdapat bilangan asli N sehingga untuk
n

setiap nN berakibat xn  x   .

Selanjutnya bilangan x disebut limit baris xn dan jika tidak demikian


yaitu baris xn tidak mempunyai limit, maka baris xn dikatakan
divergen.
Contoh 2.1.1
1
(a) Diberikan baris bilangan xn dengan x n = . Jadi
n
1 1 1
xn = 1, , ,... dan diperoleh lim = 0. Dengan kata lain baris
2 3 n n
1
konvergen ke 0.
n
(b) Untuk membuktikan bahwa baris 1 konvergen ke 0 adalah
n
demikian. Diberikan sebarang >0, akan dicari bilangan asli N
sedemikian hingga untuk setiap nN berlaku | x n - 0|<. Ambil
1
xn  , maka
n

47
Pengantar Analisis Real

1 1 1
| x n - 0| =| -0| = | | = <
n n n

dengan mengambil bilangan asli terkecil N sedemikian hingga


1 1
N> maka terbukti baris konvergen ke 0. Sebagai ilustrasi jika
 n
1
diberikan = maka kita bisa mengambil bilangan asli terkecil
1000
1
N> =1000 adalah N=1001.

Contoh 2.1.2
3n  2
(a) Diberikan baris bilangan xn dengan (a) xn  dan (b)
2n  1
3n  2
xn  .
2n  3
3n  2 5 8 11 3n  2
(a) Dari barisan = , , ,... diperoleh lim =
2n  1 3 5 7 n 2n  1
3 3n  2 3
dengan kata lain baris konvergen ke .
2 2n  1 2
3n  2 3
Untuk menunjukkan bahwa baris konvergen ke adalah
2n  1 2
sebagai berikut. Diberikan sebarang >0, akan dicari bilangan asli N
3
sedemikian hingga untuk setiap nN berlaku | x n - |<. Ambil
2
3n  2
xn  , maka
2n  1
3 3n  2 3 2(3n  2)  3(2n  1) 1
| xn - | =| - | = | | = | |
2 2n  1 2 4n  2 4n  2
1
< <
4n

48
Pengantar Analisis Real

atau n  1 jadi dengan mengambil bilangan asli terkecil N


4
3n  2
sedemikian hingga N  1 maka terbukti baris konvergen
4 2n  1
3
ke .
2
3n  2 3
(b) Barisan akan dibuktikan konvevrgen ke Diberikan
2n  3 2
sebarang >0, akan dicari bilangan asli N sedemikian hingga untuk
setiap nN berlaku
3 3n  2
| xn - |<. Ambil xn  , maka
2 2n  3
3 3n  2 3 2(3n  2)  3(2n  3) 13
| xn - | =| - |=| |=| | <
2 2n  3 2 4n  6 4n  6
13 4n  6 1 13 13 1
< atau > atau 4n-6> atau n> +1 .
4n  6 13   4 2
Dengan mengambil bilangan bulat positif N yang lebih besar dari
13 1 3n  2 3
+ 1 maka untuk setiap nN berlaku | - |<.
4 2 2n  3 2
Contoh 2.1.3

Diberikan barisan bilangan xn dengan x n = n.

Dari barisan xn = 1,2,3,... diperoleh lim n = ∞. Dengan demikian


n

baris xn tidak konvergen (divergen).

Teorema 2.1.2 Jika baris xn konvergen maka limitnya tunggal.

Bukti: Diberikan >0 sebarang. Andaikan nilia limit tidak tunggal, sebut
lim xn = x dan lim xn = y dengan x≠y, maka terdapat bilangan asli N1
n n


sedemikian hingga untuk setiap nN1 berakibat | xn -x|< dan terdapat
2
bilangan asli N2 sedemikian hingga untuk setiap nN2 berakibat:

49
Pengantar Analisis Real


| xn -y |<
2
Dipilih bilangan asli N = maks{N1,N2}, maka untuk setiap nN berakibat:

 
| x -y | = | x-xn | + | xn -y |< + = 
2 2
Dengan demikian x=y. Kontradiksi dengan pengandaian, jadi yang
benar x=y yaitu nilai limit suatu barisan bilangan adalah tunggal.
Teorema 2.1.3 Pernyataan berikut ekivalen.
(a) Baris xn konvergen ke x.

(b) Untuk setiap >0 terdapat bilangan asli N sedemikian hingga untuk
setiap n≥N berakibat | xn -x|<.
(c) Untuk setiap >0 terdapat bilangan asli N sedemikian hingga untuk
setiap n≥N berakibat x- <xn<x+.
(d) Untuk setiap persekitaran N  (x) terdapat bilangan asli N
sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat xn N  (x) .

Bukti: Perhatikan bahwa xn  N  (x)  | xn -x|<  -<xn-x< 

x-<xn<x+ .
Bukti (a)  b adalah perdefinisi
Bukti (b)  (c), diketahui untuk setiap >0 terdapat bilangan asli N
sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat | xn -x|<  x-<xn<x+.
Bukti (c)  (d), diketahui untuk setiap >0 terdapat bilangan asli N
sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat x-<xn<x  xn N  (x) .

Bukti (d)  (a), diketahui untuk setiap persekitaran N  (x) terdapat


bilangan asli N sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat
xn N  (x)  |xn-x|<..Jadi dapat kita simpulkan bahwa baris
xn konvergen ke x.

50
Pengantar Analisis Real

Definisi 2.1.4 Baris bilangan xn dikatakan terbatas jika xn sebagai


himpunan adalah terbatas, yaitu ada bilangan M≥0 sehingga
xn  M untuk setiap n.

Pada Contoh 2.1.1 yaitu baris bilangan xn = 1, 1 , 1 ,... adalah terbatas


2 3
sebab ada bilangan M=1 sehingga |xn |≤1 untuk setiap n.
Teorema 2.1.5 Setiap barisan bilangan xn yang konvergen adalah
terbatas.
Bukti: Diberikan >0 sebarang. Misalkan xn konvergen ke x maka
terdapat bilangan asli N sehingga untuk setiap n≥N berakibat
xn  x   . Ambil =1 maka untuk setiap n≥N berlaku | xn -x|<1 atau
xn  x  1.

Ambil M=sup{|x1|,|x2|, |x3|, …,|xN-1|,|x|+1} berakibat xn  M untuk setiap


n. Dengan demikian Teorema terbukti.
Contoh 2.1.4
3n  2
Dari Contoh 2.1.2 barisan bilangan xn dengan x n =
adalah
n 1
konvergen ke bilangan 3 maka akan diperlihatkan baris bilangan
xn adalah terbatas.

3n  2 1
Perhatikan bahwa xn  3  3 
n 1 n 1
1 1
Jadi untuk semua n berlaku xn  ( xn  3)  3   3  +3
n 1 n
<1+3=4=M
Karena terdapat M=4 dengan xn  M maka xn terbatas.

Teorema 2.1.6 Diberikan baris bilangan xn dan y n . Jika lim xn = x


n

dan lim yn = y maka:


n

(a) lim (xn + yn) = lim xn + lim yn = x + y


n n n

51
Pengantar Analisis Real

(b) lim xn =  lim xn = x


n n

(c) lim xnyn = lim xn. lim yn = xy


n n n

xn lim xn x
(d) lim = n = asalkan y≠0
n yn lim yn y
n 

Bukti : Diberikan >0 sebarang.


(a) Karena xn konvergen ke x dan y n konvergen ke y maka terdapat
bilangan asli N1 sedemikian hingga untuk setiap n≥N1 berakibat :

| xn -x|< ,
2
dan terdapat bilangan asli N2 sedemikian hingga untuk setiap n≥N2
berakibat:

| yn -y|<
2
Dipilih bilangan asli N = maks{N1,N2} maka untuk setiap n≥N
berakibat:
 
| (xn +yn) – (x + y)|≤| xn -x|+| yn -y|< + =
2 2
Karena berlaku untuk setiap >0 maka terbukti bahwa:
lim (xn + yn) = x + y = lim xn + lim yn
n n n

(b) Karena xn konvergen ke x maka maka terdapat bilangan asli N1


sedemikian hingga untuk setiap n≥N1 berakibat:

| xn -x|<
 1

dan berlaku: | xn -x|=||| xn -x|<|| <
 1
Karena berlaku untuk setiap >0 maka terbukti bahwa:
lim xn =x = lim xn
n n

52
Pengantar Analisis Real

(c) Karena xn konvergen maka xn terbatas sehingga terdapat M≥0


sedemikian hingga |xn|≤M untuk setiap n. Sebut xn konvergen ke x
dan y n konvergen ke y maka terdapat bilangan asli N1 sedemikian
hingga untuk setiap n≥N1 berakibat :

| xn -x|<
2y
dan terdapat bilangan asli N2 sedemikian hingga untuk setiap n≥N2
berakibat :

| yn -y|<
2M
Dipilih N0 = maks{N1,N2} maka untuk setiap n≥N0 berakibat :
| xn.yn – x.y|=| (xn. yn –xny)+(xny – xy) |
≤ |xn(yn –y)|+|(xn –x)y|
= |xn| | (yn –y)|+|(xn –x)||y|
< M|(yn –y)|+ y |(xn –x)|

 
<M + y =
2M 2y

Karena berlaku untuk setiap >0 maka terbukti bahwa:


lim xn . yn = x . y = lim xn . lim yn
n n n

1 1
(d) Diperlihatkan dulu jika lim yn=y maka lim = asal y≠0
n n yn y
Karena y n konvergen ke y maka terdapat bilangan asli N1
2
y
sedemikian hingga untuk setiap n≥N1 berlaku | yn –y|<  . Pilih 
2
y
= maka terdapat bilangan N2 sedemikian hingga untuk setiap
2
y
n≥N2 berlaku | yn –y|< dan berakibat:
2

53
Pengantar Analisis Real

y y y 1 2
- ≤ - | yn –y| ≤ | yn|-| y|  | y|- ≤ | yn|  | yn|≥  ≤
2 2 2 yn y

Dipilih N0 = maks{N1,N2} maka untuk setiap n≥N0 berlaku:


2
1 1 y  yn 1 2 y
| - |= = | yn –y| < 2
=
yn y yn y yn y y 2

1 1
Karena berlaku untuk setiap  >0 maka terbukti bahwa lim =
n yn y
1 1
asal y≠0. Selanjutnya jika lim xn=x dan lim = asal y≠0 maka
n n yn y
menurut bukti (c) berakibat:
xn 1 1 x
lim = lim xn. lim = x. = asalkan y≠0.
n yn n n y
n y y

Teorema 2.1.7 Diberikan barisan bilangan xn yang konvergan ke x

dengan xn≥0 maka xn konvergen dan lim xn = x = lim xn .


n n 

Bukti: Diberikan >0 sebarang. Karena barisan bilangan xn konvergen


ke x maka terdapat bilangan asli N sehingga untuk setiap n≥N berakibat:
| xn -x|<  x

1 1
Karena selalu berlaku xn + x ≥ x >0 maka ≤ , dan
xn  x x
berlaku :
xn  x xn  x  x
| xn - x | = ≤ < 
xn  x x x

Karena berlaku untuk setiap >0 maka terbukti bahwa:

lim xn = x = lim xn .
n n 

54
Pengantar Analisis Real

Teorema 2.1.8 Jika xn konvergen ke x dan xn≥0 untuk semua n maka


x = lim xn ≥0.
n

Bukti: Diberikan >0.


Dibuktikan dengan kontradiksi, andaikan x<0. Karena barsan
xn konvergen ke x maka terdapat bilangan asli N sedemikian hingga
untuk setiap n≥N berlaku:
x-<xn<x+

Khususnya untuk n=N dan =-x, maka berlaku xN <x+= x+(-x) = 0.


Kontradiksi dengan yang diketahui bahwa xn≥0 untuk setiap n.
Pengandaian salah yang benar x≥0.

Teorema 2.1.9 Jika xn barisan bilangan konvergen ke x≥0 maka ada


bilangan asli N sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat xn≥0.

Bukti: Ambil sebarang bilangan >0 dengan 0<<x. Karena lim xn=x≥0
n

maka terdapat bilangan N sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat:


| xn –x|<  x-<xn<x+.

Karena 0<<x maka x->0 dan berlaku xn> x->0.


Jadi terdapat N sedemikian hingga untuk setiap n≥N berlaku xn>0.

Teorema 2.1.10 Jika xn dan y n barisan-barisan bilangan konvergen


dan xn≤yn untuk setiap n maka lim xn≤ lim yn.
n n

Bukti: Ambil barisan z n dengan zn= yn-xn maka zn≥0. Menurut


Teorema 2.1.8 maka lim zn= lim (yn-xn) = lim yn - lim xn≥ 0 berakibat
n n n n

lim xn≤ lim yn.


n n

Teorema 2.1.11 Jika barisan xn konvergen dan a≤ xn≤b maka


a≤ lim xn≤b.
n

55
Pengantar Analisis Real

Bukti: Ambil barisan bilangan y n = b = b, b, b,... dengan xn≤yn


maka menurut Teorema 2.1.10 berakibat lim xn≤ lim yn = b.
n n

Ambil barisan bilangan  z n  =  a  = <a,a,a…> dengan zn≤xn maka


menurut Teorema 2.1.10 berakibat a = lim zn≤ lim xn. Dapat disimpulkan
n n

a≤ lim xn≤b.
n

Teorema 2.1.12 Jika barisan−barisan bilangan xn dan y n masing-


masing konvergen ke x dan y dan xn≤yn untuk setiap n maka x≤y.

Bukti: Ambil sebarang barisan z n dengan zn= yn-xn untuk setiap n,


maka zn0 untuk setiap n. Menurut Teorema 2.1.9 berlaku lim zn0 dan
n

0≤ lim zn= lim (yn-xn)= lim yn - lim xn = y-x  x≤y.


n n n n

Teorema 2.1.13 Jika barisan-barisan bilangan xn , yn dan


y n masing-masing konvergen ke x, y dan z dan xn<yn<zn untuk setiap n
maka x<y<z.
Bukti: Analog Teorema 2.1.12 dan diserahkan kepada para pembaca.

Teorema 2.1.14 Jika barisan xn konvergen ke x maka baris xn


konvergen ke |x|.

Bukti: Diberikan sebarang bilangan >0. Karena xn konvergen ke x


maka terdapat bilangan N sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat |
xn –x|< dan berlaku || xn| –|x||≤| xn| –|x|≤| xn –x|<. Dengan demikian baris
xn konvergen ke |x|.

Teorema 2.1.15 Jika  xn  barisan bilangan real positif sedemikian


xn 1
hingga lim <1 maka barisan  xn  konvergen dan lim xn=0.
n xn n

56
Pengantar Analisis Real

xn 1
Bukti: Sebut lim =A<1, karena  xn  baris bilangan real positif
n xn
maka menurut Teorema 2.1.9 berakibat A0. Ambil bilangan r
xn1
sedemikian hingga A<r<1 dan =r-A>0. Karena baris  
xn
konvergen ke A maka terdapat bilangan asli N sehingga untuk setiap nN
berakibat:
xn 1 x
| –A|<  n 1 <A+=A+(r-A) = r  xn+1<xnr
xn xn

Secara umum jika nN berakibat:

0<xn+1<xnr <xn-1r2<xn-2r3<…..< x N rn-N+1

xN
Misalkan C= maka berakibat 0<xn+1< Crn+1 untuk semua nN.
rN
Karena 0<r<1 maka lim xn< lim Crn= 0 atau lim xn=0.
n n n

Teorema 2.1.16 (Teorema Squeeze) Diberikan barisan-barisan


bilangan  xn  ,  y n  dan  z n  dengan xn≤ yn≤ zn untuk semua n.
Jika lim xn = lim zn maka  y n  konvergen dan lim xn = lim yn =
n n n n

lim zn .
n

Bukti: Diberikan >0. Jika lim xn = lim zn = w maka terdapat bilangan


n n

asli N sedemikian hingga untuk setiap n≥N berakibat:


| xn –w |< dan | zn -w|<

Diketahui xn≤ yn≤ zn maka xn-w≤ yn-w≤ zn-w dan -≤ yn-w≤ berakibat
lim yn =w, sehingga lim xn = lim yn = lim zn.
n n n n

Soal-Soal.
1. Diketahui empat suku pertama sutau barisan bilangan. Tentukan
formula xn dari masing-masing barisan bilangan berikut.

57
Pengantar Analisis Real

1 1 1
(a) 1, 3, 5, 7... (c) 2, 1 , 1 , 1 , ...
2 4 8
1 1 1
(b) 1, -2, 3, -4, ... (d) -3, 3 , - 3 ,- 3 , ...
2 3 4
2. Tulislah empat suku pertama dari masing-masing barisan bilangan
berikut.
2n  1
(a) xn = (c) x1=2, xn+1= 2xn+1
n
3n  2
(b) xn = (d) x1=2, x2=3, xn+2= xn+2xn+1
2n
3. Buktikan bahwa
2n  1 3n 2  n 3
(a) lim (1+ )=2, (c) lim ( )= ,
n n n 2n 2  1 2
n 1 1  n 
(b) lim (2- )=1 , (d) lim  
n 2n 2 n  2n 1  =0.
 
4. Berilah contoh barisan bilangan  xn  yang tidak konvergen namun
barisan bilangan  xn  konvergen.

5. Diberikan barisan  xn  dengan xn≥0 untuk setiap n. Buktikan jika


lim xn=0 maka lim 2 xn=0.
n n

1
6. Buktikan bahwa lim =0.
n 2n
7. Misalkan  xn  merupakan barisan bilangan real dengan
x  xn1 xn1  1
2
n untuk semua n  2. Tunjukkan bahwa
xn1  cxn  xn1 untuk semua n  2 .

8. Selidiki apakah barisan bilangan  yn  berikut konvergen

(a) jika  xn  dan  xn  yn  masing-masing konvergen,

(b) jika  xn  dan  xn  yn  masing-masing konvergen,

9. Selidiki apakah barisan bilangan  yn  berikut konvergen

58
Pengantar Analisis Real

(a) jika  xn  dan  xn  yn  masing-masing konvergen dengan


 0,
(b) jika  xn  dan  xn  yn  masing-masing konvergen
dengan  ,   0 .
10. Buktikan jika  xn  maka  xn    konvergen.

11. Jika  xn  dan  yn  konvergen maka buktikan  xn  yn 


dengan  ,   0 .
12. Diberikan barisan bilangan real  xn  dengan xn  0 untk setiap n.
Jika lim( 1) n xn ada maka buktikan bahwa baris bilangan  xn 
n 

konvergen. Tentukan konvergen kemana.

2.2 Barisan Monoton dan Barisan Bagian


Definisi 2.2.1 (a) Barisan bilangan  xn  dikatakan naik monoton
(increasing) jika x1≤x2≤… xn≤xn+1.. .. dan dikatakan naik monoton
tegas (strictly increasing) jika x1<x2<… xn<xn+1…
(b).Barisan bilangan  xn  dikatakan turun monoton (decreasing) jika
x1≥x2≥… xn≥xn+1 … dan dikatakan turun monoton tegas (strictly
decreasing) jika x1>x2>… xn>xn+1 …
Suatu barisan bilangan yang naik monoton atau turun monoton
cukup disebut barisan monoton.
Contoh 2.2.1
(a) Barisan bilangan <1,2,2,3,4,5,5,5, …> adalah barisan naik monoton,
sedangkan <1,2,3,…,n,…> adalah barisan naik monoton tegas.
1 1 1 1
(b) Barisan bilangan < 1, , , , ..., ,…> adalah barisan turun
2 2 3 n
1 1 1
monoton, sedangkan barisan bilangan <1, , ,..., 2 ,…> adalah
4 9 n
barisan turun monoton tegas.

59
Pengantar Analisis Real

Definisi 2.2.2 (Barisan Bagian) Jika diketahui barisan  xn  dan


barisan bilangan asli  nr  n1 , n2 , n3 ,... maka barisan  xn r  =
< xn1 , xn2 , xn3 ,…> disebut barisan bagian (subsequence) dari barisan
 xn  .
Teorema 2.2.3 Setiap barisan tentu mempunyai barisan bagian yang
naik monoton.

Bukti: Ambil sebarang barisan  xn  . Pasti tepat satu terjadi,


 xn  terbatas atau  xn  tak terbatas.

Jika  xn  terbatas maka  xn  terbatas ke atas, namakan M batas atas


terkecilnya (bat). Karena M merupakan bat-nya maka untuk setiap
bilangan asli k, menurut Lemma 1.4.6 terdapat xnk dengan sifat :
1
M- < xnk ≤M
k
Sehingga diperoleh  xn r  yang merupakan barisan bagian naik
monoton.

Jika  xn  tak terbatas ke atas maka untuk setiap bilangan asli k terdapat
xnk sehingga xnk >k. Jelas diperoleh barisan bagian  xn r  yang naik
monoton.
Teorema 2.2.4 Setiap barisan bilangan tentu mempunyai barisan bagian
yang turun monoton.
Bukti: Diserahkan kepada pembaca untuk latihan.
Teorema 2.2.5 (Teorema Kekonvergenan Monoton I) Setiap barisan
yang naik monoton dan terbatas ke-atas akan konvergen ke batas atas
terkecilnya (bat).

Bukti: Ambil sebarang barisan naik monoton  xn  dan terbatas ke atas,


jadi xn≤xn+1 untuk setiap n, dan karena  xn  sebagai himpunan adalah
terbatas, maka  xn  mempunyai batas atas terkecil (bat) sebut M
dengan sifat

60
Pengantar Analisis Real

(i) xn≤M untuk setiap n ,


(ii) untuk setiap bilangan >0 terdapat bilangan asli N  sehingga
M-< x N ≤M

Kita dapat menyimpulkan bahwa untuk setiap >0 terdapat bilangan


N  sehingga untuk n≥ N  berakibat M-<xn<M+  xn  M   .
Dengan demikian  xn  konvegen ke M. Jadi teorema terbukti.

Teorema 2.2.6 (Teorema Kekonvergenan Monoton II) Setiap barisan


yang turun monoton dan terbatas ke bawah akan konvergen ke batas
bawah terbesarnya (bbt).
Bukti: Diserahkan kepada pembaca untuk latihan.
Contoh 2.2.2

Diberikan barisan  xn  dengan x1= 2 dan xn+1= 2  xn . Apakah


 xn  konvergen, jika konvergen tentukan limitnya.

Penyelesaian:
x1= 2

x2= 2 2

x3= 2 2 2
…………………

(a) Diperlihatkan  xn  naik monoton (dengan induksi matematika).

Benar untuk n=1 sebab x2= 2  x1 = 2  2 > 2 =x1 , jadi x2> x1


Andaikan benar untuk n=k yaitu benar xk+1> xk maka:
xn+2= 2  xn 1  2  xn = xn+1, jadi xn+2> xn+1

Menurut induksi matematika xn+1> xn untuk semua n, berarti  xn 


naik monoton.
(b) Diperlihatkan  xn  terbatas.

61
Pengantar Analisis Real

Jelas bahwa  xn  terbatas ke bawah, sebab xn>0 untuk setiap n.

Diperlihatkan  xn  terbatas ke atas oleh 3. (dengan induksi


matematika).
Benar untuk n=1 benar sebab x1= 2 <3
Andaikan benar untuk n=k yaitu xk<3 maka:
xk+1= 2  xk < 2  3 <3

Terbukti xn<3 untuk semua n, jadi  xn  terbatas ke atas.

Karena  xn  terbatas ke bawah dan terbatas ke atas maka


 xn  terbatas, dan karena  xn  monoton naik dan terbatas
menurut Teorema 2.2.5 maka  xn  konvergen, sebut xnx dan
berlaku:
xn+1= 2  xn

 
x x
x = 2 x

x2 = 2 + x

x2-x-2=0 atau (x-2)(x+1)=0 maka x=2 atau x=-1(tak mungkin sebab xn>0),
jadi xn2.
Soal-Soal.
1. Dengan Teorema Kekonvergenan Monoton (TKM) tunjukkan bahwa
barisan bilangan berikut konvergen
1
(a)  xn  dengan xn  ,
n
n 1
(b)  xn  dengan xn  ,
n
n 1
(c)  xn  dengan xn  1  ,
n

62
Pengantar Analisis Real

3 1
2. Diberikan barisan  xn  dengan x0  0 dan xn1  xn  xn1 ,
2 2
n  1 Selidiki, apakah barisan bilangan  xn  konvergen, jika
konvergen tentukan limitnya.
3. Diberikan barisan-barisan bilangan  an  dan  bn  dengan
a1  a2  a3  a4  ...   1 an
n1
bn 
n
(a) Buktikan jika  an  konvergen ke 0 maka  bn  konvergen ke
0.
(b) Selidiki jika  an  konvergen ke a, dengan a  0 bagaimana
kekonvergenan  bn  .
4. Diberikan barisan bilangan real non negatif yang naik monoton
xk
 xn  dengan sifat xnk  nxk dan sup  x   . Tentukan limit
k
xk
barisan  .
k
5. Diberikan barisan bilangan  xn  dengan xn  1 untuk setiap n.
2
Didefinisikan barisan bilangan  yn  dengan yn1  xn  untuk
xn
setiap n. Jika  yn  konvergen, maka buktikan  xn  konvergen.

6. Suatu barisan bilangan real  xn  didefinisikan dengan x0  0 ,


x n 1
x1  0 dan x n  2  1  . Apakah baris bilangan  xn  konvergen.
xn
Jika konvergen berapa nilai limitnya.
7. Diberikan barisan bilangan real  xn  yang memenuhi
2 x
xn1  xn  . Tentukan lim xn .
2x  1 n

63
Pengantar Analisis Real

8. Jika barisan bilangan  xn  memenuhi sifat lim ( x2 n  x2 n1 )  315


n

x2 n
dan lim ( x2 n  x2 n1 )  2016 maka tentukan nilai lim .
n n x
2 n 1

2.3 Barisan Cauchy


Definisi 2.3.1 Barisan  xn  disebut barisan Cauchy (Barisan
Fundamental) jika untuk setiap bilangan >0 terdapat bilangan asli
N  sehingga jika m,n≥ N  berakibat | xm -xn|<.

Contoh 2.3.1
1
Diberikan  xn  dengan xn  , n  1,2,3,....
n
Akan diperlihatkan  xn  adalah barisan Cauchy. Diberikan sebarang
bilangan >0 akan dicari bilangan asli N sehingga jika m,n≥ N berakibat
| xm -xn|<.
1 1 1 1 1 1 2
xm  xn        
m n m n N N N

2
Dengan mengambil N bilangan bulat asli terkecil yang lebih besar dari

maka terbukti bahwa  xn  barisan Cauchy.

Contoh 2.3.2
1
Diberikan barisan  xn  dengan x1  1, x2  2, xn  ( xn2  xn1 ) .
2
Akan diperlihatkan  xn  merupakan barisan Cauchy.

Penyelesaian.

1
Dengan induksi matematika akan diperlihatkan xn  xn1  .
2 n1
1
Benar untuk n=1 sebab x1  x2  1  2 
20

64
Pengantar Analisis Real

1
Andaikan benar untuk n=k maka berlaku xk  xk 1  , dibuktikan
2 k 1
benar untuk n=k+1.
1 1 1 1 1 1
xk 1  xk 2  xk 1  ( xk  xk 1 )  xk 1  xk  xk  xk 1  k 1
 k
2 2 2 22 2
1
Jadi xn  xn1  benar untuk semua n =1,2,3,... Ambil m>n
2 n1
≥ N maka berlaku:

xn  xm  xn  xn1  xn1  xn2  ...  xm1  xm


1 1 1 1 1 1 1 2 4
 n 1
 n  ....  m2  n1 (1    ...  mn1 )  n1  n  
2 2 2 2 2 4 2 2 2

4
Dipilih bilangan bulat asli terkecil N, sehingga   dan jika m>n
2N
berlaku :
4 4
xn  xm  n
 N   . Jadi  xn  adalah barisan Cauchy.
2 2
Contoh 2.3.3
1 2
Diberikan barisan bilangan a n dengan a1  2 dan a n 1  (a n  ) .
2 an
Tunjukkan bahwa a n barisan Cauchy.

Bukti: Diserahkan pembaca untuk latihan.


Teorema 2.3.2 Setiap barisan bilangan real yang konvergen adalah
barisan Cauchy.
Bukti: Diberikan sebarang >0. Ambil sebarang barisan konvergen
 xn  yang konvergen ke x, maka terdapat bilangan asli N sedemikian

hingga untuk n≥N berakibat |xn - x|< dan untuk setiap bilangan asli
2
m,n≥N berakibat :
| xm -xn| ≤ | xm -x| +| x -xn|

65
Pengantar Analisis Real

 
< + =
2 2

karena berlaku untuk setiap >0 maka terbukti bahwa  xn  adalah


barisan Cauchy.
Teorema 2.3.3 Setiap barisan Cauchy adalah terbatas.
Bukti: Diberikan sebarang >0. Ambil sebarang barisan Cauchy
 xn  maka terdapat bilangan asli N sehingga jika m,n≥N berakibat :
| xm -xn|<

Ambil =1 berakibat |xn – xN+1|<1 dan untuk setiap n≥N berlaku
| xn|<|xN+1|+1.
Ambil M=maks{| x1|,| x2|,| x3|,…,| xN|,|xN+1|+1} maka |xn|<M untuk semua
n. Dengan demikian terbukti bahwa  xn  terbatas.

Teorema 2.3.4 Setiap barisan Cauchy adalah konvergen.


Bukti: Diberikan sebarang >0. Ambil sebarang barisan Cauchy
 xn  maka menurut Teorema 2.3.3 barisan  xn  terbatas dan
menurut Teorema 2.2.3 maka  xn  mempunyai baris bagian yang
monoton, sebut < xnk > merupakan baris bagian yang monoton naik. Jelas
bahwa < xnk > terbatas dan oleh karena itu maka < xnk > konvergen ke
batas atas terkecilnya (bat), sebut ke x. Jadi terdapat :
(a) bilangan asli N1 sedemikian hingga jika nkN1 berakibat:

| xnk -x |<
2
(b) bilangan asli N2 dan karena <xn> baris Cauchy jika m,nN2 berakibat:

|xm -xn|<
2

Jika diambil bilangan N= maks{N1, N2} maka untuk n, nk N berakibat :


 
|xn - x| ≤ |xn - xnk |+ | xnk - x |< + =
2 2

66
Pengantar Analisis Real

Karena berlaku untuk setiap >0 maka barisan  xn  konvergen ke x,


jadi barisan  xn  konvergen.

Soal-Soal.
1. Tunjukkan bahwa barisan xn adalah barisan Cauchy jika

(a) xn = 2n  1 ,
n
(b) xn = 3n  2 .
2n
2n  1
2. (a). lim (1+ )=2,
n n
3
(b). lim ( 3n 2  n )=
2
,
n 2n  1 2
3. Buktikan bahwa barisan xn adalah barisan Cauchy jika x1=2, x2=3
dan xn+2= xn+2xn+1
4. Diberikan barisan bilangan an dengan a1  2 dan
1 2
a n 1  (a n  ) . Tunjukkan bahwa a n barisan Cauchy.
2 an
3 1
5. Diberikan barisan  xn  dengan x0  0 dan xn1  xn  xn1 ,
2 2
n  1 Selidiki, apakah barisan bilangan  xn  merupakan barisan
Cauchy.

2.4 Limit Superior dan Limit Inferior


Pada bagian 2.4 ini akan dibahas tentang konsep limit superior dan
limit inferior. Diberikan baris bilangan  xn  .

sup
Untuk semua k  N didefinisikan ak  x  sup xk , xk 1 , xk  2 ,...
nk n

Dari barisan xn  x1, x2 , x3 ,... diperoleh


a1  sup x1, x2 , x3 ,...

67
Pengantar Analisis Real

a1  sup x2 , x3 , x4 ,...
a1  sup x3 , x4 , x5 ,...
…………………………
dan berlaku a1  a2  a3 ,...
inf
Kemudian didefinisikan a n lim
 ak  ak kinf
1 sup xn .
k 1

Bilangan a disebut limit superior xn dan dinotasikan dengan


inf sup
a xn  n lim
 xn  limxn
k 1 n  k

Dengan cara sama, untuk semua kN didefinisikan


inf
bk  n  k xn  inf xk , xk 1, xk  2 ,... dan diperoleh

b1  sup x1, x2 , x3 ,...


b1  sup x2 , x3 , x4 ,...
b1  sup x3 , x4 , x5 ,...
…………………………
dan berlaku b1  b2  b3 ,...
sup sup inf
Selanjutnya didefinisikan b n lim
 bk  k 1 bk  k  k n  k xn

Bilangan b disebut limit inferior xn dengan notasi


inf
b sup lim
k 1 n  k xn  n  xn  limxn

Jika a = lim x n = lim xn =b, maka dikatakan bahwa nilai yang sama
tersebut adalah sebagai nilai limit baris  xn  .

Definisi 2.4.1 Barisan bilangan  xn  dikatakan mempunyai limit jika


lim x n = lim xn .

68
Pengantar Analisis Real

Contoh 2.4.1
1
Diberikan barisan bilangan  xn  dengan xn   1n untuk semua
n 1
n. Tentukan lim xn dan limit lim x n

1 2 3 4 5 6
Penyelesaian : Dari baris xn   , , , , , ,... diperoleh :
2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6
a1  sup  , , , , , ,...  1
2 3 4 5 6 7
2 3 4 5 6
a2  sup , , , , ,...  1
3 4 5 6 7
3 4 5 6
a3  sup  , , , ,...  1
4 5 6 7
………………………………..
inf
a k lim
 ak  n  k ak  inf 1,1,1,...  1  limxn

Jadi limit superior xn = 1


1 2 3 4 5 6
Dari barisan xn   , , , , , ,... diperoleh :
2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6
b1  inf  , , , , , ,...  1
2 3 4 5 6 7
2 3 4 5 6
b2  inf , , , , ,...  1
3 4 5 6 7
3 4 5 6
b3  inf  , , , ,...  1
4 5 6 7
………………………………..
sup
b k lim
 bk  k 1 bk  sup  1,1,1,1,1,...  1  limxn

Jadi limit inferior xn= -1.

Dalam hal ini limit superior xn ≠ limit inferior xn, maka barisan xn
dikatakan tidak mempunyai limit.

69
Pengantar Analisis Real

Contoh 2.4.2

1 1 1
Diberikan barisan xn  1, , , ,...
4 9 16

Tentukan limit superior xn dan limit inferior xn.

1 1 1
Bukti : Dari barisan xn  1, , , ,...
4 9 16

diperoleh :
1 1 1
a1  sup 1, , , ,...  1
4 9 16
1 1 1 1
a2  sup , , ,... 
4 9 16 4
1 1 1
a3  sup
, ,... 
9 16 9
………………………………..

1 1 1
a  k lim inf
 ak  n  k ak  inf 1, , , ,...  0  limxn
4 9 16

Jadi limit superior xn = 0

1 1 1
Selanjutnya dari barisan xn  1, , , ,... diperoleh :
4 9 16

1 1 1
b1  inf 1, , , ,...  0
4 9 16

1 1 1
b2  inf , , ,...  0
4 9 16

1 1
b3  inf , ,...  0
9 16

………………………………..

b k lim inf
 bk  n  k bk  sup 0,0,0,...  0  limxn

Jadi limit inferior xn= 0.

70
Pengantar Analisis Real

Karena limit superior xn = limit inferior xn = 0 maka barisan bilangan


xn dikatakan mempunyai limit dengan limit xn= 0.
Teorema 2.4.2 Diberikan barisan bilangan xn maka berlaku lim xn =
n

x jika dan hanya jika lim xn = lim x n

Bukti: (a) Syarat perlu. Diketahui lim xn = x, maka untuk setiap bilangan
n

 >0 terdapat bilangan asli N sedemikian hingga jika nN berakibat


| xnk - x|<  atau x-  <xn<x+ 

Karena x+  konstanta dan berdasarkan limit superior


sup
maka x    kinf lim
1 n  k xn  x   atau x    n   supxn  x  

atau   nlim
 sup x n  x   . Karena berlaku untuk sebarang

 >0 maka lim supxn=x .............................................................. (i)


n

Demikian pula karena x-  konstanta dan berdasarkan limit inferior


maka x-  < <x+  atau x-  < lim infxn<x+  atau -
n

 < lim inf(xn- x)< 


n

Karena berlaku untuk sebarang  >0 maka lim infxn = x ............. (ii)
n

Dari (i) dan (ii) maka terbukti lim supxn= lim infxn atau
n n

lim x n  lim xn .
(b) Syarat cukup. Diketahui lim supxn = lim infxn, sebut lim supxn=
n n n

lim infxn=x. Karena lim sup xn=x maka = x, jadi untuk


n n

setiap bilangan  >0 terdapat bilangan asli N1 sedemikian hingga


untuk setiap n  N1 berakibat <x+  dan berakibat

xn< x+  .................................................................................... (i)

Karena lim inf xn=x maka = x, jadi untuk setiap


n

bilangan  >0 terdapat bilangan asli N2 sedemikian hingga untuk


setiap n  N2 berakibat x-  < dan berakibat

71
Pengantar Analisis Real

x-  <xn ...................................................................................... (ii)

Ambil N  maks{N1 , N 2 } sehingga untuk setiap n  N dan akibat


dari(i) dan (ii) maka :
x    xn  x   atau xn xn  x  

Karena berlaku untuk setiap  >0 maka lim xn = x.


n

Teorema 2.4.3 Jika xn barisan bilangan real maka lim inf xn ≤


n

lim sup xn
n

sup
Bukti : Didefinisikan ak  n  k xn  sup xk , xk 1, xk  2 ,... maka

Dari barisan xn  x1, x2 , x3 ,... diperoleh

a1  sup x1, x2 , x3 ,...

a2  sup x 2 , x3 , x4 ,...

a3  sup x3 , x4 , x5 ,...

…………………………

dan berlaku a1  a2  a3 ,... dan secara umum berlaku ak  ak 1

inf
Dengan cara sama didefinisikan bk  n  k xn  inf xk , xk 1, xk  2

Maka b1  inf x1, x2 , x3 ,...

b2  inf x 2 , x3 , x4 ,...

b3  inf x3 , x4 , x5 ,...

………………………

dan berlaku b1  b2  b3 ,... dan secara umum berlaku bk  bk 1 .

Untuk sebarang bilangan asli p dan q berlaku bp  bpq  a pq  aq , jadi


b p  aq .

72
Pengantar Analisis Real

Jika diambil infimumnya meliputi semua aq dan diambil supremumnya


meliputi semua b p maka diperoleh:
sup bp  inf aq
sup inf xn  inf sup xn
k 1 nk k 1 nk

lim inf xn  lim sup xn


n n

Dengan demikian teorema terbukti.

Teorema 2.4.4 Diberikan barisan bilangan terbatas xn dan yn maka


berlaku :
(a) lim sup(xn  yn )  lim sup xn  lim sup yn
n n n

(b) lim sup(xn  yn )  lim sup xn  lim sup yn


n n n

Bukti : Diberikan >0.


(a) Misalkan a  lim sup xn dan b  lim sup yn .
n n

Maka terdapat bilangan asli N1 dan N2 sedemikian hingga untuk


setiap n≥ N1 dan n≥ N2 berakibat :
xn  a   dan yn  b  

Pilih N  maks{N1 , N 2 } maka untuk setiap n>N berakibat :


xn  yn  a  b  2

masing-masing ruas diambil limitnya maka diperoleh :


lim sup(xn  yn )  a  b  2
n

Karena berlaku untuk sebarang >0 maka terbukti bahwa :


lim sup(xn  yn )  lim sup xn  lim sup yn
n n n

(b) Dibuktikan secara sama.

73
Pengantar Analisis Real

Soal-Soal.
3 3 4 4
1. Diberikan barisan xn = 2,2, , , , ,... .
2 2 3 3
Tentukan limit superior xn dan limit inferior xn
2. Tentukan limit superior dan limit inferior dari barisan bilangan xn
3n  2
jika xn =
2n
3. Tentukan limit superior dan limit inferior dari barisan bilangan
3n  2
2n  1

4. Diberikan barisan bilangan terbatas xn dan yn maka buktikan

bahwa lim  xn  lim xn .

5. Diberikan barisan bilangan terbatas xn dan yn maka buktikan


bahwa :

(a)
lim xn + lim y n ≤ lim ( xn  yn ),

lim ( xn  yn )  lim xn  lim yn ,


(b)
(c) lim ( xn yn )  (lim xn )(lim yn ) asalkan ruas kanan bukan
bentuk 0..

74
Pengantar Analisis Real

BAB III
LIMIT DAN KONTINUITAS

3.1 Limit Fungsi


Untuk membahas limit fungsi, kita perlu memahami tentang konsep
titik limit suatu himpunan E   . Titik x0 disebut titik limit himpunan
E   jika untuk setiap persekitaran N  ( x0 ) = ( x0   , x0   )
berakibat N  ( x0 )  E - {x0 }   atau jika untuk setiap >0 berakibat
( x0   , x0   )  E - {x0 }   atau untuk setiap selang terbuka
I x0 = ( x0   , x0   ) yang memuat x0 berlaku I x0  E - {x0 }  

Definisi 3.1.1 Diketahui x0 titik limit E   dan f : E   . Bilangan


A dikatakan limit fungsi f untuk x  x0 ditulis lim f (x) = A jika
x  x0

untuk setiap bilangan  >0 terdapat bilangan >0 sehingga jika


0  x  x0   berakibat f ( x)  A   .

Persyaratan 0  x  x0   dimaksudkan bahwa x  x0 atau


x  ( x0   , x0   )  E - {x0 } atau x  N  ( x0 )  E - {x0 } dan sesuai
Definisi 3.1.1 tentang limit fungsi, maka nilai fungsi f ( x0 ) tidak
dituntut ada. Jika A nilai limit f (x) untuk x  x0 maka dengan bahasa
persekitaran, Definisi 3.1.1 di atas dapat ditulis sebagai berikut.
Diketahui x0 titik limit E   dan f : E   . Bilangan A dikatakan
limit fungsi f untuk x  x0 ditulis lim f (x) = A jika untuk setiap
x  x0

75
Pengantar Analisis Real

bilangan  >0 terdapat bilangan >0 sehingga jika x  N  ( x0 )  E -


{x0 } berakibat f ( x)  A   .

Teorema 3.1.2 Diberikan x0 titik limit E   dan f : E   . Jika


fungsi f mempunyai limit untuk x  x0 maka nilai limit fungsinya
tunggal.
Bukti: Diberikan >0

Andaikan lim f (x) tidak tunggal, sebut lim f (x) =A dan


x x0 x x0

lim f (x) =B dengan A  B, maka terdapat  1 >0 sedemikian hingga jika


x x0


0  x  x0  1 berakibat f ( x)  A  dan terdapat  2 >0 sedemikian
2
hingga jika 0  x  x0   2 berakibat f ( x)  B   . Ambil  =min{  1 ,
2
 2 } maka jika 0  x  x0   berakibat:
A  B = A  f ( x)  f ( x)  B  A  f (x) + f ( x)  B

 
< + = .
2 2

Karena berlaku untuk setiap  >0 maka A=B, kontradiksi dengan


pengandaian, jadi yang benar A=B atau nilai limit adalah tunggal.
Contoh 3.1.1
(a) Jika diberikan fungsi konstan f :    dengan f (x) = a untuk
setiap x   . Perhatikan bahwa lim a=a sebab jika diberikan >0
x 1

akan dicari >0 sehingga untuk setiap x dengan 0  x  1  


berlaku f ( x)  a <.
f ( x)  a = a  a =0<.

Jadi dengan mengambil bilangan  sebarang sebut =k>0 berlaku


f ( x)  a < berarti terbukti bahwa lim a=a.
x 1

76
Pengantar Analisis Real

(b) Jika diberikan fungsi f : [0,2]   dengan f (x) = kx untuk setiap


x  [0,2] dengan k>0, maka akan diperlihatkan lim kx=k yaitu jika
x 1

diberikan >0 akan dicari >0 sehingga untuk setiap x dengan


0  x  1   berlaku f ( x)  k <.

f ( x)  k = kx  k =k x  1 <k  <.

Jadi dengan mengambil  = maka untuk semua x dengan
k
0  x  1   berlaku f ( x)  k < , jadi terbukti lim kx=k.
x 1

(c) Diberikan fungsi f : [a, b]   dengan f (x) = x2 untuk setiap


x  [a, b] , maka akan diperlihatkan lim x2=4 yaitu (dua cara)
x2

(i) jika diberikan >0 akan dicari >0 sehingga untuk setiap x dengan
0  x  2   berlaku f ( x)  4 <.

f ( x)  4 = x 2  4 = x  2 x  2  x  2 ( x  2 ) <(k+2)  <.

dengan k=maks{ a , b }. Dengan mengambil  = maka
k2
untuk semua x dengan 0  x  2   berlaku f ( x)  4 < , jadi
terbukti lim x2=4.
x2

(ii) jika diberikan >0 akan dicari >0 sehingga untuk setiap x
dengan 0  x  2   berlaku f ( x)  4 <. Ambil x cukup
dekat 2 maka
f ( x)  4 = x 2  4 = x  2 x  2  x  2 ((2  1)  2) <5  <.

Dengan mengambil  < maka untuk semua x dengan
5
0  x  2   berlaku f ( x)  4 < , jadi terbukti lim x2=4.
x2

77
Pengantar Analisis Real

Teorema 3.1.3 Diberikan x0 titik limit E   dan f : E   . Jika A


nilai limit f(x) untuk x  x0 maka terdapat >0 sehingga f (x) terbatas
pada N  ( x0 )  E - {x0 } .

Bukti: Diambil =1. Karena lim f (x) =A (ada) maka terdapat bilangan
x x0

>0 sehingga jika x  N ( x0 )  E - {x0 } berlaku f ( x)  A <1 berakibat:

f (x) - A  f ( x)  A <1 atau f (x)  A +1

Jadi jika x  N  ( x0 )  E - {x0 } maka f (x)  A +1. Selanjutnya


didefinisikan :

 A  1, xE
M 
sup{ f ( x), A  1}, x  E

Dengan demikian f (x)  M, jadi f terbatas pada N  ( x0 )  E -


{x0 } .

Teorema 3.1.4 Diberikan x0 titik limit E   dan f : E   maka


lim f (x) =A jika dan hanya jika untuk setiap barisan bilangan  xn 
x x0

di dalam E, xn  x0 yang konvergen ke x0 berakibat barisan nilai fungsi


 f ( xn )  konvergen ke A.

Bukti: (a) Syarat perlu. Diketahui lim f (x) =A maka untuk setiap  >0
x x0

terdapat >0 sehingga jika 0  x  x0   berakibat


f ( x)  A   ............................................................................. (i)

Selanjutnya ambil sebarang barisan  xn  di dalam E, xn  x0 yang


konvergen ke x0 maka untuk >0 tersebut di atas terdapat bilangan
asli N sedemikian hingga jika n  N berakibat x n  x0   dan
jika xn  x0 maka berlaku 0  xn  x0   ……................... (ii)

78
Pengantar Analisis Real

Dari (i) dan (ii) berakibat f ( xn )  A   , jadi terbukti bahwa


barisan  f ( xn )  konvergen ke A.

(b) Syarat cukup. Andaikan lim f (x)  A, jadi terdapat  0 >0 sehingga
x x0

untuk setiap >0 terdapat xn  E dan jika 0  xn  x0   berlaku


1
f ( xn )  A   0 .Ambil  0 = .
n
Untuk n=1, dan setiap >0 maka terdapat x1  E,
0  x1  x0    f ( x1 )  A  1.

Untuk n=2, dan setiap >0 maka terdapat x 2  E, 0  x2  x0   


1
f ( x2 )  A  .
2
Secara umum terdapat barisan bilangan xn .  E dengan
0  xn  x0   dan berlaku f ( xn )  A   0 . Karena berlaku
untuk sembarang >0 maka berakibat xn  x0 . Jadi terdapat barisan
bilangan xn .  E dengan xn  x0 dan berlaku f ( xn )  A   0 .
Hal ini kontradiksi dengan hipotesis, jadi pengandaian salah yang
benar adalah lim f (x) =A.
x x0

Contoh 3.1.2

Sebagai contoh dapat diambil fungsi f ( x)  2 x maka lim f (x) =2.


x 1

Diambil sebarang baris bilangan  xn  yang konvergen ke 1 sebut


n  1 maka n 1
xn  lim xn  lim =1 dan berakibat
n 1 x 1 n 1
n 

n 1 n 1
lim f ( xn )  lim f ( )  lim 2.  2.
x 1 x 1 n 1 x 1 n 1
Sampai di sini kita telah membahas limit suatu fungsi. Berikut ini
akan dibahas tentang suatu fungsi yang tidak mempunyai nilai limit di

79
Pengantar Analisis Real

suatu titik. Pembahasan ini sering dikenal dengan kriteria kedivergenan.


Perhatikan konsep limit fungsi berikut.

lim f (x) =A jika dan hanya jika untuk setiap barisan  xn  di dalam
x x0

E, xn  x0 yang konvergen ke x0 berakibat barisan  f ( xn )  konvergen


ke A. Negasi kalimat tersebut merupakan kriteria kedivergenan dan dalam
logika matematika dapat dijelaskan sebagai berikut.
lim f ( x)  A    xn , xn  E. xn  x0 .xn  x0  f ( xn )  A
x x0

lim f ( x)  A    xn , xn  E. xn  x0 . xn  x0  f ( xn )  A
x x0

lim f ( x)  A    xn  .xn  E .xn  x0 . xn  x0  f ( xn )  A


x x0

lim f ( x)  A    xn  .xn  E.xn  x0 .xn  x0 dan f ( xn )  A


x x0

lim f ( x)  A    xn  .xn  E.xn  x0 .xn  x0 dan f ( xn ) → A


x x0

Dengan demikian untuk menunjukkan kriteria kedivergenan dapat


diformulasikan dalam teorema di bawah ini.
Teorema 3.1.5 (Kriteria Kedivergenan) Diberikan x0 titik limit
E   dan f : E   .
(a) lim f (x)  A jika dan hanya jika ada barisan bilangan  xn  di
x x0

dalam E, dengan xn  x0 untuk setiap n, sehingga barisan bilangan


 xn  konvergen ke x0 dan  f ( xn )  tidak konvergen ke A.
(b) lim f (x) tidak ada jika hanya jika ada barisan bilangan  xn  di
x x0

dalam E, dengan xn  x0 untuk setiap n, sehingga  xn 


konvergen ke x0 dan  f ( xn )  tidak konvergen ke setiap A   .

Bukti: Diserahkan pembaca untuk latihan.

80
Pengantar Analisis Real

Contoh 3.1.3

Sebagai contoh jika diambil f (x) = x  1 maka lim x  1 =2. Dapat


2 2

x 1 x1 x 1
x 1 2
dikatakan bahwa lim  1 sebab ada barisan  xn  dengan xn
x1 x  1

1 1
=1+ dan xn→1 tetapi barisan  f ( xn )  dengan f ( xn ) =(1+ )+1→2
n n
atau f ( xn ) → 1.

Teorema 3.1.6 Diberikan x0 titik limit E   dan f , g : E   .Jika


lim f (x) =A dan lim g (x) =B maka berlaku:
x x0 x x0

(a) lim  f (x) =  lim f (x) =  A untuk setiap    ,


x x0 x x0

(b) lim { f ( x)  g ( x)} = lim f (x) + lim g (x) = A + B,


x x0 x x0 x x0

(c) lim f ( x).g ( x) = lim f (x) . lim g (x) = A.B,


x x0 x x0 x x0

f ( x) xlim
 x0
f ( x)
A
(d) lim = = , asalkan B  0.
x x0 g ( x) lim g ( x) B
x  x0

Bukti: Diberikan  >0


(a) Karena lim f (x) =A, maka terdapat >0 sedemikian hingga jika
x x0


0  x  x0   berakibat f ( x)  A  dan berlaku:


f ( x)  A =  f ( x)  A   =

Terbukti lim  f (x) =  A =  lim f (x)
x x0 x x0

(b) Diketahui lim f (x) =A, maka terdapat terdapat bilangan  1 >0
x x0


sedemikian hingga jika 0  x  x0  1 berakibat f ( x)  A  dan
2

81
Pengantar Analisis Real

karena lim g (x) =B, maka terdapat terdapat bilangan  2 >0


x x0

demikian hingga jika 0  x  x0   2 berakibat g ( x)  A   . Ambil


2
=min{  1 ,  2 } maka untuk setiap x dengan 0  x  x0   berlaku :
 
( f ( x)  g ( x))  ( A  B)  f ( x)  A + g ( x)  B < + =
2 2
Terbukti bahwa lim { f ( x)  g ( x)} =A + B,
x x0

= lim f (x) + lim g (x)


x x0 x x0

(c) Menurut asumsi lim f (x) =A, maka terdapat terdapat  1 >0
x x0

sedemikian hingga jika 0  x  x0  1 berakibat f ( x)  A  


(2 B  1)
dan menurut Teorema 3.1.3 maka f terbatas di sekitar x0, sehingga
terdapat  2 >0 dan bilangan M>0 sedemikian hingga f (x)  M
untuk setiap x  ( x0   2 , x0   2 ) .Diketahui lim g (x) =B, maka
x x0

terdapat 3>0 sedemikian hingga jika 0  x  x0   3 berakibat



g ( x)  B  .
(2 M  1)
Diambil =min{  1  2 ,  3 } maka >0 sehingga jika 0  x  x0  
berakibat
f ( x).g ( x)  A.B  f ( x).g ( x)  f ( x).B  f ( x).B  A.B
≤ f ( x).g ( x)  f ( x).B + f ( x).B  A.B

= f (x) g ( x)  B + B f ( x)  A +

 
< M .+ B .
2( M  1) 2( B  1)

 
= + = 
2 2

82
Pengantar Analisis Real

Terbukti bahwa lim f ( x).g ( x) = A.B,


x x0

= lim f (x) . lim g (x)


x x0 x x0

1 1
(d). Diperlihatkan dulu jika lim g (x) =B maka lim = , asalkan
x x0 x x0 g ( x) B
B  0. Karena lim g (x) =B, maka terdapat  1 >0 sedemikian hingga
x x0

B 2
jika 0  x  x0  1 berakibat g ( x)  B  dan terdapat  2 >0
2
1 1 2
sehingga jika 0  x  x0   2 berlaku g(x)> B atau  .
2 g ( x) B
Diambil =min{  1 ,  2 } maka untuk setiap x dengan
0  x  x0   berlaku :
1 2
B 
1 1 1 1 g ( x)  B 4
  = =  .
g ( x) B g ( x) B B g ( x) B.B
1 1
Terbukti lim = , asalkan B  0, dan menurut Teorema
x x0 g ( x) B
3.1.6c berakibat :
lim f ( x)
f ( x) 1 1 A x x0
lim = lim f(x) . lim = A. = =
x x0 g ( x ) x x0 x x0 g ( x ) B B lim g ( x)
x  x0

Dengan demikian teorema terbukti.

Teorema 3.1.7 Diberikan x0 titik limit E   dan f : E   . Jika


lim f (x) =A dan a ≤ f (x) ≤b untuk setiap x  E maka a≤A≤b.
x x0

Bukti: Diketahui a ≤f(x) ≤b maka f (x) -a≥0 dan f (x) -b≤0 dan
berakibat

lim ( f (x) -a) = lim f (x) - lim a = A-a ≥ 0 atau A ≥ a .............. (i)
x x0 x x0 x x0

83
Pengantar Analisis Real

dan lim ( f (x) -b) = lim f (x) - lim b = A – b ≤0 atau A ≤ b ....... (ii)
x x0 x x0 x x0

Dari (i) dan (ii) maka a≤A≤b.

Teorema 3.1.8 (Teorema Sequeeze) Diberikan x0 titik limit E   dan


f , g , h : E   . dan f (x) ≤ g (x) ≤ h(x) untuk setiap x  E. Jika
lim f (x) =A, lim g (x) =B dan lim h(x) =C maka A≤B≤C.
x x0 x x0 x x0

Bukti: Akibat Teorema 3.1.7

Teorema 3.1.9 Diketahui x0 titik limit himpunan E   dan


f : E .
(a) Jika lim f(x)=A>0 maka ada bilangan  >0 sehingga untuk setiap
x  x0

x  N  ( x0 )  E-{ x0 } berakibat f(x)>0,

(b) Jika lim f(x)=A<0 maka ada bilangan  >0 sehingga untuk setiap
x  x0

x  N  ( x0 )  E-{ x0 } berakibat f(x)<0.

Bukti : Dipersilakan untuk pembaca.

Soal-Soal
1. Buktikan bahwa lim ( x 2  1)  5 .
x 2

2. Buktikan bahwa lim ( x 2  3x  1)  1 .


x0

3. Buktikan bahwa lim ( x 2  x  1)  1 .


x1

4. Dengan konsep barisan buktikan bahwa


(a) lim ( x 2  1)  5 .
x 2

(b) lim ( x 2  3x  1)  1 .
x0

(c) lim ( x 2  x  1)  1 .
x1

84
Pengantar Analisis Real

5. Dengan konsep kedivergenan tunjukkan bahwa


(a) lim ( x 2  1)  5
x2

(b) lim ( x 2  2 x  1)  1
x0

6. Diberikan x0  [0,1] dan f : [0,1]   . Buktikan lim f (x) =A


x x0

jika dan hanya jika lim f ( x  x0 ) =A.


x 0

7. Diberikan x0 titik limit [0,1] dan fungsi nonnegatif f : [0,1]   .


Jika lim f (x) =A maka lim f ( x)  A .
x x0 x x0

(a) Buktikan.
(b) Berilah contohnya.
8. Diberikan f : [a, b]   yang monoton turun pada [a, b] . Jika c
titik interior [a, b] maka hitunglah lim f ( x).
xc

3.2 Limit Kiri dan Limit Kanan


Karena system bilangan  mempunyai urutan yaitu urutan lebih
kecil (<) atau urutan lebih besar (>), maka setiap himpunan bagiannya
juga mempunyai urutan yang sama. Hal ini berakibat jika x0 titik limit
suatu himpunan E ada tiga kemungkinan terjadi untuk setiap bilangan
 >0 berlaku
(a) ( x0 , x0 +  )  E≠  dan ( x0 -  , x0 )  E≠ 

(b) ( x0 , x0 +  )  E=  dan ( x0 -  , x0 )  E≠ 

(c) ( x0 , x0 +  )  E≠  dan ( x0 -  , x0 )  E= 

Oleh karena itu pengertian limit fungsi di titik x0 perlu dikaji lebih teliti.
Definisi 3.2.1.
(a) Diketahui x0 titik limit himpunan E  ( x0 ,  ) dan fungsi f: E   .
Jika ada bilangan real A sehingga untuk setiap bilangan  >0
terdapat bilangan  >0 sehingga untuk setiap x  ( x0 , x0 +  )  E

85
Pengantar Analisis Real

berakibat |f(x)-A|<  maka A disebut limit kanan f(x) untuk xn  x0 .


Dalam hal ini dituliskan lim f(x)=A.
x  x0

(b) Diketahui x0 titik limit himpunan E  (-  , x0 ) dan fungsi f: E   .


Jika ada bilangan real A sehingga untuk setiap bilangan  >0
terdapat bilangan  >0 sehingga untuk setiap x  ( x0 -  , x0 )  E
berakibat |f(x)-A|<  maka A disebut limit kiri f(x) untuk xn  x0 .
Dalam hal ini dituliskan lim f(x)=A.
x  x0

Mudah dipahami bahwa jika lim f(x)=A (ada) maka lim f(x)=A
x  x0 x  x0

dan lim f(x)=A, tetapi sebaliknya jika salah satu limit kiri atau limit
x  x0

kanan f(x) untuk x  x0 tidak ada, bukan merupakan jaminan bahwa lim
x  x0

f(x) ada. Hubungan antara kedua jenis limit itu adalah sebagai berikut.

Teorema 3.2.2 Diketahui x0 titik limit himpunan E   . lim f(x)=A


x  x0

(ada) jika dan hanya jika lim f(x)=A = lim f(x).


x  x0 x  x0

Bukti : Berdasarkan Definisi 3.1.1 dan Definisi 3.2.1

Contoh 3.2.1

 2 x2 , x  1

Diberikan f(x)=  3 , x  1 akan diselidiki lim f(x)
x1
x 1 , x  1

lim f(x)= lim 2x2 = 2 dan lim f(x)= lim (x+1) = 2
x 1 x 1 x 1 x 1

Karena lim f(x)= lim f(x)= 2 maka lim f(x)= 2 walaupun nilai fungsi f
x 1 x 1 x1

(1) = 3

86
Pengantar Analisis Real

Contoh 3.2.2

x2  1
Diberikan f(x)= akan diselidiki lim f(x).
x 1 x1

x 2  1 ( x  1)( x  1)
f(x)= = = x+1
x 1 x 1

x2  1
Perhatikan bahwa f(x)= ekivalen dengan f(x)= x+1, x  1, sehingga
x 1
lim f(x)= lim (x+1) = 2 dan lim f(x)= lim (x+1) = 2
x 1 x 1 x 1 x 1

Karena lim f(x)= lim f(x)= 2 maka lim f(x)= 2 walaupun nilai fungsi
x 1 x 1 x1

f(1) tidak terdefinisi.

x2  1 ( x  1)( x  1)
Secara praktis lim = lim = lim (x+1) = 2
x1 x  1 x1 x 1 x1

Contoh 3.2.3

 1 , x0
Diberikan f(x)=  akan diselidiki lim f(x)
e
1/ x
, x0 x0

lim f(x) = lim e1/x = 0 dan lim f(x)= lim e1/x =  (tidak ada)
x 0 x 0 x 0 x 0

Karena lim f(x)  lim f(x) maka dikatakan lim f(x) tidak ada.
x 0 x 0 x0

Perlu diketahui bahwa notasi  dan -  bukanlah bilangan real,


notasi  dan -  banyak dipakai dalam pembahasan limit fungsi dan
limit fungsi yang nilainya  atau -  disebut limit tak hingga (infinite
limit) sebagai contoh adalah sebagai berikut.
Definisi 3.2.3 Diketahui x0 titik limit himpunan E   dan f: E   .
Fungsi f(x) menuju  (atau -  ) untuk xn  x0 ditulis sebagai
lim f(x)=  (atau -  ) jika untuk setiap bilangan positif M>0 terdapat
x  x0

bilangan  >0 sehingga untuk setiap x  N  ( x0 )  E-{ x0 } berakibat


f(x)>M (atau f(x)<-M).

87
Pengantar Analisis Real

Contoh 3.2.4
1
Diberikan f(x) = , dengan Df =E =  -{1} maka diperoleh
( x  1) 2
1
lim f(x) = lim =  sebab untuk M>0 berakibat
x1 x1 ( x  1) 2
1 1
f(x)= >M atau x  1 < asalkan x  N  (1)  E-{1} dengan
( x  1) 2
M
1
  .
M
Soal-Soal.

1. Diketahui x0 titik limit himpunan E   . lim f(x)=A (ada) jika dan


x  x0

hanya jika lim f(x) =A = lim f(x). Buktikan dan berilah contohnya.
x  x0 x  x0

 x  1, x  1
2. Diberikan f(x)=  . Apakah lim f(x) ada (berhingga).
 2 x 1 x1

3x  1 , x  0

3. Diberikan f(x)=  3 , x0 . Apakah lim f(x) ada
x 0
x 2  1 , x  0

(berhingga).

1
4. Selidiki lim f(x) jika f ( x)  x sin .
x 0 x
x 2  4x  3
5. Diberikan f(x)= . Selidiki apakah lim f(x) ada
x 3 x1

(berhingga).

6. Jelaskan konsep a. lim f(x) =  (atau -  )


x  x0

b. lim f(x) =  (atau -  ).


x  x0

88
Pengantar Analisis Real

x 2  3x  2
7. Diberikan f(x)= . Tentukan lim f(x) dan lim f(x). Jika
x 3 x 3 x 3

diberikan sebarang M>0, tentukan nilai  yang merupakan fungsi


dari M tersebut.

3.3 Limit di Tak Hingga


Notasi x   dimaksud untuk setiap bilangan M>0 terdapat nilai x
yang lebih besar dari pada M. Dengan cara sama notasi x  - 
dimaksud adalah untuk setiap bilangan M>0 terdapat nilai x yang lebih
kecil dari pada –M.
Definisi 3.3.1 (a) Diketahui E   dan untuk setiap a>0 berlaku (a,
 )  E   . Bilangan real A disebut limit f(x) untuk x   ditulis
dengan lim f(x) = A jika untuk setiap  >0 terdapat bilangan M  >0
x

sehingga untuk setiap x  E dan x> M  berakibat f ( x)  A <  .

(b) Diketahui E   dan untuk setiap a>0 berlaku ( -  ,a)  I   .


Bilangan real B disebut limit f(x) untuk x  -  ditulis dengan lim
x

f(x) =B jika untuk setiap  >0 terdapat bilangan M  >0 sehingga


untuk setiap x  E dan x<- M  berakibat f ( x)  B <  .

Contoh 3.3.1

Diberikan fungsi f: E   . dengan f(x) = 1 + e-x maka lim f(x) = 1 sebab


x

untuk setiap bilangan  >0 dapat ditemukan M  >0 sehingga untuk x 


E=  dengan x> M  berakibat f ( x)  1 <  , dengan M  dapat
dihitung sebagai berikut.
f ( x)  1 = 1  e  x  1 = e  x = e  x < 

Dari e-x <  maka –x< ln  atau x>- ln  , dengan mengambil M  =-


ln  maka berlaku f ( x)  1 <  .

89
Pengantar Analisis Real

Contoh 3.3.2

Diberikan fungsi g: E   . dengan g(x)=e-xsin x, maka lim f(x) =


x

lim e sin x = 0, sebab untuk setiap bilangan  >0 dapat ditemukan


-x
x

bilangan M  >0 sehingga untuk x  E=  dan x> M  berakibat


f ( x)  0 = e -x sin x  e x < 

1
Dengan mengambil M  = ln dan untuk setiap x  M  berlaku

f ( x)  0 <  .

Soal-Soal
1. Selidiki:
2x  1
(a) lim
x x 1
x 3
(b) lim untuk x>1
x  x 1
xx
(c) lim
x xx
 0, x0

2. Selidiki lim f ( x) jika f ( x)  . 1
x x sin , x  0

 x
3. Diberikan f ( x)  g ( x) untuk setiap x   maka buktikan bahwa
lim f ( x)  lim g ( x) . Berilah contohnya.
x x

4. Diberikan fungsi f : (0, )   . Buktikan lim f ( x)  A maka


x

1
lim f ( )  A. Berilah contohnya.
x0 x
5. Diberikan fungsi f : (1, )   . Buktikan lim xf ( x)  A maka
x

lim f ( x)  A. Berilah contohnya.


x

90
Pengantar Analisis Real

3.4 Fungsi Kontinu


Pada bagian ini kita akan membahas konsep fungsi kontinu beserta
sifat-sifat yang berlaku.

Definisi 3.4.1 Diberikan himpunan E   dan x0 titik limit E dan


x0  E. Fungsi f : E   dikatakan kontinu di x0 jika dan jika untuk
setiap bilangan  >0 terdapat bilangan   0 sehingga untuk setiap x
dengan x  x0   berakibat f ( x)  f ( x0 )   .

Apabila f kontinu di x0 maka berdasarkan Definisi 3.4.1 berakibat


lim f(x) ada (berhingga) dan sama dengan nilai fungsi f( x0 ) yaitu
x  x0

lim f ( x)  lim) f ( x)  f ( x0 ) . Jika f kontinu pada setiap x0   maka


x x0 x x0

f dikatakan kontinu pada  . Selanjutnya jika N  ( x0 ) = ( x0   , x0   )


maka definisi kontinuitas suatu fungsi dapat ditulis sebagai berikut.
Diberikan himpunan E   dan x0 titik limit E dan x0  E. Fungsi f:
E   . dikatakan kontinu di x0 jika dan jika untuk setiap bilangan  >0
terdapat bilangan   0 sehingga jika x N ( x0 ) berakibat
f ( x)  f ( x0 )   .

Teorema 3.4.2 Diberikan himpunan E   dan x0 titik limit E dan


x0  E. Fungsi f kontinu di x0 jika hanya jika lim f ( x)  f ( x0 ).
x x0

Bukti: (a) Syarat perlu. Karena f kontinu di x0 maka untuk setiap  >0
terdapat bilangan   0 sehingga untuk setiap x dengan x  x0  
berakibat f ( x)  f ( x0 )   . Juga berlaku 0  x  x0   berakibat
f ( x)  f ( x0 )   atau lim f ( x)  f ( x0 ).
x x0

(b) Syarat cukup. Karena lim f ( x)  f ( x0 ) maka untuk setiap  >0


x x0

terdapat bilangan  0 sehingga untuk setiap x dengan


0  x  x0   berakibat f ( x)  f ( x0 )   . Karena f ( x0 ) ada

91
Pengantar Analisis Real

berarti fungsi f terdefinisi pada x0 sehingga berlaku x  x0   dan


berakibat f ( x)  f ( x0 )   .Jadi f kontinu di x0 .

Contoh 3.4.1

 sin x
 , untuk x  0
Diberikan f(x) =  x

 1 , untuk x  0

sin x
Maka f kontinu di x=0 sebab lim f(x) = lim = 1 = f(0).
x0 x0 x
Contoh 3.4.2

 x2  1
 , untuk x  1
Diberikan g(x) =  x  1
 1 , untuk x  1

Maka g tidak kontinu di x =1, sebab lim f(x)  f(1) yaitu lim f(x)
x1 x1

x 1
2
= lim = 2 dengan f(1) = 1.
x1 x 1
Teorema 3.4.3 Diberikan himpunan E   dan x0 titik limit E dan
x0  E dan f: E   maka tiga pernyataan di bawah ini ekivalen.
(a) Fungsi f kontinu di x0 ,

(b) Untuk setiap N  ( f ( x0 )) terdapat N ( x0 ) sehingga jika x  E 


N ( x0 ) berakibat f(x)  N  ( f ( x0 ))  Rf.
(c) Untuk setiap barisan bilangan <xn>  E yang konvergen ke x0
berakibat  f ( xn )  konvergen ke f( x0 ).

Bukti: Dipersilakan untuk pembaca sebagai latihan.


Dari Teorema 3.4.3c di atas diperoleh kriteria tak kontinu
(diskontinuitas) suatu fungsi di suatu titik dalam Teorema 3.4.4 berikut.

92
Pengantar Analisis Real

Teorema 3.4.4 (Kriteria Diskontinuitas) Fungsi f: E   dikatakan


tak kontinu di c  E jika dan hanya jika ada barisan bilangan <xn>  E
yang konvergen ke c tetapi barisan nilai fungsi  f ( xn )  tidak
konvergen ke f(c).
Bukti: Dipersilakan pembaca untuk latihan.
Contoh 3.4.3

Diberikan fungsi Dirichlet f(x) = 1, untuk x  rasional


0, untuk x  irasional

Akan diperlihatkan fungsi Diriclet tidak kontinu di mana-mana yaitu


tidak kontinu pada titik rasional maupun titik irasional.
Penyelesaian : Ambil sebarang titik c.
(a) Jika c rasional, menurut Teorema 1.4.12 (Teorema Densitas) maka
pasti terdapat barisan bilangan irasional xn yang konvergen ke c
(misalnya xn=c n 2 yang konvergen ke c). Jadi f(xn) = 0 untuk setiap
n. Oleh karena itu lim f(xn) = 0 tetapi f(c) = 1
n

Dengan kata lain f tak kontinu di sebarang titik rasional c.


(b) Jika c irasional, menurut Teorema 1.4.12 pasti terdapat barisan
bilangan rasional yn yang konvergen ke c (misalnya diambil c=e
n
 1
dan yn  1   yang konvergen ke bilangan irasional
 n
e=2,71828...). Jadi f(yn) = 1 untuk setiap n. Oleh karena itu
lim f(yn)=1 tetapi f(c) = 0
n

Dengan kata lain f tak kontinu di irasional c.

Contoh 3.4.4
 1
Diberikan fungsi f , g :    dengan f (x) =  x sin , untuk x  0 dan
 x
 0, untuk x  0

93
Pengantar Analisis Real

 1
 x sin , untuk x  0
g (x) =  x
 1, untuk x  0

Tunjukkan bahwa f kontinu di 0 tetapi g tak kontinu di 0.


1
Penyelesaian: Karena f(0)=0 dan lim f (x) = lim x sin = 0 dengan
x 0 x 0 x
lim f (x) =f(0) = 0 maka berakibat f kontinu di x=0. Sedangkan g(0) =1
x 0

1
dan lim g (x) = lim x sin = 0 berarti lim g (x)  g(0) atau g tak kontinu
x 0 x 0 x x 0

di x=0.
Perlu diketahui bahwa pengertian kekontinuan dibangun
berdasarkan pada pengertian limit fungsi, dengan demikian semua
teorema yang berlaku pada limit fungsi berlaku pula pada kekontinuan
suatu fungsi.

Teorema 3.4.5 (a) Diketahui x0  A   , x0 titik limit himpunan A dan


f , g : A   . Jika f dan g kontinu di x0 maka fungsi-fungsi f ,
f
f+g dan fg kontinu di x0 . Selanjutnya kontinu di x asalkan g(x)≠0.
g

(b) Diketahui f , g : A   dengan B  A . Jika f dan g kontinu pada


B maka fungsi-fungsi f , f+g dan fg kontinu pada B. Lebih lanjut,
f
jika g(x)≠0 untuk setiap x  B maka kontinu pada B.
g

Bukti: Dipersilakan pembaca untuk latihan.


Contoh 3.4.5

Diberikan fungsi-fungsi f ( x)  x , g ( x)  e x , h( x)  sin nx dan


k ( x)  cos nx masing-masing kontinu di setiap titik, maka
(a) f n ( x)  x n kontinu di setiap titik, dengan f n  f . f . f ... f dan
P(x) = a0xn + a1xn-1 + a2xn-2 + …+ an kontinu di setiap titik.
(b) F (x) = x cos nx + xe-x
H (x) = e-x sin nx – 5 ex

94
Pengantar Analisis Real

Maka F dan H kontinu di setiap titik.

Jika A   dan f : A   , selanjutnya fungsi f didefinisikan sebagai


f ( x)  f ( x)
untuk setiap x  A . Jadi f merupakan fungsi non negatif. Lebih lanjut
karena selalu berlaku f ( x)  f ( x0 )  f ( x)  f ( x0 )  f ( x)  f ( x0 )
maka diperoleh teorema sebagai berikut.
Teorema 3.4.6 Diketahui x0  A   , x0 titik limit himpunan A dan
f : A   . Jika fungsi f kontinu di x0 maka f juga kontinu di x0 .
Bukti: Dipersilakan pembaca untuk latihan.

Jika A   dan f : A   bernilai non negatif, yaitu f  0 untuk


setiap x  A , kemudian didefiniskan fungsi f sebagai
f ( x)  f ( x)

untuk setiap x  A maka diperoleh teorema berikut.

Teorema 3.4.7 Diketahui x0  A   , x0 titik limit himpunan A dan


f : A   bernilai non negatif. Jika f kontinu di x0 maka fungsi f
juga kontinu di x0 .

Bukti : Petunjuk ingat bahwa jika a dan b non negatif maka berlalaku
a b
a b = .
a b

Definisi 3.4.8 (Fungsi Bersusun) Jika A, B   , f : A   dengan


g :B  f ( A)  B , maka fungsi g. f yang
sehingga
didefinisikan dengan rumus ( g. f )( x)  g ( f ( x)) untuk setiap x  A ,
disebut fungsi bersusun (fungsi komposisi).

Perhatian bahwa Dgf  D f dan agar g. f terdefinisi dengan baik


haruslah f ( A)  B , yaitu f ( D f )  Dg .

95
Pengantar Analisis Real

Contoh 3.4.6
(a) h(x) = e  x , dapat dipandang sebagai h = g.f dengan f(x) = -x2 dan
2

g(x) = ex untuk setiap x   (A=B=  )


(b) h(x) = x dapat dipandang sebagai h = g.f dengan f(x) = x dan g(x)

= f ( x) .

Teorema 3.4.9 Diketahui A, B   , f : A   , g : B   sehingga


f(A)  B. Jika fungsi f kontinu di dan x0  A fungsi g kontinu di f( x0 )
maka g.f juga kontinu di x0 .
Bukti : Ambil sebarang  >0. Karena g kontinu di f( x0 ), maka terdapat
bilangan η>0 sehingga jika f(x)  Nη(f(x0))∩B atau f(x)  B dan
f ( x)  f ( x0 )   berakibat g ( f ( x))  g ( f ( x0 ))   .............. (i)

Karena f kontinu di x0 maka untuk bilangan η>0 tersebut


terdapat bilangan δ>0 sehingga jika x  Nη(x0)∩A atau x  A
dan x  x0   berakibat f ( x)  f ( x0 )   ............................ (ii)

Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa untuk setiap bilangan
 >0 terdapat δ>0 sehingga jika x  A dan x  x0   berakibat
( g. f )( x))  ( g. f )( x0 ) = g ( f ( x))  g ( f ( x0 ))  

Dengan kata lain terbukti g.f kontinu di x0 .

Contoh 3.4.7
1
Diberikan fungsi-fungsi f , g :    dengan f(x) = adalah kontinu
x
di setiap titik x0  0 dan g(x) = sin x adalah kontinu di setiap titik x0 .
1
Oleh karena itu fungsi h :    dengan h(x) = sin = (g.f)(x) adalah
x
kontinu di setiap titik kecuali x0  0.

96
Pengantar Analisis Real

Soal-Soal
1. Gambar grafik f ( x)  3x 2  1 , kemudian selidiki apakah fungsi
tersebut kontinu di x  1.
x 2  5x  6
2. Selidiki kontinuitas fungsi f ( x)  di x=3.
x 3
3. Diberikan fungsi kontinu f : [0,1]   dengan f ( x)  rasional, 0  x  1 .
 0, 0

Tentukan f  2 .
 4 
 

4. Diberikan fungsi kontinu f : (a, b)   dengan f  r  1   f (r )


 n
untuk setiap bilangan rasioal r dan bilangan asli n. Tentukan nilai
f ( x), x  .
5. Berilah contoh fungsi bernilai real f,g diskontinu di c tetapi fg
kontinu di c
6. Diberikan f : [0,1]   dan g : [1,2]   masing masing kontinu
pada domainnya dengan f (1)  g (1) . Jika didefinisikan
 f ( x), 0  x  1
h maka sedlidiki apakah fungsi h kontinu di x=1.
 g ( x) 1  x  2
Berilah contohnya.
7. Diberikan fungsi f : [0,1]   dengan x0 [0,1]. Jika diberikan
  0 maka dapat ditemukan persekitaran N  ( x0 ) sedemikian
hingga jika x, y  N ( x0 ) maka f ( x)  f ( y)   . Buktikan.

 x2 , 0  x  1
8. Diberikan fungsi f :    dengan f ( x)   .
x  1 1  x  2
Dengan  ,  tunjukkan fungsi tersebut tidak kontinu di x=1.
x  rasional
9. Diberikan fungsi f :    dengan f ( x)  
4 x,
.
 x  6, x  irasional
Jika E  {x   : f kontinu di x} , tentukan semua titik limit E.

97
Pengantar Analisis Real

10. Diketahui E   . Didefinisikan fungsi f :  dengan


f ( x)  inf{ x  y : y  E} untuk setiap x   . Buktikan f kontinu
pada .

3.5 Kontinuitas Fungsi Pada Suatu Selang


Diberikan A   , fungsi f : A   dikatakan terbatas ke-atas
(ke-bawah) pada himpunan A jika ada bilangan b (atau a) sehingga
berlaku
f ( x)  b atau a  f (x)
untuk setiap x  A . Yang dimaksud dengan fungsi f terbatas pada A jika
fungsi f terbatas ke atas dan terbatas ke bawah, jadi fungsi f terbatas pada
himpunan A jika dan hanya jika  f  { f ( x) : x  A} terbatas.

Himpunan A   tertutup jika dan hanya jika A memuat setiap titik


limitnya. Selang-selang [a, b] , [a, ) dan (, b] masing-masing
merupakan himpunan tertutup.
Teorema 3.5.1 Jika A   terbatas dan tertutup dan f : A  
kontinu pada A maka fungsi f terbatas.
Bukti : Andaikan fungsi f tak terbatas pada A maka untuk setiap bilangan
asli n terdapat xn  A sehingga f ( xn )  n ...................................... (i)

Karena himpunan A terbatas, maka barisan bilangan  xn 


merupakan barisan terbatas. Oleh Karena itu terdapat barisan bagian
 xnk  yang konvergen, katakan ia konvergen ke c. Karena
 xnk  di dalam A dan karena A tertutup, maka c  A . Selanjutnya
karena fungsi f kontinu di c maka lim f ( xnk )  f (c) berhingga ...... (ii)
k 

Padahal xnk  A , menurut (i) untuk nk   berakibat

f ( xnk )   . Dari (i) dan (ii) kontradiksi, sehingga bukti selesai.

98
Pengantar Analisis Real

Teorema 3.5.2 Jika A   terbatas dan tertutup dan f : A


kontinu pada A maka fungsi f mencapai nilai maksimum dan nilai
minimum.
Bukti : Berdasarkan Teorema 3.5.1 telah diperlihatkan bahwa
 f  { f ( x) : x  A} terbatas, jadi  f mempunyai batas bawah
terbesar (bbt) m dan mempunyai batas sehingga f ( x' )  m dan
f ( x' ' )  M . Karena M batas atas terkecil (bat) himpunan  f maka
untuk setiap bilangan asli n terdapat xn  A sehingga
1
M  f ( xn )  M ....................................................................... (i)
n
Oleh karena itu diperoleh barisan bilangan  xn  di dalam 
yang terbatas. Jadi terdapat barisan bagian  xnk  yang konvergen,
katakan ia konvergen ke x11. Karena  xnk  di dalam A dan A tertutup
maka x" A . Karena f kontinu di x11 dan  xnk  konvergen ke x11
diperoleh lim f ( xnk )  f ( x" ) ........................................................ (ii)
k 

1
Dari (i) dan (ii) maka lim ( M  )  lim f ( xnk )  f ( x" )  M
k  nk k 

M  f ( x" )  M
Terbukti bahwa f ( x" )  M

Bukti adanya x' A dengan f ( x' )  m sejalan.

Teorema 3.5.3 Jika A   terbatas dan tertutup dan f : A  


kontinu pada A maka R f terbatas dan tertutup.

Bukti : Teorema 3.5.1 telah memperlihatkan bahwa range  f terbatas,


jadi tinggal membuktikan bahwa  f tertutup. Ambil sebarang z titik
limit himpunan  f Jadi terdapat barisan  z n  di dalam  f dan

99
Pengantar Analisis Real

lim z n  z . Berarti untuk setiap bilangan  >0 terdapat bilangan asli n1


n

sehingga jika n  n' berakibat


zn  z 
3
Karena zn   f maka ada xn  A sehingga f ( xn )  z n . Mudah
dipahami bahwa barisan bilangan  xn  terbatas dan oleh karena itu ada
baris bagian  xnk  dari  xn  yang konvergen ke x0  A . Karena A
tertutup, maka lim xnk  x0 . Selanjutnya karena f kontinu di x0 , maka
k 

diperoleh lim f ( xnk )  f ( x0 ) . Jadi untuk setiap bilangan  >0 di atas ter-
k 

dapat bilangan asli n' ' sehingga jika nk  n' ' berakibat f ( xn )  f ( x0 )   .
k
3

Selain itu karena barisan  z n  konvergen ke z maka  z n 


merupakan barisan Cauchy, berarti ada bilangan asli n' ' ' sehingga untuk
m, n  n' ' ' berakibat


zm  zn 
3
Ambil bilangan asli n0  maks{n' , n' ' , n' ' '} . Untuk setiap n  n0
berakibat:
z  f ( x0 )  z  z n  zn  z nk  z nk  f ( x0 )

  
< + + = 
3 3 3

Jadi z  f ( x0 )   f artinya  f tertutup dan bukti selesai.

Teorema 3.5.4 (Lokasi Akar Suatu Fungsi) Jika f : [a, b]  


kontinu pada [a, b] dan f (a)  0  f (b) atau f (a)  0  f (b) maka
terdapat c [a, b] sehingga f (c)  0.

100
Pengantar Analisis Real

Bukti: Jika f (a)  0  f (b) maka didefinisikan interval I1  [a, b] dan


1
didefinisikan bilangan   (a  b) . Jika f ( )  0 bukti selesai
2
dengan mengambil c  .

Jika f ( )  0 , maka tepat satu terjadi f ( )  0 atau f ( )  0 .

Jika f ( )  0 diambil I 2  [ , b] dan jika f ( )  0 diambil


I 2  [a, ] . Proses dilanjutkan terus menerus. Oleh karena itu diperoleh
barisan selang tertutup yang bersarang  I n  dengan sifat

(a) I n1  I n

(b) lim I n = lim  n   n = 0 dengan I n  [ n ,  n ] .


n n

Ingat bahwa f ( n )  0  f ( n ) untuk setiap n. Oleh karena itu


menurut Teorema 1.6.3 (Teorema Selang Susut), terdapat tepat satu titik
c  [a, b] sehingga c  I n untuk setiap n dan lim  n  c  lim  n .
n n

Karena f kontinu di c maka : 0  lim f ( n )  f (c)  lim f (  n )  0


n n

Dengan demikian f (c)  0.

Teorema 3.5.5 (Teorema Nilai Antara Bolzano) Jika f : [a, b]  


kontinu pada [a, b] dan f (a)  f (b) atau f (a)  f (b) maka untuk
setiap bilangan k dengan f (a)  k  f (b) atau f (a)  k  f (b)
terdapat titik c [a, b] sehingga f (c)  k.

Bukti: Dibentuk fungsi F : [a, b]   dengan rumus F ( x)  f ( x)  k .


Jelas bahwa F kontinu pada F (a)  0  F (b) atau
[a, b] dan
F (a)  0  F (b) . Menurut Teorema 3.5.4 maka ada titik c [a, b]
sehingga F (c)  0 atau f (c)  k.

Dengan demikian bukti selesai.


Berdasarkan pada Teorema 3.5.3 maka diperoleh Teorema 3.5.6
sebagai berikut.

101
Pengantar Analisis Real

Teorema 3.5.6 Jika f : [a, b]   kontinu pada [a, b] maka


R f  [m, M ] dengan m=min R f dan M = maks R f .

Bukti : Diserahkan pembaca untuk latihan.

Soal-Soal
1. Tunjukkan bahwa f ( x)  x 2  1 kontinu pada  .

 x2  4x  5
2. Diberikan fungsi f ( x)   kontinu pada [0,1] dan
 x 1
jelaskan mengapa fungsi tersebut diskontinu di x=-1.
3. Tunjukkan bahwa f ( x)  x kontinu pada interval [-1,1].

4. Diberikan fungsi kontinu f : [a, b]   . Buktikan f ([a, b])


merupakan sebuah interval.
5. Diberikan fungsi kontinu positif f : [a, b]   . Buktikan terdapat
c  0 sedemikian hingga f ( x)  c untuk semua x [a, b] .
6. Diberikan fungsi Jika f : [a, b]   kontinu pada [a, b] maka
R f  [m, M ] dengan m=min R f dan M = maks R f . Buktikan
pernyataan tersebut.
7. Jika f ( x)  x 3  2 , gunakan Teorema 3.5.4 dan Metode Newton
Rapshon untuk mencari nilai c sedemikian hingga f (c)  0.

3.6 Kontinu Seragam dan Fungsi Lipschitz


Telah diketahui jika x0  A   titik limit A dan f : A   ,
maka tiga buah pernyataan di bawah ini ekivalen.
(a). f kontinu di x0

(b) Untuk setiap bilangan   0 dan x0  A terdapat bilangan


   ( , x0 ) sehingga jika x  A dan x  x0   berakibat
f ( x)  f ( x0 )   .

102
Pengantar Analisis Real

(c) Untuk setiap barisan <xn>  A yang konvergen ke x0 berakibat


 f ( xn )  konvergen ke f( x0 ).

Jadi pada umumnya nilai δ tergantung pada nilai  , dan juga


tergantung kepada nilai x0  A . jika ada fungsi kontinu pada A yang
nilai δ-nya hanya tergantung kepada  saja, yaitu tidak tergantung
kepada nilai x0  A , maka kekontinuan fungsi tersebut dikatakan
kontinu seragam (uniformly continuous) pada A. Definisi kekontinuan
seragam suatu fungsi adalah sebagai berikut.
Definisi 3.6.1 Fungsi f : A   dikatakan kontinu seragam (uniformly
continuous) pada A jika untuk setiap bilangan  >0 terdapat bilangan δ
= δ(  ) yang hanya bergantung pada nilai  saja sehingga jika
x, y  A dengan x  y   berakibat f ( x)  f ( y)   .

Contoh 3.6.1
Fungsi linear f :    dengan f ( x)  ax untuk setiap x   adalah
kontinu seragam, sebab untuk setiap bilangan   0 yang diambil lebih
dulu berlaku f ( x)  f ( y)  ax  ay  a x  y  a    asalkan
x, y   dan    . Terlihat bahwa dapat ditemukan bilangan
a

   ( )  0 yang hanya tergantung kepada  saja.
a

Contoh 3.6.2
1
Diberikan fungsi f : (0, )   dengan f ( x)  dengan x>0. Fungsi
x
f tak kontinu seragam pada (0,  ) sebab untuk setiap bilangan   0
1 1 x y
sebarang diperoleh f ( x)  f ( y )     .
x y xy

Asalkan x  y   xy   ( , x, y) terlihat bahwa nilai δ selain


tergantung pada nilai  , juga tergantung kepada nilai x dan y. Jadi kita

103
Pengantar Analisis Real

tidak dapat memilih nilai δ yang hanya tergantung kepada  saja,


sehingga jika x,y  (0,  ) dan x  y   berakibat f ( x)  f ( y)   .

Mudah dipahami jika suatu fungsi f kontinu seragam pada himpunan


A   maka fungsi f tersebut koninu pada A. Oleh sebab itu kriteria
suatu fungsi tak kontinu seragam adalah sebagai berikut.
Definisi 3.6.2 (Kriteria Tak Kekontinuan Seragam) Diketahui A  
dan f : A   maka pernyataan –pernyataan berikut ekivalen
(a) f tak kontinu seragam pada A,
(b) terdapat bilangan  0  0 sehingga untuk setiap δ>0 terdapat
x, y  A sehingga jika x  y   dan f ( x)  f ( y)   0 .
(c) terdapat bilangan  0  0 dan dua barisan  xn  dan  yn  di
dalam A dengan sifat lim ( xn  yn )  0 dan f ( xn )  f ( y n )   0
n

untuk setiap bilangan asli n.


Contoh 3.6.3
1
Diberikan fungsi f : (0, )   dengan f ( x)  untuk x>0. Fungsi f
x
tak kontinu seragam pada (0, ) sebab terdapat  0  1 dan barisan
2
bilangan  xn  dan  yn  domain (0, ) dengan xn  1 dan
n
1 1 1
yn  yang mempunyai sifat lim ( xn  yn ) = lim ( - ) = 0 dan
n 1 n n n n 1

1
f ( xn )  f ( yn )  1  1 = n  (n  1)  1 > =  0 .
1 1 2
n n 1

Teorema 3.6.3 Jika A   tertutup dan terbatas dan f : A  


kontinu pada A maka f kontinu seragam pada A.
Bukti : Andaikan f tak kontinu seragam pada A, maka terdapat bilangan
 0  0 dan dua barisan  xn  ,  yn  di dalam A dengan sifat

104
Pengantar Analisis Real

1
xn  y n  dan f ( xn )  f ( yn )   0 untuk setiap n. Karena barisan-
n
barisan  xn  ,  yn  di dalam A terbatas, maka terdapat barisan
bagian  xnk  dari  xn  dan  ynk  dari  yn  yang bersama-
sama konvergen ke satu titik z . Karena A tertutup maka z  A.
Selanjutnya karena f kontinu di z maka baris  f ( xnk )  dan
 f ( ynk )  masing-masing konvergen ke f (z ) , jadi dapat dipilih
bilangan asli n0 sehingga untuk nk  n0 berakibat
0 0
f ( xnk )  f ( z )  dan f ( ynk )  f ( z ) 
3 3
dan berakibat
f ( xnk )  f ( ynk )  f ( xnk )  f ( z)  f ( z)  f ( xnk )
0 0
< + < 0
3 3
Jadi f kontinu seragam, kontradiksi dengan pengandaian, jadi yang
benar pengandaian harus diingkar.
Contoh 3.6.4
1
Diberikan f : (0,1]   dengan f ( x)  dan f kontinu pada (0,1] ,
x
tetapi f tidak kontinu seragam. Hal ini disebabkan meskipun
D f  A  (0,1] terbatas tetapi tak tertutup. Jika diambil 0<a<b, maka f
kontinu seragam pada [a, b] , yang terakhir ini disebabkan semua
hipotesis pada Teorema 3.6.3 dipenuhi. Jika dicek secara langsung
diperoleh :
1 1 x y 1
f ( x)  f ( y )     2 x y 
x y xy a

untuk setiap x, y  A  [a, b] dan x  y    a 2 (δ hanya bergantung


pada nilai  saja). Dengan demikian f kontinu seragam pada [a, b] .

105
Pengantar Analisis Real

Definisi 3.6.4 Diberikan A   dan f : A   . Jika terdapat bilangan


K>0 sehingga f ( x)  f ( y)  K x  y untuk setiap x, y  A maka
fungsi f dikatakan memenuhi syarat Lipschitz atau f disebut fungsi
Lipschitz pada A.
Jika f memenuhi fungsi Lipschitz pada suatu selang [a, b] maka
diperoleh:
f ( x)  f ( y )
≤K
x y

asalkan x, y [a, b] dan x  y . Hal ini mengatakan bahwa garis yang


menghubungkan dua titik ( x, f ( x)) dan ( y, f ( y)) mempunyai gradien
yang terbatas, jadi definisi fungsi Lipschitz dapat dikatakan sebagai
berikut. Fungsi f : A   merupakan fungsi Lipschitz jika dan hanya
jika untuk setiap tali busur yang menghubungkan dua titik ( x, f ( x)) dan
( y, f ( y)) pada kurva y  f (x) mempunyai gradien yang terbatas oleh
suatu bilangan K.
Teorema 3.6.5 Diberikan A   dan f : A   . Jika f merupakan
fungsi Lipschitz pada A maka fungsi f kontinu seragam pada A.
Bukti : Menurut hipotesis, karena f merupakan fungsi Lipschitz pada A
maka terdapat bilangan K>0 sehingga jika x, y  A berkibat
f ( x)  f ( y )  K x  y .

Diberikan sebarang bilangan   0 kemudian dibentuk bilangan   0



dengan   . Ambil sebarang titik x, y  A dengan x  y  
K
berakibat:
f ( x)  f ( y)  K x  y  K  

Dengan kata lain terbukti f kontinu seragam pada A.

106
Pengantar Analisis Real

Contoh 3.6.5
1
Diberikan f : (0, )   dengan f ( x)  . Jika diambil A  [a, b]
x
dengan 0  a  b maka diperoleh 1 1 x y 1
f ( x)  f ( y )     2 x y
x y xy a
untuk setiap x, y  A  [a, b] . Jadi f memenuhi syarat Lipschitz pada
1
[a, b] dengan K  . Oleh sebab itu, f kontinu seragam pada [a, b] .
a2
Contoh 3.6.6
Diberikan f : [a, b]   dengan f ( x)  x 2 . Jika x, y [a, b]
diperoleh:
f ( x)  f ( y )  x 2  y 2  x  y x  y  2 K x  y
Jadi fungsi f memenuhi syarat Lipschitz pada [a, b] dengan
K  maks{ a , b } . Oleh karena itu f kontinu seragam pada [a, b] .
Teorema 3.6.6 Diberikan A   dan f : A   . Jika f kontinu
seragam pada A maka  f ( xn )  merupakan barisan Cauchy untuk
setiap barisan Cauchy  xn  di dalam A.
Bukti : Diketahui f : A   kontinu seragam pada A artinya untuk
setiap bilangan   0 terdapat bilangan    ( ) yang hanya
bergantung pada nilai  saja sehingga jika x, y  A dengan x  y  
berakibat f ( x)  f ( y)   .............................................................. (i)

Ambil sebarang barisan Cauchy  xn  di dalam A. Oleh karena itu


untuk bilangan δ>0 tersebut di atas ada bilangan asli n0 sehingga jika
m,nn0 berakibat xm  xn   .......................................................... (ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh untuk m,n  n0 berakibat:
f ( xm )  f ( xn )  
Dengan kata lain  f ( xn )  merupakan barisan Cauchy.

107
Pengantar Analisis Real

Berdasarkan pada Teorema 3.6.6 ini, yaitu jika f kontinu kontinu pada A
dan ada barisan Cauchy  xn  di dalam A sehingga  f ( xn )  bukan
barisan Cauchy maka f tak kontinu seragam pada A, sebagai contoh
perhatikan contoh berikut.
Contoh 3.6.7
1
Diberikan f : [0,1]   dengan f(x) = untuk setiap x  (0,1) . Ambil
x
1
 xn  merupakan barisan Cauchy di dalam A=(0,1) tetapi
n
 f ( xn )  n bukan barisan Cauchy. Jadi f tak kontinu seragam pada
(0,1).
Teorema 3.6.7 Fungsi f kontinu seragam pada selang terbuka (a,b) jika
dan hanya jika fungsi f dapat dikembangkan (diperluas) menjadi fungsi
kontinu pada [a,b].
Bukti : (a) Syarat Cukup
Jika f kontinu seragam pada [a,b], cukup jelas bahwa f kontinu
seragam pada setiap A  [a,b], khususnya A=(a,b).
(b). Syarat Perlu
Diketahui f kontinu seragam pada (a,b). Didefinisikan f(b) = lim f(x)
x b

dan f(a) = lim f(x). Jelas bahwa fungsi f kontinu pada selang tertutup
x a 

[a,b] dan oleh karena itu fungsi f kontinu seragam pada [a,b].

Pendekatan Fungsi Kontinu


Jika I   maka fungsi  E dengan
0 , x  E
 E (x) = 
0 , x  E
disebut fungsi karakteristik pada E. selanjutnya jika terdapat selang
I1 , I 2 ..., I n dan bilangan c1 , c 2 ,... c n sehingga Ii ∩ I j   untuk
n n
setiap i  j dan I i = I maka fungsi  =  ci  Ii disebut fungsi
i 1 i 1

langkah (step function) pada I.

108
Pengantar Analisis Real

Contoh 3.6.8
 1 , 1  x  0
 1
 , 0  x 1
Diberikan  (x) =  2
 3
 1 , 1 x 
2

 1 ,
3
x2
 3 2

1
Maka  (x) =  [ 1, 0) ( x)  [ 0,1] ( x)   3 ( x)   3 ( x) merupakan
2 (1, )
2
[ , 2]
2

fungsi langkah pada [-1,2].


Teorema 3.6.8 Jika f : [a, b]   kontinu pada [a, b] , maka untuk
setiap bilangan  >0 terdapat fungsi tangga  (x) pada [a, b] sehingga
f ( x)   ( x)   .
Bukti: Karena fungsi f kontinu pada selang tertutup [a, b] maka ia
kontinu seragam pada [a, b] , jadi untuk setiap bilangan  >0 terdapat
bilangan δ= δ(  )>0 yang hanya bergantung pada  saja, sehingga
jika x1 , x2 [a, b] dengan x1  x2   berakibat f ( x1 )  f ( x2 )   .
ba
Ambil bilangan asli n sehingga jika h= < δ. Kemudian dibentuk
n
selang Ik dengan I k  [a  (k  1)h, a  kh] untuk k  1,2,3,..., n  1 .
Karena a  nh  b maka I n  [a  (n  1)h, b] .
Jika ck  f (a  (k  1)h) maka diperoleh fungsi langkah
n
  ( x )   ck  I k
k 1
n
yang mempunyai sifat untuk setiap x  [a, b]   I k tentu ada I sehingga
k 1

x  I i dan  ( x)  f ( xi )  c ( x)  f ( xi )  f (a  (i  1)h)  f ( xi )  

Sebab a  (i  1)h , xi  I i dan xi  a  (i  1)h   .


Teorema 3.6.9 Jika f : [a, b]   kontinu pada [a, b] maka untuk
setiap bilangan   0 terdapat fungsi linear kontinu bagian demi bagian

109
Pengantar Analisis Real

(contiuous piece linear function) g pada [ a, b] sehingga


f ( x)  g ( x)   untuk setiap x [a, b].
Bukti : Ambil bilangan   0 sebarang, maka dapat dipilih bilangan δ>0
dan selang bagian Ik seperti pada bukti Teorema 3.6.7. Dibentuk fungsi
f ( xk )  f ( xk 1 )
g  dengan g  = ( x  xk 1 ) untuk setiap x  I k dengan xk = a
h
+ kh. Mudah diperlihatkan bahwa f ( x)  g ( x)   untuk setiap x [a, b].
Perhatikan bahwa jika diketahui fungsi f : [a, b]   dengan
f ( x)  f (a) x  a
f (a)  f (b) maka fungsi g ( x)   mempunyai
f (b)  f (a) b  a
sifat g (a)  g (b)  0. Selanjutnya jika dibuat tranformasi u  x  a u
ba
maka fungsi G dengan G(u)=g(x) mempunyai sifat G(0)  g (a)  0 dan
G(1)  g (b)  0 .
Teorema 3.6.10 Jika f : [a, b]   kontinu pada [a, b] maka untuk
setiap bilangan   0 terdapat fungsi polinomial Pn sehingga
f ( x)  Pn ( x)   secara seragam.
Bukti : Dengan pertimbangan seperti tercantum di dalam uraian di atas,
tidak mengurangi arti jika dianggap f kontinu pada [0,1] dengan
f (0)  f (1)  0 . Selanjutnya dibentuk polinomial
Qn ( x)  cn (1  x 2 ) n adalah fungsi genap.
1 1

Dengan cn dipilih sedemikain hingga


1
 Qn(x) dx =2  Qn(x) dx = 1
0

jelas bahwa Qn(x)>0.


1 1
Jadi cn = 1
= 1

 (1  x 2  (1  x 2 )n dx
2 n
) dx
1 0

1 1
1 1 n n
1
Karena  (1-x2)n dx = 2  (1-x2)n dx 2  (1-x2)n dx 2  (1-nx2) dx>
1 0 0 0
n

maka cn< n .

110
Pengantar Analisis Real

2 n 2 n
Oleh karena itu Qn(x) = n (1-x ) < n (1-δ ) untuk 0< δ≤ x ≤1. Hal
ini berakibat lim Qn(x) = 0 seragam di dalam δ≤ x ≤1.
n

Sekarang dibentuk fungsi


1
Pn(x) =  f(x+t) Qn(t) dt
1

Untuk x [0,1] . Mudah dipahami bahwa Pn merupakan polinomial


1 1
dalam x, sebab Pn(x) = 
1
f(x+t) Qn(t) dt = 
0
f(t)Qn(t-x) dt. Karena f

kontinu pada [0,1] maka untuk setiap bilangan   0 dapat dipilih


bilangan δ>0 sehingga jika x, y [0,1] dan x y  berakibat

f ( x)  f ( y )  .
2
Jika M  sup f ( x) , maka diperoleh
x[ 0,1]

1 1
Pn ( x)  f ( x)   ( f ( x  t )  f ( x)Qn ( x))dt 
1

1
f (t )  f ( x) Qn ( x)dt

 
 1
 2M  Qn ( x)dt   Qn ( x)dt  2M  Qn ( x)dt
1
2  


 4M n (1   2 ) n  
2
Karena berlaku untuk setiap   0 maka Pn ( x)  f ( x).

Soal-Soal.
1. Dengan Definisi 3.6.1 tunjukkan fungsi f ( x)  x 2 kontinu seragam
pada [0,1], dan dengan kriteria kontinu tidak seragam tunjukkan
fungsi itu kontinu tidak seragam pada (0,1].
1
2. Dengan Definisi 3.6.1 tunjukkan fungsi f ( x)  kontinu seragam
x2
pada [1, ) dan dengan kriteria kontinu tidak seragam tunjukkan
fungsi itu kontinu tidak seragam pada [0, ) .

111
Pengantar Analisis Real

3. Jika f , g : [a, b]   kontinu seragam pada [a, b] maka f  g


kontinu seragam pada [a, b] .

 1 , 0  x  1

4. Diberikan  ( x)   0 , 1  x  2
 1 , 2 x3

Tentukan bentuk umum fungsi tangga dari  (x).
5. Diberikan f , g : [a, b]   kontinu seragam pada [a, b] . Berilah
contoh fungsi f .g yang tidak kontinu seragam pada [a, b] .
6. Diberikan f : [0,1]   kontinu dan terbatas dan didefinisikan
x(1  x)
g : [0,1]   dengan g ( x)  . Buktikan g kontinu seragam
f ( x)
pada [0,1].

7. Tunjukkan bahwa fungsi f ( x)  x 2  1 merupakan fungsi Lipschitz


pada [a, b] .
8. Jika fungsi f : [0,1]  [0,1] memenuhi f ( x)  f ( y)  x  y untuk
setiap x, y [0,1]. Buktikan bahwa himpunan
A  {x, y [0,1] : f ( x)  x} adalah singleton atau interval.

9. Diberikan fungsi f :    dengan f ( x)  x . Selidiki apakah


fungsi f (x) kontinu seragam pada [0,1] , apakah f (x) merupakan
fungsi Lipschitz pada [0,1] dan apakah f (x) merupakan fungsi
Lipschitz pada [1, ).

10. Diberikan fungsi f :    dengan f ( x)  4 x 2  1 untuk setiap


n
1
x  . dan barisan xn dengan xn   untuk setiap
k 1 k  5k  6
2

n  N . Tentukan nilai lim f ( xn ).


n


11. Diketahui a  . Jika M<1 dengan cos x  cos y  M x  y untuk
2
setiap x, y [0, a]. maka tentukan nilai M

112

Anda mungkin juga menyukai