DISUSUN OLEH
HARYONO DG MATIRO
NIM :2120201009
KELAS : A
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kia suatu ajaraan yang benar yaitu agama
islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk perlengkapan tugas mata kuliah Matematika
berhubungan dengan pembuatan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dan membimbing sejauh ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran para pembaca terhadap penulis akan diterima dengan senang hati
demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...
2.1 Konsep dasar bilangan rill…………………………………………………………..
2.2 Persamaan dan pertidaksamaan linier………………………………………………
2.3 Konsep turunan dengan limit fungsi………………………………………………..
2.4 Turunan fungsi polinom…………………………………………………………….
2.5 Fungsi eksponensial…………………………………………………………………
2.6 Operasi differensial fungsi yang berbentuk product atau quotient…………………
2.7 Penggunaan turunan…………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………
1.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….
1.2 Saran…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PERTEMUAN KE 1
Definisi Eksponensial
Untuk a bilangan dan bilangan n bilangan asli, a n adalah perkalian n factor yang
setiap faktornya adalah a.
n
a =axaxax…xa
Sebanyak n
Sifat-Sifat Eksponensial
Untuk a, b bilangan-bilangan rill, m, n bilangan asli berlaku
m
1. a 0 = 1, a ≠ 0 5. ( a n ) = a nm
1
2. a−m = ,a≠0 6. a n b n = ( ab )n
am
an
( ) ,b≠0
n
a
3. a m an = a m+n 7. n =
b b
m
a
4. n = a m−n
a
Dari definisi dan sifat eksponensial diperoleh
a
1/ n
= √n a , untuk n gasal, maka a ∈ Ɍ ,
untuk n genap, maka a ≥ 0
untuk setiap a, b rill dan m, n bilangan bulat, berlaku operasi berikut (jika mungkin)
√n am = ( √n a )
m
1. = a m/ n 3. √n a √n b = √n ab
√
√
n
a na
2. √ √a = √a
n m nm
4. n =
√b b
, b≠0
PERTEMUAN KE 2
2.2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER
Persamaan adalah suatu kalimat matematika yang mengandung variable dan memuat
tanda ˭. Beberapa contoh persamaan adalah
x – y = 4 ; 3 x+2 = 3 ; log(2x) = log(x) + log(100)
Pertidaksamaan adalah suatu kalimat matematika yang mengandung variable dan
salah satu dari tanda <, >, ≤, ≥. Beberapa contoh pertidaksamaan adalah
1
x2 + x > 2 ; ≤1;x+y≥2
x−2
Definisi Persamaan Linier
Persamaan linear adalah sebuah persamaan yang tiap sukunya merupakan konstanta atau
perkalian konstanta dengan variabel tunggal berderajat satu.
Penyelesaian Persamaan Linier
Penyelesaian persamaan linier adalah himpunan bilangan rill sebagai nilai dari variabel
yang memenuhi persamaan tersebut.
Untuk persamaan linier satu variabel maka penyelesaiannya tunggal (sebuah bilangan
riil). Untuk persamaan linier lebih dari satu variabel maka akan ditemukan banyak
penyelesaian.
Sifat persamaan linier
1. Sifat penambahan, jika a bilangan riil dan x = y maka x + a = y + a.
2. Sifat perkalian, jika a bilangan riil dan x = y maka a x = a y.
Seluruh sifat dasar bilangan riil berlaku pada persamaan linier.
Pertidaksamaan Linier Definisi
Pertidaksamaan linier adalah pertidaksamaan yang tiap sukunya merupakan konstanta
atau perkalian konstanta dengan variabel tunggal berderajat satu.
Penyelesaian pertidaksamaan linier
Penyelesaian pertidaksamaan linier adalah suatu himpunan bilangan riil sebagai nilai dari
variabel yang memenuhi pertidaksamaan tersebut.
Prinsip penyelesaian pertidaksamaan linier
1. Uraikan masing-masing ruas dalam suku-suku.
2. Dengan menggunakan sifat-sifat urutan, kelompokkan suku yang mengandung variabel
ke dalam satu ruas (biasanya ruas kiri), sedang suku yang hanya berisi konstanta
dikelompokkan di ruas lainnya (biasanya ruas kanan).
A. 3 dan 10
B. 4 dan 9
C. 5 dan 8
D. 10 dan 3
Jawab:
Misalkan:
Model matematika:
x + y = 13 ……(1)
4x + 2y = 32 ……(2)
(Jawaban : A)
Baca juga:
PERTEMUAN KE III
(1)
∆ x adalah tambahan
x, sedangkan ∆ y
adalah tambahan y
akibat
• Bentuk ∆y/ adanya
∆x inilah yang disebut sebagai hasil bagi perbedaan atau kuosien
tambahan x. Jadi ∆y
diferensi (difference quotient), yang mencerminkan tingkat perubahan rata-rata
variabel terikat y terhadap perubahan variabel bebas x
timbul karena
• Proses penurunan fungsi disebut juga proses diferensiasi à merupakan penentuan
adanya ∆x.
limit suatu kuosien diferensi (∆x sangat kecil)
Contoh :
Jika y = alogx, maka
PERTEMUAN KE VII
2.5 Penggunaan turunan
Maksimum dan MinimumDefinisiAndaikan 𝑆, daerah asal 𝑓, memuat titik 𝑐. Kita katakan
bahwa:
1.𝑓𝑐adalah nilai maksimum 𝑓pada 𝑆jika 𝑓𝑐≥𝑓𝑥untuk semua 𝑥di 𝑆;
2.𝑓𝑐adalah nilai minimum 𝑓pada 𝑆jika 𝑓𝑐≤𝑓𝑥untuk semua 𝑥di 𝑆;
3.𝑓𝑐adalah nilai ekstrim 𝑓pada 𝑆jika ia adalah nilaimaksimum atau nilai minimum
Contoh
Misalkan (𝑥)= 𝑥 jika 1≤𝑥<2j
𝑥 – 2 jika 2≤𝑥≤3maka
Teorema
(Teorema Eksistensi Maks-Min). Jika 𝑓 kontinu pada selang tertutup 𝑎, 𝑏 , maka 𝑓 mencapai
nilai
maksimum dan nilai minimum.
Di mana terjadinya nilai-nilai ekstrim
Teorema
(Titik kritis). Andaikan 𝑓 didefinisikan pada selang 𝐼 yang memuat titik 𝑐. Jika 𝑓 𝑐 adalah titik
ekstrim,
maka 𝑐 haruslah suatu titik kritis; yakni 𝑐 berupa salah satu:
1. Titik ujung dari 𝐼
2. Titik stasioner dari 𝑓 (𝑓′(𝑐 = 0);
3. Titik singular dari 𝑓 (𝑓′ 𝑐 tidak ada).
Contoh:
Carilah nilai-nilai maksimum dan minimum dari
𝑓 𝑥 = −2𝑥3 + 3𝑥2
Pada[ −1/2]
Jawab:
𝑓′(𝑥) = 6𝑥2 − 6𝑥 − 12 = 6 (𝑥 + 1) (𝑥 – 2)
Titik-titik kritis untuk fungsi di atas adalah −1/2,o,1,2. Sekarang akan diperiksa pada titik kritis
tersebut akan menghasilkan nilai-nilai: 𝑓 (−1/2) = 1, 𝑓 0 = 0, 𝑓 1 = 1 dan 𝑓 2 = −4. Jadi nilai
maksimum adalah 1 (dicapai pada −1/2 dan 1) dan nilai minimum
adalah -4 (dicapai pada 2). Grafik 𝑓 diperlihatkan dalam gambar dibawah
-1 2
Sumbu terbagi menjadi 3 selang yaitu −∞, −1 , −1,2 , dan 2, ∞ .
Turunan Kedua dan Kecekungan.
Definisi
Andaikan 𝑓 terdiferensial pada selang terbuka 𝐼 = 𝑎, 𝑏 . Jika 𝑓′ naik pada 𝐼, 𝑓 (dan grafiknya)
cekung ke atas di sana; jika 𝑓′ turun pada 𝐼, 𝑓 cekung ke bawah pada 𝐼.
Teorema
(Kecekungan). Andaikan 𝑓 terdiferensialkan dua kali pada selang terbuka 𝑎, 𝑏
1. Jika 𝑓′′ 𝑥 > 0 untuk semua 𝑥 dalam 𝑎, 𝑏 , maka 𝑓 cekung ke atas pada 𝑎, 𝑏 .
2. Jika 𝑓′′ 𝑥 < 0 untuk semua 𝑥 dalam 𝑎, 𝑏 , maka 𝑓 cekung ke bawah pada 𝑎, 𝑏 .
Titik Balik
Andaikan 𝑓 kontinu di 𝑐. Misal 𝑐, 𝑓 𝑐 suatu titik balik dari grafik𝑓 jika 𝑓 cekung ke atas pada satu
sisi
dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari 𝑐. Titik-titik di mana 𝑓
′′ 𝑥 = 0 atau 𝑓′′ 𝑥 tidak ada
merupakan calon-calon untuk titik balik.
Asimtot
Garis 𝑥 = 𝑐 adalah asimtot vertikal dari grafik 𝑦 = 𝑓 𝑥 jika salah satu dari pernyataan-pernyataan
berikut benar.
1. lim𝑥→𝑐+ 𝑓 (𝑥) = ∞
2. lim𝑥→𝑐+ 𝑓 (𝑥) = −∞
3. lim𝑥→𝑐− 𝑓 (𝑥) = ∞
4. lim𝑥→𝑐− (𝑓) 𝑥 = −∞
Garis 𝑦 = 𝑏 adalah asimtot horisontal dari grafik 𝑦 = 𝑓 𝑥 jika
lim𝑥→∞ 𝑓 (𝑥) = 𝑏 atau lim 𝑥→−∞
𝑓 (𝑥) = 𝑏
Ringkasan metode:
1. Periksa daerah asal dan daerah hasil fungsi untuk melihat apakah ada daerah di bidang yang
dikecualikan
2. Uji kesimetrian terhadap sumbu y dan titik asal.
3. Cari perpotongan dengan sumbu-sumbu koordinat
4. Gunakan turunan pertama untuk mencari titik-titik kritis dan untuk mengetahui tempat-tempat
grafik naik dan turun.
5. Uji titik-titik kritis untuk maksimum dan minimum lokal
6. Gunakan turunan kedua untuk mengetahui tempat-tempat grafik cekung ke atas dan cekung ke
bawah dan untuk melokasikan titik-titik balik
7. Cari asimtot-asimtot
8. Tentukan beberapa pasangan koordinat
9. Sketsa grafik
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Matematika merupakan suatu bidang kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun
melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsepdiperoleh sebagai akibat
logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antara konsep dalam matematika
bersifat sangat kuat dan jelas. Berdasarkan pengalaman di lapangan, banyak siswa yang
menganggap matematika itu sulit dan kurang menarik sehingga peneliti berasumsi masalah
tersebut dapat terselesaikan dengan menggunakan permainan dalam pembelajaran, salah
satunya dengan permainan sumo matematika.Setelah melaksanakan penelitian, diperoleh
hasil analisis data dan temuan selama pelaksanaan penelitian, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Analisis tes akhir kemampuan pemahaman matematika antara kelas eksperimen yang
mendapatkan pembelajaran menggunakan permainan sumo matematika dengan kelas
kontrol yang menggunakan pembelajarankonvensional menunjukkan hasil yang berbeda
secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil rata-rata kedua kelas yang berbeda. Data
hasil tes akhir yang sebelumnya berdistribusi normal dan memiliki variansi homogenitas
yang sama. Kemampuan pemahaman matematika kelas eksperimen mengalami
peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Rata-rata tes akhir kelas
eksperimen sebesar 82,22 dengan nilai N-gain 0,72 dan rata-rata kelas kontrol 58,51
dengan nilai N-Gain 0,23. Artinya permainan sumo matematika telah mempengaruhi
kemampuan pemahaman matematika siswa pada kelas eksperimen. Sehingga kesimpulan
dari hasil akhir menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematika siswa kelas
ekperimen yang menggunakan permainan sumo matematika lebih baik daripada siswa
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Secara keseluruhan, siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap yang positif terhadap
pembelajaran matematika, baik itu terhadap mata pelajaran matematikanya sendiri
maupun pada pembelajaran matematika yang menggunakan permainan sumo
matematika. Hampir seluruh siswa sudah memahami konsep perkalian bilangan asli. Hal
ini terlihat pada skala sikap siswa yang setelah di analisis, semua pertanyaan
mendapatkan tingkat persetujuan yang baik dan sebagian besar siswa menyukai
pembelajaran matematika yang menggunakan permainan sumo matematika dan
mendapatkan hasil akhir yang baik.
3.2. Saran
Berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan penelitian serta kesimpulan yang telah
dipaparkan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya cara pembelajaran baru yang kreatif dan inovatif agar dapat meningkatkan
minat siswa untuk belajar matematika. Mengingat kemampuan pemahaman matematika
sangat penting bagi siswa sekolah dasar, maka perlu diadakan penelitian-penelitian lebih
lanjut mengenai kemampuan dasar matematis ini pada materi pembelajaran lainnya
dengan pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.
2. Pada penelitian yang telah dilakukan ini, masih banyak kendala yang dihadapi salah
satunya keterbatasan waktu. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan
dapat memaksimalkan waktu penelitian agar tercapai hasil penelitian yang baik sesuai
dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
PPT 1.pptx
PPT 3.pptx
PPT 4.pptx
PPT 5.pptx
PPT 6.ppt
PERTEMUAN 7.pdf