Anda di halaman 1dari 18

 Matematika dan Stastistika 

BAB I
BILANGAN
Rudy Hartono dan Rahmat Kamaruddin

PENDAHULUAN

Dalam menghitung (counting), matematikawan biasanya tidak menghitung jumlah dari


objek-objek dalam suatu koleksi pada suatu waktu, tetapi lebih mencari untuk menentukan
pola-pola dan hubungan di antara objek-objek yang memungkinkan mereka untuk
menghitung dengan cara tidak langsung. Dalam hal ini, menghitung terjadi dalam banyak
bagian dari matematika dan sering melibatkan metode-metode yang cukup canggih.
Pada Bab 1 ini disajikan beberapa topik mengenai bilangan, yang terbagi dalam
beberapa topik yang harus dipelajari sebagai dasar untuk melakukan operasi-operasi dasar
yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Topik 1 pada modul ini dibahas secara detail mengenai konsep bilangan, mulai dari
definisi yang paling sederhana sampai ke yang agak rumit. Pada Topik 1 ini juga dibahas
tentang bilangan bulat beserta sifat-sifat bilangan asli N mulai dari sifat tertutup, sifat
komutatif, sifat asosiatif sifat modulus, sifat distributive dan sifat invers.
Topik 2, memuat tentang bilangan pecahan dan pengembangannya serta bilangan
lainnya yang terdiri dari presentase, bilangan desimal, bilangan real, pertidaksamaan dan
nilai mutlak. Pada Topik 2 ini dilengkapi beberapa contoh soal latihan yang harus saudara
selesaikan sendiri.
Secara keseluruhan, setelah mempelajari modul ini, diharapkan anda dapat:
1. Membuktikan sifat-sifat operasi yang berlaku di antara himpunan-himpunan;
2. Mengenal/menjelaskan macam-macam bilangan dan operasinya;
3. Mengerti sifat-sifat operasi yang berlaku;
4. Mengerti sifat terurut sempurna dalam bilangan asli N ;
5. Mengerti dan dapat menggunakan prinsip pertidaksamaan;
6. Mengerti nilai mutlak dan operasinya.

Sebagai bekal/bahan utama dalam memahami bilangan, pelajari bab ini seteliti
mungkin karena Bab 1 ini merupakan modul dasar untuk itu. Ikuti petunjuk, baik pada
contoh, latihan maupun petunjuk jawaban soal latihan. Apabila dalam satu topik masih
belum dipahami, coba ulang kembali dan begitu seterusnya.

1
 Matematika dan Stastistika 

Topik 1
Pengantar Konsep Bilangan
dan Bilangan Bulat

Dalam topik ini akan dibahas materi konsep bilangan dan apa yang kita sebut dengan
bilangan bulat. Untuk mempelajari topik ini, ada baiknya kita perhatikan suatu kejadian
sehari-hari yang terjadi di sekitar kita. Coba perhatikan keadaan berikut:

PENGANTAR KONSEP BILANGAN

Di toko pakaian, Anda membeli 5 barang dengan harga Rp17.000, Rp22.000, Rp18.000,
Rp23.000, dan Rp19.000. Berapa kira-kira Anda harus membayar?
Apakah Rp25.000, Rp50.000, Rp100.000, Rp200.000, atau Rp400.000?
Jika Anda melihat harga setiap barang dan kelima barang tersebut, Anda akan melihat
bahwa setiap barang berharga sekitar Rp20.000. Jadi, total harga akan berkisar Rp20.000 × 5
= Rpl00.000. Jika Anda dapat segera memperkirakan harga tersebut, Anda akan dapat
mendeteksi apakah Anda diminta membayar lebih atau kurang. Jika Anda sulit
memperkirakan harga tersebut, Anda dapat menjadi lebih miskin dengan cepat!
Sekarang, mari kita perhatikan contoh di bidang farmasi:
Seorang pasien dengan berat badan 61 kilogram membutuhkan dosis obat 20 miligram per
kilogram berat badan. Perkirakan berapa total obat yang harus diterima pasien? Apakah 200,
400 600, 800, atau 1200 miligram?
Berat badan pasien sekitar 60 kilogram. Jadi, pasien membutuhkan kurang lebih 20 mg
× 60.(Jika Anda tidak dapat langsung mengalikan 60, kalikan dulu dengan 10, lalu kalikan
dengan 6.) Jika pasien memiliki berat badan 10 kilogram,ia akan membutuhkan 20 mg × 10
=200 miligram.
Dengan demikian, pasien keberatan badan 60 kilogram membutuhkan 200 mg × 6 = 1200
miligram. Jadi, jawaban yang kredibel adalah 1200mg.
Perkiraan yang kredibel bukanlah tebakan asal-asalan, tetapi jawaban yang masuk akal
berdasarkan informasi yang diberikan pada Anda. Dalam kasus ini, jawaban yang benar
tentunya 1260 miligram Namun, kemungkinan Anda membahayakan pasien dengan estimasi
banyak 5% dari jawaban yang benar lebih kecil dibandingkan jawaban dengan tingkat
kesalahan 50%, 100%, atau 900%.
Anda mungkin berpikir tidak mungkin Anda memberikan jawaban dengan tingkat
kesalahan 900%, tetapi dosis yang 10 kali lebih tinggi (overdose) atau 10 kali lebih rendah
(underdose) memberi tingkat kesalahan sebesar itu. Kesalahan semacam ini sering kali
terjadi pada mahasiswa yang sangat bergantung pada kalkulator dan menerima jawaban
kalkulator tanpa berpikir panjang. Karena itu, kami mendorong Anda untuk melatih contoh-
contoh soal dalam materi pada bagian ini tanpa menggunakan kalkulator. Selanjutnya,
setelah Anda yakin telah menjawab suatu pertanyaan, tanyakan pada diri anda sendiri,
‘Apakah jawaban ini kredibel?’

2
 Matematika dan Stastistika 

Untuk memudahkan anda menyelesaikan masalah seperti di atas, selanjutnya anda


akan mempelajari konsep serta sifat-sifat bilangan untuk membantu anda dalam
menyelesaikan beberapa masalah kefarmasian yang berkaitan dengan materi bilangan

Definisi:
Jika a dan b bilangan asli, maka ada suatu bilangan asli yang ditulis sebagai a  b yang
merupakan jumlah dari a dan b .
Juga ada suatu bilangan asli a  b (atau ditulis sebagai a  b atau ab ) yang merupakan hasil
kali dari a dan b .

Sifat-sifat bilangan asli N :


1. Sifat tertutup
N dikatakan tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian, karena
jumlah/hasil kali dari setiap 2 (dua) bilangan asli juga merupakan bilangan asli.
Ditulis: Untuk setiap n1 , n2 N,  n1  n2  N dan  n1  n2  N . (notasi  = ada).
2. Sifat komutatif
Untuk setiap n1 , n2  N berlaku:
a. n 1  n2  n2  n 1 (komutatif penjumlahan)
b. n 1  n2  n2  n 1 (komutatif perkalian)
3. Sifat asosiatif
Untuk setiap n1 , n2  N berlaku:
b. n 1  
 n 2  n 3  n1  n 2  n 3  (asosiatif penjumlahan)
b. n 1  
 n 2  n 3  n1  n 2  n 3  (asosiatif perkalian)
4. Sifat modulus
Untuk setiap bilangan asli nN berlaku:
a. n00n (modulus penjumlahan)
0 adalah bilangan kesatuan untuk penjumlahan, 0 N.
b. n 1  1 n (modulus perkalian)
1 adalah bilangan kesatuan untuk perkalian, 1  N .
5. Sifat distributif
Untuk setiap bilangan asli n  N berlaku:
a.  
n1  n2  n 3  n1  n 3  n2  n 3
b. n1   n2  n3   n1  n2  n1  n3

Catatan (1):
Gabungan dari himpunan bilangan asli N dan bilangan nol, yaitu: N 0   0,1,2,...
disebut himpunan bilangan cacah.

3
 Matematika dan Stastistika 

Definisi:
Sebuah bilangan x disebut negatif (invers penjumlahan) dari bilangan asli a , apabila berlaku
a  x  x  a  0 ditulis x  a .

Himpunan dari semua bilangan negatif di atas, disebut himpunan bilangan bulat negatif atau
x|x  n  n  x  0, n N
I  ..., 3, 2, 1,0,1,2,3,... disebut himpunan bilangan bulat (integer). Semua sifat (1)
sampai dengan (5) di atas berlaku pula untuk I . Untuk I ada tambahan sifat berikut,

6. Sifat Invers
Untuk setiap a  I , terdapat a  I sedemikian sehingga a   a  0 (sifat
invers/berkebalikan dari penjumlahan. Di sini 0  0  0 , sehingga invers dari a nol
adalah nol).

Definisi:
Jika a, b, c adalah bilangan bulat, serta berlaku ab  c , maka a dan b disebut faktor-
faktor (pembagi-pembagi) dari c . sedangkan c disebut kelipatan dari a dan dari b .

Definisi:
Suatu bilangan bulat a disebut genap jika salah satu faktor dari a adalah bilangan 2,
atau 2x | x I . Bilangan yang bukan genap disebut ganjil,atau bilangan ganjil adalah
2x  1| x I
8  2  4 ; dimana 4  I , maka 8 genap.
0  2  0 ; dimana 0  I , maka 0 genap.
15  2  7  1 ; di mana 7  I , makal 5 ganjil.

Definisi:
Suatu bilangan bulat positif disebut majemuk (composite) bila dapat
dinyatakan sebagai hasil kali dua (atau lebih) bilangan bulat positif  1 .

Definisi:
Suatu bilangan bulat positif disebut prima apabila bilangan itu bukan bilangan 1 (satu),
serta bukan bilangan majemuk. Atau dengan perkataan lain: suatu bilangan asli kecuali
1, yang hanya habis dibagi 1 dan bilangan sendiri disebut bilangan prima.

4
 Matematika dan Stastistika 

Latihan

1) Hasil dari  12 : 3  8   5 adalah ....


a. –20
b. –44
c. 60
d. –160
2) Hasil dari 4  10:2   5 adalah ....
a. –15
b. 35
c. –29
d. –5
3) Hasil dari 10   43  4 adalah ....
a. –37
b. –57
c. –29
d. –19
4) Hasil dari 90:  3  4 adalah ....
a. –120
b. –60
c. 240
d. 160
5) Hasil dari 23  3   9 adalah ....
a. 35
b. –17
c. 29
d. –11
6) Suhu tempat A adalah 100oC di bawah nol, suhu tempat B adalah 200oC di atas nol,
dan suhu tempat C adalah tepat di antara suhu tempat A dan tempat B . Suhu tempat
C adalah…
a. 100oC
b. 300oC
c. 0oC
d. 50oC
7) Dalam kompetisi Matematika, setiap jawaban benar diberi skor 3 , jawaban salah
diberi skor 1 , dan jika tidak menjawab diberi skor 0 . Dari 40 soal yang diujikan, Dedi
menjawab 31 soal, yang 28 soal di antaranya dijawab benar. Skor yang diperoleh Dedi
adalah ….

5
 Matematika dan Stastistika 

a. 81
b. 84
c. 87
d. 93

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Selesaikan terlebih dahulu perkalian dan pembagian, lalu selesaikan penjumlahan dan
pengurangan.
2) 4  10: 2x  5  4  5x  5
6) tempat A 100oC dibawah nol berarti 100oC

Ringkasan

Anda telah mengingat kembali definisi bilangan, pengantar konsep bilangan, mulai dari
definisi bilangan, sifat-sifat dasar bilangan bulat, dan operasi dasar pada bilangan bulat
sampai pada operasi yang lebih luas yang masih berlaku pada sebarang bilangan. Di akhir
bagian ini, diingatkan kembali mengenai gabungan penggunaan sifat-sifat dasar bilangan
bulat. Materi ini menjadi dasar/pengetahuan bagi materi berikutnya, pada topik berikutnya
maupun modul berikutnya.

Tes 1

1) Nilai n dari n   8  14 adalah ....


A. 6
B. –6
C. 22
D. –22

2) Hasil dari penjumlahan bilangan 1 + 2 + 3 + 4 + ... + 64 adalah...


A. 2650
B. 3200
C. 2197
D. 2.080

3) Seekor lumba-lumba melompat samapai ketinggian 3 meer di atas permukaan air laut,
kemudian turun dan menyelam sampai kedalamn 7 meter. Maka jarak puncak
lompatan dengan kedalaman penyelamatan adalah ....
A. 4 meter
B. 7 meter

6
 Matematika dan Stastistika 

C. 8 meter
D. 10 meter

4) Hasil kali dari bilangan 25   18   10 adalah ....


A. –700
B. 700
C. 540
D. –540

5) Hasil pemabagian dari bilangan 42: 8   15  adalah ....


A. 8
B. –6
C. 9
D. –7

7
 Matematika dan Stastistika 

Topik 2
Bilangan Pecahan dan
Bilangan-Bilangan Lainnya

Definisi:
1 1
Jika a bilangan bulat, a  0 , maka terdapat suatu bilangan sedemikian sehingga a   1 .
a a
1 1
Bilangan disebut kebalikan (invers) dari a , ditulis juga  a 1 .
a a

Definisi:
a 1
Jika a dan b bilangan bulat dan b  0 , maka terdapat sebuah bilangan  a  yang disebut
b b
hasil bagi dan a oleh b .
a
a disebut pembilang, b disebut penyebut. Jika bukan suatu bilangan bulat, maka ia
b
disebut bilangan pecahan.

Definisi:
Sebagai akibat operasi perkalian, kita dapatkan operasi perpangkatan dan pengakaran.
Bilangan x disebut pangkat n dari bilangan a jika berlaku:
x  a  a  ...  a
n buah
Ditulis juga x  a n

Definisi :
Bilangan x disebut bilangan akar n dari bilangan a jika berlaku:
a  x  x  x
n buah
ditulis a  x atau x  a
n n

Pecahan menyatakan proporsi dari keseluruhan bagian. Sebagai contoh,Anda memiliki disk
drive dengan kapasitas 400 GB dan Anda menyimpan file sebesar 100 GB pada disk drive
tersebut. Bagian dari kapasitas penyimpanan yang telah digunakan pada disc drive tersebut
dapat ditulis sebagai:

100
400

Bilangan di atas garis disebut pembilang, sedangkan bilangan di bawah garis disebut
penyebut. Dalam contoh ini, Anda dapat menganggap 100 sebagai ‘proporsi’ dari

8
 Matematika dan Stastistika 

‘keseluruhan’ 400. Jika pembilang lebih besar dan penyebut, pecahan disebut “pecahan
kasar (vulgar fraction)”. Sebagai contoh,
18
4

A. MACAM-MACAM PECAHAN

1. Pecahan Setara
100
Jika Anda melihat contoh sebelumnya, perhatikan bahwa jika Anda mengalikan
400
(atau membagi) pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama, pecahan akan tetap
bernilai sama.
100 200 1
Jadi,  (karena kita mengalikan bilangan atas dan bawah dengan 2). Pecahan ini
400 800 4
juga ekuivalen karena sekarang kita membagi pembilang dan penyebut dengan 200.
Perhatikan bahwa dalam modul ini, Anda mungkin akan menemukan pecahan yang agak
25
“jelek”, seperti . Berdasarkan pengalaman, mahasiswa sering kali merasa ngeri jika
0,01
diminta mengevaluasi pecahan semacam ini. Untuk mengevaluasi pecahan ini, prinsipnya
sama dengan sebelumnya, yaitu kalikan bilangan atas dan bawah pecahan hingga diperoleh
bilangan bulat yang mudah ditangani. Perkalian 10 biasanya paling membantu.
25 250 2500
Jadi,    2500 (tiap kali kita mengalikan atas dan bawah dengan 10).
0,01 0,1 1

2. Menyederhanakan Pecahan
Soal pecahan biasanya lebih mudah dikerjakan apabila pembilang dan penyebut
bernilai sekecil mungkin. Nilai tersebut diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebut
dengan bilangan yang sama berulang kali untuk memperoleh bilangan bulat yang lebih kecil
sampai proses pembagian tidak dapat diulangi lagi. Biasanya lebih mudah untuk mencoba
membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan-bilangan kecil, seperti 2, 3, 4, 5, atau 10.

Contoh 1.2.1:
24
Sederhanakan sesederhana mungkin.
96

Jawab :
a. Perhatikan pembilang dan penyebut,serta periksa apakah keduanya dapat langsung
dibagi.
b. Ulangi sampai diperoleh pecahan yang paling sederhana.
Karena 24 dan 96 merupakan bilangan genap, keduanya dapat dibagi 2.

9
 Matematika dan Stastistika 

24 12 6 3
Jadi,   
96 48 24 12
3 1
Sekarang pembilang dan penyebut dapat dibagi 3 maka  . Pecahan kini berada dalam
12 4
bentuk paling sederhana.

B. PRESENTASE DAN BILANGAN DESIMAL

1. Persentase
Seperti pecahan, persentase juga menyatakan proporsi dan keseluruhan bagian.
Sebagai contoh, 90% mahasiswa lulus ujian, ini berarti 90 dari 100 mahasiswa yang ikut ujian
berhasil lulus. Perhatikan bahwa “kese1uruhan” di sini tidak harus 100. Jika mahasiswa yang
ikut ujian sebanyak 200 orang dan yang lulus 180 orang, persentase yang lulus juga 90%.

2. Desimal
Desimal adalah cara untuk menyatakan bilangan yang (biasanya) tidak bulat. Tanda
koma digunakan untuk memisahkan bilangan bulat dan bagian desimal yang tidak bulat.
Sebagai contoh, 1,25 gram obat berarti kita memiliki 1 gram obat, ditambah dua per sepuluh
dari 1 gram, dan ditambah 5 per seratus dari 1 gram. Perhatikan jika satu-satunya angka
sebelum koma adalah nol, kita sedang menghitung suatu nilai yang kurang dan satu. Sebagai
contoh. 0,25 gram obat berarti kurang dari 1 gram dan menyatakan dua per sepuluh dan
lima per seratus dari 1 gram seperti sebelumnya.

3. Konversi antara Pecahan dan Desimal


Setiap desimal (atau setiap bilangan bulat) dapat dikonversi menjadi pecahan hanya
dengan meletakkan bilangan desimal itu di atas penyebut 1.

Contoh 1.2.2:
Ubah 0,25 menjadi pecahan paling sederhana

Jawab:
a. Tulis 0,25 sebagai desimal.
b. Buat pecahan setara dengan mengalikan bilangan atas dan bawah dengan 10 sampai
tanda koma desimal hilang.
c. Sederhanakan pecahan tersebut dengan pembagian.

Dengan demikian, 0,25 dapat ditulis menjadi 0,25 1 . Sekarang, evaluasi pecahan ini seperti
cara yang dijelaskan sebelumnya: 0,25 1  2,5 10  25 100 = (bilangan atas dan bawah
dikali 10)
Anda tentu dapat melihat bahwa pecahan ini mudah disederhanakan: 25 100  5 10  1 4
(bilangan atas dan bawah dibagi 5)

10
 Matematika dan Stastistika 

Pengubahan pecahan menjadi desimal dapat dilakukan dengan membagi pembilang dengan
penyebut. Pembilang mungkin perlu ditulis sebagai desimal dengan memberikan satu atau
lebih angka nol setelah koma untuk dapat melakukan pembagian.

Contoh 1.2.3:
Nyatakan 2 5 dalam bentuk desimal

Jawab:
Cobalah langsung membagi pembilang dengan penyebut. Jika pembilang lebih kecil dari
penyebut, tulis pembilang sebagai desimal dengan satu atau lebih angka nol setelah tanda
koma untuk dapat melakukan pembagian.
Jadi, tulis 2,0 dan bagi dengan 5, Anda akan memperoleh 0,4. Anda juga dapat menulis
2,00 dibagi lima dan memperoleh jawaban 0,40 yang setara dengan 0,4. Pada sejumlah
kasus, Anda tidak akan mendapat jawaban yang berakhir dengan nol dan Anda dapat
menulis jawaban dalam waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh, jika Anda menyatakan
1/3 dalam bentuk desimal, jawabannya adalah 0,33333... dan seterusnya. Dalam modul ini,
kebanyakan jawaban akan diberikan dalam dua tempat desimal (jumlah digit setelah tanda
koma), kecuali proses pembagian dapat diselesaikan dengan sempurna tanpa hasil sisa.
Sebagai contoh, jika Anda menyatakan 1/8 dalam bentuk desimal, Anda akan memperoleh
hasil tepat 0,125.

4. Konversi Antara Pecahan dan Persentase


Konversi pecahan menjadi persentase sangat mudah dilakukan, yaitu hanya dengan
mengalikan pembilang dengan 100 dan mengevaluasi pecahan tersebut seperti
sebelumnya,lalu hasilnya diberi tanda %.

Contoh 1.2.4:
Nyatakan 4 5 dalam bentuk persentase

Jawab:
a. Kalikan pembilang dengan 100.
b. Evaluasi pecahan sebagai bilangan (atau desimal).
c. Beri tanda % setelah nilai hasil.

Jadi, 4 5 menjadi 400 5  80 . Dengan demikian, hasilnya adalah 80%. Perhatikan bahwa
persentase dapat mengandung desimal. Sebagai contoh, 305 100  3,05% .
Konversi persentase menjadi pecahan juga sangat sederhana. Bagi bilangan dengan 100, lalu
nyatakan pecahan dalam bentuk paling sederhana.

Contoh 1.2.5:
Nyatakan 55% dalam bentuk pecahan

11
 Matematika dan Stastistika 

Jawab:
a. Bagi bilangan dengan 100.
b. Sederhanakan pecahan.
Jadi, 55% menjadi 55 100 . Jika kita sederhanakan, pecahan ini menjadi 11 20 yang
tidak dapat disederhanakan lebih lanjut

5. Konversi Antara Desimal dan Persentase


Cara paling cepat untuk mengonversi desimal menjadi persentase adalah dengan
mengalikan bilangan desimal tersebut dengan 100.lalu memberikan tanda % setelah hasil.

Contoh 1.2.6:
Nyatakan 0,6 dalam bentuk persentase

Jawab:
a. Kalikan dengan 100.
b. Beri tanda %.
0,6 dikali 100 adalah 60%.
Pengubahan persentase menjadi desimal dapat dilakukan hanya dengan membalikkan
tahapan di atas.

Contoh 1.2.7:
Nyatakan 12% dalam bentuk desimal

Jawab:
Bagi dengan 100.
12
Jadi, 12% =  0,12
100
3
Dalam contoh ini, kita dapat menyederhanakan pecahan itu menjadi . Namun,
25
pembagian 100 lebih mudah daripada 25.

Catatan (2):
Bilangan pecahan dapat ditulis dalam bentuk desimal. Uraian desimalnya selalu berakhir
atau berulang.
5
Misalnya: 1 2  0,5 (artinya 1 2  0  ).
10
21 50  0,42 artinya 21 50  0  4 10  2 100 .
2 7  0,285714285714.... angka 285714 berulang  .

Definisi:
Gabungan himpunan bilangan bulat dan himpunan bilangan pecahan disebut himpunan
bilangan rasional Q . Kita dapat mendefinisikan bilangan rasional sebagal bilangan yang

12
 Matematika dan Stastistika 

dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dari dua buah bilangan bulat. Bilangan irrasional (non-
rasional) adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dari 2 buah bilangan
bulat atau bilangan yang uraian desimalnya tidak pernah berulang.

Contoh 1.2.8 :
2  1,4142
  3,1415
e  2,7182..... (bilangan Euler yang merupakan bilangan pokok logaritma natural).
Gabungan himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional disebut himpunan
bilangan nyata (real) R , atau R# .Bilangan yang mengandung faktor satuan khayal I disebut
bilangan khayal (imajiner), di mana i  1 (satuan khayal, i  i  i 2  1 ). Bentuk umumnya
ai , a  R # .
Misalnya 54i ,  2i , dan i  2 .

Bilangan Real
Kita buat sebuah garis lurus. Ambil titik 0 sebagai titik awal (titik nol) yang menyatakan
bilangan nol. Kita buat peraturan bahwa titik-titik di sebelah kanan 0 menyatakan bilangan-
bilangan positif, di sebelah kiri 0 menyatakan bilangan-bilangan negatif. Kemudian kita
tentukan satuannya (unit). Garis ini disebut garis bilangan real (atau garis bilangan) yang
merupakan sistem koordinat pada garis lurus (dimensi satu) dan digambarkan sebagai
berikut:

Setiap bilangan real dapat dinyatakan oleh satu dan hanya satu titik pada garis bilangan dan
setiap titik pada garis bilangan menyatakan satu dan hanya satu bilangan. Semua sifat yang
berlaku pada himpunan bagian dari R# , juga berlaku pada R# .

Misalnya sifat ke-6 adalah:


Untuk setiap a R# , terdapat  a R# , sehingga a   a  0, a  (a)  0 .
Untuk setiap a  0 dan a  R # , terdapat 1 a  R # , sehingga a  1 a  1 .

Pertidaksamaan
Definisi:
a bilangan real,
a  0  a positif ( > dibaca “lebih besar”)
a  0  a negatif ( > dibaca “lebih kecil”)
(  artinya jika dan hanya jika, artinya berlaku baik dibaca dari arah kiri maupun kanan. Jadi
bila definisi di atas dibaca : jika a  0 maka a positif , dan jika a positif, maka a  0 ).

13
 Matematika dan Stastistika 

Kemudian jika a dan b bilangan real, maka :


a  b  a  b  0 (definisi lebih besar) serta
a  b  a  b  0 (definisi lebih kecil)
abba
pada garis bilangan : jika a  b maka a terletak di sebelah kanan b . notasi : a  b artinya a
lebih kecil atau sama dengan b .

Sifat-sifat :
1) Jika a, b R , maka salah satu dari pernyataan ini benar :
a) a b; b) a  b ; c) a  b
2) Jika a  0 dan b  0 , maka a  b  0 dan ab  0 .
3) Sifat transitif :
Jika a  b dan b  c , maka a  c atau jika a  b dan b  c , maka a  c .
4) Jika a  b dan c bilangan real sebarang, maka a  c  b  c
5) Jika a  b dan c  d , maka a  c  b  d
6) a  0 jika dan hanya jika  a  0
a  0 jika dan hanya jika  a  0
7) Jika a  0 dan b  0 , maka ab  0
a  0 dan b  0 , maka ab  0
a  0 dan b  0 , maka ab  0
8) Jika a  b dan c  0 , maka ab  bc
Jika a  b dan c  0 , maka ab  bc

Contoh 1.2.9 :
Selesaikan pertidaksamaan : x2  5x  24  0 .
Harga nol dari x2  5x  24  0 adalah x1  8 dan x2  3 .
Sebut x 2  5x  24  y , maka
y  0 untuk  3  x  8
y  0 untuk x  3 atau x  8
Jadi, penyelesaian dari pertidaksamaan di atas adalah nilai-nilai x yang memenuhi
3  x  8 atau dapat ditulis sebagai himpunan x |3  x  8 .
Catatan (3):

Interval (selang):
Bilangan a dan b adalah bilangan real dan a  b , maka himpunan bagian dan R# adalah:

A1  x |a  x  b interval buka
A2  x |a  x  b interval tutup-buka
A3  x |a  x  b interval tutup

14
 Matematika dan Stastistika 

A4  x |a  x  b
Notasi lain adalah: interval buka-tutup

A1   a, b A2  a, b A3  a, b A4   a, b

Catatan (4):
Interval-interval tak hingga.
A  x |x  a  x |  x  a   ,a 

B  x | x  a  x |a  x    a,  B

C  x | x  a  x |  x  a   ,a

D  x | x  a  x |a  x    a, 

E  x | x  R #   x |  x     ,  
Dimana a suatu bilangan real
A, B, C , D, dan E disebut interval tak hingga.

Harga Mutlak
Harga mutlak (absolut) dan suatu hilangan real didefinisikan sebagai:
 a jika a  0
a 
a jika a  0
misalnya: 3  3, karena 3  0

2    2  2, karena  2  0
3 2    
3  2  2  3, karena  
3 2  0

Sifat-Sifat Harga Mutlak


Jika a, b  R # , maka :
1) |a|  0
2) |a|  |a|
3) a2  |a|
4) |a|  b jika dan hanya jika  b  a  b, dimana b  0
5) |a|  b jika dan hanya jika a  b, atau a  b
6) |a  b|  |b  a|

15
 Matematika dan Stastistika 

7) |a  b|  |b  a|
a a
8)   , b0
b b
9) |a  b|  ||a||b||
10) |a  b|  |a||b|
11) |a  b|  ||a||b||
12) |a  b|  |a||b|

Contoh 1.2.10 :
|2x  3| 7
Berarti : 7  2 x  3  7  10  2 x  4  5  x  2

Latihan
96
1) Bentuk sederhana dari adalah ....
360
8
a.
15
8
b.
30
16
c.
30
4
d.
15
8 1 8
2) Bentuk persen dari bilangan-bilangan pecahan ; ; ; 0,36 berturut-turut
25 4 50
adalah ...
a. 32%, 25%, 16%, 36%
b. 36%, 25%, 16%, 32%
c. 25%, 16%, 32%, 36%
d. 16%, 32%, 36%, 25%
3) Toko A memberikan potongan harga 20% setiap penjualan barang, untuk pembelian
sepasang sepatu, Raisa membayar kepada kasir sebesar Rp40.000,00. Harga sepasang
sepatu sebelum mendapat potongan harga adalah …
4) Himpunan penyelesaian pertidaksamaan x2  x  6  0 adalah ....
a. 2  x  3
b. x  2 atau x  3
c. x  2 atau x  3
d. 2  x  3

5) Selesaikan pertidaksamaan 2x  5 | x  4 adalah ....

16
 Matematika dan Stastistika 

 1 
a. x  x  4
 3 

b. x 3  x  4
 1 
c. x  x  3
 3 
 1 
d. x  x  3
 4 
2x  1
6) Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  7 adalah ....
x 3
a. x 2  x  4
b. x 3  x  4
c. x 1  x  4
d. x 1  x  4
Petunjuk Penyelesaian Soal

1) Untuk menyederhanakan, pembilang dan penyebut bagikan dengan KPK kedua


bilangan tersebut
2) Kalikan dengan 100%

Ringkasan

Sampai di sini saudara telah mengingat kembali jenis-jenis bolangan, terdiri dari aturan
bilangan pecahan, dan bilangan-bilangan lainnya, bilangan real,pertidaksamaan,dan harga
mutlak. Selain itu, presentase dan bilangan desimal juga telah dibahas, mulai dari konversi
bilangan desimal ke presentase serta konversi persentase ke bilangan desimal. Dengan bekal
ini, diharapkan topik-topik berikutnya yang memanfaatkan pengertian bilangan itu dan sifat-
sifatnya dapat teratasi dengan baik.

Tes 2

1) Bentuk pecahan dari 45 menit dari 1 jam adalah ....


3
A. bagian dari 1 jam
4
1
B. bagian dari 1 jam
2
1
C. bagian dari 1 jam
3

17
 Matematika dan Stastistika 

2
D. bagian dari 1 jam
3

3
2) Pecahan yang senilai dengan pecahan adalah ....
14
9
A.
40
9
B.
38
12
C.
56
12
D.
72

7 11
3) Susunan deretan pecahan , 1, dalam urutan naik (dari kecil ke besar) adalah ....
8 12
7 11
A. , 1,
8 12
7 11
B. , ,1
8 12
11 7
C. 1, ,
12 8
11 7
D. , ,1
12 8

4) Dua per lima dari penduduk suatu kota adalah laki-laki. Jika banyak penduduk kota
tersebut 8 juta jiwa, tentukan banyak laki-laki!
A. 3.200.000 jiwa
B. 1.600.000 jiwa
C. 4.000.000 jiwa
D. 3.000.000 jiwa

2
5) Bentuk persen dari dari bilangan adalah ....
15
A. 35 %
1
B. %
3
1
C. 13 %
3
D. 13%

18

Anda mungkin juga menyukai