Dengan Judul :
Clinical Educator,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan
Duduk Stabil Akibat Kelemahan Otot Fleksor Trunk, Fluktuatif Tone E.C Cerebral
Palsy Quadriplegi”. Laporan ini penulis susun berdasarkan praktek stase Fisioterapi
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Klinik,
dukungan selama menyusun laporan ini. Laporan klinik ini jauh dari kata sempurna,
oleh itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat
laporan ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa Fisioterapi khususnya dan seluruh
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I PROSES ASSESMENT FISIOTERAPI................................................................1
A. Data medis..............................................................................................................1
B. Identitas Pasien.......................................................................................................1
C. History Taking........................................................................................................1
D. Inspeksi/Observasi..................................................................................................2
E. Pemeriksaan/pengukuran Pediatri..........................................................................2
F. Diagnosa Fisioterapi...............................................................................................5
G. Problematik Fisioterapi...........................................................................................6
BAB II INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI...............................................7
A. Rencana Intervensi Fisioterapi................................................................................7
B. Strategi Intervensi Fisioterapi.................................................................................7
C. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi..........................................................8
D. Edukasi Dan Home Program................................................................................11
E. Evaluasi.................................................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................13
A. Pembahasan Assessmen Fisioterapi......................................................................13
B. Pembahasan Intervensi Fisioterapi (kaitannya dengan clinical reasoning)..........20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
iv
BAB I
A. Data medis
B. Identitas Pasien
Nama : An. U
C. History Taking
3. Riwayat Pre Natal : pada saat ibu hamil dinyatakan sehat dan tidak mengalami
4. Riwayat Natal : anak lahir dengan usia cukup bulan namun tidak menangis saat
pada saat usia 1 tahun 4 bulan kembali mengalami kejang akibat DBD
lainnya setelah kejang kedua barulah di diagnosis mengalami Cerebral Palsy dan
belum
1
mampu duduk, berdiri, dan berjalan secara mandiri serta keterlambatan
berkomunikasi.
abortus 2 kali
D. Inspeksi/Observasi
1. Statis
e. Fleksi hip, Internal rotasi hip, adduksi hip dan fleksi knee, plantar fleksi ankle
f. Fluktuatif tone
2. Dinamis
E. Pemeriksaan/pengukuran Pediatri
b. Tekanan darah :-
c. Pernapasan : 25 rpm
d. Suhu : 36,50C
2. General Impression
2
b. Komunikasi : Anak merespon dengan memberikan senyuman dan dapat
3. Palpasi
Skala Asworth
Ekstremitas Dextra Sinistra
Ekstremitas atas T T
Extremitas bawah T T
3
7. Pemeriksaan tonus Otot (Skala Asworth)
Skala Asworth
Ekstremitas Dextra Sinistra
Ekstremitas atas 1 2
Extremitas bawah 2 2
a. Pola Posture
1) Posisi terlentang
2) Posisi duduk
4
Finger Fleksi
Trunk Skolisis
Pelvic Anterior tilting
Hip Internal rotasi dan adduksi
Knee fleksi
Ankle Inversi dan plantar fleksi
Toe Ekstensi
b. Pola Balance
bantuan
pinggul yang tertekuk dan diputar secara internal dan lutut) dan memerlukan
merangkak dengan tangan dan lutut (seringkali tanpa gerakan kaki timbal balik)
Level Interpretasi
1 Aktivitas dengan bantuan total (upaya dari subyek 25%)
2 Aktivitas dengan bantuan makimal (upaya dari subyek 25%)
3 Aktivitas dengan bantuan sedang (upaya dari subyek 50%)
4 Aktivitas dengan bantuan minimal (upaya dari subyek 100%)
5 Mampu beraktivitas mandiri dengan pengawasan
6 Mampu beraktivitas mandiri dengan bantuan alat
7 Mampu beraktivitas mandiri dengan cepat dan aman
F. Diagnosa Fisioterapi
Gangguan fungsional duduk akibat kelemahan otot fleksor trunk dan fluktuatif
5
G. Problematik Fisioterapi
Pemeriksaan /
No. Problematik Fisioterapi Pengukuran yang
Digunakan
1. Impairment (Body Structure)
a. Hypertonus Skala asworth
b. Skoliosis Inspeksi
2. Impairment (Body Function)
a. Gangguan kontrol postural Inspeksi dan pemeriksaan
pola postural
b. Kelemahan pada fleksor trunk XROT
c. Gangguan keseimbangan Inspeksi, Pemeriksaan
keseimbangan
3. Activity Limitation
a. Kesulitan duduk secara mandiri Anamnesis, inspeksi,
GMFCS, dan FIM
b. Kesulitan transfer dari duduk ke berdiri inspeksi, GMFCS, dan FIM
secara mandiri dengan pola gerakan
yang benar.
4. Participation Restriction
a. Kesulitan untuk bermain seperti teman Anamnesis
sebaya
6
BAB II
e. Meningkatkan keseimbangan
7
a. Kesulitan untuk bermain Mengembalikan Edukasi dan home
seperti teman sebaya kemampuan untuk program
bermain tanpa
keterbatasan
kedua tanggannya.
8
c. Fasilitasi duduk
d. Dosis Latihan
F : 3 kali seminggu.
I : 8 x hitungan/repetisi.
T : 45 menit.
badan. Kedua tangan fisioterapis berada pada pelvic pasien untuk melakukan
a. Combination Of Isotonic
9
Prosedur pelaksanaan : kontraksikan fleksor trunk lalu kemudian pada
awal.
b. Stabilizing Reversals
memberikan tahanan dalam arah yang lainnya. Pasien harus tetap aktif
c. Dosis Latihan
F : 3 kali seminggu.
I : 8 x hitungan/repetisi.
T : 45 menit.
4. Metode schroth
Pelaksanaan : pasien belajar untuk memperpendek otot pada sisi otot yang
terulur dan mengulur otot-otot pada sisi otot yang mengalami pemendekkan,
10
D. Edukasi Dan Home Program
1. Edukasi
mengoreksi postur pasien saat duduk dan berdiri (postur harus tegak).
2. Home program
depan badan.
E. Evaluasi
11
keseimbangan dengan hand
dengan hand support lebih
support namun dari setengah
hanya beberapa jam
detik
5 Kesulitan NDT (Fasilitasi), dan FIM : 4 FIM : 4
transfer dari home program
duduk ke berdiri
secara mandiri
dengan pola
gerakan yang
benar.
12
BAB III
PEMBAHASAN
1. History Taking
kita menempuh setengah jalan kearah diagnosis yang tepat. Secara umum
2. Inspeksi/Observasi
3. Pemeriksaan/Pengukuran Pediatrik
a. Palpasi
Palpasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan tonus otot dari
pasien, yaitu apakah ada peningkatan tonus otot (spastik) atau penurunan
fisiologik pada bayi dan tidak dijumpai lagi pada anak-anak yang sudah
13
ditimbulkan, maka fenomena itu menandakan kemunduran fungsi susunan
dengan respon berupa gerakan fleksi kedua lengan dan ekstensi kedua
kaki dan tungkai yang sama. Reflex ini muncul dari usia 0-2 bulan.
seluruh badan sesuai arah stimulus berupa rotasi kepala pada satu sisi
secara aktif atau pasif. Refleks ini muncul dari 0 bulan sampai dengan
6 bulan.
14
c. Pemeriksaan Refleks Fisiologis
fisiologis yaitu refleks dalam dan releks superfisial. Refleks dalam (refleks
regang otot) timbul oleh regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan,
dinamai refleks regang otot (muscle stretch reflex). Nama lain bagi refleks
dalam ini ialah refleks tendon, refleks periosteal, refleks miotatik dan
refleks fisiologis.
atau di sekitarnya. Jadi bukan karena teregangnya otot seperti pada refleks
(refleks abdominal).
- + : jawaban normal
Skala yang dapat dipakai untuk menilai derajat spastistitas tonus otot,
15
1) Nilai 0 : tidak ada kenaikan dalam tonus otot (normal) .
dan dilepas atau dengan tahanan minimal pada 1/3 akhir dari LGS.
4) Nilai 2 : kenaikan yang lebih jelas dalam tonus otot, pada sebagian
mudah (sedang).
5) Nilai 3 : Kenaikan yang besar dalam tonus otot, dimana gerakan pasif
ekstensi (berat).
2) Pemeriksaan Keseimbangan
16
terlentang, telungkup, duduk, dan berdiri. Sedangkan keseimbangan
anak.Selain itu GMFCS adalah sistem yang kuat bagi para peneliti,
miring atau tidak rata untuk menentukan tingkat prestasi anak. Tujuannya
17
Klasifikasi GMFCS dibagi menjadi 5 level :
hal jarak tempuh dan daya keseimbangan, namun tidak sebaik level 1
untuk berlari dan melompat, pada level ini anak membutuhkan alat
otomatis.
18
Klasifikasi GMFCS kelompok usia 2 – 4 tahun
19
5) Level 5 : gangguan fisik membatasi gerakan dan kemampuan untuk
kursi roda.
tidak spesifik untuk diagnosis apa pun. Instrumen FIM Mencakup ukuran
terdiri dari 18 item, tujuh tingkat, yang dimaksudkan agar peka terhadap
total. Alat ini digunakan untuk menilai tingkat kecacatan pasien serta
intervensi medis
Tujuan dari NDT itu yaitu menghambat pola gerak yang abnormal,
gangguan gross motor, dan gangguan postur terutama pada anak cerebral palsy
spastic. Teknik inhibisi pada NDT ini bertujuan untuk menghambat pola gerak
abnormal, dimana anak cerebral palsy yang spastic akan muncul gerakan yang
20
propioceptive akan membawa implus sampai otak untuk diterjemahkan
menjadi suatu memori bahwa gerakan yang normal itu adalah yang saat
berupa : adanya input aferen dari medula spinalis lewat serarcuatus externus
dorsalis. Dari medula spinal aferen melalui dua neuron yaitu ganglion spinale
dan ser. Arcuatus eternus doralis (homolateral) yang tujuannya yang satu ke
motor cortex dan sensori cortex . pada motor cortex afren dibawa ke
Dimana reseptor ini melalui 3 neuron, yaitu neuron satu pada ganglion spinale,
Akson neuron ordo kedua menyilang oblique kesisi yang berlawanan dalam
komisura grisea dan alba anterior dalam segmen spinal. Lalu naik dalam
somastetik dalam
21
girus postsentralis korteks cerebri. berlawanan sebagai traktus, lalu naik
Dimana impuls yang datang dari ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di
secara langsung, motor unit yang berperan meningkat seiring dengan motor
learning. Setelah itu peningkatan signifikan dari frekuensi motor unit karena
cepat dan lancar, oleh karena adanya proses reorganisasi dan adaptasi maka
juga terdapat reseptor yaitu muscle spindle dan organ tendo Golgi. Muscle
22
kontraksi otot atau peregangan otot. Kedua reseptor tersebut akan
children with spastic cerebral palsy”. Penelitian yang dilakukan di korea ini
tahun pada pasien dengan kondisi cerebral palsy efektif dalam menurunkan
with gross motor function classification system levels I and II”. Pada
penelitian ini menggunakan sampel anak dengan cerebral palsy yang terbagi
menjadi dua kelompok. Kedua kelompok diberikan intervensi NDT dan salah
temporospatial.
23
2. Neuro Senso
kesadaran anak mengenai hubungan antar titik tengan dari tubuh dan anggota
tubuhnya sebagai bentuk fisik dirinya dan rileksasi tendon guard reflex,
myofscial release.
pada pasien dengan cerebral palsy flaccid hipotonus quadriplegi tipe ekstensi
24
DAFTAR PUSTAKA
Berker, N., & Yalçin, S. (2010). The Help Guide To Cerebral Palsy (Second). Istanbul,
Turkey.
Cathleen, E B., 2004; Comparison of three ankle-foot orthosis configuration for
children with spastic diplegia. USA : Department, shriners hospitals for children.
Developmetal Medicine & Child neurology 2004, 46:590-
Freeman Miller. (2007). Physical Therapy of Cerebral Palsy. Springer. USA.
Günel, Mintaze Kerem, et al. "Physical management of children with cerebral palsy."
Cerebral Palsy-challenges for the future: IntechOpen (2014): 29-72.
Hariandja, Andy M.A. dan Suharto, 2014. Diktat Fisioterapi Pediatrik ( Physiotherapy
For Pediatric), Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar.
Karabay İ, Doğan A, Ekiz T, Köseoğlu BF, Ersöz M. Training postural control and
sitting in children with cerebral palsy: Kinesio taping vs. neuromuscular electrical
stimulation. Complement Ther Clin Pract. 2016 Aug;24:67-72. doi:
10.1016/j.ctcp.2016.05.009. Epub 2016 May 12. PMID: 27502803.
Kapoor, R, Barnes, K. 2013. Paediatrics. China: Elsevier.
Kim MR, Lee BH, Park DS. Effects of combined Adeli suit and neurodevelopmental
treatment in children with spastic cerebral palsy with gross motor function
classification system levels I and II. Hong Kong Physiother J. 2015 Nov 7;34:10-
18. doi: 10.1016/j.hkpj.2015.09.036. PMID: 30931022; PMCID: PMC6385137.
Liang, C. Wang, Y.T. Lee, A.Y. 2016. The Effect of Core Stability training on Dynamic
Balance in Healthy, Young Studenst. 34th International Conference on.
Biomechanics in Sport, Tsukuba, Japan, 18-22 Juli 2016
Liptak GS, Nancy AM. Providing a primary care medical home for children and youth
with CP. American Academy Pediatrics [Internet].
Marret, Stéphane, C. A. T. H. E. R. I. N. E. Vanhulle, and A. N. N. I. E. Laquerriere.
"Pathophysiology of cerebral palsy." Handbook of clinical neurology 111 (2013):
169-176.
Marret, S; Vanhulle, C; Laquerriere, A. (2013). Pathophysiology of Cerebral Palsy.
Handbook of Clinical Neurology: Pediatric Neurology, Part I, 3, 183–195.
http://doi.org/10.1016/B978-0-444-52891-9.00016-6
Masgutova, S. (2015). MNRI® for Children with Cerebral Palsy.
25
Mark, F. Gregory, A. Christopher, L.Diane, L., 1998; Gait assessment of fixed ankle-
foot orthoses in children with spastic diplegia. Archives of Physical Medicine and
Rehabilitation; 1998; 79(2):126- 133.
Ni’amah, S., 2017; Desain Orthosis Untuk Penderita Cerebral Palsy Spastik Dengan
Konsep Easy To Use, Lightweight, Dan Social Confident. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya, 3- 6.
Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development
Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.
Paul, St. 2009. Gillette Children’s Specialty Healthcare. Dari www.gillettechildrens.org
Penteliadia, Christos P. Cerebral Palsy: A Multidisiplinary Approach. 3rd ed.,
Springer, 2018, doi:https://doi.org/10.1007/978-3-319-67858-0.
Park EY, Kim WH. Effect of Neurodevelopmental Treatment-Based Physical Therapy
on The Change of Muscle Strength, Spasticity, and Gross Motor Function in
Children with Spastic Cerebral Palsy. J Phys Ther Sci. 2017;29(6):966-969.
doi:10.1589/jpts.29.966
Purwanto, Johannes. 2020. Perkembangan Sensori, Persepsi, Kognisi, Sosio-emosi, dan
Motorik pada Bayi dan Anak.
Rethlefen, Susan A. 2010. Clasification Systems In Cerebral Palsy. USA: Elsevier Inc.
Soetjiningsih., Ranuh, IG.N Gde. (2017). Tumbuh Kembang Anak, Edisi 2.
Jakarta
: EGC.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC; 1995.
Takarini, N. (2018, April 8). Pendekatan Brain Development (Neuro Senso Motor
Reflex Development and Synchronization).
26