//////
B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
1. KELUHAN UTAMA
Orang tua pasien mengeluhkan kaku pada kedua kaki anaknya terutama pada kaki kanan
sehingga sulit untuk berjalan seperti anak pada umumnya dan kepala anaknya berukuran
lebih besar daripada anak seusianya.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
Ket :
0 : tidak ada tonus, normal.
1 : Tonus ada di akhir gerakan ROM
2 : Tonus disertai dengan adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM
3 : Tonus sepanjang ROM tapi masih bisa digerakkan.
4 : Tonus meningkat, gerak pasif sulit
5 : Tonus tinggi/sangat kaku (Rigid)
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
1. Nyeri diam : 0
2. Nyeri gerak : 1
3. Nyeri tekan : 0
e. PBS (Pediatric Balance Scale)
NO LATIHAN SKOR
1 Duduk ke berdiri 2
2 Berdiri ke duduk 4
3 Transfer 2
4 Berdiri 4
5 Duduk 4
6 Berdiri dengan mata tertutup 4
7 Berdiri dengan kedua kaki sejajar 4
8 Berdiri dengan satu kaki di depan 1
9 Berdiri dengan satu kaki diangkat 1
10 Berputar 360o 3
11 Berbalik dengan melihat kebelakang 3
12 Mengambil barang dari lantai 3
13 Mengulurkan tangan kedepan 3
14 Berjalan 1
SKOR TOTAL 39
f. FSST (Four Square Step Test) : pasien belum mampu melakukan gerakan test yang
diberikan dengan baik, terkadang mampu namun harus dibantu dan membutuhkan
waktu 30 menit untuk menyelesaikan tes.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
g. Antropomentri
- Lingkar Kepala (LK) : 59 cm
- Berat Badan(BB): 20,5 kg
- Tinggi Badan (TB) : 110 cm
f. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional dengan Test Gross Motor Function
Measurement (GMFM)
- Pasien sudah mampu terlentang dan berguling dengan baik
- Pasien sudah bisa duduk.
- Pasien sudah mampu merangkak dan berlutut.
- Pasien sudah mampu berdiri namun masih membutuhkan bantuan dengan nilai
pencapaian 67%.
- Pasien belum bisa sepenuhnya berjalan, berlari dan melompat dengan nilai
pencapaian 16%.
g. Test Refleks
- Tidak terdapat refleks patologis
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
Hydrocephalus
OP VP shunt
Spastik Weakness m.
Nyeri Gastrocnemius, m. Adanya kesulitan dalam Px mampu melakukan aktivitas
knee dengan baik dirumah
knee quadriceps berjalan
dextra
• Neuro Senso
• Terapi Latihan (pasif exc, aktif exc,
stretch exc, standing frame exc, balance
exc, walk exc dan transfer exc)
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
V. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
(International Clatification Of Functional And Disability)
1. Impairment :
a. Adanya spasme minimal pada m. gluteus dan m. hamstring
b. Adanya penurunan LGS knee.
c. Adanya spastik knee dextra.
d. Adanya weakness m. gastrocnemius, m. quadriceps
e. Adanya penurunan kekuatan otot knee.
2. Functional of limitation : adanya kesulitan dalam berjalan.
3. Disability : px mampu melakukan aktivitas dengan baik dirumah.
VI. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Bonam
Qua at Fungsionam : Bonam
Qua at cosmeticam : Dubia et Bonam
VII. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1.Tujuan treatment
a) Jangka Pendek
- Mengurangi nyeri pada knee
- Mengurangi spastik pada knee dextra
- Meningkatkan LGS pada knee
- Meningkatkan kekuatan otot knee
- Mengurangi spasme m.hamstring, m.gluteus
b) Jangka Panjang
- Melanjutkan tujuan jangka pendek
- Mengembalikan kemampuan fungsional kaki agar pasien dapat kembali melakukan
aktivitas tanpa adanya keterbatasan gerak.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
2. Rencana tindakan
a) Teknologi Fisioterapi
- Neuro Senso
- Massage
- Mobilisasi Trunk
- Terapi Latihan
b) Teknologi Yang Digunakan :
- Neuro senso : untuk mendorong perkembangan motorik dan personal anak.
Neurosenso mempunyai tujuan mengaktifkan motor program yang dialami dan
genetik dan seluruh mekanisme perkembangan anak, mengaktifkan brain body
intregation mechanisme, membuat exercise terpadu yang bersifat individual untuk
anak-anak dan orang dewasa yang memiliki masalah dalam perkembangan gerak,
emosi, motifasi dan pembelajaran. Neurosenso merupakan terapi menstimulasi yaitu
untuk merangsang propioceptif serta sebagai serta sebagai persiapan untuk
melakukan latihan (Khasanah & Sari, 2017).
- Terapi Latihan : latihan ini diberikan dengan melibatkan anak secara pasif dan aktif.
Pada pendekatan ini digunakan untuk meningkatkan LGS pada area tubuh yang
telah mengalami penurunan progresif. Tujuannya untuk memelihara dan
mengembalikan kualitas tonus normal, untuk memudahkan gerakan-gerakan yang
disengaja, diperlukan dalam aktifitas sehari-hari (Khasanah & Sari, 2017).
Intervensi Pelaksanaan
Neuro F : 1x seminggu
senso I :-
T : 15 menit
T : Stimulasi
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
Terapi F : 3x/sehari
Latihan I : 8x/sesi gerakan
T : 10 menit
T:
- Aktif ROM Exc
Posisi pasien senyaman mungkin, posisi terapis berdiri di samping pasien.
Pasien diminta menggerakkan kaki perlahan ke segala arah sampai batas
toleransi nyeri yang dirasakan pasien.
- Pasif Stretching
untuk mengulur struktur otot yang mengalami pemendekan dan menambah
ROM. Posisi pasien senyaman mungkin, posisi terapis berdiri di samping
pasien. Pasien dibantu terapis dalam menggerakkan tiap grup otot yang akan
distretching.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
➢ Terapi 2-4
Seperti terapi satu dengan intensitas sesuai toleransi pasien dan durasi latihan yang selalu
ditambahkan pada tiap minggu.
STATUS KLINIS PROFESI FISIOTERAPI UMM
Keluhan T0 T1 T2 T3 T4
MMT
Fleksi T T T T T
Knee
Ekstensi X X X X X
Dekstra
MMT
Fleksi X X X X X
Knee
Ekstensi X X X X X
Sinistra
Nyeri diam 0 0 0 0 0
Nyeri Nyeri gerak 1 1 1 1 0
Nyeri tekan 0 0 0 0 0
Berdiri 67% 67% 67% 67% 67%
GFMF
Berjalan,berlari, melompat 16% 16% 16% 16% 16%
PBS 39 39 39 39 39