Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS MORNING REPORT

STASE FISIOTERAPI PEDIATRI

PROSES ASSESSMENT DAN INTERVENSI FISIOTERAPI PADA


GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK AKIBAT DOWN SYNDROME

DEWA AYU NOVI HANDAYANI

PO715241202029

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PROGRAM STUDI PROFESI

FISIOTERAPI TAHUN 2021


HALAMAN
PENGESAHAN

Laporan Kasus Stase Fisioterapi Pediatri

DEWA AYU NOVI HANDAYANI

PO715241202029

Dengan Judul :

“PROSES ASSESSMENT DAN INTERVENSI FISIOTERAPI PADA


GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK AKIBAT DOWN SYNDROME”

Periode 1 tanggal 02 Agustus - 21 Agustus 2021 di Siloam Hospital Denpasar telah


disetujui oleh Pembimbing Lahan/ Clinical Educator dan Preceptor.

Denpasar, ……………………….

Preceptor, Clinical Educator,

Lidia Valentin, S.Ft,Ftr


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul: “PROSES

ASSESSMENT DAN INTERVENSI FISIOTERAPI PADA GANGGUAN

PERKEMBANGAN MOTORIK AKIBAT DOWN SYNDROME”

Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Lidia Valentin, S.Ft., Ftr selaku Clinical Educator di Siloam

Hospital Denpasar dan seluruh pihak yang terlibat serta membantu dengan

memberikan perhatian, dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis

mengikuti program Profesi Fisioterapi, khususnya pada stase Fisioterapi Pediatri ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari

sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun supaya nantinya dapat

menjadi laporan kasus yang lebih baik lagi. Atas kesalahan yang ada, penulis

memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga laporan kasus ini bermanfaat dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmatNya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan

penyelesaian laporan ini.

Denpasar, Agustus 2021

Penulis
BAB I

PROSES ASSESMENT FISIOTERAPI

A. Data Medis

B. Identitas Pasien

Nama :W

Tanggal lahir/usia : 20 April 2020/ 19 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : Belum Sekolah

Agama : Muslim

Pekerjaan ibu : Swasta

Pekerjaan ayah : Swasta

Alamat : Kuta

Kondisi Keluarga : Anak ke 2 dari 2 bersaudara, anak kandung

C. History Taking

Pada saat lahir, R tidak memiliki scrotum, sehingga dokter anak

memberikan jurukan ke dokter endokrin. Pada saat di dokter endokrin

anak dikatakan Down Syndrome. Akhirnya dokter anak tersebut

menyarankan untuk melakukan tes kromosom. Dari hasil pemeriksaan

kromosom anak positif dinyatakan mengalami Down Syndrome. Pada

bulan Juni 2020 orang tua membawa anak untuk konsultasi ke Psikolog

karena orang tua merasa bahwa anaknya berbeda dengan saudaranya dan

orang tua tidak mau gegabah dikemudian hari. Anak melakukan terapi

dengan Fisioterapi sebanyak 2 kali seminggu. Dengan fisioterapi


perkembangan anak adalah mulai bisa merayap, dan duduk sendiri

D. Inspeksi/ Observasi

Statis: tampak tanda-tanda Down Syndrome seperti wajah cenderung rata

pada bagian tulang hidung diantara kedua mata, mata kanan terlihat lebih

kecil dari mata yang kiri, ukuran mulut dan telinga lebih kecil, telapak

tangan lebar dengan jari- jari pendek, jari kaki pertama dan kedua terdapat

jarak yang luas, ukuran jari kaki pendek, ekspresi wajah mongol, dan anak

tidak ngeces. Belum bisa mempertahankan satu posisi dalam waktu yang

lama, postur tubuh terlihat membungkuk pada saat duduk.

Dinamis : anak terlihat sangat aktif, mau bergerak mencari mainan yang

diinginkan atau sumber stimulasi yang diberikan (suara atau benda), pada

saat merayap anak dominan menggunakan kaki kanan dan kaki kiri

terangkat.

E. Pemeriksaan/ Pengukuran Pediatri

1. Tahap perkembangan umum berdasarkan hasil pemeriksaan DDST II

adalah abnormal.

a. Personal–sosial : keterlambatan dalam minum dengan cangkir,

menirukan kegiatan, main bola dengan pemeriksa, daag-daag dengan

tangan, menyatakan keinginan, tepuk tangan dan makan sendiri.

b. Adaptif–motorik halus : keterlambatan dalam mencontoh menaruh

kubus di cangkir, membenturkan 2 kubus, memegang dengan ibu jari

dan jari, mengambil 7 kubus, dan memindahkan kubus.

c. Bahasa : keterlambatan dalam hal berbicara 1 kata, papa/mama


spesifik, mengoceh, kombinasi silabel, papa/mama tidak spesifik

menirukan bunyi kata- kata, dan satu silabel.

d. Motorik kasar : keterlambatan dalam berdiri sendiri, berdiri 2 detik,

bangkit trus duduk, bangkit untuk berdiri, berdiri dengan pegangan,

dan bangkit kepala tegak.

2. Pemeriksaan Reflek

Tabel 3.1 Tabel Pemeriksaan Refleks


Hasil Keterangan

Refleks Primitif

Sucking + Belum terintegrasi

Rooting + Belum terintegrasi

Palmar graps + Belum terintegrasi


Plantar graps + Belum terintegrasi

Moro - Sudah terintegrasi

Refleks Postural

Asymetric Tonic +/sinistra Saat kepala diarahakan ke kiri atau kanan,


Neck Refleks +/dekstra tangan dan kaki mengikuti secara perlahan.

Symetric tonic + Posisi merangkak kepala diarahkan ke arah


neck refleks fleksi. Respon yang timbul adalah kedua
tangan anak menekuk.

Tonic + Timbul dengan stimulasi yang perlahan


Labyrinthine
refleks

Labyrinthine + Mengarahkan kepala untuk menghadap ke


head righting depan masih dengan arahan

Optical head +/dekstra Mampu melakukannya dengan stimulasi


righting +/sinistra objek mainan yang digerakan oleh terapis

Neck on body +/dekstra Mampu melakukan dengan stimulasi


righting +/sinistra kepala digerakkan ke kanan atau ke kiri

Body on body +/dekstra Mampu melakukan dengan stimulasi


righting +/sinistra pelvic digerakkan ke salah satu sisi

Body on head +/dekstra Mampu melakukan dengan stimulasi bahu


righting +/sinistra digerakkan ke satu sisi

Landau refleks +/dekstra Mampu melakukan dengan stimulasi


+/sinistra seperti menerbangkan anak
Balance and -/dekstra, Dekstra, sinistra (posisi duduk):
protective sinistra Belum mampu mempertahankan duduk
refleks -/anterior, dengan bantuan tangan
posterior Anterior, posterior (posisi duduk):
Belum mampu mempertahankan posisi
duduk dengan bantuan tangan

3. Kekuatan Otot Oral


Tabel 3.2 Score kekuatan otot oral
SKALA KATEGORI

0 Tidak ada kontraksi

1 Kontraksi minimal

3 Kontraksi cukup tapi dilakukan dengan susah payah

5 Kontraksi penuh dan terkontrol

Kategori pemeriksaan
Tabel 3.3 Pemeriksaan kekuatan otot oral

NO KATEGORI PEMERIKSAAN SKOR

1. Tersenyum 5

2. Mencucu 5

3. Membuka rahang 3

4. Keseimbangan
Dilihat dari DDST pada aspek motorik kasar, anak belum mampu berdiri
selama 2 detik secara mandiri
F. Diagnosa Fisioterapi (ICF-ICD)

Kelemahan otot, hipotonus postural, hypermobile sendi dan keterlambatan

tumbuh kembanga yang disebabkan oleh kondisi down syndrome

G. Problematik Fisioterapi

No Komponen ICF Pemeriksaan / pengukuran yang


membuktikan

1. Impairment

a. Tonus otot Palpasi tonus otot cenderung lembek

b. Reflek primitif Reflek primitive masih positif dan mendominasi


(reflek chart)

C. Gangguan Denver test/ DDST aspek mototrik belum mampu


keseimbangan berdiri mandiri minimal 2 detik

2. Activity limitation

a. Kesulitan transfer Berguling masih dibantu


position (ambulasi)
b. Kesulitan aktifitas Denver test/ DDST aspek mototrik belum mampu
berjalan berdiri mandiri minimal 2 detik

3. Participation
restriction
a. Kesulitan Pemeriksaan DDST
melakukan
aktifitas bermain b. Belum mampu bermain bola dengan orang
lain
c. Belum mampu membalas sapaan dengan
daag-daag
BAB II

INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI

A. Rencanan Intervensi Fisioterapi

1. Tujuan Jangka Panjang

- Mampu berkomunikasi dan bisa mengkonsumsi berbagai macam tekstur dan


rasa.

- Meningkatkan stabilitas tubuh

- Palmar reflek, plantar reflek, rooting reflek, sucking reflek, ATNR, dan

babinski reflek terintegrasi secara keseluruhan

- Meningkatkan kemampuan motorik kasar dan motorik halus

2. Tujuan Jangka Pendek

- Meningkatkan tonus secara keseluruhan

- Menghibisi palmar reflek, plantar reflek, rooting reflek, sucking reflek,

ATNR, dan babinski reflek

- Menstimulasi balance protective refleks

B. Strategi Intervensi Fisioterapi

No Problematik fisioterapi Tujuan intervensi Jenis intervensi

1. Impairment

a. Hipotonus Meningkatakan tonus otot Sweep tapping,

b. Gangguan koordinasi Memperbaiki koordinasi Neuro senso stimulasi


c. Gangguan postural dan Memperbaiki postural dan Postural stability
keseimbangan keseimbangan exercise, NDT

2. Activity limitation

a. Kesulitan transfer Memaksimalkan Latihan berguling dan


position kemamuan pola berguling merayap
dan merangkak
b. Kesulitan aktifitas Memperkenalkan posisi Berdiri dengan
berjalan berdiri bantuan

3. Participation restriction

a. Kesulitan dalam Meningkatkan Latihan


bermain dengan kemampuan bermain memindahkan
permainan seusianya barang dari tangan
kanan ke tangan kiri
atau sebaliknya

C. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi

1) Neuro Senso Motor Reflek Development and Synchronization

(NSMRD&S) Terapi ini bertujuan untuk awal pengenalan sebelum

masuk ke stimulasi sensomotorik terapi ini juga bisa membuat pasien

merasa rileks dan nyaman dalam bentuk sentuhan ataupun usapan. Posisi

anak tidur terlentang dan fisioterapis duduk seibelahnya dengan posisi

sama-sama nyaman, Berikut tehkniknya :

a. Usapan halus

b. Bintang halus

c. Gelombang

d. Stretch

e. Angka 1

f. Angka 8

g. Tendon guard
h. Stimulasi reflek

i. Mobilisasi sendi

j. Picking up dan contract stretch

2) Massage Wajah

a. Gunakan telapak tangan secara bersaman, Gerakan mengusap

seluruh pipi ke arah telinga. Tekanan dapat dikira-kira dan lakukan

7 kali pengulangan.

b. Gunakan telapak tangan secara bersaman, Gerakan mengusap

dahi ke arah telinga. Tekanan dapat dikira-kira dan lakukan 7 kali

pengulangan.

c. Gunakan ibu jari, mengusap sepanjang bagian diantara kedua alis

mengarah ke atas, lakukan 7 kali pengulangan.

d. Gunakan ibu jari, mengusap sepanjang tulang alis, lakukan 7 kali


pengulangan.

e. Gunakan ibu jari, gerakan melingkar area mata, lakukan 7 kali


pengulangan.

f. Gunakan ibu jari, gerakan angka 8 area mata, lakukan 7 kali


pengulangan.

g. Gunakan ibu jari, mengusap bagian di atas bibir ke arah sudut bibir,

lakukan 7 kali pengulangan.

h. Gunakan ibu jari, mengusap bagian di bawah bibir ke arah sudut

bibir, lakukan 7 kali pengulangan.

i. Gunakan ibu jari, gerakan memutar searah jarum jam pada bagian

di atas bibir ke arah sudut bibir, lakukan 7 kali pengulangan.

j. Gunakan ibu jari, gerakan memutar searah jarum jam pada bagian
di bawah bibir ke arah sudut bibir, lakukan 7 kali pengulangan.

Gunakan ibu jari, mengusap bagian dari sudut bibit ke arah telinga,

lakukan 7 kali pengulangan

3) Postural Exercise

Ada beberapa latihan postural exercise yang bertujuan untuk melatih

stabilitas postural, diantaranya:

a. Bridging exercise : arahkan anak posisi berbaring terlentang dengan

menekuk kedua lutut dan kedua tumit menapak rata pada lantai.

Jaga posisi kaki terbuka selebar pinggul di samping badan, telapak

tangan bertumpu pada lantai. Tahan tubuh bagian tengah dan tekan

tumit kearah lantai, dengan mengayunkan pinggul ke atas dan

menyelesaikan gerakan dengan mengencangkan otot bokong.

Lakukan dengan 10 kali pengulangan dan 10 kali hitungan.

4) Keseimbangan Postural Dengan NDT

Duduk diatas bola besar, dan didorong ke kanan, kiri, depan dan

belakang. Diharapkan anak dapat mempertahankan keseimbangan

tubuh dengan tumpuan berat badan yang berlawanan.

D. Edukasi Dan Home Program

1. Edukasi

Kurangi menggendong anak, selalu ajak anak bermain dan ngobrol

atau bernyanyi bersama

2. Home Program

Ulangi latihan yang dilakukan terapis dirumah setiap hari minimal sekali
E. Evaluasi

Evaluasi
No problematik Intervensi fisioterapi
Awal terapi Akhir terapi

1 Hipotonus Sweep tapping Tonus otot masih Tonus otot masih


lembek (palpasi) lembek (palpasi)

2 Reflek primitive masih Neuro senso stimulasi Reflek primitive Reflek primitive
positif dan sangan masih aktif
mendominasi mendominasi namun,
gerakan (reflek gerakan sudah
chart) mulai ritmik
(reflek chart)

3 Stabilitas postur Postural stability Belum mampu Sudah mampu


masih rendah exercise beridiri mandiri berdiri mandiri
selama 1 detik

4 Belum mampu Bermain atau berlatih Belum mampu Mulai mampu


memegang mainan memegang suatu pegang bola kecil genggang bola
atau sesuatu benda kecil maksimal 3
detik
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Assesment Fisioterapi

Anak-anak dengan Down Syndrome selain memiliki ciri-ciri yang

khas juga memiliki permasalahan tumbuh kembang yang cukup kompleks.

Terutama dari sisi fisik dan motoriknya. Anak dengan inisial W berusia 19

bulan dengan diagnosa Down Syndrome. Setelah dilakukan assessment

dengan orang tua dan pemeriksaan spesifik menggunakan DDST II,

palpasi, pemeriksaan refleks primitif dan postural, dan pemeriksaan

kekuatan otot oral. Didapatkan permasalahan fisioterapi tonus otot rendah,

palmar reflek, plantar reflek, rooting reflek, sucking reflek, ATNR,

babinski reflek belum terintegrasi, balance protective refleks belum

muncul, keterlambatan berbicara, serta keterlambatan motorik kasar dan

halus. Sehingga modalitas fisioterapi yang dapat diberikan adalah Neuro

Senso Motor Reflek Development and Synchronization (NSMRD&S), oral

massage dan stimulasi oral, general massage, pendekatan NDT balance

exercise, dan postural stability exercise. Diharapkan dengan pemberian

modalitas tersebut terjadi peningkatan pada tonus otot secara keseluruhan,

peningkatan keseimbangan minimal, dan kemampuan bicara, sehingga

perkembangan fisik dan motorik anak bisa berjalan lebih optimal.

B. Pembahasan Intervensi Fisioterapi

Neuro Senso Motor Reflek Development and Synchronization

(NSMRD & S) bertujuan untuk mengoptimalkan motor and sensory-motor


integration yang didasari dari kematangan reflek primitif, yang diketahui

bahwa pada kondisi anak dengan down syndrome terdapat keterlambatan

kematangan reflek primitif yang diperlukan untuk membuka gerbang sensori,

untuk mengaktifkan motor program yang alami dan genetik serta seluruh

mekanisme perkembangan gerak dan untuk mendukung ketrampilan motorik dan

kognitif yang alami dan khusus. Kelebihan metode NSMRD & S yaitu dapat

merileksasi otot-otot tubuh, meningkatkan kemampuan agar terjadi perubahan

positif pada struktur, postur dan, gerak tubuh yang terkoordinasi dan

mengaktifkan kerja reseptor yang berhubungan dengan sentuhan dalam dan

tekanan. (Susanti dkk, 2018).

Neuro Development Treatment (NDT) adalah konsep manajemen yang

dinamis yang telah berkembang dari prinsip - prinsip dasar yang merespon

anak yang dibimbing melalui handling untuk mencapai tujuan sensori

motor yang konsisten. Tujuan secara umum yaitu memperbaiki, mencegah

postur dan pola gerakan abnormal, mengajarkan postur dan pola gerak

yang normal. Kelemahan otot atau tonus otot rendah juga problematic

yang mudah dijumpai pada anak dengan down syndrome, problem ini

adalah hal yang berpengaruh untuk masalah keseimbangan pada anak

down syndrome dimana ketika terdapat kelemahan otot dan tonus otot

rendah maka akan menyebabkan penurunan stabilitas dinamis dan

hilangnya control keseimbangan mereka seperti ketika berdiri dan berjalan

akan meningkatkan resiko jatuh. Postural stability exercise dapat

membantu meningkatkan keseimbangan dinamis dan koordinasi otot

antara bagian bawah dan atas ekstremitas, serta mengurangi risiko cedera

dan ketidakseimbangan otot (Aly, 2016).


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, R., Hasan, D. and Hosin, B.A. 2012. The Effect of 6 Weeks Core

Stabilization Training Program on The Balance in Mentally Retarded

Students. International Journal of Sport Studies, 2(10), pp.496-501.

Anonim, 2008; Step Test, Diakses tanggal 01/04/2014, dari


http://fitcen.com/health.html

Anonim, 2008; Step Test, Diakses tanggal 05/04/2014,


dari

http://martharoundsslim.com/id69.html/step_test.jpg

Atilgan, O.E. 2012. Relationship Between Perceptual-Motor Skill and Postural

Balance in Nine Years Old Boys. Educational Research and Review,

7(24), pp.517-525.

Baehr, M. and Michael, M. 2005. Topical Diagnosis in Neurology. Fourth

Edition. New York: Thieme Stuttgart.

Bensa, C.P. 2013. Deteksi Dini Tumbuh Kembang. Hak cipta oleh majalah

parenting. Available from:

URL:

http://www.parenting.co.id/article/bayi/deteksi.dini.gangguan.tumbuh.ke

mbang/001/002/277

Bishop, R.D. and Hay, J.G. 2009. Basketball: the Mechanics of Hanging in the

Air. Medicine and Science in Sports, 11, pp.274-277.

Buckley, J.P., Sim. J., Eston, R.J., Hession, R., dan Fox, R., 2014. Reliability and

validity of measures taken during the Chester step test to predict aerobic

power and to prescribe aerobic exercise. British Journal of Sports


Medicine
Butler, R.J., Lehr, M.E. and Plisky, P.J. 2013. Dynamic Balance Performance and

Noncontact Lower Extremity Injury in College Football Players. Sports

Health, 5(5), pp.417-422.

Clinic for Children Information Education Network. Available from:


URL:

http://goo.gl/fWAKS

Cronin, G.W. and Rine, R.M. 2010. Pediatric Vestibular Disorders. Vestibular

Disorder Association. [Online] Available from: www.vestibular.org [Accesed

October 3, 2013].

Cug, M., Duncan, A. and Wilkstrom, E. 2016. Comparative Effects of Different

Balance- Training-Progression Styles on Postural Control and Ankle Force

Production: A Randomized Controlled Trial. Journal of Athletic Training,

51(2), pp. 101-110.

DiStefano, L.J, Clark, M.A. and Padua, D.A. 2009. Evidence Suporting Balance

Training in Healthy Individuals: a Systemic Review. Journal of Strength

and Condition Research, 23(9), pp.2718-2731.

Duus, P. 2010. Diagnosis Topik Neurologi: Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi
Empat.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Faigenbum, A.D., Bagley, J., Boise, S., Farrel, A., Bates, N. and Myer, G.D.

2015. Dynamic Balance in Children: Performance Comparison Between

Two Testing Devices. Athletic Training & Sport Health Care, 7(4),

pp.160-164.

Fikriyati, M. 2013. Perkembangan Anak Usia Emas. Jakarta: Laras Media Prima.

Anda mungkin juga menyukai