Anda di halaman 1dari 52

REHABILITASI PADA PASIEN

PEDIATRI

Dr. I MADE WIDAGDA, SpKFR


PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN
REHABILITASI
FK UNDIP - SEMARANG
PENDAHULUAN
 Anak : bukan miniatur dewasa

 PERBEDAAN DENGAN DEWASA :


- Ukuran, berat badan
- Parameter fisiologis: misal normal heart rate, respiratory
rate
- Masih adanya kemungkinan neural plasticity  walaupun
kontroversi, tapi kenyataan yang diterima semua pihak
adalah bahwa semakin dini dan makin muda, maka
hasilnya akan lebih baik.

 Rehabilitasi atau habilitasi?


Kondisi yang menyebabkan disabilitas
Cerebral Palsy
Spina Bifida
Cacat bawaan
Retardasi
Muscular Distrofi
Spinal Muscular Atrophy
Cystic Fibrosis
Pemeriksaan anak
Yang perlu diperhatikan

Ruangan periksa yang mendukung hubungan kooperatif

Anamnesa,
Pemeriksaan fisik,
Observasi

4 10/23/22
Anamnesa
A. Riwayat prenatal dan perinatal
• Periode pre konsepsi
• Tanyakan usia orang tua, kesehatan sebelum kehamilan dan
selama kehamilan
Faktor maternal selama hamil  dapat menyebabkan
malformasi bayi
• Perawatan prenatal:
Berat badan ibu, penyakit kehamilan, cara dan lama persalinan,
pemakaian obat-obatan, induksi, komplikasi persalinan

5 10/23/22
Anamnesa

 Riwayat neonatus:

Berat badan lahir, panjang badan, APGAR score, breast feeding,


kejang, kelainan bibir.

6 10/23/22
Anamnesa

B. Riwayat Tumbuh Kembang


Meliputi aspek fungsi dan perilaku

Keterlambatan fungsi motor  kemungkinan defisit neuromuskular

Keluhan awal orang tua: mis. gerakan spontan berkurang, bayi

lemas, atau kaku  hipotoni / spastik

7 10/23/22
Anamnesa

C. Riwayat Kesehatan atau Riwayat Fungsional


Bedakan anak sehat dengan anak yang mengalami gangguan /
tidak normal
D. Riwayat Perilaku

E. Riwayat Pendidikan dan Sosial


F. Riwayat keluarga

8 10/23/22
Pemeriksaan

 Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak dilakukan dengan

pendekatan individual

Sebelum memulai pemeriksaan kepercayaan anak

bermain, bercakap dengan anak


dan
orang tua

Observasi

9 10/23/22
Fase-fase Perkembangan Motorik Anak

10 10/23/22
Pemeriksaan

Penampilan anak dan pemeriksaan fisik

Observasi Fokus terhadap postur, tubuh


asimetrik, gerakan

Kulit, otot,Palpasi
sendi

Sendi-sendi utama dan yang terkait


LGS

11 10/23/22
Refleks primitif pada anak:
Muncul Hilang
- Moro Refleks lahir 6 bln
- Palmar Grasplahir 6 bln
- Plantar Grasplahir 9-10 bln
- Tonic neck 2 bulan 5 bln
- Landau 3 bulan 24 bln
- Parachute 8-9 bulan Tetap
- Sucking lahir 3 bln
- Babinski lahir 4 bln
Primitive Reflexes ~ Sucking
Stimulus / S: touch of lips
Response R: sucking action
Duration In utero - 3 months postpartum
Concerns No reflex problematic for nutrition
Other Often in conjunction with searching reflex
Primitive Reflexes ~ Moro
Stimulus / S: Suddenly but gently lower baby’s head
Response S: Hit surface beside baby
R: Arms and legs extend
Duration Prenatal – 4-6 months postpartum
Concerns May signify CNS dysfunction if lacking
May signify sensory motor problem if
persists
May delay sitting & head control if persists
May indicate injury to one side of brain if
asymmetical
Other Reaction time increases with age
Preceeds startle refle
Primitive Reflexes ~ Moro
Primitive Reflexes ~ Asymmetric Tonic Neck
Stimulus / S: Prone/supine position, turn head to one
Response side
R: Limbs flex on one side, extend on other
side
Duration After birth – 3 months
Concerns Facilitates bilateral body awareness
Facilitates hand-eye coordination
Other Also called ‘bow and arrow’ or ‘fencer’s’
position
Primitive Reflexes ~ Symmetric Tonic Neck
Stimulus / S: Baby sitting up and tip forward
Response R: Neck and arms flex, legs extend
S: Baby sitting
up and tip backward R: Neck and
arms extend, legs flex
Duration After birth – 3 months
Concerns Persistence may impede many motor skills
and cause spinal flexion deformities
Primitive Reflexes ~ Plantar Grasp
Stimulus / S: Touching the ball of foot
Response R: Toes grasp
Duration Birth – 1 year
Other Must disappear before the baby can stand
or walk.
Issue of shoes versus no shoes?
Primitive Reflexes ~ Babinski
Stimulus / S: Stroke bottom or lateral portion of foot
Response R: Great toe turns downward
Duration Birth – 4 months
Concern Test of the pyramidal tract (i.e. ability to
perform conscious / voluntary movement)
SINDROMA DOWN
Definisi

21
MANIFESTASI KLINIS

22
DIAGNOSIS
 DIAGNOSA KLINIS
Diagnosa ditegakkan atas dasar  Gambaran Klinis dan Pola
Dermatoglifik.

 EVALUASI
Evaluasi harus diawali dgn anamnesa yg cermat & mencakup
faktor resiko yang sudah disebut diatas, kelainan fisik awal serta
perubahan yg terjadi sejak lahir sampai yg terkini
DIAGNOSIS
 Amniocentesis  mengambil sampel air ketuban  diuji
untuk menganalisa kromosom janin (karyotiping)
 Dilakukan pada kehamilan di atas 15 minggu.

 Chorionic Villus Sampling (CVS)  mengambil sampel


sel dari plasenta  diuji untuk melihat kromosom janin
(karyotiping).
 Dilakukan pada kehamilan 9 – 14 minggu.
Tatalaksana KFR
Spiker & Hopman (1997) : tatalaksana dini
memberikan manfaat bagi anak Down Syndrome dan
keluarga, berupa peningkatan kecepatan
perkembangan anak dan memberikan orang tua
dukungan emosional, pelayanan profesional serta
edukasi
PENGELOLAAN BIDANG TUMBUH
KEMBANG
Kebanyakan penderita SD mampu didik dan banyak
masyarakat yg dpt menerima keadaan penderita apa
adanya.

Program intervensi dini


Terdiri dari berbagai bentuk program yang bermanfaat
dalam stimulasi sensoris dini, latihan motorik kasar dan
halus, petunjuk berbahasa dan latihan aktifitas kehidupan
sehari-hari lainnya.
Taman bermain/taman kanak-kanak
 Bermanfaat untuk meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan
halus, interaksi sosial, partisipasi dalam dunia yang lebih luas.

Program khusus (SLB-C)


 Bermanfaat dalam meningkatkan pengembangan diri dan
bekerja, identitas personal, harga diri dan kesenangan,
ketrampilan fisik, akademis, dan kemampuan sosial.
 Pendidikan bagi orangtua membantu untuk memberi pengertian
tentang kondisi anak sehingga orangtua
dapat tulus menerima dan memperlakukan hak anak seperti
halnya pada anak normal.
Pendekatan Tatalaksana Khusus
 Terapi sensori integrasi
 Terapi musik dan seni
 Hippotherapy
CEREBRAL PALSY
CEREBRAL PALSY

Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan


yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam
perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di
dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak
progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak
yang belum selesai pertumbuhannya.
Etiologi
1. Pranatal :
a. Malformasi kongenital.
b. Infeksi kandungan yg menyebabkan kelainan janin (rubela, toksoplamosis, sifilis,
sitomegalovirus, atau infeksi virus lain).
c. Radiasi.
d. Toksemia gravidarum.
e. Asfiksia dlm kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi
maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2. Natal :
a. Anoksia hipoksia.
b. Perdarahan intra kranial.
c. Trauma lahir.
d. Prematuritas.
3. Postnatal :
a. Trauma kapitis.
b. Infeksi : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis, ensefalomielitis.
c. Kern icterus.
Gambaran Klinik:
1. Paralisis
2. Gerakan involunter
3. Ataksia
4. Kejang
5. Gangguan perkembangan mental
6. Gangguan penglihatan
7. Problem emosional
8. Problem menelan
Klasifikasi:

Berdasarkan derajat kemampuan fungsional:


1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Penatalaksanaan:
 Terapi bersifat simptomatik.
 Tujuan terapi: membantu pasien memperbaiki fungsi motorik
dan mencegah deformitas serta penyesuaian emosional dan
pendidikan sehingga sedikit mungkin memerlukan pertolongan
orang lain, diharapkan pederita bisa mandiri.
Gangguan pada CP
Spastisitas → baclofen, diazepam
Gangguan motorik/sensorik Rehabilitasi
Medik
Gangguan tumbuh kembang
-Fisioterapi
-Occupational Therapy
-Speech Therapy
-Orthotik Prostetik
-Sosial Medik
-Psikologi
Prognosis

20 – 25% mampu bekerja


Prognosis paling baik pada derajat fungsionil yang ringan.
Prognosis bertambah berat apabila disertai dengan retardasi
mental, bangkitan kejang, gangguan penglihatan dan
pendengaran.
AUTISM
Definisi

 Suatu kondisi yang secara biologis didasarkan pada


gangguan perkembangan neurologis yang ditandai adanya
(1) gangguan komunikasi dan interaksi sosial dan (2)
keterbatasan pola tingkah laku, perhatian atau aktivitas.

 Kelainan ini akan muncul dalam waktu 3 tahun pertama

DSM V dan ICD 10


38
Etiologi

39
Etiologi lainnya

40
Etiologi lain

41
Karakteristik

42
TANDA-TANDA AUTISME
 ASD (AUTISM SPECTRUM DISORDER)  dpt dibedakan
dengan anak normal dan anak RM pada usia 1 tahun
 Anak ASD jarang melihat pada orang lain dan kurang bereaksi
bila namanya disebut dibandingkan anak RM
 Anak usia 4-5 th :
 Bila anak berbicara, sering echolalic
 Menunjukkan nada suara yang aneh
 Merasa sangat terganggu bila ada perubahan rutin pada
kegiatan sehari-hari
 Kontak mata masih sangat terbatas
 Tantrum dan agresi
 Melukai diri sendiri

43
Gejala klinis

44
Gejala klinis

45
Gejala klinis

Gangguan dalam bidang perilaku

Berlebihan (excessive) Kurang (deficient)


 Hiperaktif  Gangguan bicara
 Tantrum (mengamuk):  Perilaku sosial kurang sesuai
menjerit, menyepak,  Defisit sensoris dikira tuli
menggigit, mencakar,  Tertawa, menangis tanpa sebab
memukul, menyakiti diri
 Melamun
sendiri

46
Gejala klinis

47
Gejala klinis

48
Diagnosis
Diagnosis ASD dibuat secara klinis berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan dan pengamatan perilaku
3 tanda mayor :
1. gangguan kualitatif interaksi sosial
2. gangguan kualitatif dalam komunikasi
3. pola tingkah laku yang repetitif dan stereotipik,
keinginan/perhatian dan aktivitas.
Onset sangat dini (usia < 3 tahun).

49
Penilaian Derajat Autis

CARS (Childhood Autism Rating Scale):


Skor: 15-30: tidak autis
30-37: autis ringan-sedang
37-60: autis berat

50
Rehabilitasi Medik

51
HASIL TERAPI
Anak menunjukkan perbaikan dalam hal :
- Konsentrasi & atensi
- Perilaku
- Toleransi dlm. perubahan lingkungan
- Sosialisasi
- Kemampuan melakukan ADL
- Kemampuan orientasi thd. rangsangan
- Kemampuan akademik

Anda mungkin juga menyukai