KELOMPOK TUTORIAL 5
Claudia Sumampouw 15011101010
Andrew Paul Welang 15011101019
Anugrah Febriantama 15011101054
Mutiara Eugene Toreh 15011101089
Dewi Isa Cora 15011101046
Nikhita F. A. Mamesah 15011101036
Vania Elizabeth Laoh 15011101037
Angela A. Pangemanan 15011101039
Madeleine N. W. Senduk 15011101051
Fauzan I. Pratama 15011101097
Giovanna F. Kurnijuanto 15011101060
Kata Kunci
• Anak laki-laki 20 bulan
• Belum bisa bicara dan berjalan dengan lancar
• Bisa mengeluarkan suara mengoceh
• Bisa memegang sendok saat makan tapi tidak bisa makan sendiri
Masalah Dasar
Anak laki-laki 20 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan belum bisa bicara dan
berjalan dengan lancar
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan atas indikasi
Pemeriksaan USG, CT-Scan dan MRI perubahan tingkah laku, LK abnormal,
kelainan motorik berat, kejang berulang
Pemeriksaan EEG kejang atau serangan menyerupai kejang
Pemeriksaan kromosom kelainan kongenital mayor atau anomali minor multipel
Pemeriksaan koagulopati gangguan perkembangan dengan hemiparesis.
Pemeriksaan skrining metabolik dicurigai ada kelainan metabolik.
11. Gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kelancaran bicara pada anak
a. Gangguan Kefasihan
Penderita yang mengalami gangguan kefasihan berbicara (fluency disorder) biasanya
mengalami kegagapan, pengulangan kata-kata, latah, atau memperpanjang bunyi, silaba,
atau kata tertentu. Gangguan kefasihan umum terjadi pada anak-anak, misalnya
menambahkan bunyi ‘oh’, mengganti kalimat (seperti ‘mama pergi – mama kepasar’ ),
mengulangi frasa (seperti ‘aku mau, aku mau, aku mau pulang’, atau mengulangi bunyi
(seperti ‘a-a-a-aku mau permen). Seiring bertambahnya usia dan pengetahuannya tentang
bahasa, gangguan kefasihan tersebut bisa hilang. Namun demikian, gangguan tersebut
bisa saja bertahan hingga dewasa yang dapat menghambatnya dalam interaksi sosial.
Gagap biasanya diderita oleh anak-anak dan biasanya hilang seiring pertambahan
usianya. Namun demikian, tidak sedikit orang dewasa yang menderita gagap. Selain
gagap, gangguan kefasihan juga dapat berupa gangguan psikogenik seperti berbicara
manja, berbicara kemayu, dan latah.
b. Gangguan Artikulasi
Artikulasi bunyi melibatkan organ bicara seperti lidah, gigi, bibir, dan palatal. Ganguan
artikulasi dapat diakibatkan oleh kangker mulut tenggorokan, kecelakaan, bawaan lahir
(seperti celah bibir), atau factor lain yang mengakibatkan rusaknya organ bicara. Orang
yang mengalami gangguan artikulasi biasanya bermasalah dalam melafalkan bunyi atau
melafalkan bunyi dengan keliru. Perubahan bunyi menjadi, seperti pada pelafalan
’wambut’ untuk kata ‘rambut’, penghilangan bunyi, seperti pada pelafalan ‘and’ untuk
kata ‘hand’, salah pengucapan, seperti pada pelafalan ‘tsutsu’ untuk kata ‘susu’. Beberapa
kesalahan artikulasi juga dipengaruhi oleh factor Bahasa ibu dan dialek daerah.
Selain faktor rusaknya organ wicara, factor neurologis juga dapat mengakibatkan
gangguan artikulasi. Dysarthria adalah gangguan motoric yang diakibatkan oleh lesi pada
otak didaerah yang bertanggung jawab untuk perencanaan, eksekusi, dan pengendalian
gerakan otot yang dibutuhkan untuk berbicara. Dysarthria umumnya ditemukan pada
orang yang pernah mengalami stroke, tumor, dan penyakit degenerative seperti
Parkinson. Orang yang mengalami Dysarthria biasanya mengalami serak atau parau,
bahkan tidak dapat berbicara sama sekali. Penderita biasanya berbicara pelan, tidak jelas,
dan sulit dimengerti karena kesalahan artikulasi konsonan. Indikasi lain Dysarthria
biasanya penderita berbicara melalui hidung dan seperti bergumam. Namun demikian,
gejalana tergantung pada lokasi dan kadar kerusakan sistem saraf.
c. Gangguan suara
Gangguan suara meliputi gangguan nada, gangguan kualitas bunyi, dan Gangguan
kenyaringan. Gangguan suara biasanya dapat berupa kemonotanan nada, parau, serak,
bunyi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, atau kualitas Bunyi nasal seseorang.
Gangguan suara dapat diakibatkan oleh,kecelakaan kerusakan atau penyakit pada
tenggorokan. Kerusakan atau penyakit pada tenggorokan dapat menyebabkan pita suara
tidak bekerja dengan baik sehingga menyebabkan gangguan suara.
Spasmodic dysphonia merupakan gangguan suara disebabkan oleh kejangnya pita suara.
Hal tersebut menggangu aliran udara pada pita suara sehingga menghasilkan bunyi
tersendat, gemetar, suara merintih. Kejang pada pita suara juga dapat menyebabkan
Aphonia (hilangnya suara), puberphonia (rentang suara yang sangat tinggi)
dandysphonia(penurunan kualitas suara.
Ekspretif
Gangguan bahasa ekspresif merupakan gangguan dalam penggunaan bahasa secara
ekspresif yang terjadi saat seseorang menjalin komunikasi,yang ditandai dengan
gangguan/kesulitan dalam mengungkapkan perasaan atau ide-idenya ,meskipun dia bias
memahami pembicaraan orang lain. Gejala gangguan tersebut sangat individual,tetapi
gejala umumnya antara lain adalah: o Menggunakan kata-kata pendek dan kalimat
sederhana.
Membuat kesalahan dalam tata bahasa.
Perbendaharaan katanya minimal/kurang memadai
Kesulitan dalam menceriterakan atau mengingat kembali informasi.
Ketidakmampuan memulai percakapan,dsb.
13. Faktor penyebab dan diagnosis banding gangguan bicara-bahasa pada anak
Faktor penyebab
Gangguan input bahasa
Gangguan kognitif ,persepsi dan proses informasi
Gangguan pendengaran
Gangguan susunan saraf pusat
Diagnosa Banding:
Tuli
Gangguan intelektual
Autisme
Gangguan neurologi
Gangguan perilaku
Kurang stimulus lingkungan
2. Gangguan berbicara : tekanan dari orangtua agar anak berbicara dengan jelas,
anak yang meniru cara bicara keluarganya, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman,
faktor konstitusi, dan kepribadian anak. Faktor penyebab lainnya yaitu bibir
sumbing, atau sumbing palatum, maloklusi, adenoid, serebral palsi, dan frenulum
lidah yang pendek
1 – 2 tahun Tidak bisa mengucapkan p, b, m, h, dan w dengan
benar
2 – 3 tahun Tidak bisa mengucapkan k, g, f, t, d dan n dengan
benar. Menjadi sulit memahami, meskipun terhadap
orang yang mengenal anak tersebut dengan baik
- Bicara gagap
2½ - 3 tahun Bermasalah dalam mengeluarkan suara atau
mengucapkan kata-kata
Mengulangi kata pertama, seperti “b-b-b-bola”
Berhenti banyak saat berbicara
Memperpanjang kata sepeti “fffffarm”
3. Gangguan suara : sakit, banyak berteriak dan berbicara. Tanda-tanda seperti suara
parau, suara nasal
4. Kehilangan pendengaran
Lahir – 1 tahun Tidak memberi perhatian terhadap suara
7 bulan – 1 tahun Tidak merespon saat dipanggil namanya
1 – 2 tahun Tidak bisa mengikuti arahan sederhana
Lahir – 3 tahun Memiliki keterlambatan berbicara dan bahasa
Status nutrisi ibu sebelum hamil dan saat hamil memegang peran penting dalam
menentukan perkembangan anak. Misalnya, bayi dari ibu yang kekurangan vitamin B12
dapat mengalami keterlambatan perkembangan.
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin meningkat dan
tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada pada periode
pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik
mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan
memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang
maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI
tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan
kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya
beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa
pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap
selera makan anak selanjutnya, sehingga pengenalan kepada makanan yang
beranekaragam pada periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi
makanan untuk bayi usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayuran
dan buah-buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok
sebagai sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam
jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
PRINSIP
a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal
dari latihan dan usaha. Melaui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan
sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
b. Pola perkembang dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan
umum ke tahapan spesifik, dan potensi yang dimiliki anak
Daftar Pustaka
1. American Speech-Language-Hearing Association. Early identification of Speech,
Language, and Hearing Disorders. [Accesed on September 12th 2018]. Available on :
https://www.asha.org/public/Early-Identification-of-Speech-Language-and-Hearing-
Disorders/
2. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh
Kembang Balita. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2012
3. Soebadi A. Keterlambatan Bicara. 2013. [Accessed on September 12th 2018].
Available from : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-
bicara
4. Bahan Kuliah Pakar Dr. dr. Hesty Lestari, SpA (K) : Gangguan perkembangan motor
pada bayi dan anak & Gangguan perkembangan Bahasa dan bicara.
5. Ramakrishnan,U.,F.Grant.,T. Goldenberg., A.Zongrone., R. Martor., 2012., Effect of
Women’s Nutrition before and during Early Pregnancy on Maternal and Infant
Outcomes: A Systematic Review Paediatric and Perinatal Epidemiology,;, 26 (Suppl.
1),: 285–301.
6. Bicakci Z. Growth retardation, general hypotonia, and loss of acquired neuromotor
skills in the infants of mothers with cobalamin deficiency and the possible role of
succinyl-CoA and glycine in the pathogenesis. Med (United States). 2015;94(9):e584.
7. RI KK. Pedoman gizi seimbang. 2014;