Kelompok A5
BUKHORI AHMAD MUSLIM G0016047
CHANDRA PRABASWARA G0016049
M. PUTUT SATRIO TOMO G0016139
MASMAHATHIR MOHAMAD G0016145
MUHAMMAD HILMI SYAFR G0016239
FINA ZAKIYYAH G0016083
GINVA AMALIA G0016091
GUSTITIARA AN NISAA G0016097
HILLARINE VALENCIA G0016105
ILANIE FITROH ALAMIA G0016109
INDAH BERLIANA FAYEN G0016111
INTANIAR G0016113
TUTOR : DANUS HERMAWAN, dr.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Skenario 3
KOK ANAKKU BELUM BISA JALAN…?
Suryadi, bocah berusia 2,5 tahun itu hanya bergelayut manja di gendongan sang ibu.
Ia belum bisa merangkak apalagi berjalan, dan sampai saat ini belum sepatah katapun bisa
diucapkannya, hanya rengekan pelan yang keluar dari mulutnya. Berdasarkan hasil
pemeriksaan Denver II oleh dokter didapatkan adanya keterlambatan di semua domain
perkembangan.
BAB II
larifikasi istilah
Jump I : K
permasalahan
10. Apa saja yang dinilai dari pertumbuhan dan perkembangan anak ?
11. Apa edukasi yang diberikan kepada ibu terkait perkembangan dan pertumbuhan anak?
12. Apa saja kelainan-kelainan yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak ?
Pertumbuhan :
- Perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi sel, jaringan, organ,
maupun individu.
- Bersifat kuantitatif, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang (cm, meter),
berat (gram, pound, kg), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (hormon)
Perkembangan :
1. Prenatal
2. Postnatal
a. Neonatal : 0 - 28 hari
b. Pra sekolah
limfoid, serta reproduksi. Organ-organ yang mengikuti pola umum adalah tulang
telinga berlangsung lebih dini. Otak bayi yang baru dilahirkan telah mempunyai
berat 25% berat otak dewasa, 75% berat otak dewasa pada umur 2 tahun, dan pada
umur 10 tahun telah mencapai 95% berat otak dewasa. Pertumbuhan jaringan
limfoid agak berbeda dengan dari bagian tubuh lainnya, pertumbuhan mencapai
pertumbuhan lambat pada usia pra remaja, kemudian disusul pacu tumbuh pesat pada
usia remaja.
dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi
usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase
”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk
memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat
Perkembangan anak juga dipengaruhi perilaku dan cara merawat orang tua. Jika anak
terus digendong dan tidak diajari kemampuan kognitif sesuai usianya maka bisa jadi
- menunjuk dirinya
- menunjuk dirinya
badan terhadap umur, berat terhadap umur, berat terhadap panjang/tinggi, dan
- Pertumbuhan somatik dan otak mulai melambat pada akhir umur 2 tahun
- Deteksi dini pertumbuhan: mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar kepala
- Perkembangan: menggunakan Denver II atau DDST II untuk menilai
perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa anak
- Menilai fungsi pendengaran dengan TOD dan fungsi penglihatan dengan TON
- Tentukan nama, tanggal lahir, dan tanggal tes. Hal ini dilakukan untuk
- Apabila anak lahir prematur, maka umur anak sekarang dikurangi dengan
Skor penilaian:
- Pass (P): jika anak melakukan uji coba dengan baik atau ibu/pengasuh anak
- No opportunity (No): jika tidak ada kesempatan bagi anak untuk melakukan
Penilaian individual:
- Lebih (advanced): jika seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di
- Peringatan (caution) : jika seorang anak gagal atau menolak uji coba yang
- Keterlambatan (delayed): jika seorang anak gagal atau menolak melakukan uji
- Normal: apabila tidak ada keterlambatan dan/atau paling banyak satu caution
- Suspek: apabila didapatkan lebih dari atau sama dengan 2 caution dan/atau
- Tidak dapat diuji: apabila ada skor menolak pada lebih dari atau sama dengan
1 uji coba terletak di sebelah kiri garis umur atau menolak lebih dari 1 uji coba
Mengajari anak kecil melakukan hal-hal tersebut disesuaikan dengan Denver II.
a. Faktor internal/genetik
- Keluarga
- Penyakit genetik
- Umur
b. Faktor eksternal/lingkungan
- Faktor prenatal : gizi ibu saat hamil, psikologis ibu saat hamil, riwayat
infeksi
stimulasi
anak ?
penyatuan epifisis tulang-tulang yang lebih dini berlangsung kira-kira pada usia l4
sampai 16 tahun, sehingga pertumbuhan tinggi badan kemudian terhenti. Hal ini
kontras dengan efek testosteron pada pria, yang menyebabkan pertumbuhan tambahan
pada usia yang sedikit lebih tua-terutama antara usia 13 sampai 17 tahun. Akan tetapi,
penghambatan penyatuan epifisis terjadi lebih besar, sehingga tinggi badan akhir pria
Perbedaan mencolok perkembangan pada anak laki-laki dan perempuan adalah awitan
masa pubertas. Pada anak perempuan awitan pubertas terjadi pada usia 8 tahun
sedangkan anak laki-laki terjadi pada usia 9 tahun. Ini dikarenakan adanya peredaan
perkembangan organ kelamin dan hormon pada laki-laki dan perempuan. Pada masa
awal pra-sekolah, ada perbedaan perkembangan moral anak laki-laki dan perempuan
terutama pada sudut pandanganya. Banyak anak perempuan merasa lebih senang
dan perhatian untuk orang lain. Sedangkan anak laki-laki lebih umum menggunakan
Ada. Jika domain satu terlambat maka dapat memperlambat domain yang lain.
10. Apa saja yang dinilai dari pertumbuhan dan perkembangan anak?
Pertumbuhan anak menilai hal-hal kuantitatif seperti berat badan, tinggi badan,
11. Apa edukasi yang diberikan kepada ibu terkait perkembangan dan
pertumbuhan anak?
Usia 12 bulan:
Usia 21 bulan:
Usia 30 bulan:
12. Apa saja kelainan-kelainan yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak ?
a. Pertumbuhan fisik:
Hidrosefalus, mikrosefalus
b. Gangguan perkembangan mototrik:
atas
Jump VII: Melaporkan, Membahas, dan Menata Kembali Informasi Baru yang
diperoleh.
● Pertumbuhan
Pertumbuhan anak dapat diukur dari pengukuran panjang/tinggi badan, berat badan, dan
lingkar kepala. Setelah dilakukan pengukuran, dibandingkan menggunakan kurva
pengukuran, kemudian dievaluasi normal atau tidaknya.
● Perkembangan
Tahapan perkembangan pada anak dapat dilihat dari empat aspek, yaitu:
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Personal-sosial
bisa memantau milestone melalui cara anak tersebut untuk bermain, belajar, berbicara,
berperilaku dan gerak geriknya. Pemantauan milestone berdasarkan CDC, bisa dilihat
dari usia 2 bulan hingga usia 5 tahun Beberapa petunjuk penting yang bisa kita pantau
● Sosial/emosional:
o Bermain disamping anak anak lainnya, tetapi memulai menerima teman yang lain
● Komunikasi:
● Kognitif:
o menyusun balok balok menjadi suatu gedung dengan 4 atau lebih balok
o menggunakan satu tangan lebih sering dari yang sebelahnya
o Dapat mengikuti instruksi dua langkah seperti “angkat sepatu dan letakkan di lemari
sepatu”
● Perkembangan fisik:
Untuk tanda-tanda milestone selain umur 2 tahun, dapat dilihat pada lampiran.
adalah penilaian yang banyak digunakan untuk memeriksa anak-anak usia 0-6 tahun
Ada sejumlah penilaian perilaku lainnya untuk bayi dan anak kecil. Ini termasuk:
● Skala Penilaian Perilaku Neonatal (NBAS) dirancang oleh dokter anak Harvard T.
● Skala ELM (Early Language Milestone) untuk anak-anak berusia 0-3 tahun;
● CAT (Clinical Adaptive Test) dan CLAMS (Clinical Linguistic and Auditory
hingga 4 tahun.
Tujuan penilaian perkembangan tergantung pada usia anak. Tes ini membahas empat
ungkapan bye-bye), motorik halus dan adaptif (menempatkan blok mainan dalam
dengan lingkungannya.
3) Language (bahasa)
berbicara spontan
Untuk bayi baru lahir, pengujian dapat mendeteksi masalah neurologis, seperti cerebral
palsy. Untuk seorang bayi, tes sering berfungsi untuk meyakinkan orang tua atau untuk
akademik dan sosial, sekali lagi, semoga tepat waktu untuk menyelesaikannya.
4. Menjelaskan kelainan perkembangan sesuai DD (Developmental delay, Austism
Developmental Delay:
Ada banyak jenis keterlambatan perkembangan pada bayi dan anak kecil. Mereka
termasuk masalah dengan:
● bahasa atau ucapan
● penglihatan
● gerakan - keterampilan motorik
● keterampilan sosial dan emosional
● berpikir - keterampilan kognitif
Terkadang, penundaan terjadi di banyak atau semua bidang ini. Ketika itu terjadi, itu
disebut "keterlambatan perkembangan global." Keterlambatan perkembangan global
dapat terjadi karena salah satu dari alasan berikut:
● cacat genetik, seperti sindrom Down
● fetal alcohol syndrome, disebabkan oleh seorang ibu minum alkohol selama
kehamilan
● sindrom X rapuh, jenis gangguan kognitif bawaan
● masalah medis parah berkembang segera setelah lahir, sering dikaitkan dengan
prematuritas
● seringkali tidak ada penyebab yang dapat ditemukan
1. E
tiologi
a) P
enyakit kronis
2) A
sma
3) F
ibrosis kistik
4) P
enyakit jantung, ginjal, hati
b) K
omplikasi selama kelahiran
Alasan dari wanita hamil tidak boleh merokok atau minum-minuman keras karena dapat
membuat lambatnya pertumbuhan pada bayi. Bayinya mungkin bisa terlalu kecil sangat
dilahirkan. Infeksi selama kehamilan, masalah lain saat kehamilan dan beberapa penyakit
genetik tertentu juga dapat menyebabkan ukuran yang kecil saat bayi lahir (Dowshen S,
2011).
c) K
egagalan pertumbuhan
Beberapa bayi tidak tumbuh dan berat badannya tidak bertambah secara normal setelah
mereka lahir. Hal ini dinamakan kegagalan pertumbuhan. Hal ini bisa terjadi pada anak
dengan kebutuhan gizi yang tidak cukup (Dowshen S, 2011).
d) K
ondisi genetik
Beberapa kondisi genetik dapat membuat anak tidak tumbuh dan berkembang sesuai dengan
umurnya. Beberapa anak perempuan dengan sindrom Turner memiliki tinggi badan tidak
lebih dari 150 cm saat mereka dewasa. Kondisi yang lain terjadi pada sindrom Marfan. Anak
dengan sindrom Marfan memiliki postur tubuh yang tinggi, dengan tangan dan kaki yang
panjang. Mereka juga memiliki masalah pada jantung dan mata (Dowshen S, 2011).
2. F
aktor risiko keterlambatan tumbuh kembang anak
a) P
engaruh Biologis
a. Pengertian
bahwa 1 dari 160 anak menderita Autisme. Anak laki laki lebih banyak menderita
perempuan.
Disorder/ ADHD)
b. Etiologi
Bukti ilmiah
penyebab autisme.
sebagainya.
virus, dsb)
melaporkan:
lingkungan.
c. Gejala Awal
kata
- Pada usia 24 bulan, hanya dapat berbicara 1 - 2 kalimat yang tidak berarti.
Sehingga walaupun secara genetik
risiko adalah:
autisme.
pengawet.
Anak yang berkebutuhan khusus juga memiliki cara yang khusus untuk
berkomunikasi, bukan berarti anak dengan autisme tidak dapat berkomunikasi sama
sekali. Tingkat intelegensi anak autisme dapat setara nahkan lebih daripada anak pada
umumnya. Bisanya anak berkebutuhan khusus ini lebih kreatif, lebih bertalenta.
Orang tua hanya harus lebih peka untuk mengetahui minat dari anak ini.
a. Pengertian
Gangguan perkembangan pervasif atau pervasif developmental disorder (PDDs)
adalah suatu gangguan perilaku atau fungsi pada berbagai area perkembangan.
Gangguan ini pada umumnya menjadi tampak nyata pada tahun-tahun pertama
kehidupan dan seringkali dihubungkan dengan retardasi mental. Gangguan ini pada
bentuk psikosis pada edisi awal Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder
(DSM).
menunjukan bahwa 0,6% dari seluruh anak-anak memenuhi kriteria salah satu
Autis merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PPD (Pervasif
ADD
pervasif dengan
Muncul sebelum usia 3 tahun dengan gejala adanya hambatan dalam interaksi sosial,
stereotip pada
b. Asperger’s Sindrom
Hambatan perkembangan interaksi sosial, aktivitas yang terbatas, secara umum tidak
diatas rata-rata.
c. Rett’s Sindrom
Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki.
Anak
kehilangan
digantikan
dengan gerakan-gerakan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1-4 tahun.
Merujuk istilah atypical autis, diagnosis PPD-NOS berlaku bila seorang anak tidak
menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosis tertentu (Autis, Asperger atau Rett’s
Sindrom).
perkembangan.
sebelumnya.
Retardasi Mental
Definisi
Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai dengan : Fungsi intelek yang
dibawah normal (IQ<70), hambatan dalam kemampuan adaptif, yaitu kemampuan merawat
diri, komunikasi, tinggal dirumah, fungsi sosial, kesehatan, keselamatan, fungsi akademik
dan bekerja, dan manifes dalam masa perkembang (sebelum usia 18 tahun).
Epidemiologi
Sekitar 3% dari seluruh populasi mempunyai IQ kurang dari 70. Delapan puluh sampai
90% merupakan retardasi mental ringan, dan kebanyakan berasal dari golongan sosial
ekonomi yang kurang. Hampir 10% merupakan retardasi mental berat dan sangat berat, dan
dapat berasal dari berbagai tingkat sosial ekonomi. Anak-anak retardasi mental dapat
menimbulkan masalah klinis maupun masalah sosial, dimana masalah sosial kadang-kadang
lebih besar dari masalah klinisnya karena mereka selalu membutuhkan perawatan dan
Penyebab retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial. Beberapa faktor dapat
saling memberatkan sehingga terjadi gangguan fungsi otak yang merupakan dasar terjadinya
retardasi mental. Beberapa faktor yang potensial menyebabkan retardasi mental antara lain;
1. Faktor prakonsepsi, seperti kelainan genetik, kromosom atau mitokondria, misal pada
teratogen (alkohol, radiasi), ibu malnutrisi, ibu DM, ibu toxemia gravidarum.
1. Retardasi mental ringan sebagai mampu didik, mereka dapat diajar baca dan tulis
serta dapat diberi latihan keterampilan tertentu yang akan berguna bagi pekerjaan
mereka setelah dewasa dan mampu mandiri sebagai orang dewasa normal.
2. Retardasi mental sedang sebagai mampu latih, mereka tidak mampu didik tetapi dapat
3. Retardasi mental berat hanya dapat dilatih higiene dasar, dan retardasi mental sangat
berat memerlukan bantuan dalam semua kegiatan dan ketergantungan seumur hidup.
Pembagian yang lain berdasarkan intensitas dukungan dan pelayanan yang dibutuhkan
Manifestasi klinis
Anak-anak retardasi mental berat biasanya dapat dikenali dari bentuk fisiknya, umumnya
sudah dapat diidentifikasi sejak lahir atau pada awal masa bayi, contoh anak dengan sindroma
Down, sindroma Fetal alkohol dan mikrosefali. Tanda utama anak retardasi mental adalah
motorik normal, kemudian terlihat keterlambatan dalam berbicara dan bahasa. Pada retardasi
mental ringan biasanya tidak dikenali karena penampilannya seperti anak normal, sampai
Diagnosis
Anak retardasi mental dapat diidentifikasi dari pemeriksaan perkembangan rutin dalam
rangka pemeriksaan kesehatan anak secara umum. Riwayat perkembangan keterampilan dan
perilaku anak dapat dikumpulkan dari laporan orang tua, pengasuh anak atau guru.
Pemeriksaan sekrining perkembangan seperti DDST dilakukan untuk anak yang dicurigai
penunjang dapat dipertimbangkan seperti : Pemeriksaan gen dan analisa kromosom bila
ditemukan gambaran dismorfik, beberapa kelainan fisik, kelainan kongenital atau ibu dengan
riwayat tercemar zat-zat teratogen. Pemeriksaan CT scan otak atau MRI bila dijumpai
pembesaran kepala yang progresif, kejang fokal, dicurigai tuberosklerosis atau masa
intrakranial. EEG bila ada kejang atau ada gangguan bahasa reseptif yang berat. Pemeriksaan
lainnya, meliputi gizi, imunisasi, pelayanan kesehatan dan pengobatan penyakit. Selain itu
Kebutuhan tersebut meliputi perawatan, bimbingan, alat, fasilitas, dukungan emosi dan
psikologis dan kesempatan yang lebih dari pada anak yang normal.
Anak retardasi mental perlu bimbingan, perawatan dan pelayanan seumur hidupnya, dan
mereka mempunyai masa-masa sulit yang dikenal sebagai masa transisi didalam perjalanan
hidup mereka sampai menuju dewasa. Masa transisi pertama dari pelayanan intervensi dini ke
fasilitas prasekolah, yaitu pada umur sekitar 3 tahun. Masa transisi kedua dari fasilitas
pendidikan ke fasilitas latihan kerja atau lapangan kerja yaitu pada masa dewasa. Banyak
anak tidak berhasil dengan baik melalui masa tersebut, terutama pada masa transisi kedua
Tatalaksana
Penanganan anak retardasi mental melibatkan berbagai disiplin ilmu dan sangat
individual. Dokter spesialis anak harus memberikan keterangan yang baik mengenai
seoptimal mungkin. Semua anak harus mendapat pelayanan kesehatan umum seperti
imunisasi, gizi, monitor pertumbuhan dan perkembangan, pengobatan dan lain-lain. Selain itu
mungkin diperlukan terapi khusus bagi anak-anak yang membutuhkan seperti anak dengan
ahli saraf, pekerja sosial, ahli rehabilitasi medik, terapis bicara, pelayanan intervensi dini dan
(Level I, Level II dan Level III). Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut:
ada di masyarakat.
2. Sarana Pelayanan Klinik Tumbuh Kembang Level II
A. KESIMPULAN
Pada skenario diketahui bahwa pasien seorang anak laki-laki berusia 2,5 tahun datang dengan
Di usia pasien yang sudah menginjak 2,5 tahun menurut Denver II, seharusnya
perkembangan pasien sudah mencapai kemampuan motorik kasar berupa berjalan, bangkit,
dan beridiri. Kemudian kemampuan motorik halus dan adaptif pasien seharusnya sudah
mencapai memasukan balok dalam cangkir. Kemudian personal-sosial pasien seharusnya
sudah mampu minum dari gelas dan meniru gerakan orang lain. Kemudian kemampuan
bahasa pasien seharusnya sudah mampu mengucapkan kata mama dan papa, kemudian
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal seperti faktor prenatal, faktor persalinan,
B. SARAN
Secara umum, diskusi pada skenario 3 ini sudah berjalan lancar. Namun, masih terdapat
problem solving
4. Diharapkan seluruh mahasiswa dapat menguasai materi yang dibahas berdasarkan Standar
DAFTAR PUSTAKA
Ivantoni, Redha dan Muhimmah, Izzati. (2015). Aplikasi Penentuan Tingkat Tumbuh
Kliegman, R. M., Stanton, B. F., St Geme, J. W., & Schor, N. F. (2016). Nelson TEXTBOOK
Muslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-II dan DSM-5. (2016).
EGC.
Soedjatmiko. (2001). Sari Pediatri Vol.3: Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita.
Maret 2019)
Soetjiningsih, dkk. (2013). Tumbuh Kembang Anak, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC