Anda di halaman 1dari 34

PEMERIKSAAN FISIK BAYI SERTA ANAK

PENDAHULUAN

K ajian tentang pemeriksaan fisik (physical assessment) harus senantiasa dikaitkan dengan
keperawatan anak karena merupakan dasar dari sistem (subordinasi) keperawatan anak.
Pada topik inii akan digambarkan secara singkat pemeriksaan fisik pada bayi dan anak.
Dalam Kegiatan Belajar topik ini, Anda diajak untuk memperdalam pemahaman dan
wawasan tentang pemeriksaan fisik (physical assessment) sehingga anda diharapkan akan semakin
mantap lagi melaksanakan tugas-tugas sebagai perawat atau sebagai perawat yang professional.
Pemahaman tentang pemeriksaan fisik (physical assessment) pada anak ini amat penting karena
akan member kemudahan kepada Anda untuk memahami aspek-asoek lainnya dari keperawatan
anak sebagai suatu konsep atau sistem, dan member arahan yang semakin jelas tentang peningkatan
kinerja professional Anda.
Anak-anak bukanlah ukuran miniature dari orang dewasa, karena umumnya mereka berada
dalam fase tumbuh dan berkembang baik secara anatomi maupun fisiologi. Maka, pemeriksaan fisik
pediatrik memerlukan tehnik tersendiri. Perlu disadari pula bahwa kecepatan tumbuh dan
berkembang dari individu satu dengan individu lainnya berbeda, bahkan harus disadari bahwa
kecepatan tumbuh dan berkembangnya antara organ yang satu dengan lainnya juga berbeda. Mari
kita perhatikan secara seksama perkembangan tubuh (muskuloskeletal, otak, organ reproduksi,
sistem limfoid masing-masing memiliki waktu perkembangan yang nyata secara jelas tidak sama.
Pemeriksaan akan menjadi lebih mudah dilakukan apabila orangtua hadir, dan pemeriksa
sudah terjalin hubungan lebih awal dengan anak. Walapun hubungan yang sudah ada tidak
menghilangkan kecemasan atau ketidaknyamanan anak, tetapi dengan adanya hubungan saling
percaya dapat membantu perawat selama melakukan pemeriksaan fisik (physical assessment)
ngkajian dan membuat sebuah pengalaman yang lebih positif bagi anak.
Selain digunakan untuk orang dewasa beberapa teknik pemeriksaan juga dapat dilakukan
untuk anak-anak serta bayi. Perlu diingat bahwa terdapat metode pemeriksaan yang unik selama
masa bayi atau tahun pertama kehidupan, masa kanak-kanak awal (usia 1-4 tahun) serta pada masa
kanak-kanak akhir (usia 5-12 tahun).
Bila dikaji dengan cermat, fokus perhatian kita ini (anak) sangat menarik, baik secara individu
maupun secara kelompok. Pada modul topik ini dibahas mengenai pemeriksaan fisik dan berbagai
metode, serta interprestasi dari masing-masing hasil pemeriksaan tersebut.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 1


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Sebagai seorang perawat profesional atau pengelola keperawatan lainnya, Anda diharapkan
dapat menerapkan materi yang dipelajari sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Selain
mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan hakekat pemeriksaan fisik.
Secara lebih khusus, Anda diharapkan dapat:
1) Mengidentifikasi data yang dikumpulkan dalam riwayat keperawatan untuk anak yang
mengalami gangguan sistem.
2) Menjelaskan komponen penting dalam melakukan pengkajian keperawatan pada anak dengan
pada berbagai sistem.
3) Mengenali gejala utama yang berkaitan dengan gangguan sistem, dan mengenali dari tiap tanda
dan gejala yang ada
4) Menguraikan teknik pemeriksaan fisik pada anak dengan gangguan sistem .
5) Mengidentifikasi setiap temuan yang diperoleh dari pemeriksaaan untuk merencanakan
tindakan keperawatan

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
A. PEDOMAN UMUM PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
1. Observasi
Anak berumur 1-2 tahun, terutama pada usia 2 tahun, biasanya anak belum kooperatif
sepenuhnya. Keseimbangan, cara berjalan, ketangkasan dan bicaranya biasanya dapat dinilai
dengan observasi secara tidak langsung sambil menjalankan anamnesis. Data obsevasi ini
diperlukan saat kita memeriksa.
2. Pendekatan pada anak
Lakukan dengan terlebih dahulu pendekatan pada orang tua mereka (orang yang terdekat
dengan anak). Karena anak sering lebih mudah untuk didekati apabila tercipta hubungan yang
dekat dan ramah bila sudah terjalin susana ramah antara pemeriksa dengan orang dewasa yang
dikenal dan dipercayai anak. Lakukan pertanyaan pembuka seperti “Apa kabar? “, “Berapa
umurmu? ” atau “Hai cantik, siapa namamu? ”. Dapat juga mengenai perjalanan “Kamu kesini
tadi naik apa?”, sekolah “Tadi disekolah kamu diajari apa sama bu guru?”, program (acara TV)
yang digemari oleh anak-anak “Siapa tokoh yang hantu baik yang selalu mencari teman?”. Hal ini
perlu dilakukan dalam upaya menciptakan hubungan saling percaya antara anak dengan
pemeriksa.
Bersikaplah ramah, senyumlah!. Anak-anak kecil tersebut menghindari pandangan mata
langsung dan akan gelisah apabila pemeriksa melihat secara langsung kepadanya, jadi ikutilah
dahulu mereka sampai mereka terbiasa dengan pemeriksa.
3. Menjamah
Tidak jarang anak kecil menolak bahkan takut pada orang masih asing yang akan menjamah
(menyentuhnya). Mulailah dari tangan (berjabat tangan). Melalui permainan yang menggunakan
sentuhan tangan (kaki) yang umum dikenal akan sering kali sangat membantu.
4. Memeriksa
Berlaku lemah lembutlah, mulailah dengan hal-hal yang mudah. Pemeriksaan telinga,
tenggorok atau pemeriksaan rektal dilakukan paling akhir. Prinsip untuk pemeriksaan yang
menimbulkan ketidak nyamanan dilakukan paling akhir. Manfaatkan kesempatan yang timbul
dan jangan berharap dapat melakukan pemeriksaan menurut urutan seharusnya. Membuka baju
dapat membingungkan anak, maka persilahkanlah orang tuanya, bila ada untuk membukakan
baju anak. Bukalah satu demi satu kancing bajunya biasanya akan membina kerja sama.
Untuk melakukan palpasi pada perut atau mendengarkan bunyi jantung dengan cara berdiri
dibelakang anak, tanpa dilihat oleh anak biasanya sering berhasil dengan baik pada anak yang
rewel. Melalui permainan memperagakan cara auskultasi atau memeriksa telinga pada orang

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 3


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
dewasa (orangtua) sering dapat membantu. Biarkan anak bermain dengan lampu senter, balon
karet pada tensimeter, stetoskop dan alat-alat yang lain.
5. Ukuran panjang (tinggi badan, berat badan, dan lingkaran kepala).
Usahakan agar selalu memperoleh ukuran-ukuran ini pada peta persentil. Selain itu untuk
mempermudah perawat dalam melakukan pemeriksaan terlebih dahulu diperlukan pemahaman
terhadap anatomi permukaan tubuh anak. Hal ini juga berguna agar selama melakukan
pemeriksaan dilakukan sesuai dan spesifik pada area yang ada keluhan.

Gambar 2-1. Anatomi permukaan tubuh tampak depan (sumber: www.lifespan.org)

Gambar 2-2. Anatomi permukaan tubuh tampak samping (sumber: www.lifespan.org)

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 4


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Gambar 2-3. Anatomi permukaan tubuh tampak belakang (sumber: www.lifespan.org)

B. PEMERIKSAAN KOMPREHENSIF
Posisi untuk berbagai bagian pemeriksaan selama masa bayi dan masa kanak-kanak awal
tidak harus mengikuti posisi seperti pemeriksaan pada orang dewasa yang dianjurkan. Beberapa
bagian dapat dilakukan sambil dipangku dengan posisi telentang duduk. Posisi terlentang pada
pemeriksaan meja penting memeriksa abdomen, pinggul, genital, dan rektum serta mulut dan
telinga jika sukar kooperatif.
Masa bayi dan kanak-kanak awal. Tidak ada ururtan khusus kecuali pada pemeriksaan oral
dan telinga, abduksi pinggul, dan pemeriksaan rektal (jika diperlukan) harus dilakukan terakhir,
karena pemeriksaan ini biasanya membuat bayi menangis. Carilah kesempatan dan dengarkan pada
jantung atau paru-paru serta melakukan palpasi abdomen ketika bayi tenang. Sedangkan pada masa
kanak-kanak akhir. Gunakan pesanan pemeriksaan yang sama seperti pada pemeriksaan orang
dewasa, kecuali pada pemeriksaan area paling menyebabkan sakit.

Status Mental dan Fisik


Masa bayi. Amati afek otangtua ketika membicarakan tentang bayi mereka, cara mereka
menggendong, menggerakan dan memakaikan baju bayi, serta respon mereka terhadap situasi yang
mungkin menyebabkan bayi merasa tidak aman. Amati apakah diberikan ASI atau susu botol.
Bonding orangtua yang normal terhadap bayinya. Maladaptif pengasuhan orangtua sebagai
penyebab malnutrisi dan “gagal untuk tumbuh”. Tentukan hasil yang dicapai dari batu loncatan

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 5


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
perkembangan menggunakan Uji skrining Perkembangan Denver sebelum melakukan pemeriksaan
fisik.
Masa kanak-kanak awal. Amati selama wawancara tingkat kesakitan atau kesejahteraan,
suasana hati, keadaan nutrisi, bicara, menangis, ekspresi wajah, tampilan secara kronologis dan
berdasarkan usia, perkembangan ketrampilan dan interaksi orangtua anak, termasuk lamanya
diperlihatkan dan respons terhadap disiplin. Untuk mengetahui tingkat normal atau abnormal dari
perkembangan dan kesehatan umum. Biasanya orangtua yang menyiksa anak-anak sering hanya
sedikit memberikan perhatian pada anak; anak-anak yang mengalami penyiksaan biasanya tidak
memperlihatkan ansietas ketika berpisah dari orangtuangya.
Masa kanak-kanak akhir. Tentukan orientasi anak terhadap tempat dan waktu, pengetahuan
faktual, dan bahasa serta ketrampilan tentang angka-angka. Amati juga ketrampilan motorik yang
digunakan dalam menulis, mengikatkan tali sepatu, memasang ritsleting, menggunakan gunting dan
menggambar. Performa normal atau abnormal, akan mengisyaratkan kerusakan intelektual atau
ketidak mampuan motorik.

Survai Umum
Pengukuran tanda-tanda vital dan ukuran tubuh bayi serta anak-anak sering dilakukan
pertama kali dan hanya merupakan indikator penyakit. Seperti adanya sepsis, gagal ginjal kronik,
penyakit jantung bawaan, dan penyimpangan pengasuhan.

Berat dan tinggi badan


Pertumbuhan, dicerminkan dalam peningkatan tinggi badan dan berat badan dalam batas
yang diharapkan, kemungkinan menjadi indikator kesehatan terbaik selama masa bayi dan anak-
anak. Tandai berat badan dan tinggi badan setiap grafik pertumbuhan standar untuk menentukan
bila kemajuan normal telah tercapai. Pengukuran pertumbuhan di atas persentil ke-97 atau di bawah
persentil ke-3, atau jika baru saja mengalami kenaikan atau turun dari tingkat sebelumnya,
membutuhkan pemeriksaan.
Anak sebaiknya ditimbang secara teratur, paling kurang sebulan sekali untuk 6 bulan
pertama, 2-3 bulan sekali untuk 6 bulan kedua, 2 kali setahun untuk tiga tahun berikutnya dan
selanjutnya setiap tahun. Sebaiknya berat badan dibandingkan dengan nilai standar yang telah baku.
Penurunan berat badan yang kronis mengarah kepada adanya penyakit menahun, seperti
tuberkulosis, pemberian makanan yang tidak memadai, pankreas fibrotik atau kelainan pencernaan
lain. Hal lain juga dapat disebabkan karena adanya kelainan ginjal, kelainan jantung dan lain-lain.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 6


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Pengukuran berat badan dapat menggunakan berbagai jenis timbangan, seperti timbangan
duduk, timbangan berdiri, atau timbangan gantung salter. Disini akan digunakan tehnik untuk
menimbang berat badan anak dengan menggunakan timbangan gantung salter. Persiapan awal,
pastikan bahwa ibu/pengasuh memahami apa yang sedang terjadi. Pengukuran berat dan tinggi
badan dapat bersifat traumatik oleh sebab itu para anak perlu merasa nyaman saat proses tersebut.
Jagalah agar peralatan tetap sejuk, bersih dan aman. Jangan bekerja langsung dibawah sinar
matahari karena dapat mengganggu pembacaan timbangan dan peralatan lainnya serta orang-orang
akan merasa lebih nyaman. Bila memungkinkan, dua orang harus mengukur tinggi dan panjang
badan anak. Sang pengukur memegang badan anak dan melakukan pengukuran, sedangkan sang
asisten membantu memegang anak dan mencatat hasilnya. Bila hanya ada seorang asisten yang
tidak terlatih seperti ibu, sang pengukur yang terlatih harus juga mencatat hasil pengukuran.
Langkah-langkah menimbang berat badan anak dengan menggunakan timbangan gantung
salter:
1. Pengukur atau asisten: gantung timbangan pada tempat yang aman seperti pada langit-langit
rumah. Mungkin anda akan membutuhkan seutas tali untuk menggantung timbangan hingga
sejajar dangan mata. Minta sang ibu untuk melepas sebanyak mungkin pakaian sang anak.
2. Pengukur: minta sang ibu untuk memegang anaknya. Letakkan tangan anda pada bagian kaki
dari lobang celana (panah 1). Pegangan kaki anak dan tarik melalui lobang kaki celana (panah 2).
Pastikan bahwa tali pengikat celana tersebut berada di depan tangan anak.
3. Pengukur: kaitkan tali pengikat celana tersebut pada tali timbangan. Jangan mengikat anak
hanya dengan menggunakan kain pengikat. Secara perlahan turunkan anak dan biarkan anak
menggantung dengan bebas (panah 3).
4. Asisten: berdirilah di sisi belakang pengukur dan siap-siap untuk mencatat proses pengukuran.
Siapkan daftarnya (panah 4).
5. Pengukur dan asisten: periksa posisi anak. Pastikan anak tergantung dengan bebas dan tidak
menyentuh apapun. Ulangi langkah-langkah tersebut sesuai kebutuhan.
6. Pengukur: pegang timbangan agar tidak goyang dan baca berat badan pada posisi yang paling
dekat dengan 0,1 kg (panah 5). Sebutkan hasil pengukuran ketika anak berada pada posisi diam
dan jarum timbangan tidak bergoyang. Meskipun anak tersebut sangat aktif sehingga
menyebabkan jarum timbangan bergoyang, ia akan diam cukup lama sehingga ukuran
timbangan dapat terbaca. Tunggu sampai jarum berhenti bergoyang.
7. Asisten: segera catat hasil pengukuran dan tunjukkan pada si pengukur.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 7


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
8. Pengukur: ketika sang asisten mencatat hasil pengukuran, angkat tubuh anak secara perlahan.
Jangan mengangkat anak hanya dengan menggunakan kain pengikat celana. Lepaskan kain
tersebut dari tali timbangan.
9. Pengukur: periksa keakuratan dan keterbacaan hasil pengukuran yang tertulis pada daftar.
Instruksikan sang asisten untuk menghapus atau membetulkan kesalahan-kesalahan.

Gambar 2-4. Panduan pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan gantung salter, atau dapat
juga dengan menggunakan timbangan duduk dengan cara anak di gendong oleh orang tuanya (sumber:
Nutrition Working Group, Child Survival Collaboration and Resources Group/CORE, 2002)

Isilah pertanyaan-pertanyaan dan pengukuran-pengukuran anak tersendiri. Jangan


menimbang serta mengukur anak sekaligus. Hal tersebut akan mudah mengakibatkan kebingungan
dan akan menimbulkan risiko kesalahan yang lebih besar seperti mencatat pengukuran seorang anak
pada formulir anak yang berbeda.
Pada saat menimbang dan mengukur anak, jagalah anak tersebut agar tetap tenang. Seorang
anak yang merasa gembira atau takut dapat mempersulit perolehan proses pengukran yang akurat.
Harus bersikap tegas tetapi tetap lembut terhadap sang anak. Ketenangan dan kepercayaan diri
anda akann dirasakan oleh sang ibu dan anak. Catatlah hasil pengukuran dengan menggunakan
pensil sehingga bila terjadi kesalahan dapat segera dibetulkan.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 8


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Mengukur tinggi badan bayi dan anak yang berusia 0-23 bulan.
1. Pengukur dan asisten: tempatkan papan pengukur pada permukaan yang datar dan keras,
seperti tanah, lantai, atau meja.
2. Asisten: tempatkan daftar dan pensil ditanah, lantau, atau meja (panah 1). Berlutut pada kedua
lutut di belakang papan bagian bawah bila papan ditempatkan di tanah atau lantai (panah 2).
3. Pengukur: berlutut di bagian kanan anak agar anda dapat memegang (footpiece) dengan tangan
kanan anda (panah 3).
4. Pengukur dan asisten: dengan bantuan sang ibu, baringkan anak di papan dengan
menempatkan atau tangan pada kepala anak dan yang lain pada tubuh anak. Baringkan anak ke
atas papan secara perlahan.
5. Pengukur dan asisten: minta sang ibu untuk berlutut di dekat papan pad posisi yang berlawanan
menghadap sang pengukur sehingga dapat menenangkan sang anak.
6. Asisten: telungkupkan telapak tangan anda pada telinga anak (panah 4). Gunakan lengan anda
yang berada pada posisi lurus, untuk menempatkan kepala anak pada dasar papan sehingga
anak memandang lurus keatas. Arah pandangan mata anak harus tegak lurus dengan lantai
(panah 6). Kepala anda harus berada lurus diatas kepala anak. Pandanglah langsung ke arah
mata anak.
7. Pengukur: pastikan anak berbaring rata dan berada di bagian tengah papan (panah 7).
Tempatkan tangan kiri anda diatas pergelangan kaki anak atau pada lutut (panah 8). Tekan
mereka pada papan. Gunakan tangan kanan anda untuk menempatkan perlengkapan kaki pada
telapak kaki anak (panah 9).
8. Pengukur dan asisten: periksa posisi anak. Ulangi langkah-langkah diatas sesuai kebutuhan.
9. Pengukur: bila posisi anak sudah benar, baca dan sebutkan hasil pengukuran pada posisi yang
terdekat dengan 0,1 cm. Pindahkan perlengkapan kaki dan lepaskan tangan kiri anda dari
pergelangan kaki atau lutut anak.
10. Asisten: segera lepaskan kepala anak, catat hasil pengukuran, dan tunjukkan kepada sang
pengukur.
11. Pengukur: periksa keakuratan dan keterbacaan catatan hasil pengukuran. Instruksikan sang
asisten untuk menghapus dan membetulkan bila da kesalahan-kesalahan.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 9


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Gambar 2-5. Mengukur tinggi badan bayi dan anak yang berusia 0-23 bulan. Arah pandangan mata anak
harus tegak lurus dengan lantai. Kepala anda harus berada lurus diatas kepala anak (sumber: Nutrition
Working Group, Child Survival Collaboration and Resources Group/CORE, 2002)

Mengukur tinggi badan anak yang berusia 24 bulan atau lebih.


1. Pengukur atau asisten: tempatkan papan pengukur pada permukaan yang rata seperti dinding,
meja, pohon, tangga dan lain-lain. Pastikan agar papan tidak bergoyang.
2. Pengukur atau asisten: minta sang ibu untuk melepas sepatu (alas kaki) serta ikatan rambut
yang bisa mengganggu pengukuran tinggi badan. Minta kepada sang ibu untuk menempatkan
anaknya pada papan tersebut dan berlutut di depan anaknya.
3. Asisten: tempatkan daftar dan pensil di lantai (panah 1). Berlututlah pada kedua lutut anda di
sisi kanan anak tersebut (panah 2).
4. Pengukur: berlututlah pada lutut kanan anda di sisi kiri anak tersebut. Dengan demikian, anda
dapat bergerak dengan bebas.
5. Aisten: tempatkan kaki anak rata pada bagian tengah dan dasar papan. Tempatkan tangan
kanan anda pada pergelangan kaki anak (panah 4), tangan kiri anda pada lutut anak (panah 5)

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 10


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
dan dorong ke arah papan. Pastikan agar kaki, lutut dan pinggul anak menempel pada papan
(panah 6 & 7). Laporkan pada pengukur bila anda sudah memposisikan kaki dan telapak kaki
anak dengan benar.
6. Pengukur: katakan pada sang anak untuk menatap lurus kedepan ke arah sang ibu yang sedang
berlutut didepan anaknya. Pastikan pandangan anak sejajar dengan permukaan tanah (panah 8).
Tempatkan tangan kiri anda secara terbuka pada dagu anak. Tutup tangan anda secara perlahan
(panah 9). Jangan menutupi mulut atau telinga anak. Pastikan bahu anak tetap sejajar (panah
10). Kedua tangan berada pada sisi tubuh anak (panah 12, 13, dan 14). Gunakan tangan kanan
anda untuk menurunkan perlengkapan kepala diatas kepala sang anak. Pastikan anda menekan
rambut anak tersebut (panah 15).
7. Pengukur dan asisten: periksa posisi anak (panah 1-15). Ulangi langkah-langkah diatas sesuai
kebutuhan.
8. Pengukuran: bila posisi anak sudah benar, baca dan sebutkan hasil pengukuran pada posisi yang
paling dekat dengan 0,1 cm. Pindahkan perlengkapan kepala dari ke pala sang anak dan
pindahkan tangan kiri anda dari dagu anak tersebut.
9. Asisten: segera mencatat hasil pengukuran dan perlihatkan kepada sang pengukur.
10. Pengukur: periksa keakuratan dan keterbacaan catat hasil pengukuran. Instruksikan sang asisten
untuk membetulkan serta menghapus bila ada kesalahan-kesalahan.

Gambar 2-6. Mengukur tinggi badan anak yang berusia 24 bulan atau lebih. Katakan pada anak untuk menatap
lurus kedepan ke arah ibu yang sedang berlutut di depan anaknya. Pastikan bahu anak tetap sejajar, kedua
tangan berada pada sisi tubuh anak, dan kepala, punggung serta bokong anak menempel pada papan (sumber:
Nutrition Working Group, Child Survival Collaboration and Resources Group/CORE, 2002)

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 11


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Lingkar kepala
Tentukan lingkar kepala setiap kali pemeriksaan fisik dilakukan selama 2 tahun pertama
sedikitnya dua kali setelah dua tahun. Posisikan anak terlentang, letakan meteran kain, plastik halus,
atau meteran sekali pakai di atas tonjolan oksipital, parietal, dan frontal kepala. Regangkan meteran
dan catat hasil pengukurannya, pastikanlah hasil pengukuran yang tertinggi yang didapatkan.
Pengukuran lingkar kepala ditujukkan untuk menemukan adanya kelainan berupa mikrosefali,
penutupan sutura prematur, hidrosefalus, hematoma subdural, tumor otak. Pengukuran lingkar
kepala individual dan atau serial adalah penting untuk menentukan pertumbuhan kepala yang
mengalami retradasi atau pertumbuhan yang terlalu cepat.

Gambar 2-7. Mengukur lingkar kepala. Kepala diukur pada lingkaran yang paling besar, yaitu kepala melalui
dahi ke darerah yang paling menonjol dari occipitalis posterior (sumber: Jelliffe DB. World Health Organization;
1966)

Masa bayi, lakukan tehnik palpasi terhadap ubun-ubun anterior, posterior, sutura sagital,
koronal, lamdoidal, dan tulang-tulang kranial. Temuan dapat berupa kepala kecil pada mikrosefasli,
pembesaran pada hidrosefali. Ubun-ubun penuh dan tegang dengan meningitis. Sedangkan ubun-
ubun tertutup pada mikrosefsali. Terpisah pada peningkatan tekanan intrakranial (hidrosefali,
hematoma subdural serta tumor otak). Masa kanak-kanak awal dan akhir, lakukan auskultasi
tengkorak. Temuan dapat memar pada anak nonanemik mengisyaratkan peningkatan tekanan
intrakranial atau suatu pirai arteriovenosa intrakranial.
Teknik khusus,untuk mendeteksi tanda Macewen’s (ceacked pot sound) dengan tehnik
perkusi tulang parietal pada setiap sisi dengan mengetukan jari manis pemeriksa langsung terhadap
permukaannya. Bunyi “seperti patah” terdengar sebelum penutupan sutura dan jika terjadi
peningkatan tekanan intrakranial akan menyebabkan sutura yang telah tertutup terpisah kembali
(misal pada ensefalopati utama dan tumor otak).
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya transiluminasi tengkorak. Tempatkan diruang yang
benar-benar gelap, letakan lampu senter baterai, dengan leher karet yang lembut yang bercahaya,

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 12


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
senterkan ke tengkorak pada beberapa titik. Transiluminasi seksama dari seluruh kepala terjadi bila
korteks serebral tak ada sebagian atau menipis. Titik terang lokal dapat terlihat pada efusi subdural
dan kista porensefalik.
Normalnya, sebesar 2 cm bagian terang dari cahaya terlihat di sekitar lingkaran lampu senter
di atas area frontoparietal, dan 1 cm bagian terang di atas area oksipital. Sedangkan untuk tanda
chvostek’s, dilakukan dengan tehnik perkusi pada bagian atas pipi tepat di bawah tulang
zigomatikum pada telinga depan, gunakan ujung jari telunjuk perawat atau jari tengah. Mungkin
terjadi 1 atau 2 kali kontraksi dari otot-otot wajah yang normalnya ada selama masa bayi dan masa
kanak-kanak awal. Kontraksi berulang terjadi pada tetanus dan pada tetani karena hipokalsemia dan
hiperventilasi.

Kulit
Masa bayi, perhatikan terhadap adanya pucat, perubahan vasomotor, sianosis, pigmentasi
melanotik, ikterik, dan eritema. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menemukan anoksia, anemia,
penampakan mottled (bayi prematur, kretinisme, sindrom Down’s), akrosianosis, penyakit jantung
kongenital, bercak Mongolian, sepsis, penyakit hemolitik, obstruksi saluran empedu, miliria rubra,
eritema toksikum, hemagngioma kapiler, warna seperti port-wine.

Mata
Pada masa bayi, ujilah terhadap penglihatan dengan menyorotkan cahaya terang ke dalam
mata atau menggerakan benda dengan cepat ke arah mata. Kedipan mata dan ekstensi kepala akan
terjadi bila bayi dapat melihat. Sedangkan pada masa kanak-kanak awal dan akhir, ujilah penglihatan
anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun dengan grafik Snellen. Kebanyakan anak-anak kecil akan
menunjuk arah dari huruf E baik secara oral maupun menunjuk. Ketajaman penglihatan normal ±
20/40 pada usia 3 tahun, 20/30 pada usia 4 tahun. Dan 20/20 pada usia 6-7 tahun. Setiap perbedaan
pada ketajaman penglihatan antara kedua mata (misalnya 20/20 pada mata kiri dan 20/30 pada
mata kanan) adalah normal, dapat mengarah pada ambliopia, dan arus dirujuk pada ahli oftalmologi.
Teknik khusus, pemeriksaan mata bayi dengan cara gendong bayi dalam posisi berdiri,
pegang aksilanya dengan tangan Anda dan tahan kepalanya dengan ibu jari Anda. Rentangkan
tangan Anda dan berputarlah perlahan bersama bayi ke satu arah. Mata bayi akan terbuka,
memperlihatkan bidang sklera yang terang, iris, dan gerakan ekstraokular. Mata akan melihat ke
arah Anda berputar. Saat putaran dihentikan, mata akan melihat ke arah yang berlawanan

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 13


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Telinga
Lakukan inspeksi aurikula. Pada masa bayi perhatikan apakah bagian atas dari daun telinga
bayi baru lahir menyambung dengan kulit kepala di bawah garis yang memanjang melewati kantus
dalam dan kantus luar mata. Daun telinga yang menyambung di bawah garis ini menandakan adanya
agenesis renalis.
Untuk pemeriksaan lubang dan gendang telinga pada bayi, perhatikan pada gendang telinga
menggunakan ototskop, perawat dengan menarik pinna ke arah bawah. Refleks ringan pada
membran timpani akan menyebar dan tidak akan mencapai bentuk kerucut sampai beberapa bulan
setelah lahir. Untuk memeriksa kemampuan pendengaran pada masa bayi.
Buatlah bunyi keras, tajam dekat telinga bayi dan perhatikan terhadap adanya kedipan mata
(refleks berkedip akustik). Tidak terdapatnya refleks tersebut dapat menandakan terjadinya
penurunan pendengaran.

Gambar 2-8. Posisi daun telinga dan struktur telinga luar (sumber: Joyce Engel, 1999)

Teknik khusus gunakan Otoskop pneumatik, dengan cara letakan spekulum otoskop
pneumatik dengan jarak cukup jauh ke dalam lubang telinga untuk memberikan sumbatan udara
yang relatif ketat. Ketika dimasukan udara membran timpani bergerak ke arah dalam, dan ketika
udara dikeluarkan membran timpani bergerak kearah luar. Gerakan ini tidak terjadi pada otitis
media serosa, dan menurn pada bebrapa kasus otitis media akut. Masukan atau keluarkan udara
dari telinga dengan memberikan tekanan negatif atau posistif menggunakan balon karet yang
diletakan pada ototskop.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 14


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Pemeriksaan hidung
Uji patensi saluran hidung dengan menutup setiap lubang hidung secara bergantian
sementara menahan agar mulut bayi tetap tertutup. Bayi akan tidak dapat bernapas bila terdapat
atresia koanal.

Pemeriksaan mulut
Mintalah anak untuk mengatupkan dengan rapat rahangnya sekeras mungkin. Normalnya,
geligi atas sedikit menutup geligi bawah. Geligi monyong dan geligi cakil dapat terdeteksi dengan
cara ini. Pisahkan kedua bibirnya dan amati kelurusan maksila serta mandibula.

Pemeriksaan faring
Periksa tenggorok. Perhatikanlah ukuran dan penampilan tonsil. Tonsil relatif lebih besar
pada masa kanak-kanak awal dan akhir daripada masa bayi serta remaja. Eksudat putih pada tonsil
mengisyaratkan tonsilitis streptokokus. Eksudat aderen, kental, abu-abu mengisyaratkan tonsilitis
disterik. Nekrosis mengisyaratkan mononukleosis infeksiosa. Tonsil biasanya mempunyai kriptus
dalam pada permukaannya, sering dengan konsentrasi putih atau partikel makanan yang menonjol
dari dalamnya tidak terdapat indikasi tentang penyakit sekarang atau yang lalu. Salah satu tonsil
yang mengarah menjorok keluar dan kearah mediana mengindikasikan abses peritonsilar.

Leher
Masa bayi. Inspeksi dan palpasi leher bayi baru lahir terhadap benjolan kulit, fistula, massa,
kista, spasme otot, dan krepitus. Fistula atau kista duktus tiroglosal, fistula atau kista celah brakhial,
dan cedera otot sternomastoid serta fraktur klafikula karena trauma kelahiran

Toraks (paru-paru)
Masa Bayi. Perhatikan pola pernapasan. Perhatikan gerakan kepala ketika bernapas. Lakukan
auskultasi dada dengan bel atau diafragma yang kecil, dengarkan bunyi napas. Hasil pemeriksaan
berupa (a) Perubahan pernapasan cepat (30-40/menit) dan lambat (5-10/menit) dipertimbangkan
sebagai pernapasan normal “periodik”. Apnea (>20 detik) dengan penyakit kardiopulmonar atau SSP
atau dengan risiko tinggi terhadap sindroma kematian bayi mendadak (SIDS). (b) Ekstensi kepala
ketika inspirasi menandakan adanya penyakit pernapasan berat. (c) Jarang tidak terdengar, bahkan
dengan atelektasis sekalipun, efusi, emfisema, atau pneumotoraks. Ekspirasi mengi dengan
penyempitan jalan napas bagian bawah. Krakles halus normalnya terdengar pada akhir dari inspirasi
yang dalam.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 15


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Payudara
Masa Bayi. Perhatikan pembesaran payudara bayi baru lahir dengan rabas putih dari puting
susunya. Dapat ditemukan efeks estrogenik maternal normalnya yang berlangsung sampai beberapa
hari. Pada masa kanak-kanak akhir perhatikan simetri dari ukuran payudara pada anak perempuan,
biasanya selama praremaja

Sistem kardiovaskuler
Mengukur tekanan darah. Untuk mengukur tekanan darah pada anak-anak berusia di bawah
3 tahun, lihat metode flush. Tekanan darah normal: tekanan sistolik dan diastolik kurang dari
persentil ke-90 untuk usia dan jenis kelamin. Tekanan darah tinggi normal: tekanan sistolik dan
diastolik diantara persentil ke-90 dan ke-95 untuk usia dan jenis kelamin.

Gambar 2-9. Daerah untuk mengukur tekanan darah. A. Lengan atas. B. Lengan bawah atau lengan depan. D.
Tungkai atau pergelangan kaki (Donna L. Wong, 1996)

Tabel 2-1. Batas-batas tekanan darah pada berbagai kelompok usia

Usia S uhu tubuh Denyut Pernapasan Sistolik Diastolik


jantung (mm Hg) (mm Hg)
Lahir – 1 bulan 970 – 1000 F 70 – 180 30 – 80 40 - 90 16 -60
0 0
(36.1 – 37.6 kali/menit kali/menit
C)
2 bulan – 1 99.10 – 99.70 F 80 – 160 30 – 60 70 - 100 45 – 70
tahun (37.30 – 37.60 kali/menit kali/menit
C)
2 – 5 tahun 98.50 – 98.50 F 90 – 150 20 – 40 75 – 115 14 – 80
(36.90 – 37.30 kali/menit kali/menit
C)
6 – 12 tahun 980 – 98.50 F 60 – 100 15 – 30 90 - 130 50 – 90
(36.70 – 36.90) kali/menit kali/menit
13 – 18 tahun 97.60 – 97.70 F 50 – 90 12 – 20 90 – 140 50 – 90
(36.40-36.60 C) kali/menit kali/menit
Sumber Speer, M. K., (1999). Peditric care planning. Spinghouse Corporation. Springhpouse.
Pennsylvania.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 16


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Teknik khusus pada pengukuran tekanan darah. Teknik flush untuk mengukur tekanan darah
(pada bayi dan anak-anak usia 3 tahun). Manset ditempatnya, lilitkan pembalut elastis di sekitar
lengan yang ditinggikan, diawali dari arah jari-jari ke spesium antekubiti. Kembangkan manset
sampai tekanan di atas hasil sistolik yang diperkirakan. Lepaskan pembalut dan letakan lengan
pasien di samping tubuhnya. Biarkan tekanan turun dengan perlahan sampai warna kemerahan
kembali lengan bawah, tangan dan jari. Saat terjadi kemerahan, pembacaan pada sfignomanometer
akan menandakan nilai tekanan darah antara tingkat sistolik dan diastolik.
Pemeriksaan jantung, perhatikan dan palpasi terhadap denyut apikal. Hasil pemeriksan
berupa: (a) Berkurang (bila dibandingkan dengan denyut radialis) atau tidak teraba pada koarktasi
aorta. (b) Teraba pada insterspasium ke-4 – usia 7 tahun, pada interspasium ke-5 setelah usia 7
tahun. Ke arah iri dari garis midklavikula sampai usia 4 tahun, pada garis midklavikula antara usia 4-6
tahun. Kearah kanan dari garis midklavikula setelah usia 7 tahun.

Abdomen
Masa Bayi. Inspeksi tali pusat bayi baru lahir. Tali pusat ini harus terdiri atas dua arteri yang
berdinding tebal dan satu vena yang berdinding tipis. Arteri umbilikasi tunggal menandakan adanya
berbagai anomali kongenital.
Teknik khusus. Langkah untuk pemeriksaan untuk stenosis pilorik. (a) Baringkan bayi
telentang tanpa pakaian dan berdirilah pada bagian kaki dari meja pemeriksa. Arahkan cahaya yang
terang di atas meja ke abdomen bayi dari sisi kanan bayi, berikan bayi botol dot yang berisi air gula
dan amati abdomennya dengan cermat. (b) Setelah terjadi muntah, lakukan palpasi dalam kuadran
kanan atas dengan posisi bayi terlentang kemudian tengurap, menggunakan jari tengah Anda. (c) Uji
goresan untuk menentukan ukuran hepar. (d) Letakan diafragma stetoskop tepat diatas margin
kostae kanan pada garis midklavikular. (e) Gunakan ujung jari Anda, goreskan dengan perlahan kulit
abdomen sepanjang garis midklavukular, bergerak dari bawah umbilikus ke arah margin kostae.
Dengarkan terhadap bunyi goresan.
Hasil pemeriksaan berupa: (a) Pada stenosis pirolik, gelombang perstaltik terlihat bergerak
melintas abdomen bagian atas dari kiri ke kanan dengan peningkatan amplitudo dan frekuensi
sampai muntah proyektil. (b) Teraba otot polorik yang mengalami hipertrofi dengan diameter ± 2
cm. (c) Ketika ujung jari mencapai pinggir bawah hepar, akan terdengar pertama kali bunyi goresan
karena bunyi tersebut dijalarkan ke seluruh hepar.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 17


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Genetalia pria
Masa kanak-kanak awal dan akhir. Mintalah anak untuk mencoba mengangkat kursi tempat
anda sedang duduk. Pemeriksaan ini akan membantu Anda mendeteksi adanya hernia femoralis dan
inguinalis yang tidak ditemukan ketika anak diminta untuk batuk atau mengejan.
Teknik khusus. (a) Periksa genetalia wanita ketika pasien dalam posisi berbaring terlentang
dengan kaki seperti posisi katak. (b) Pisahkan labia mayora dari garis tengahnya dengn ibu jari dari
masing-masing tangan yang memberikan tarik ke arah lateral dan posterior. (c) Inspeksi orifisium
uretra dan vestibula, yang dibatasi oleh labia monora disebelah lateral, klitoris di sebelah posterior.
(d). Perhatikan himen, ketebalan, struktur vaskuler dengan orifisium sentralis yang menutupi ostium
vagina.
Temuan pemeriksaan berupa: (a) Pembesaran klitoris dan fusi posterior dari labia mayora
adalah tanda-tanda genetalia ambigiosa. (b) Jika hal ini terdapat, sangat penting untuk menentukan
jenis kelamin anak sebelum dibuat penyesuai jenis kelamin yang sesungguhnya. (c) Fusi dari labia
minora kadang-kadang akan terlihat pada anak perempuan dibawah usia 4 tahun. Mungkin parsial,
hanya bagian posterior dari labia yang mengalami fusi, atau mungkin juga sempurna. Membran tipis
yang menyatukan pinggiran labia dapat dengan mudah dilihat menggunakan swab kapas.

Sistem muskuloskeletal
Urutan pemeriksaan fisik terdiri dari: (a) Berdiri tegak dengan kaki rapat. (b) Berjalan dan
berlari. (c) Berhenti untuk mengambil benda. (d) Bangun dari posisi berbaring terlentang di lantai.
Hasil dari pemeriksaan adanya: (a) Deformitas kaki, tungkai bengkok, lutut beradu, skoliosis. (b)
Pincang dan abnormalitas cara berjalan lainnya karena kelemahan atau spastisitas otot. (c)
Koordinasi mata-tangan dan keseimbangan otot. (d) Integrias neurologis umum dan kelemahan otot
tungkai proksimal karena distrofi otot (Tanda Gower’s).
Langkah-langkah untuk memeriksa tulang belakang terdiri dari: (a) Inspeksi dan palpasi
tulang belakang lumbosakralis dengan cermat. (b) Perhatikan dan raba terhadap kelainan korpus
vertebra. (c) Perhatikan terhadap abnormalitas kulit, bercak berpigmen, bercak berambut, atau
lekukan dalam yang mungkin menutupi ostium eksternal dari saluran sinus yang memanjang ke
kanalis spinalis
Hasil dari pemeriksaanberupa (a) Kelainan spina bifida okulta) dapat berhubungan dengan
anomali medula spinalis yang mendasarinya atau diastematomielia. (b) Saluran sinus memberikan
kemungkinan jalan masuk bagi mikroorganisme ke kanalis spinalis yang dapat menyebabkan
meningitis.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 18


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Teknik khusus. Lakukan Uji ortolani, dengan cara: (a) Posisikan bayi berbaring telentang,
tungkai mengarah pada tubuh Anda, fleksikan tungkai 900 pada panggul dan lutut. (b) Letakan jari
telunjuk anda di atas trokanter mayor dari femur dan ibu jari anda di atas trokhanter minor. (c)
Abduksikan kedua pinggang secara simultan sampai aspek lateral dari setiap lutut menyentuh meja
pemeriksaan. (d) Uji trendelenburg. Observasi pasien dari belakang ketika beban diangkat dari satu
tungkai ke tungkai lainnya. (e) Perhatikan apakah tinggi pelvis tetap sama (tanda trendelenburg
negatif) atau angkat kearah sisi yang berlawanan (tanda positif).
Hasil pemeriksaan: (a) Bila terdapat dislokasi pinggul kongenital pada bayi baru lahir, akan
terdengar atau teraba bunyi klik ketika kaput femoris memasuki asetabulum mendekati akhir
abduksi (tanda ortolani). Pada bayi yang lebih besar, satu-satunya temuan tentang dislokasi adalah
penurunan abduksi pada tungkai. (b) Tanda trendelenburg positif terdapat pada penyakit pinggul
yang berhubungan dengan kelemahan otot gluteus medius.

Sistem persyarafan
Masa bayi. Karena jaras kortikosteroid belum berkembang dengan sempurna saat lahir,
mekanisme refleks spinal akan terlihat bervariasi selama masa bayi. Trisep biasanya tidak terlihat
samapi setelah usia 6 bulan. Abdominal tidak terdapat saat lahir, tetapi biasanya terlihat dalam 6
bulan. Pergelangan kaki klonus pergelangan kaki tak stabil (8-10 kali) adalah normal. Pada
pemeriksaan klonus pergelangan kaki stabil mengisyaratkan adanya penyakit SPP berat. Plantar
respons Babinski terlihat pada beberapa (<10%) bayi baru lahir normal dan mungkin akan tetap
selama-lamanya sampai usia 2 tahun
Automatisme infantil. Aktivitas refleks spesifik yang menguji batang otak dan medula spinalis
ditemukan pada bayi baru lahir dan menghilang pada masa bayi. Hasil pemeriksaan dapat diketahui
ada atau tidaknya refleks-refleks ini tidak memperkirakan dengan segera atau pada akhirnya tentang
fungsi kortikal secara negatif atau positif. Namun, tidak terdapatnya refleks ini pada bayi baru lahir
atau menetap sampai waktu yang diharapkan hilang mengisyaratkan adanya penyakit SSP yang berat.
Refleks menggengam telapak tangan, menghilang pada usia 4 bulan. Posisikan kepala bayi
dalam posisi garis tengah dan lengan semifleksi, letakan jari telunjuk Anda dari sisi ulnar ke dalam
tangan bayi dan tekan terhadap permukaan telapak tangan. Hasil pemeriksaan bayi berespon,
dengan secara refleks menggenggamkan jari-jarinya untuk menggengam jari perawat.
Refleks menghisap akan menghilang pada usia 3-4 bulan, mungkin masih terdapat lebih lama
selama tidur. Posisikan kepala bayi dalam posisi garis tengah dan tangan diletakan pada dada
anterior, usap-usap menggunakan kulit jari telunjuk Anda pada sudut mulut. Mulut akan terbuka dan
kepala diarahkan ke sisi usapan.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 19


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Usap-usap bagian tengah bibir atas. Mulut terbuka dan kepala ekstensi. Kemudian Usap-
usap bagian tengah bibir bawah. Mulut terbuka dan dagu menurun.
Refleks inkurvasi trunkus (galants): menghilang pada usia 2 bulan. Gendong bayi tengkurap
pada satu tangan Anda. Kemudian rangsang satu sisi dari punggung bayi  1 cm dari garis tengah
sepanjang garis paravertabra memanjang dari bahu ke bokong. Hasil pemeriksaan trunkus akan
melengkung ke arah sisi rangsangan dengan gerakan bahu dan pelvis ke arah tersebut.
Posisi suspensi vertikal menghilang setelah 4 bulan. Tahan bayi berdiri tegak membelakangi
Anda dengan tangan Anda di bawah aksilanya. Normalnya, kepala akan tertahan pada garis tengah
dan tungkai fleksi pada punggul dan lutut. Posisi seperti tungkai ekstensi terkunci dan adduksi
bersilang (seperti gunting) menandakan paraplegi spastik atau diplegia.
Respons plasting sangat jelas setelah 4 hari, waktu hilangnya bervariasi. Biarkan permukaan
dorsal dari salah satu kaki menyentuh permukaan meja, jaga agar terjadi fleksi plantar dari kaki.
Ulangi proses ini untuk kaki yang lain. Setelah kedua kaki terletak di atas meja, sorongkan bayi
kearah depan dengan perlahan. Hasil pemeriksaan kaki akan terangkat secara refleks dan diletakkan
diatas permukaan meja, dan terjadi serangkaian gerakan melangkah bergantian dari tungkai dan
telapak kaki.
Uji rotasi waktu hilangnya bervariasi dengan langkah-langkah: (a) Tahan bayi menghadap ke
arah anda dengan tangan anda di bawah lengannya. (b) Putar tubuh anda ke salah satu arah
kemudian ke arah lainnya. (c) Sangga kepala bayi dengan ibu jari anda ketika anda berputar.
Temuan pemeriksaan kepala bayi akan berputar ke arah dimana Anda berputar, dan mata bayi akan
melihat ke arah mana Anda berputar.
Refleks tonik leher mungkin terdapat saat lahir, tetapi biasanya timbul pada usia 2 bulan
kemudain akan menghilang pada usia 6 bulan. Posisi bayi terlentang, balikan kepalanya ke salah sisi
dan tahan dagunya di atas bahunya. Ulangi tindakan terebut, balikan kepalanya ke arah yang lain.
Temuan dapat berupa tangan dan kaki ke arah mana kepala diputarkan ekstensi, sementara tangan
dan kaki yang lain fleksi. Refleks dinilai abnormal jika terjadi setiap kali hal ini ditimbulkan
Refleks perez akan menghilang setelah 3 bulan. Angkat bayi yang dalam keadaan tengkurap
dengan satu tangan. Kemuidan tekankan ibu jari dari tangan anda yang lain di atas sakrum dan
gerakan dengan lembut di atas tulang belakang ke arah leher. Hasil pemeriksaan kepala dan tulang
belakang ekstensi, lutut fleksi di atas abdomen, dan bayi menangis dan berkemih.
Respons moro atau refleks terkejut:menghilang pada usia 6 bulan. Cara pemeriksaan, tahan
bayi dalam posisi terlentang, sangga kepala, punggung, dan tungkainya. Kemudian dengan tiba-tiba
turunkan seluruh tubuhnya sekitar 2 kaki dan hentikan dengan mendadak atau bunyikan suara yang

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 20


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
bising (misa tepuk-tepuk meja pemeriksaan dengan telapak tangan Anda pada kedua sisi kepala
bayi).
Dapat diperoleh: (a) Lengan abduksi dengan cepat dan ekstensi pada siku dengan telapak
tangan terbuka dan jari-jari ekstensi, tungkai agak fleksi dan abduksi, tetapi lebih kecil dari lengan.
(b) Lengan kemudian menjulur ke depan di atas tubuh dalam gerakan menepuk, dan secara simultan
bayi menangis.

C. PENGKAJIAN TERKAIT SISTEM GASTROINTESTINAL

a. Area abdomen
Pemeriksaan daerah abdomen secara teliti dapat menemukan kelainan yang mungkin lebih
nyata pada anamnesis. Seperti juga pemeriksaan bagian tubuh yang lain, maka pemeriksaan
abdomen juga terdiri dari pemeriksaan inspkesi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Cara melakukan
pemeriksaan abdomen yang baik, anak dalam posisi berbaring telantang dengan lutut sedikit ditekuk
(fleksi).
Pengkajian pada anak. Instruksi umum: inspeksi, diikuti dengan auskultasi, perkusi, dan
palpasi, yang dapat mengubah bunyi abdomen normal. Palpasi mungkin menimbulkan ketidak
nyamanan bagi anak, palpasi dalam menyebabkan perasaan tekanan dan palpasi superfisial
menyebabkan sensasi geli. Untuk meminimalkan ketidak nyamanan dan agar terjalin kerja sama,
lakukan pendekatan sebagai berikut: (a) Tempatkan anak pada posisi telentang dengan kaki fleksi
pada panggul dan lutut. (b) Alihkan perhatian anak dengan pertanyaan (“saya akan menebak apa
yang kamu makan dengan memegang perutmu”). (c) Minta anak agar berpartisipasi (membantu)
mempalpasi dengan menempatkan tangannya sendiri di atas tangan pemeriksa yang mempalpasi.
(d) Minta anak menempatkan tangannya pada abdomen dengan jari meregang dan palpasi di antara
jari-jari.
Pengkajian bayi baru lahir. Bentuk silindris. Hepar dapat di raba 2-3 cm dibawah margin
kostal kanan. Limpa puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama. Ginjal dapat diraba 1-2 cm di
atas umbilikus. Pusat umbilikus putih kebiruan pada saat lahir dengan dua arteri dan satu vena. Nadi
femoral bilateral sama.

Topografi abdomen
Pembagian daerah abdomen ada beberapa macam, untuk menetapkan daerah kelainan.
Tetapi pembagian yang paling sering dipergunakan adalah pembagian abdomen atas 4 kuadran yaitu
kuadran atas kanan, kuadran atas kiri, kuadran bawah kanan, dan kuadran bawah kiri. Titik

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 21


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
McBurney adalah suatu titik yang menunjukkan daerah nyeri tekan pada keadaan apendisitis akut,
terletak pada sepertiga lateral garis yang menghubungkan spina iliaca anterior dan umbilikus.

Gambar 2-11. Topografi anatomi abdomen. Daerah abdomen dibagi menjadi 4 kuadran (sumber:
www.lifespan.org)

Inspeksi
Periksa kontur abdomen ketika bayi atau anak sedang berdiri dan sedang berbaring
telentang. Temuan dapat dikatakan normal bila abdomen yang menonjol atau perut buncit sampai
pada masa pubertas, yang berhubungan dengan lordosis. Sedangkan tanda klinik, bila dalam
keadaan tertentu abdomen yang menonjol menunjukkan retensi cairan, tumor, organomegali
(pembesaran organ) atau adanya asites. Abodomen yang besar, dengan ekstremitas tipis dan
bokong menyusut dapat menjadi petunjuk anak mengalami malnutrisi berat dan dapat terlihat pada
anak-anak penderita penyakit seliak atau kistik fibrosis. Sedangkan adanya abdomen yang cekung
menunjukkan dehidrasi atau obstruksi abdiomen bagian atas. Penonjolan garis tengah dari prosesus
xifoideus menunjukkan diastasis rekti abdominis.
Periksa warna dan keadaan kulit abdomen dan perhatikan adanya jaringan parut dan
eksimosis. Adanya warna kekuningan menunjukkan ikterus, garis perak (striae) menunjukkan
obesitas atau retensi cairan. Jaringan parut menunjukkan pembedahan sebelumnya. Sedangkan
ekimosis pada area jaringan lunak menunjukkan penganiayaan pada anak.
Periksa abdomen terhadap gerakan dengan berdiri dengan mata setinggi abdomen. Bila
terlihat adanya gelombang peristaltik yang hampir dapat terlihat selalu menunjukkan obstruksi
intestinal dan pada bayi yang lebih muda dari dua bulan menunjukkan stenosis pilorus. Kegagalan
abdomen dan toraks untuk bergerak secara bersamaan menunjukkan peritonitis (bila abdomen tidak
bergerak) atau penyakit paru (bila toraks tidak bergerak).

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 22


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Periksa umbilikus terhadap warna, bau, rabas, inflamasi dan herniasi. Temuan-temuan klinis
bila umbilikus berwarna kebiruan menunjukkan perdarahan intraabdomen. Umbilikus nodular
menunjukkan tumor. Penonjolan umbilikus menunjukkan herniasi. Hernia umbilikus ini akan lebih
jelas ketika anak menangis dan batuk. Oleh sebab itu lakukan palpasi pada umbilikus untuk
memperkirakan ukuran lubang yang ada. Bila drainase dari umbilikus menunjukkan infeksi atau
paten urachus.

Auskultasi
Lakukan auskultasi terhadap bising usus dengan menekan bel dan diafragma stetoskop
dengan rapat di atas abdomen. Dengarkan diempat kuadran abdomen dan hitung bising usus di
setiap kuadran selama 1 menit penuh. Sebelum menetapkan bahwa bising usus tidak ada, perawat
harus mendengarkan minimal selama 5 manit. Bising usus dapat distimulasi, jika ada dengan
mengusap abdomen dengan ujung jari.
Bising usus dikatakan normal bila terjadi setiap 10-30 detik dan dapat terdengar bunyi
berdeguk, bunyi ceklekan, dan bunyi keroncongan. Bunyi abnormal bila bising usus dengan nada
tinggi dapat ditemukan pada anak yang mengalami diare, gastroenteritis, atau dapat juga karena
obstruksi, sedangkan bising usus yang tidak terdengar menunjukkan peritonitis atau ileus paralitik.

Perkusi
Perkusi dilakukan secara tidak langsung, lakukan perkusi secara secara sistemik pada semua
area abdomen. Bila diperoleh bunyi pekak atau flatness normalnya ditemukan sepanjang batas iga
kanan, dan 1-3 cm di bawah iga dari hepar. Bunyi pekak dan flatness pada area yang tidak
diharapkan menunjukkan massa feses yang besar. Bunyi pekak di atas simfisis pubis menunjukkan
kandung kemih yang penuh pada anak kecil dan merupakan keadaan yang normal. Bunyi timpani
normalnya akan terdengar di seluruh abdomen. Bila pekak hati meluas ke bawah daripada yang
diharapkan, kemungkinan terdapat pembesaran hati.

Palpasi
Lakukan palpasi daerah abdomen, sebelum melakukan tanyakan pada pasien apakah ada
bagian perut yang terasa nyeri (spontan). Bila ada, daerah tersebut harus dilakukan paling terkahir.
Palpasi abdomen dimulai dengan palpasi umum terhadap keseluruhan dinding abdomen
untuk mencari tanda nyeri umum akibat Peritonitis ataupun Pancreatitis. Kemudian mencari dengan
perabaan ada atau tidaknya masa (benjolan) karena adanya tumor atau feses.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 23


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Lakukan palpasi superfisial, kaji abdomen terhadap nyeri tekan, lesi superfisial, tonus otot,
turgor (mencubit kulit) dan hiperestia kutaneus (mengangkat lipatan kulit, tetapi bukan mencubit).
Palpasi superfisial dilakukan menempatkan tangan di atas abdomen dan melakukan tekanan ringan
dengan jari-jari tangan. Perhatikan area nyeri tekan. Nyeri viseral berasal dari organ, adalah tumpul
dan lokalisasinya kurang baik. Nyeri somatik berasal dari dinding dan kavum abdomen, adalah tajam
dan lokalisasinya baik. Jangan bertanya “Apakah ini sakit?”, karena anak akan cenderung dengan
antusias mungkin menjawab ya. Adanya sikap menarik diri atau ekspresi muka yang tegang
menunjukkan ketakutan anak terhadap nyeri. Nyeri ketika mengangkat lipatan kulit abdomen
menunjukkan hiperestesia kutaneus yang ditemukan pada peritonitis.
Lakukan palpasi dalam, dengan menempatkan satu tangan di atas tangan yang lain atau
menopang struktur posterior dengan satu tangan ketika melakukan palpasi struktur anterior dengan
tangan yang lain. Rasa tidak enak di epigastrium pada saat dipalpasi berhubungan dengan
penekanan di atas aorta.

Gambar 2-12. Ballottement dari massa abdominal, dan cara memeriksa adanya masa diabdomen (sumber:
LeBlond RF, DeGowin RL,Brown DD: De Gowin’s)

Periksa pula turgor kulit perut untuk menilai tingkat hidrasi pasien, kemudian lakukanlah
pemeriksaan dengan tekanan pada regio supra pubica untuk mengetahui Cystitis, titik MC Burney
untuk mendeteksi peradangan apendiks (Appendicitis), regio epigastrica (Gastritis), dan regio iliaca
(adnexitis, K.E.T). kemudian dilanjutkan dengan palpasi hepar dan lien.
Teknik palpasi hepar dengan telapak tangan dan jari kanan dimulai dari kuadrant kanan
bawah secara perlahan-lahan naik mengikuti irama napas kemudian gembungan perut, serta
usahakan merasakan sentuhan tepi hepar pada tepi jari telunjuk. Pembesaran hepar menuju arah
inferior, dalam keadaan normal hepar berada dibelakang arcus costa sehingga tidak teraba. Bila
hepar teraba lakukan pendekripsian ukuran hepar dari tepi bawah arcus costae (dalam cm atau lebar

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 24


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
jari), perabaan (keras, lunak atau biasa), malnutrisi, permukaan rata (benjol-benjol), dan nyeri tekan
atau tidak.
Pembesaran hepar menunjukkan keadaan-keadaan berikut bendungan (decomp cordis),
malnutrisi, dan gangguan fungsi hati atau radang hari (hepatitis, thypoid fever, malaria, dengue,
tomur hepar, dan lain-lain). Hepar dapat teraba satu jari pada bayi dan anak-anak, hal ini merupakan
keadaan yang sering dapat ditemukan. Tapi keadaan ini tidak berarti suatu pembesaran hepar.
Palpasi lien dilakukan dengan cara bi-manual atau dua tangan. Jari-jari tangan kiri
mengangkat dengan cara mengkait dinding perut kiri atas dari arah belakang, sedangkan jari-jari
tangan kanan berupaya meraba lien dari arah depan abdomen kiri atas mencari atau meraba lien
yang ditandai dengan adanya Incissura lienalis. Pembesaran lien mengikuti arah garis yang melewati
umbilicus menuu kuadran kanan bawah abdomen.
Pengukuran pembesaran lien diukur menurut Schuffner, dari arcus kiri sampai umbilicus
dengan skala Schuffner -4S-1-2-3-4 dibagi menurut 4 bagian jarak dari arcus costae sampai umbilicus.
Lien yang membesar ditemukan pada Thypoid fever, Dengue H. Fever, Hipersplenisme, Leucemia,
dan sebagainya. Pemeriksaan lien harus dilakuakn dengan hati-hati, terutama pada lien yang sudah
sangat membesar karena dapat menyebabkan ruptur lien maka palpasi perlu dilakukan secara
perlahan (halus atau hati-hati).
Melakukan palpasi titik Mc Burney. Titik Mc Burney berada pada batas sepertiga luar dan
dua pertiga dalam dari garis imaginer yang menghubungkan umbilicus dengan SIAS kanan. Pada
radang akut appendiks akan didapatkan adanya nyeri tekan dan nyeri lepas, yaitu rasa nyeri timbul
saat daerah ini ditekan maupun dengan mendadak dilepaskan. Perhatikan pula bagaimana ekspersi
wajah pasien saat menekan maupun saat mendadak dilepaskan.
Nyeri tekan kontra lateral adalah nyeri pada titik Mc Burney saat pemeriksa menekan daerah
kuadrant kiri bawah abbdomen. Keadaan ini terjadi karena tekanan kuadrant kiri abdomen, udara
atau massa di dalam kolon (descendes, tranversum. Ascendes maupun coecum teregang dan timbul
nyeri pula apabila appendiks vermiformisnya meradang akut. Bila ditemukan massa sebesar telur
dan nyeri tekan pada daerah palpasi ini, menunjukkan adanya peradangan kronik dan sudah teradi
infiltrat atau disebut appendicular infiltrat.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 25


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Gambar 2-13. Lokasi McBurney’s (sumber: José M Moreno-Villares & Isabel Polanco, 2009)

b. Limfa
Teraba seperti ujung lidah yang tergantung di kiri atas. Dapat ditekan ke medial, lateral dan
atas untuk membedakan dengan hepar lobus sinistra. Pada neonatus normalnya dapat diraba 1-2 cm
dibawah arkus kosta karena neonatus masih hemopiosis extramedulla. Cara mengukur adanya
pembesaran menurut Schuffner dengan menarik garis singgung a melalui bagian bawah arkus kosta
kiri. Dari umbilikus garis b tegak lurus terhadap garis a, kemudian dibagi menjadi 4 bagian. Garis b
diteruskan ke bawah sampai lipatan paha dan dibagi sama sehingga terdapat pembagian SI sampai
dengan S VIII (S= Schuffner). Pembesaran organ limfa dapat disebabkan infeksi (spetikemia, typhoid
fever, malaria, lues), leukemia, anemia hemolitik, mononucleosis infectiosa, hyperplenism,
retikuloendoteliosis, Hodgkin’s disease.

c. Hati
Palpasi hati dimulai dari bawah pada garis tengah antara garis tengah abdomen dan spina
iliaca anterior superior digerakkan sedikit kebawah dan keatas pada waktu anak bernapas dalam
inspirasi, adanya pendorongan diafragma akan menyebabkan hati terdorong ke bawah dan dapat
diraba. Selain untuk menilai adanya pembesaran usahakan juga menilai konsistensi, permukaan,
tepinya ada tidaknya nyeri tekan. Bila ada abses dapat ditentukan adanya fluktuasi atau tidak.
Mengukur besarnya dengan titik persilangan linea mediana klavikula dan arkus kosta kemudian
dihubungkan dengan umbilikus. Selanjutnya prosesus xipoideus dihubungkan dengan umbilikus.
Dalam keadaan normal ½-1/3 sampai 5-6 tahun.

d. Area anus
Pemeriksaan anus dilakukan secara rutin pada bayi dan anak. Atur posisi anak telungkup,
periksa bokong dan paha. Periksa juga kulit sekitar daerah anus terhadap kemerahan dan ruam.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 26


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Kemudian lanjutkan pemeriksaan anus terhadap tanda-tanda, fisura (robek pada mukosa) hemoroid
(penonjolan berwarna hitam) prolapsus (penonjolan seperti tabung yang lembab), polip (penonjolan
merah terang), dan pertumbuhan ke luar yang kecil (skin tag).
Anus biasanya tampak lembab dan tidak berambut. Bila ditemukan tanda-tanda bekas
garukan menunjukkan adanya gatal, yang dapat menunjukkan infestasi cacing kremi. Fisura mungkin
menunjukkan bekas jalan feses yang keras. Defekasi mungkin disertai dengan perdarahan bila fisura
ditemukan. Perdarahan dapat juga menyertai polip, intususepsi, ulkus lambung dan ulkus peptikum,
varises esofagus, kolitis ulseratif, penyakit infeksi, dan diverikulum Meckel. Prolap rektum
menunjukkan kesulitan defekasi dan sering kali menyertai kistik fibrosis yang tidak diobati. Adanya
skin tag menunjukkan polip dan biasanya jinak. Usaplah area anus untuk menimbulkan refleks anus,
adanya stimulus usapan akan menyebabkan anus berkontraksi dengan cepat. Refleks yang lambat
menunjukkan gangguan traktus piramidal.
Pemeriksaan rektum tidak rutin dilakukan, pemeriksaan derajat ini hanya terbatas pada
mereka dengan keluhan saluran pencernaan bagian bawah atau adanya nyeri abdomen. Cara
memeriksa anak tidur terlentang dengan kaki dibengkokan biasanya menggunakan jari kelingking
dengan tangan memakai sarung tangan.
Kelainan yang ditemuklan didaerah rektum ditentukan lokasinya sesuai dengan angka
sebuah jam, dimana titik yang paling ventral terhadap penderita adalah tempat angka 12, yang
paling dorsal adalah angka 6, angka 3 dan angka 9 masing-masing untuk titik yang paling lateral di
kiri dan kanan penderita. Bila ditemukan pada sarung tangan feses, perhatikan warna, adanya darah
dan lendir.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Berikan uraian cara melakukan auskuktasi abdomen?
2. Nyeri abdomen, nyeri yang berhubungan dengan abdomen yang mungkin terlokalisir atau
menyebar, akut atau kronis, sering disebabkan oleh inflamasi, obstruksi atau hemoragi. Pada
radang akut appendiks akan didapatkan adanya nyeri tekan dan nyeri lepas, apakah yang
dimaksud dengan nyeri tekan dan nyeri lepas?
3. Periksa kulit sekitar daerah anus terhadap kemerahan dan ruam. Kemudian lanjutkan
pemeriksaan anus terhadap tanda-tanda, fisura (robek pada mukosa) hemoroid (penonjolan
berwarna hitam) prolapsus (penonjolan seperti tabung yang lembab), polip (penonjolan merah
terang), dan pertumbuhan ke luar yang kecil (skin tag). Bagimanakah cara menentukkan kelainan
yang ditemukan didaerah rektum?

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 27


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Lakukan auskultasi terhadap bising usus dengan menekan bel dan diafragma stetoskop dengan
rapat di atas abdomen. Dengarkan diempat kuadran abdomen dan hitung bising usus di setiap
kuadran selama 1 menit penuh. Sebelum menetapkan bahwa bising usus tidak ada, perawat
harus mendengarkan minimal selama 5 manit. Bising usus dapat distimulasi, jika ada dengan
mengusap abdomen dengan ujung jari.
2. Nyeri tekan kontra lateral adalah nyeri pada titik Mc Burney saat pemeriksa menekan daerah
kuadrant kiri bawah abbdomen. Keadaan ini terjadi karengan tekanan kuadrant kiri abdomen,
udara atau massa di dalam kolon (descendes, tranversum. Ascendes maupun coecum) teregang
dan timbul nyeri pula apabila appendix vermiformisnya meradang akut. Bila ditemukan massa
sebesar telur dan nyeri tekan pada daerah palpasi ini, menunjukkan adanya peradangan kronik
dan sudah teradi infiltrat atau disebut appendicular infiltrat.
3. Kelainan yang ditemuklan didaerah rektum ditentukan lokasinya sesuai dengan angka sebuah
jam, dimana titik yang paling ventral terhadap penderita adalah tempat angka 12, yang paling
dorsal adalah angka 6, angka 3 dan angka 9 masing-masing untuk titik yang paling lateral di kiri
dan kanan penderita. Bila ditemukan pada sarung tangan feses, perhatikan warna, adanya darah
dan lendir.

RANGKUMAN
a. Pemeriksaan fisik pediatrik memerlukan tehnik tersendiri, hal yang perlu diingat bahwa terdapat
metode pemeriksaan yang unik selama masa bayi atau tahun pertama kehidupan, masa kanak-
kanak awal (usia 1-4 tahun) serta pada masa kanak-kanak akhir (usia 5-12 tahun).
b. Pengkajian akan lebih mudah dilakukan apabila orangtua (bila hadir), dan pemeriksa sudah
terjalin hubungan lebih awal. Lakukan dengan terlebih dahulu melakukan pendekatan pada
orang tua mereka (orang yang terdekat dengan anak). Anak sering lebih mudah untuk didekati
apabila tercipta hubungan yang dekat dan ramah bila sudah terjalin susana ramah antara
pemeriksa dengan orang dewasa yang dikenal dan dipercayai anak.
c. Pemeriksaan daerah abdomen secara teliti dapat menemukan kelainan yang mungkin lebih
nyata pada anamnesis. Seperti hanya dengan pemeriksaan bagian tubuh yang lain, maka
pemeriksaan abdomen juga terdiri dari pemeriksaan inspkesi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Cara melakukan pemeriksaan abdomen yang baik, anak dalam posisi berbaring telantang dengan
lutut sedikit ditekuk (fleksi).

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 28


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
DAFTAR BACAAN LANJUT:
Augustinus, S.A. (1995). Pemeriksaan fisik physical assessment. Eds ke-4. Jakarta: Akademi
Perawatan Sint. Carolus Jakarta.

Bates, B. (1995). Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, E/2. (Alih bahasa Yasmin Asih).
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Habel, A. (1989). Segi praktis ilmu penyakit anak untuk pemula. (Alih bahasa Titi Sularyo). Churchill
Livingstone – Binarupa Aksara. Jakarta.

Engel, J. (1999). Pengkajian pediatrik. (Alih bahasa Teresa). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sodikin, (2011). Asuhan Keperawatan Anak Gangguan sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier,
Salemba Medika. Jakarta.

Sodikin, (2012). Keperawatan Anak Gangguan Pencernaa. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta,

Wong, DonnaL 1996. Wong and whaley clinical manual of pediatric nursing.4/E. Mosby Year Book.
Inc.

TES FORMATIF 2

Petunjuk:
a. Pilihlah jawaban pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) dari option A,
B, C, D, dan E.
b. Pilihlah option:
A. Bila 1, 2, 3 benar.
B. Bila 1 dan 3 benar.
C. Bila 2 dan 4 benar.
D. Bila 4 benar.
E. Bila semua benar atau salah.

c. Jawablah secara singkat dan jelas pada soal isian.

1. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat akan menyentuh (menjamah) anak pada pengkajian
fisik, adalah....
A. Menggunakan boneka-boneka.
B. Mulailah dari tangan (berjabat tangan).
C. Biarkan anak bermain dengan lampu senter, balon karet pada tensimeter, stetoskop dan
alat-alat yang lain.
D. Melalui permainan yang menggunakan sentuhan tangan (kaki) yang umum dikenal sering
kali sangat membantu.
E. Membuka baju dapat membingungkan anak, maka persilahkanlah orang tuanya, bila ada
untuk membukakan baju anak.

2. Titik McBurney berada pada kuadaran....


A. Lipatan inguinal.
B. Kuadaran kiri atas.
C. Kuadaran kiri bawah.
D. Kuadaran kanan atas.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 29


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
E. Kuadaran kanan bawah.

3. Posisi terlentang diatas meja penting untuk memeriksa bagian-bagian tubuh anak, kecuali....
A. Dada.
B. Genital.
C. Pinggul.
D. Rektum.
E. Abdomen.

4. Berikut yang berhubungan dengan pemeriksaan anus, hal-hal adalah....


1. Atur posisi anak telungkup, periksa bokong dan paha.
2. Periksa juga kulit sekitar daerah anus terhadap kemerahan dan ruam.
3. Pemeriksaan anus terhadap tanda-tanda, fisura (robek pada mukosa) hemoroid (penonjolan
berwarna hitam) prolapsus (penonjolan seperti tabung yang lembab), polip (penonjolan
merah terang), dan pertumbuhan ke luar yang kecil (skin tag).
4. Kelainan yang ditemuklan didaerah rektum ditentukan lokasinya sesuai dengan angka
sebuah jam, dimana titik yang paling ventral terhadap penderita adalah tempat angka 12,
yang paling dorsal adalah angka 6, angka 3 dan angka 9 masing-masing untuk titik yang
paling lateral di kiri dan kanan penderita.
5. Bila ditemukan pada sarung tangan feses, perhatikan warna, adanya darah dan lendir.

5. Palpasi hati dilakukan dengan tujuan untuk....


1. Menilai adanya pembesaran juga menilai konsistensi.
2. Menilai ada abses dapat ditentukan adanya fluktuasi atau tidak.
3. Menilai konsistensi, permukaan, tepinya ada tidaknya nyeri tekan.
4. Mengetahui jumlah arteri dan vena hepar.
5. Menilai konsistensi umbilikus.

6. Bising usus dikatakan normal bila terjadi setiap 10-30 detik dan bunyi yang dihasilkan adalah....
1. Bunyi ceklekan.
2. Bunyi berdeguk.
3. Bunyi keroncongan.
4. Timpanitik.
5. Flatness.

7. Bunyi abnormal bising usus dengan nada tinggi dapat ditemukan pada anak yang mengalami
keadaaan-keadaan berikut....
A. Diare.
B. Obstruksi.
C. Ileus paralitik.
D. Apendisitis.
E. Peritonitis.

8. Jelaskan secara singkat pedoman melakukan pemeriksaan fisik pada anak?.


9. Prinsip auskultasi di daerah abdomen adalah?.
10. Hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan palpasi abdomen adalah?.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 30


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Cocokanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang ada. Hitunglah jawaban yang
benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap
materi Kegiatan Belajar 2.

Tingkat Penguasaan Jumlah Jawaban Benar X 100%


10

Keterangan penguasaan: 90-100% = baik sekali


80-89% = baik
70-79% = cukup
<70 = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar 3. Bagus, tetapi jika masih di bawah 80%, berarti Saudara harus mengulangi materi
Kegiatan Belajar 2 terutama bagian yang belum dapat dikuasai dengan baik.

Jawaban dan penjelasan:


1. Jawaban benar (B) dan (D), oleh karena tidak jarang anak kecil menolak bahkan takut pada orang
yang masih asing yang akan menjamah (menyentuhnya)., maka mulailah dari tangan (berjabat
tangan), kemudian dilanjutkan dengan permainan yang menggunakan sentuhan tangan (kaki)
yang umum dikenal akan sering kali sangat membantu. (A) dapat membantu sebelum melakukan
pemeriksaan. (C) dan (E), dapat dilakukan pada saat memeriksa karena anak bermain dengan
lampu senter, balon karet pada tensimeter, stetoskop dan alat-alat yang lain. Dengan permainan
memperagakan cara auskultasi atau memeriksa telinga pada orang dewasa (orangtua) sering
dapat membantu. Membuka baju dapat membingungkan anak, maka persilahkanlah orang
tuanya, bila ada untuk membukakan baju anak. Bukalah satu demi satu kanjing bajunya biasanya
akan membina kerja sama.

2. Jawaban benar (E) suatu titik yang menunjukkan daerah nyeri tekan pada keadaan apendisitis
akut, terletak pada sepertiga lateral garis yang menghubungkan spina iliaca anterior dan
umbilikus (kuadaran kanan bawah).

3. Jawaban benar (A), karena untuk melakukan palpasi pada perut atau mendengarkan bunyi
jantung dengan cara berdiri dibelakang anak, tanpa dilihat oleh anak biasanya sering berhasil
dengan baik pada anak yang rewel. Jawaban bukan (B), (C), (D) ataupun (E) karena posisi untuk
berbagai bagian pemeriksaan selama masa bayi dan masa kanak-kanak awal tidak harus
mengikuti posisi seperti pemeriksaan pada orang dewasa yang dianjurkan. Beberapa bagian
dapat dilakukan sambil dipangku dengan posisi telentang duduk duduk. Posisi terlentang pada
pemeriksaan meja penting memeriksa abdomen, pinggul, genital, dan rektum serta mulut dan
telinga jika sukar kooperatif.

4. Jawaban benar (A), (B), (C), (D), dan (E), Pemeriksaan rektum tidak rutin dilakukan., pemeriksaan
derajat ini hanya terbatas pada mereka dengan keluhan saluran pencernaan bagian bawah atau
adanya nyeri abdomen. Cara memeriksa anak tidur terlentang dengan kaki dibengkokan
biasanya menggunakan jari kelingking dengan tangan memakai sarung tangan.Kelainan yang
ditemuklan didaerah rektum ditentukan lokasinya sesuai dengan angka sebuah jam, dimana titik

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 31


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
yang paling ventral terhadap penderita adalah tempat angka 12, yang paling dorsal adalah angka
6, angka 3 dan angka 9 masing-masing untuk titik yang paling lateral di kiri dan kanan penderita.
Bila ditemukan pada sarung tangan feses, perhatikan warna, adanya darah dan lendir.
5. Jawaban benar (A), karena selain untuk menilai adanya pembesaran usahakan juga menilai
konsistensi, permukaan, tepinya ada tidaknya nyeri tekan. Bila ada abses dapat ditentukan
adanya fluktuasi atau tidak. Mengukur besarnya dengan titikpersilangan linea mediana klavikula
dan arkus kosta kemudian dihubungkan dengan umbilikus. Selanjutnya prosesus xipoideus
dihubungkan dengan umbilikus. Dalam keadaan normal ½-1/3 sampai 5-6 tahun.

6. Jawaban benar (A), bising usus dikatakan normal bila terjadi setiap 10-30 detik dan dapat
terdengar bunyi berdeguk, bunyi ceklekan, dan bunyi keroncongan. Bunyi pekak (flatness)
diperoleh dengan perkusi yang normalnya ditemukan sepanjang batas iga kanan dan 1 sampai 3
cm di bawah batas iga dari hepar. Timpani normalnya terdengar di seluruh abdomen. Timpanik
terdengar di atas rongga yang berdinding tegang dan licin serta berisi udara dalam paru atau
lambung dan usus. Timpanik diperoleh dengan melakukan perkusi.

7. Jawaban benar (A), (B), (C), karena bunyi abnormal bising usus dengan nada tinggi dapat
ditemukan pada anak yang mengalami diare, gastroenteritis, atau dapat juga karena obstruksi,
sedangkan bising usus yang tidak terdengar menunjukkan peritonitis atau ileus paralitik.

8. Pedoman umum pengkajian fisik pada anak adalah....


a. Observasi, keseimbangan, jalannya, ketangkasan dan bicaranya biasanya dapat dinilai
dengan observasi secara tidak langsung sambil menjalankan anamnesis
b. Pendekatan pada anak, lakukan dengan terlebih dahulu melakukan pendekatan pada orang
tua mereka (orang yang terdekat dengan anak). Karena anak sering lebih mudah untuk
didekati apabila tercipta hubungan yang dekat dan ramah bila sudah terjalin susana ramah
antara pemeriksa dengan orang dewasa yang dikenal dan dipercayai anak.
c. Menjamah, mulailah dari tangan (berjabat tangan). Melalui permainan yang menggunakan
sentuhan tangan (kaki) yang umum dikenal akan sering kali sangat membantu.
d. Memeriksa, berlaku lemah lembutlah, mulailah dengan hal-hal yang mudah. Pemeriksaan
telinga, tenggorok atau pemeriksaan rektal dilakukan paling akhir. Prinsip untuk
pemeriksaan yang menimbulkan ketidak nyamanan dilakukan paling akhir.
e. Ukuran panjang (tinggi badan, berat badan, dan lingkaran kepala). Usahakan agar selalu
memperoleh ukuran-ukuran ini pada peta persentil. Selain itu untuk mempermudah
perawat dalam melakukan pemeriksaan terlebih dahulu diperlukan pemahaman terhadap
anatomi permukaan tubuh anak.

9. Prinsip auskultasi abdomen adalah:


Lakukan auskultasi terhadap bising usus dengan menekan bel dan diafragma stetoskop dengan
rapat di atas abdomen. Dengarkan diempat kuadran abdomen dan hitung bising usus di setiap
kuadran selama 1 menit penuh. Sebelum menetapkan bahwa bising usus tidak ada, perawat
harus mendengarkan minimal selama 5 manit. Bising usus dapat distimulasi, jika ada dengan
mengusap abdomen dengan ujung jari.

10. Hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan palpasi abdomen adalah:
Bila ada keluhan anak, nyeri pada area abdomen, lakukan palpasi pada area tersebut paling
terakhir.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 32


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Glosarium

Auskultasi Tindakan mendengarkan bunyi-bunyi di dalam tubu, terutama untuk menentukan kondisi
paru, jantung, pleura, abdomen dan organ-oragan lain, dan untuk mendeteksi kehamilan.

DDST (Denver Developmental Screening Test) dan DDST-R (Denver Developmental Screening Test
Revised) Bukan merupakan uji IQ, tetapi alat-alat perkembangan standar yang dapat digunakan
untuk anak-anak dari lahir sampai umur 6 tahun untuk menyaring kelambatan perkembangan. Uji ini
tidak menjelaskan mengapa terjadi kelambatan perkembangan.

Diastolik Dilatasi, atau periode dilatasi jantung, terutama ventrikel; diastole ini bersamaan dengan
jarak antara bunyi jantung kedua dan pertama; kuncupan jantung tambahan di antara dua kuncupan
yang biasa.

Eksudat dan tarnsudat Bahan, seperti cairan sel, atau debris selular, yang keluar dari dalam
pembuluh darah dan berkumpul dalam jaringan atau permukaan jaringan , biasanya terjadiakibat
radang. Eksudat, berbeda dengan transudat, ditandai dengan kandungan yang tinggi dari bahan
padat, sel-sel, atau protein dari sel

Ekstensi Gerakan yang meluruskan atau memperbesar sudut antara tulang atau bagian tubuh;
gerakan yang membuat bagian-bagian ekstremitas menuju atau berada dalam keadaan lurus.

Ekspirasi Gas (atau udara) yang dihembuskan; udara yang diehmbuskan dalam satu kali ekspirasi
disebut single expirate.

Fistula Saluran atau kumonikasi abnormal, biasanya antara dua organ dalam, atau berjalan dari satu
organ ke permukaan tubuh.

Hidrosefalus Keadaan yang ditandai dengan dilatasi ventrikel serebral, paling sering akibat obstruksi
jalur cairan serebrispinal, dan sertai oleh penimbunan cairan serebropsinal di dalam cranium; cairan
tersebut umumnya bertekanan tinggi, namun kadang dapat normal atau mendekati normal. Pada
anak-anak, dapat terjadi mendaului penutupan sutura tengkorak kepala dan secara tipikal ditandai
dengan pembesaran kepala, dahi menonjol, atrofi otak, deteriorasi mental, dan kejang. Pada dewasa
sindrom mencakup inkotinensia, ketidakseimbangan, dan dimensia. Dapat congenital atau didapat,
onset mendadak (acute hydrocephalus) atau progresif lambat (chronic atau primay hydrocephalus).
Disebut juga hydrocephaly, hydrencephaly, dan hydrencephalus.

Mikrosefali Pengecilan kepala yang abnormal, biasanya disertai dengan retardasi mental.

Macewen’s (cacked pot sound) Sir Willian Macewen, ahli bedah Skotlandia, 1848-1942. Pada
perkusi tulang tengkorak di belakang junction os. Frontale, temporale, dan parietale, terdapat nada
yang lebih bergema dari normal pada hidrosefalus interna dan abses cerebri. Disebut juga cracked-
pot sound dan cranial cracked-pot sound.

Nekrosis Hasil akhir perubahan-perubahan morfologis akibat kerja degradatif progresif enzim yang
mengindikasikan kemtaian sel; ini dapat mengenai kelompok sel atau bagian suatu struktur atau
suatu organ.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 33


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.
Palpasi Tindakan merasakan dengan tangan; penggunaan jari-jari tangan dengan tekanan ringan
pada permukaan tubuh untuk menetukan konsistensi bagian-bagian dibawahnya pada diagnosis fisik.

Sistolik Fase konstraksi pada siklus jantung yang berbeda dengan diastole; kuncupan jantung akibat
kontraksi otot jantung.

Stenosis pirolik Penyempitan pylorus karena jaringan parut yang terbentuk pada saat penyembuhan
ulkus doudeni.

Tanda trendelenburg Tes untuk menguji stabilitas sendi paha, khususnya kemampuan otot-otot
abductor sendi paha (gluteus medius dan minimus) guna menstabilkan pelvis pada femur. Umumnya,
jika salah satu tungkai di angkat dari tanah, pelvis akan miring ke atas pada sisi tersebut oleh kerja
otot-otot abductor sendi paha pada tungkai yang dipakai untuk berdiri. Jika kerjanya tidak efisien
(misalnya pada poliomyelitis, koksa vara yang berat dan dislokasi congenital sendi paha), otot-otot
abductor tersebut tidak mampu menahan pelvis dalam menyangga berat badan sehingga pelvis akan
iring ke bawah dan bukan ke atas.

Sodikin, M.Kes. Bagian Keperawatan Anak FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 34


Hanya Untuk Kalangan Sendiri.

Anda mungkin juga menyukai