Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
A. BALITA
1. Pengertian
Para ahli tumbuh kembang anak mengatakan bahwa periode 5 (lima)
tahun pertama kehidupan anak sebagai Masa Keemasan (golden period)
atau Jendela Kesempatan (window opportunity), atau Masa Kritis (critical
period). Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak (masa balita)
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada
otak manusia dan merupakan masa yang sangat peka bagi otak anak dalam
menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya.
Pada masa ini otak balita bersifat lebih plastis dibandingkan dengan
otak orang dewasa dalam arti anak balita sangat terbuka dalam menerima
berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan baik yang bersifat positif
maupun negatif. Sisi lain dari fenomena ini yang perlu mendapat
perhatian, otak balita lebih peka terhadap asupan yang kurang mendukung
pertumbuhan otaknya seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang
stimulasi dan kurang mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Oleh karena itu kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
memberi masukan dan nilai-nilai yang postiif, menghindari masukan yang
bersifat negatif dan sedapat mungkin memberikan asupan gizi yang
adekuat, memberikan stimulasi yang baik dan benar, serta memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik bagi anak. Mengingat masa 5 tahun
pertama merupakan masa yang relatif pendek dan tidak akan terulang
kembali dalam kehidupan seorang anak, maka para orang tua, pengasuh
dan pendidik harus memanfaatkan periode yang singkat ini untuk
membentuk anak menjadi bagian dari generasi penerus yangtangguh dan
berkualitas.
Tumbuh kembang optimal adalah tercapainya proses tumbuh
kembang yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan
mengetahui penyimpangan tumbuh kembang secara dini sehingga upaya-
upaya pencegahan, stimulasi dan penyembuhan serta pemulihannya dapat
dibenarkan dengan ini yang jelas sedini mungkin pada masa-masa peka
proses tumbuh kembang anak sehingga hasilnya dapat diharapkan akan
tercapai (Depkes RI, 2009).
Pada masa anak dibawah lima tahun, terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi eksresi.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung, dan terjadi pertumbuhan
serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf
dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan
antara sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk
pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun
apabila tidak di deteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan
mengurangi kualitas sumber daya manusia di kemudian hari (Depkes,
2012:9).
B. PERKEMBANGAN MOTORIK
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang
terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembanga refleksi dan
kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Selama 4 atau 5 tahun pertama
kehidupan pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar.
Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan
dalam berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya. Setelah
berumur 5 tahun, terjadi perkembangan yang besar dalam pengendalian
koordinasi yang lebih baik melibatkan kelompok otot yang lebih keil yang
digunakan untuk menggenggam, menangkap bola, menulis dan
menggunakan alat (Elizabeth B Hurlock, 2010 :151).
Umur 15 bulan merupakan puncak perkembangan motorik kasar dini,
yakni saat anak mulai berlari. Berkali tidak hanya sekedar berjalan cepat.
Saat berlari satu tungkai ke depan dan tungkai yang lain merentang ke
belakang. Kebanyakan anak dapat berjalan dengan gaya jalan dewasa dan
berlari dengan mantap sebelum akhir tahun ketiga (Soetjiningsih dan
Ranuh, 2013:29).
Perkembangan motorik yang terlambat berarti perkembangan motorik
yang berada di bawah normal umur anak. Akibatnya, pada umur tertentu
anak tidak menguasai tugas perkembangan yang diharapkan oleh
kelompok sosialnya. Banyak penyebab terlambatnya perkembangan
motorik, sebagian dapat dikendalikan sebagiannya lagi tidak. Akan tetapi,
keterlambatan lebih sering disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk
mempelajari keterampilan motorik, perlindungan orang tua yang
berlebihan, atau kurangnya motivasi anak untuk mempelajarinya.
Pengaruh perkembangan motorik yang terlambat berbahaya bagi
penyesuaian sosial dan pribadi anak yang baik. Alasannya ada dua.
Pertama, hal itu menimbulkan akibat yang tidak menguntungkan konsep
diri anak. Akibatnya sering menimbulkan masalah prilaku dan emosi.
Sehingga pada saatn anak berusaha mencapai kemandirian ternyata gagal
dan pada saatnya harus bergantung pada bantuan orang lain, mereka
menjadi putus asa. Kedua, keterlambatan perkembangan motorik
berbahaya karena tidak menyediakan landasan bagi keterampilan motorik.
Apabila upaya mempelajari keterampilan terlambat karena terlambatnya
peletakan landasan bagi keterampilan itu, maka akan menimbulkan
kerugian pada saat mereka mulai bermain dengan anak lainnya
(Perkembangan Anak, 2010 : 165).
Orang tua dan pengasuh perlu mengetahui tahapan perkembangan
anak, apakah perkembangannya berlangsung normal atau ada
penyimpangan. Bilamana orangtua menurigai anaknya mengalami
penyimpangan perkembangan atau terlambat berkembang dibandingkan
dengan usainya maka dapat segera memeriksakan anaknya ke fasilitas
kesehatan sehingga dapat ditanggulangi secara dini (Marmi, S.ST dan
Kukuh Rahardjo, 2015).
Umur 12-18 bulan anak seharusnya sudah mampu melakukan :
1. Berdiri tanpa berpegangan
2. Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.
3. Berjalan mundur 5 langkah
F. KOMPLIKASI
1. Gangguan Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh kelainan tonus otot
atau penyakit neuromskular. Penyakit neuromuskular seperti muscular distrofi
memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan.
2. Reterdasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ <
70) yang menyebabkan ketidakmampuan indvidu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan perkembangan anak yaitu :
1. Skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
2. Melakukan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh kembang
3. Selalu beritahu ibu setiap hasil dari pemeriksaan
4. Selalu puji apapun hasil akhir pada pemeriksaan untuk memotifasi anaknya
5. Anjurkan ibu untuk rajin menstimulasi anaknya
6. Menganjurkan ibu untuk mengawasi perkembangan anaknya
7. Beritahu ibu menu bergizi seimbang untuk menunjang tumbuh kembang
anaknya.