Anda di halaman 1dari 11

TUMBUH KEMBANG ANAK

1.1 Pemahaman Tumbuh Kembang Anak


Proses pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan fase dimana anak-anak
memperoleh banyak sekali stimulus yang dapat merubah bentuk fisik dan psikologi anak.
Perubahan tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan yang dapat diamati perkembangannya
oleh orang tua. Dari pertumbuhan dan perkembangan yang baik maka akan didapat pula
tumbuh kembang anak yang baik sesuai dengan kriteria pada tahapan usia yang dilalui.
Secara etimologi tumbuh kembang merupakan dua istilah kata yang saling berkaitan
satu dengannya yang lainnya. Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya
“Perkembangan Anak Jilid 2” memberikan makna pertumbuhan merupakan aktivitas
perubahan secara kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Anak tidak saja menjadi
besar secara fisik, tapi ukuran dan struktur organ dalam tubuh dan otak meningkat.
Akibatnya ada pertumbuhan otak, anak tersebut memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
belajar, mengingat dan berpikir. (Hurlock, 1978)
Sedangkan menurut J. Agoes Achir perkembangan sendiri adalah aktivitas yang
berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif, yaitu perubahan–perubahan psikofisis
yang merupakan hasil dari proses pematangan fungsi–fungsi yang bersifat psikis dan fisik
pada diri anak secara berkelanjutan, yang ditunjang oleh faktor keturunan dan faktor
lingkungan melalui proses maturation dan proses learning. Maturation berarti suatu proses
penyempurnakan, pematangan dari unsur-unsur atau alat-alat tubuh yang terjadi secara alami.
Proses learning merupakan proses belajar, melalui pengalaman pada jangka waktu tertentu
untuk menuju kedewasaan.(Drs. J. Agoes Achir, 1979)
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang dimulai dari usia 0-6 tahun, merupakan
fase terpenting dalam proses tumbuh kembang anak, dimana pada usia tersebut anak-anak
memliki rasa ingin tahun yang sangat besar ditandai dengan benda-benda yang ingin anak-
anak tersebut coba dengan cara memasukkannya kedalam mulut dan kemudian anak-anak
juga sering bertanya terkait keadaan yang ada disekitarnya.
Aktivitas anak-anak dan lingkungannya secara langsung dapat
menumbuhkembangkan pemahaman anak tentang keadaan yang terjadi disekitarnya, hal ini
penting diketahui oleh orang tua karena sebagai orang tua perlu mengetahui ketentuan
sebagai berikut:(Evita Aurilia Nadira, 2021).
1. Memahami pola kehidupan normal selama tumbuh kembang.
2. Memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang.
3. Melakukan usaha untuk menjaga dan memaksimalkan tumbuh kembang fisik,
mental, dan kemampuan sosial emosional.
4. Melakukan skrining terhadap adanya kelainan tumbuh kembang dengan
melakukan skrining secara rutin dan dapat melakukan assessment yang dapat
dipergunakan untuk menegakkan diagnosis dan mencari penyebab.
5. Melakukan tatalaksana yang berkesinambungan terhadap adanya suatu masalah
yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak dan dapat melakukan pencegahan.

1.2 Konsep Tumbuh Kembang Anak


1.2.1 Masa Pranatal (Sebelum Kelahiran)
Proses perkembangan dan pertumubuhan anak tidak hanya dimulai dari masa
kelahiran anak terserbut, namun sudah dimulai sejak orang tua mempersiapkan
kehamilannya. Hal ini penting dikarena persiapan yang maksimal mampu mengurangi
dan bahkan menghilagkan gangguan-gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
calon anak yang sedang dikandung atau lebih dikenal dengan masa Pranatal.
Tahap pranatal merupakan awal dan penentu tahapan perkembangan berikutnya.
Setiap hari selama 9 bulan 10 hari perkembangan pranatal sangatlah penting untuk
menghasilkan bayi yang sehat. Gen yang diturunkan ayah dan ibu bayi menentukan
semua ciri-ciri fisik dan juga kelainan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa watak
mungkin mempunyai dasar biologis. Kesehatan ibu dan asupan gizinya, baik sebelum dan
selama kehamilan, sangat berpengaruh terhadap kelahiran bayi yang sehat. Dukungan
perhatian dari ayah dan ibu selama masa kehamilan juga mendorong perkembangan calon
bayi. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi setiap calon orang tua untuk mengetahui
pola perkembangan pra kelahiran yang normal, beserta praktik yang mendukung dan
harus dilakukan selama proses kehamilan.(Aprilia, 2020)
Periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik,
emosi, dan mental bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan antara bayi dan
orang tua dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang, terutama yang berkaitan
dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan. Masa prenatal memiliki 6
ciri penting, diantaranya 1) terjadinya pembauran sifatsifat yang diturunkan oleh kedua
orang tua janin, 2) pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu, 3) kepastian jenis kelamin,
4) pertumbuhan cepat, 5) mengandung banyak bahaya fisik dan psikis, dan 6) membentuk
sikap-sikap yang baru diciptakan.(Marliani, 2015)
Menurut Kartini Kartono dalam bukunya “Psikologi Anak (Psikologi
Perkembangan)” mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
bayi prenatal adalah sebagai berikut:(Kartono, 1995)
1. Faktor Genetik
Perkembagan anak sebelum dilahirkan (Pranatal) ini merupakan awal sel-sel
kehidupan anak dimulai yang disebut dengan kromosom-kromosom yang
terdiri dari beribu-ribu subtasi atan gen-gen. Sifat-sifat gen inilah yang
kemudian akan menentukan potensialitas genetik seseorang. Hanya ada satu
dari senih sel yang sudah dibuahi itu berisikan sekitar 46 kromosom yang
terdiri atas 23 pasang kromosom.
Sel-sel benih dari masing-masing orang tua terdiri atas jumlah pasangan
kromosom yang sama, akan tetapi hanya satu dari setiap pasang yang bertemu
dalam proses pembuahan. Maka proses reduksi (penyusutan) jumlah
kromosom-kromosom dari sel sperma (sel pria)dan sel telur (sel wanita/ibu)
menjadi separuhnya itu disebut sebagai pemisahan reduktif. Jadi, separuh
kromosom-kromosom bibit manusia itu diterimahnya dari ayah, dan
separuhnya lagi dari ibu. Dari proses ini nantinya juga dapat memungkinkan
bahwa kromosom yang diterimah seorang bayi hanya diterimahnya dari pihak
ayah sepenuhnya atau sebaliknya dari pihak ibu.
2. Kondisi Fisik Ibu Hamil
Pada rahim seorang ibu janin dapat dipastikan mendapatkan perlindungan
yang aman dan nyaman bila dilihat sekilas oleh mata, tetapi hal ini tidak
berlaku bagi seorang ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit serius dan
biasanya tidak dimungkinkan untuk mengandung. Secara kesehatan fisik juga
dapat berdampak buruk bagi si calon bayi, hal ini biasa terjadi pada wanita
yang memiliki kondisi rahim lemah. Jika rahim seorang ibu itu lemah,maka
tidak bisa dipastikan secara benar bahwa si calon bayi akan berkembang
dengan semestinya. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan perawatan
secara itensif kepada seorang ibu untuk kebaikan dan kesempurnaan si calon
bayi.
3. Pentingnya Informasi Kehamilan
Di zaman yang sudah canggih ini banyak para wanita karier (bekerja) yang
terkadang sangat sulit untuk membagi waktu untuk konsultasi kepada dokter
kandungan yang menanganinya. Lewat beberapa info yang terdapat di
beberapa aplikasi HP wanita jadi lebih mudah untuk menemukan info tentang
perkembangan si calon bayi. Informasi perkembangan bayi tidak boleh sampai
disepelekan begitu saja, karena tidak semua bayi mengalami pertumbuhan
yang sama.
4. Makanan dan Minuman
Ibu yang sedang hamil sangat di anjurkan makan makanan yang sehat dan
bergizi supaya ibu dan bayi yang ada di dalam kandungannya terpenuhi
gizinya dan menjadi bayi yang sehat. Ibu hamil juga tidak boleh minum
minuman yang mengandung alkohol dikhawatirkan akan mengancam
kesehatan bayinya.
Faktor-faktor tersebutlah yang mempengaruhi awal perkembangan dan
pertumbuhan bayi yang nantinya akan mempengaruhi juga perkembanganya menjadi
manusia dikemudian hari.
1.2.2 Masa Postnatal (Sesudah Kelahiran)
Post-natal yaitu disebut sebagai masa setelah kelahiran atau masa di mana bayi lahir.
Setelah bayi lahir, bayi akan mengalami perkembangan yang meliputi 1) masa bayi, 2)
masa awal anak-anak, 3) masa pertengahan dan akhir anak-anak, 4) masa remaja, 5) masa
awal dewasa, 6) masa akhir dewasa dan sampai masa tua. (Papalia, 2010)
Saat masa postnatal (setelah kelahiran) akan mengalami masa neonatus yaitu masa di
mana dimulainya pada saat lahir dan berakhir pada minggu kedua setelah bayi dilahirkan,
dan masa partunatus di mana dimulai pada saat bayi lahir sampai dipotong tali pusat.
Setelah tali pusat dipotong bayi masuk dalam masa neonatus, maka masa partunatus
terjadi sangat pendek sehingga dalam masa partunatus dianggap sebagai masa neonatus
saja. Menurut Soesilowindradini menyatakan bahwa hal-hal yang memengaruhi
penyesuaian neonatus yaitu:(Evita Aurilia Nadira, 2021)
1. Masa prenatal Kesehatan ibu dan emosional ibu selama masa kehamilan sangat
memengaruhi bayi untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Apabila emosional
ibu baik hal ini akan berdampak baik bagi seorang bayi sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan cepat dan baik.
2. Kelahiran Bayi dapat menyesuaikan diri tergantung pada kelahiran, bayi yg
dilahirkan secara normal biasanya dapat menyesuaikan diri lebih cepat dalam
kehidupan postnatal.
3. Prematuritas Bayi dikatakan prematur apabila bayi lahir sebelum waktunya, bayi
yang lahir prematur akan mengalami masalah dalam masa postnatal.
4. Sikap orangtua Cepat atau lambat seorang bayi menyesuaikan diri setelah lahir
tergantung dari orangtua utamanya adalah ibu, apabila kesehatan ibu terganggu maka
akan berdampak pada bayi yang dilahirkan sehingga akan memengaruhi ibu dalam
mengurus bayinya, orangtua yang baru pertama kali melahirkan akan merasa
khawatir dan bingung dalam menghadapi bayi sehingga bayinya akan merasa tidak
nyaman dan tidak tenang.
Menurut (Yudrik Jahja, 2011) Faktor yang memengaruhi perkembangan pada masa
postnatal diantaranya yaitu:
1. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan dapat
memengaruhi perkembangan anak. Ibu yang tidak memiliki pengetahuan tentang cara
mengasuh anak akan memiliki dampak kurang baik juga bagi anaknya. Begitu juga
sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan tentang mengasuh anak akan memiliki
dampak yang baik juga bagi seorang anak.
2. Gizi
Makanan yang bergizi sangat diperlukan dalam tumbuh kembang anak, makanan bergizi
adalah makanan yang banyak mengandung zat besi, karbohidrat, vitamin, protein dll.
Kebutuhan makanan bergizi harus diberikan dalam jumlah dan porsi yang cukup dan
sesuai. Apabila pemberian gizi tidak tercukupi maka akan memberikan efek yang buruk
bagi tumbuh kembang anak.
3. Budaya lingkungan
Kehidupan masyarakat sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Memperhatikan
kebiasaan lingkungan sekitar supaya anak dapat tumbuh dengan pola hidup yang sehat.
4. Status sosial ekonomi
Sosial ekonomi dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apabila
status ekonomi di dalam keluarga tinggi secara otomatis kebutuhan anak dapat terpenuhi,
namun apabila status ekonomi keluarga rendah secara otomatis kebutuhan anak tidak
terpenuhi.
5. Lingkungan fisik
Keadaan lingkungan yang kurang sehat seperti kebersihan yang tidak terjaga, sinar
matahari yang kurang, dan polusi udara yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan
anak.
6. Lingkungan pengasuh
Lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam mengasuh anak, lingkungan
yang baik akan mempererat hubungan interaksi ibu dan anak. Hubungan antara ibu dan
anak akan menumbuhkan keakraban yang pada akhirnya anak akan lebih erbuka kepada
orangtua sehingga anak akan mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
7. Stimulasi
Stimulasi sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak, untuk merangsang stimulasi
anak orangtua dapat diberikan mainan, serta melibatkan ibu dan keluarga dalam setiap
kegiatan anak. Stimulasi yang didapatkan anak akan lebih terarah dan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
8. Olahraga dan latihan fisik
Olahraga dapat mempercepat perkembangan anak dikarenakan dapat meningkatkan
sirkulasi darah dan meningkatkan pertumbuhan otot serta sel supaya anak tidak mudah
terjangkit suatu penyakit.
1.3 Klasifikasi Tumbuh Kembang Anak
Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu:(Wahyuni, 2018)
1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terdiri atas masa prenatal mulai masa embrio
(mulai konsepsi sampai 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), serta masa
pascanatal mulai dari masa neonates (0-28 hari), masa bayi (29 hari – 1 tahun), masa
anak (1-2 tahun), masa prasekolah (3-6 tahun).
2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas masa sekolah (6-12 tahun) dan
masa remaja (12-18 tahun).
1.4 Teori-Teori Tumbuh Kembang Anak
1.4.1 Teori Tumbuh Kembang Sidmund Freud
Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah sadar dan pakar
psikoanalisis. Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah yang menekankan pentingnya arti
perkembangan psikososial pada anak. Freud menerangkan bahwa berbagai problem yang
dihadapi penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami
perkembangan psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang dilakukannya adalah untuk
menelusuri akar gangguan jiwa yang dialami penderita jauh kemasa anak, bahkan kemasa
bayi. Freud membagi perkembangan menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat dilalui
oleh setiap individu dalam perkembangan menuju kedewasaan. Adapun tahap
perkembangan menurut Freud adalah; (Wahyuni, 2018)
1. Fase oral (0-1 Tahun)
Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasan
saat mendapatkan ASI, kepuasan bertambah dengan aktivitas mengisap jari dan
tangannya dan benda-benda sekitarnya.
2. Fase anal (2-3 Tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran faces. Pusat kenikmatan pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplindan bertanggungjawab.
3. Fase falik (3-4 Tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki-laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh
sentral bila menghadapi persoalan. Kedekatan anak laki-laki pada ibunya
menimbulkan gairah seksual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4. Fase laten (4-5 Tahun)
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak-anak mencari
teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figure (role model) sesuai jenis
kelamin dari orang dewasa.
5. Fase genital
Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan
rasa cinta dengan berbeda dengan jenis kelamin.
1.4.2 Teori Tumbuh Kembang Erik Erikson
Erikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy. Ia
mengungkapakan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan
fisis, dan ada interaksi antara perkembangan fisis dan psikologis. Ia melihat adanya suatu
keteraturan yang sama antara perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisis.
Erikson membagi perkembangan manusi dari awal hingga akhir hayatnya menjadi 8
fase dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan pada setiap fase. Lima fase pertama
adalah saat anak tumbuh dan berkembang. (Wahyuni, 2018)
a. Masa Bayi
Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi interaksi sosial
yang erat antara ibu dan anak yang menimbulkan rasa aman dalam diri si anak.
Dari rasa aman tumbuh rasa kepercayaan dasar terhadap dunia luar.
b. Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini kira-kira sejajar
dengan fase anal. Pada masa ini anak sedang belajar untuk menegakkan
kemandiriannya namun ia belum dapat berfikir, oleh karena itu masih perlu
mebdapat bimbingan yang tegas. Psikopatologi yang banyak ditemukan sebagai
akibat kekurangan fase ini adalah sifat obsesif-kompulsif dan yang lebih berat
lagi adalah sifat atau keadaan paranoid.
c. Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak pada umur
ini sangat aktif dan banyak bergerak. Ai mulai belajar mengembangkan
kemampuannya untuk bermasyarakat. Inisiatifnya mulai berkembang pula dan
bersama temannya mulai belajar merencanakan suatu permainan dan
melakukannya dengan gembira.
d. Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai
memasuki sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha merebut perhatian
dan penghargaan atas karyanya. Ia belajar untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan padanya, rasa tanggung jawab mulai timbul, dan ia mulai senang
untuk belajar bersama. e. Masa Remaja Identitas diri vs kebingungan akan peran
diri. Pada sekitar umur 13 tahun masa kanak-kanak berakhir dan masa remaja
dimulai. Pertumbuhan fisis menjadi sangat pesat dan mencapai taraf dewasa.
Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain. Nilai-nilai dianutnya mulai
diaragukan lagi satu per satu.
1.4.3 Teori Tumbuh Kembang Menurut Piaget
Piaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Seperti
juga Freud, Piaget melihat bahwa perkembangan itu mulai dari suatu orientasi yang
egosentrik, kemudian makin meluas dan akhirnya memasuki dunia sosial. Piaget membagi
perkembangan menjadi empat fase: (Wahyuni, 2018)
a. Fase sensori-motor
b. Fase praoperasional
c. Fase operasional konkrit
d. Fase operasional formal
Setiap tahapannya dapat dijelasakan sebagai berikut:
a. Fase Sensori-motor (0-2 tahun)
Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat terpusat pada
diri sendiri. Oleh karena itu kebutuhan pada fase ini bersifat fisik, fungsi ini
menyebabkan si anak cepat menguasainya dan dibekali dengan keterampilan
tersebut melangkah ke fase berikutnya.
b. Fase Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase intuitif. Fase pra
konseptual (2-4 tahun). Disini anak mulai mengembangkan kemampuan bahasa
yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan bermasyarakat dengan dunia
kecilnya. Fase intuitif (4-7 tahun) anak makin mampu bermasyarakat namun ia
belum dapat berfikir secara timbal balik. Ia banyak memperhatikan dan meniru
perilaku orang dewasa.
c. Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase sebelumnya menjadi
mantap. Ia mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya dan
belajar menerima pendapat yang berbeda dari pendapatnya sendiri.
d. Fase Operasional Formal (11-16 tahun)
Pada fase akhir ini kemampuan berfikir anak akan mencapai taraf kemampuan
berfikir orang dewasa. Tercapainya kemampuan ini memungkinkan remaja untuk
masuk ke dalam dunia pendidikan yang lebih kompleks, yaitu dunia pendidikan
tinggi.
Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud, Erikson, dan Piaget,
maka kita dapat melihat bagaimana para pakar tersebut mempelajari perkembangan anak
dari sudut yang berbeda namun semuanya sepeandapat bahwa:(Wahyuni, 2018)
1. Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang dimulai dari
beberapa hal sederhana, dan terus berkembang menjadi semakin kompleks.
2. Timbulnya gangguan jiwa disebabkan oleh adanya kegagalan disalah satu fase
untuk menyelesaikan suatu tugas perkembangan tertentu.
3. Adanya kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dari pihak anak sendiri.

Daftar Pustaka
Aprilia, W. (2020). Perkembangan pada masa pranatal dan kelahiran. Yaa
Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 40–55.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/YaaBunayya/article/download/6684/4246
Drs. J. Agoes Achir. (1979). Perkembangan Anak dan Remaja. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Normalisasi Kehidupan Kampus.
Evita Aurilia Nadira, dkk. (2021). Tumbuh Kembang Anak (Abdul Karim (ed.)).
Yayasan Kita Menulis.
Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan anak Jilid 2 (6th ed.). Erlangga.
Kartono, K. (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Mandar Maju.
Marliani, R. (2015). Psikologi Perkembangan. Pustaka Setia.
Papalia, D. (2010). Human Development (Psikologi Perkembangan),. Kencana.
Wahyuni, C. (2018). Panduan Lengkap Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun.
Yudrik Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan,. Kencana.

Anda mungkin juga menyukai