Anda di halaman 1dari 11

KESEHATAN DAN GIZI ANAK

1.1 Pengertian
Keadaan sehat menurut WHO adalah situasi utuh secara fisik, jasmani, mental, dan
sosial serta keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Sedangkan menurut
Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 mendefinisikan Kesehatan adalah
keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial, yang memungkinkan seorang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi.(Nurul Wahidiyah, 2020)
Sementara gizi menurut Dr. I.K.G. Suandi, Spa. adalah sebuah proses yang dialami
kehidupan, khsusnya pada tumbuh kembang seorang anak. Mengapa dikhususkan pada anak?
Karena kebutuhan gizi diperlukan sejak dini sehingga prosesnya dimulai sejak masa anak-
anak. Oleh karena itu, gizi harus dipenuhi sejak dini, agar seorang manusia bisa berkembang
dengan baik dan berdampak pada masa depannya. (Admisi Husada Borneo, 2022)
Kesehatan dan gizi merupakan 2 hal yang berbeda namun, dalam implementasinya
dalam tumbuh kembang anak kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Perilaku menjaga
kesehatan yang salah satunya adalah dengan menjaga asupan gizi pada anak khususnya
diusia dini.
Perkembangan kesehatan pada anak usia dini dapat digambarkan dengan ciri-ciri
sebagai berikut: (Muhammad Hasbi, 2020)
1. Tumbuh kembang anak sesuai dengan usia.
2. Postur tubuh tegak dan padat.
3. Rambut, kulit, dan kuku bersih dan sehat.
4. Nafsu makan baik dan buang air (BAB) teratur.
5. Bergerak dan bereaksi aktif, berbicara lancer sesuai dengan usia.
6. Tidur nyenyak dalam waktu yang cukup.
1.2 Prilaku Orang Tua Dalam Menjaga Kesehatan dan Gizi Anak
Pengaruh terbesar dalam menjaga kesehatan dan gizi anak adalah orang tua. Oleh
karena itu, sebagai orang tua perlu mengetahui sejak dini mengenai perlakuan yang sesuai
dalam menjaga kesehatan dan gizi anak.
Berikut perilaku orang tua yang dapat diikuti dalam menjaga kesehatan dan gizi
anak:(Muhammad Hasbi, 2020)
1. Memenuhi Asupan Nutrisi Anak
Nutrisi pada anak diberikan dengan memperhatikan fase tumbuh kembang
anak. Tidak dibenarkan bila tumbuh kembang (gemuk) dianggap hal yang
menyehatkan, namun yang terjadi adalah nutrisi yang masuk kedalam tubuh anak
tidak seimbang. Kata Nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih
dikenal dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan yang
menyehatkan. 2 Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan makanan yang
dikonsumsi.(Rahmi, 2020)
Nutrisi yang baik bagi anak yang baru dilahirkan (Bayi) adalah air susu
ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Di dalamnya terkadung
protein, lemak, vitamin, karbohidrat, kalsium, dan zat besi yang lebih mudah
diserap oleh bayi (Muhammad Hasbi, 2020). Pemberian ASI juga telah ditegaskan
oleh pemerintah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Asi Susu Ibu Eksklusif. Pasal 1 ayat 2 menjelaskan tentang Asi
Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain.
Namun dalam kondisi tertentu pemberian ASI dapat digantikan dengan
susu formula dengan catatan telah berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Hal
ini dikarenakan bayi lahir secara premature atau beberapa kelainan langka yang
membuat bayi tidak dapat mencerna ASI.
Pada usia bayi memasuki 6 – 24 bulan nutrisi yang dapat dikonsumsi bayi
tidak lagi hanya berasal dari ASI, namun dapat ditambahkan makanan lain atau
yang lebih dikenal dengan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-
ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar
makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik
Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi
yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara
terus menerus, dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi
kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang
didapatkan dari ASI .Pemberian MP-ASI pemulihan sangat dianjurkan untuk
penderita KEP, terlebih bayi berusia enam bulan ke atas dengan harapan MP-
ASI ini mampu memenuhi kebutuhan gizi dan mampu memperkecil kehilangan
zat gizi.(Mufida et al., 2015)
WHO juga merekomendasikan MP-ASI kepada bayi dengan ciri-ciri
berikut:(Rahmi, 2020)
a. Bayi sudah dapat duduk dengan leher tegak dan mengangkat kepala
tanpa dibantu.
b. Kemampuan motorik sudah baik, bisa meraih dan menggenggam
makanan dan memasukkannya ke mulut.
c. Bayi terlihat lapar dan tertarik pada makanan.
Perkembangan makanan yang dikonsumsi oleh anak terutama pada usia
dini oleh Pemerintah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 41
Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Gizi seimbang sendiri adalah
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau
berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal
untuk mencegah masalah gizi.
Rekomendasi pemerintah dalam memeuhi gizi seimbang dilakukan
dengan mencanangkan sepuluh (10) pedoman gizi seimbang yaitu:(Rahmi, 2020)
1. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal.
2. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.
3. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
4. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.
5. Biasakan membaca label pada kemasan pangan.
6. Banyak makan buah dan sayur.
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman.
8. Biasakan sarapan pagi.
9. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok.
10. Batasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak.
2. Menjaga Kebersihan Anak
Menajaga perilaku kebersihan anak merupakan hal yang sangat penting,
dimana anak dapat mengenali prilaku kesehariannya untuk tetap menjaga
kebersihannya. Anak usia dini memiliki kemampuan belajar cepat, menurut
Alwisol dalam teorinya modelling Bandura anak belajar dari bagaimana orang
dewasa memperlakukan mereka. Anak usia dini belajar melalui pengamatan
mereka terhadap suatu kegiatan yang dilakukan orang tua atau gurunya. Anak usia
dini belajar dari apa yang mereka dengar dari orang tua dan orang-orang dewasa
di sekitar lingkungan mereka. Anak usia dini akan meniru kegiatan orang tua
sehingga mereka memperoleh pengalaman tentang suatu kegiatan. Jika orang tua
membiasakan perilaku sehat sejak dini, maka anak pun akan terbiasa dengan
perilaku sehat tersebut. Misalnya, orang tua membiasakan anak untuk membuang
sampah pada tempatnya, maka kebiasaan tersebut akan dimiliki anak sampai
tahap perkembangan selanjutnya. (Astuti, 2016)
Notoatmodjo menjelaskan bahwa perilaku kesehatan (healthy behavior)
diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan
seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata
lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang
dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable),
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan
kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah
kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan.(Notoatmodjo, 2007)
Dalam perkembangannya anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang
sangat tinggi, karena itu ia akan menyentuh apa saja yang dilihat dan ditemukan.
Menjaga prilaku kesehatan juga perlu diimbangi dengan kebersihan lingkungan.
Berikut prilaku kesehatan yang dapat dilakukan anak-anak usia dini:
(Kridalaksana, 2021)
1. Menjaga kebersihan badan
Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
a. Mandi dua kali sehari
b. Menggosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur
c. Memotong dan merapikan rambut
d. Memotong kuku jari tangan dan kaki
e. Membersihkan lubang hidung
f. Membersihkan lubang teliga
g. Membiasakan mencuci tangan
2. Menjaga kebersihan pakaian
a. Mencuci dengan deterjen
b. Merapikan dengan disertrika
c. Memakai sesuai keperluan
d. Meletakkan pakaian kotor sesuai tempatnya
3. Menjaga kebersihan rumah
a. Menyapu lantai
b. Mengepel lantai
c. Membersihkan pintu dan jendela
d. Menyapu halaman
e. Menyiram tanaman
f. Membersihkan kamar mandi
g. Membersihkan saluran air
4. Menjaga kebersihan lingkungan
a. Membuang sampah pada tempatnya
b. Tidak mengotori sungai
c. Tidak merusak fasilitas umum
d. Tidak menebang pohon sembarangan
e. Kerja bakti membersihkan lingkungan
5. Menjaga kebersihan makanan dan minuman
a. Tidak jajan sembarangan
b. Menghindari makanan dan minuman yang mengandung bahan
pengawet, pewarna, dari baha kimia berbahaya, dan zat-zat
berbahaya lainnya.
c. Perhatikan label atau tanggal kadaluarsa sebelum dikonsumsi
d. Mengharuskan makanan dan minuman diperoleh dengan cara yang
baik
6. Mengajak Anak Aktif Bergerak
Meninjau pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
pembahasannya dibagi menjadi 4 fase yakni, masa bayi (0-12bulan), masa batita
(13 bulan-36 bulan): masa usia prasekolah (37 bulan-6 tahun) dan masa SD kelas
awal (6-8 tahun). (Nugraha, 2015)
Aktivitas gerak anak membawa mereka untuk mejelajahi lingkungan dan
mengembangkan kemampuan kognitifnya. Selama tahun-tahun awal anak
menghabiskan banyak waktu berinteraksi dengan lingkungan melalui aktifitas
gerakan seperti bergerak pelan-pelan, merangkak, berjalan, dan melompat. Pada
masa ini penting untuk menguasai perkembangan keterampilan gerak dasar anak.
Menurut Clark melihat keterampilan gerak dasar sebagai “pola pokok koordinasi
yang kemudian mendasari kemahiran gerakan”. Hal ini penting karena menjadi
dasar pola gerak yang lebih penting.(Syahrial, 2015)
Keterampilan gerak dasar sendiri dibagi kedalam tiga hal, yang dijabarkan
dalam tabel berikut:
Keterampilan Keterampilan Keterampilan Manipulatif
Lokomotor Keseimbangan
1. Berjalan 1. Bergulir lurus 1. Lembaparan bawah
2. Mencongklang kesamping 2. Lemparan atas
3. Loncat Tali 2. Bergulir ke samping 3. Lemparan samping
4. Lompat dengan 3. Bergulir ke dapan 4. Menangkap
injakan 4. Bergulir kebelakang 5. Menggelindingkan
5. Meluncur 5. Memutar 6. Memantulkan
6. Berlari 6. Peregangan 7. Menangkap dan
7. Mengelak 7. Gerakan meliuk menggulirkan bola
8. Meloncat-loncat 8. Melompat mendarat 8. Mengover dan
9. Lari diiringi dengan 9. Keseimbangan menangkap
melompat 10. Kemampuan 9. Memukul
10. Lompat tinggi tegak merubah arah 10. Menembak
11. Lompat tinggi jarak 11. Menendang bola yang
jauh dilambungkan
12. Menendang
13. Menggiring bola
14. Menjebak
Aktivitas dasar (gerak dasar) anak usia dini tentu membawa manfaat yang
baik bagi anak, terutama dalam perkemabangan dan pertumbuhannya. Manfaat ini
dapat dikualifikasikan sebagai berikut:(Muhammad Hasbi, 2020)
1. Metabolisme tubuh akan lebih baik
2. Tidur malam yang lelap
3. Nafsu makan meningkat
4. Daya tahan tubuh lebih kuat
5. Melatih kemampuan bersosialisasi anak
Untuk orang tua selaku pendamping anak didalam keluarga dalam
melukan aktivitasnya maka rekomendasi yang diberikan oleh Muhammad Hasbi
dalam buku Menjaga Kesehatan Anak Usia Dini yakni dengan 1) Cari aktivitas
fisik favorit anak. 2) Jadilah contoh bagi anak. 3) Batasi televisi dan gawai. 4)
Kadang ada kondisi yang membatasi aktivitas fisik keluarga. Hal ini sangat
penting bagi orang tua karena, anak perlu diberikan aktivitas gerak yang memadai
agar perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan kubutuhan fisik dan juga
psikis.
7. Mematuhi Jadwal Imunisasi Anak
Bayi yang baru lahir memiliki kekebalan yang pasif, yakni antibodi yang
didapat dari ibu saat bayi masih dalam kandungan. Namun ini sifatnya hanya
sementara yakni beberapa minggu atau bulan saja. Oleh karena itu perlu yang
namanya imunisasi,
Imunisasi sendiri adalah upanya pencegahan penyakit menular dengan
memberikan vaksin sehingga terjadi imunitas (kekebalan) terhadap penyakit
tersebut. Imunisasi juga merupakan proses dimana tubuh membetuk antibodi
merujuk pada vaksi yang diberikan. Hal ini menjadi sangat penting apabila kita
melihat perkembangan kesehatan secara global yang baru-baru ini dilanda
pandemi covid-19.
Anak usia dini (AUD) perlu diberikan imunisasi karena memberikan
manfaat terutama dapat melindungi tubuh anak dari serangan bakteri/virus
penyakit tertentu, serta dapat mencegah tertular penyakit yang disebabkan oleh
bakteri/virus tersebut, dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit-
penyakti tertentu. (Sriatmi et al., 2018)
Untuk meningkatkan memudahan layanan imunisasi, maka sebagai orang
tua dapat menjadwalkannya dipusat-pusat kesehatan seperti, rumah sakit,
puskesmas, atau klinik. Bahkan saat ini jadwal imunisasi dapat diperoleh melalui
aplikasi yang tersedia didalam ponsel pintar.
Walaupun imunisasi memberikan perlindungan kepada tubuh terhadap
penyakit-penyakit menular. Namun proses perlindangannya tidak dapat 100%,
melainkan sekitar 80% sampai 95%. Pemberian imuniasi juga memiliki efek
samping atau biasas disingkat (KIPI) kepanjangan dari Kejadian Ikuti Pasca
Imunisasi. KIPI sendiri memiliki gejala-gejala antara lain demam ringan hingga
tinggi, nyeri, atau bengkak pada bekas suntikan yang berakibat pada anak menjadi
rewel atau menangis. Gejala tersebut dapat diatasi dengan mengkompres anak
dengan air hangat dan memberikan obat penurun panas, jika tidak mengalami
penurunan atau bahkan kejang, orang tua dapat segera menghubungi dokter atau
membawa anak kerumah sakit.(Muhammad Hasbi, 2020)
Ikatan Dokter Anak Indonsia (IDAI) dalam rujukannya memberikan
rekomendasi program imunisasi yang berupa vaksi pada anak, yakni vaksin
hepatitis B, Polio, DPT, BCG, Hib, Campak, dan MMR. Imunasasi kepada anak
dilakukan sebaga upaya pencegahan anak mengalami gangguan kesehatan pada
proses pertumbuhan dan perkembangan khususnya pada anak usia dini.

1.3 Status Gizi Anak Usia Dini


Kebutuhan akan kesehatan dan gizi anak merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan sejak ibu merencanakan kehamilannya sampai dengan anak tersebut lahir.
Menurut Santrock kebutuhan akan gizi terhadap anak pada umumnya mengalami masalah
seperti kurang gizi, pola makan, kurang olahraga, dan pelecehan.
Dalam memelihara status gizi harus terdapat ukuran yang baku dan pada ukuran
tersebut terdapat ciri-ciri tertentu, yakni:(Nurul Wahidiyah, 2020)
1. Gizi lebih/Over weight terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kegemukan atau obesitas
b. Berat badan lebih dari umurnya
c. Nafsu makan tinggi
d. Tidak terlalu bebas bergerak aktif
2. Gizi baik/Well Noursihed terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi
b. Postur tubuh tegap dan otot padat
c. Rambut berkilau dan kuat
d. Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering.
e. Wajah ceria, mata bening, bibir segar
f. Gigi bersih dan gusi murah muda
g. Nafsu makan baik dan BAB teratur
h. Bergerak aktif dan berbicara lancer sesuai umurnya
i. Penuh perhatian dan bereaksi aktif
j. Tidur nyenyak
3. Gizi kurang/Under weight terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kurus (berat badan dibawah rata-rata pada usia seharusnya)
b. Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut
c. Mudah terkena penyakit (diare, demam, dll)
d. Mata cekung
e. Rambut tipis
f. Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung,
sementara ototnya mengalami pengecilan
g. Wajah tampak keriput dan mata sayu
4. Gizi buruk (Maramus dan Kwasiorkor) terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
Maramus
a. Badan kurus
b. Wajah berubah menjadi tua disebabkan daging bagian wajah menyusut
c. Cenderung rewel dan mudah menangis
d. Kulit menjadi keriput karena lapisan lemak menjadi terkikis
e. Jaringan lemak berkurang
f. Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang pada iga
g. Sering mengalami penyakit infeksi
h. Mengalami diare yang akut
Kwasiorkor
a. Tubuh membengka, terutama di daerah kaki dan wajah
b. Pandangan mata berubah menjadi sayu
c. Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tanpa menimbulkan
rasa sakit
d. Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
e. Hati membesar
f. Otot mengecil
g. Kulitnya terdapat bercak merah yang kemudian berubah hitam dan
mengelupas
h. Menderita anemia dan diare
Untuk terhidar dari keadaan dimana anak-anak dapat mengalami gizi kurang dan gizi
buruk, maka wajib memperhatikan nutrisi/gizi anak guna menunjang tumbuh kembangnya.

Daftar Pustaka
Admisi Husada Borneo. (2022). 5 Pengertian Gizi Menurut Para Ahli yang Perlu Anda Tahu.
Https://Stikeshb.Ac.Id/Pengertian-Gizi-Menurut-Para-Ahli/.
Astuti, A. K. (2016). Pelaksanaan Perilaku Sehat Pada Anak Usia Dini Di Paud Purwomukti
Desa Batur Kecamatan Getasan. Scholaria : Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(3), 264.
https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2016.v6.i3.p264-272
Kridalaksana, H. (2021). Menjaga Kebersihan dan Cara Berwudhu (Issue Part I).
Mufida, L., Widyaningsih, T. D., & Maligan, J. M. (2015). Prinsip Dasar Makanan Pendamping
Air Susu Ibu ( MP-ASI ) untuk Bayi 6 – 24 Bulan : Kajian Pustaka. Basic Principles of
Complementary Feeding for Infant 6 - 24 Months : A Review. Jurnal Pangan Dan
Agroindustri, 3(4), 1646–1651.
Muhammad Hasbi, dkk. (2020). Menjaga kesehatan anak usia dini (D. Nanik Suwaryani (ed.)).
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (2nd ed.). Rineke Cipta.
Nugraha, B. (2015). Pendidikan Jasmani Olahraga Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 4(1),
557–564. https://doi.org/10.21831/jpa.v4i1.12344
Nurul Wahidiyah. (2020). Kesehatan Gizi Anak Usia Dini.
https://www.academia.edu/32085947/KESEHATAN_GIZI_ANAK_USIA_DINI
Rahmi, P. (2020). Peran Nutrisi Bagi Tumbuh dan Kembang Anak Usia Dini. Pusat Jurnal UIN
Ar-Raniry (Universitas Islam Negeri), 15, 274–282.
Sriatmi, A., Martini, Patriajati, S., Dewanti, N. A. Y., Budiyanti, R. T., & Nandini, N. (2018).
Buku Saku: Mengenal Imunisasi Rutin Lengkap. In Fkm-Undip Press.
Syahrial, B. (2015). Merancang Pembelajaran Gerak Dasar Anak. In Unp Press (Vol. 1).

Anda mungkin juga menyukai