Anda di halaman 1dari 13

Kep Keluarga 2021

Daftar Diagnosis Keperawatan Keluarga dalam SDKI


Ns.Sarwito Rachmad Barmawi, MNS.
Ketidakmampuan koping keluarga
Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang membatasi kemampuan dirinya da
n klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Diagnosis ini dapat terjadi k
arena adanya;
1. Hubungan keluarga ambivalen (kurang menyenangkan)
2. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat.
3. Resistensi keluarga terhadap perawatan/pengobatan yang kompleks
4. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan

Gejala dan tanda yang ditimbulkan adalah


1. Merasa diabaikan
2. Merasa tertekan
3. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga
4. Tidak toleran
5. Mengabaikan anggota keluarga
6. Agresi
7. Agitasi
8. Perilaku menolak
9. Perilaku bermusuhan
10. Ketergantungan anggota keluarga meningkat
Penurunan Koping Keluarga
Ketidakadekuatan atau ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan da
n motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutu
hkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatannya. Penyeba
b masalah ini muncul adalah;
1. Disorganisasi keluarga
2. Perubahan peran keluarga
3. Kurangnya saling mendukung
4. Orang terdekat kurang terpapar informasi
5. Orang terdekat terlalu fokus pada kondisi di luar keluarga

Gejala dan tanda yang ditimbulkan


1. Mengeluh tentang respons orang terdekat pada masalah kesehatan
2. Orang terdekat menarik diri dari klien
3. Terbatasnya komunikasi orang terdekat dengan klien.
4. Bantuan dari orang terdekat menunjukkan hasil yang tidak memuaskan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan u


ntuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga. Masalah ini dapat
disebabkan oleh:
1. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kesulitas ekonomi
5. Konflik keluarga/banyak tuntutan

Gejala dan tanda yang ditimbulkan


1. Tidak memahami masalah kesehatan yang diderita
2. Kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan
3. Penyakit anggota keluarga semakin memberat
4. Keluarga gagal mengurangi faktor risiko
Gangguan proses keluarga
Perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga yang dapat disebabkan ad
anya
1. Perubahan status kesehatan anggota keluarga
2. Perubahan finansial keluarga
3. Krisis perkembangan
4. Perubahan peran keluarga
5. Peralihan pengambilan keputusan dalam keluarga

Gejala dan tanda yang ditimbulkan


1. Keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa
2. Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan fisik/emosional/spiritual ang
gota keluarga
3. Keluarga tidak mampu mencari atau menerima bantuan secara tepat
Ketegangan Peran Pemberi Asuhan

Kesulitan dalam melakukan peran pemberi asuhan dalam keluarga. Keadaan


ini dapat disebabkan adanya:
1. Beratnya/kronisnya penyakit penerima asuhan
2. Pemberi asuhan kurang mendapatkan waktu istirahat dan reaksi
3. Ketidakadekuatan lingkungan fisik dalam pemberian asuhan
4. Keluarga atau pemberi asuhan jauh dari kerabat lain
5. Kompleksitas dan jumlah aktivitas pemberi asuhan

Gejala dan tanda


1. Khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit
2. Khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
3. Khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam merawat klien.
Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua

Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang


cukup untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta d
apat ditingkatkan. Diagnosis ini dapat ditegakan, bila;
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi
orang tua
2. Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak ata
u anggota keluarga
Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga

Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan


anggota keluarga dan dapat ditingkatkan. Diagnosis ini dapat diteg
akan jika ditemukan gejala dan tanda;
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika kelu
arga
2. Menunjukkan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik,
sosial dan psikologis anggota keluarga
3. Menunjukkan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan pert
umbuhan anggota keluarga
4. Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap perkembanga
n
5. Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga
Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

Pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang d


ialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesi
apan yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keingin
an serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga klien
.
Diagnosis ini termasuk dalam jenis positif (potensial), dapat dian
gkat jika keluarga menyatakan
1. Anggota keluarga menetapkan tujuan untuk meningkatkan g
aya hidup sehat
2. Anggota keluarga menetapkan sasaran untuk meningkatkan
kesehatan
Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua

Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-istri, a


nggota keluarga dan bayi) yang ditunjukkan dengan perkembang
an bayi yang optimal. Diagnosis ini dapat ditegakan jika ditemuk
an tanda
1. Bounding attachment optimal
2. Perilaku positif menjadi orang tua
3. Saling berinteraksi dalam merawat bayi
4. Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap
bayi.
Risiko Gangguan Perlengketan
Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang terdek
at dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah, asih dan asu
h. Keadaan ini dapat terjadi dengan faktor risiko:
1. Khawatir menjalankan peran sebagai orang tua
2. Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi
3. Penghalang fisik (mis. inkubator, baby warmer)
4. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak
5. Perawatan dalam ruang isolasi
6. Prematuritas
7. Konflik hubungan antara orang tua dan anak
8. Perilaku bayi tidak terkoordinasi
Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif

Berisiko mengalami proses kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan termasuk pera
watan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteks norma dan harapan. Diagnosis ini
dapat diangkat jika ditemukan faktor risiko:
1. Kekerasan dalam rumah tangga
2. Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan
3. Kurang terpapar informasi tentang proses persalinan/pengasuhan
4. Ketidak berdayaan maternal
5. Distres psikologis
6. Ketidaknyamanan selama persalinan
7. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau
8. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan
9. Ketidakamanan lingkungan untuk bayi
Sumber:
• PPNI (2020) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai