Anda di halaman 1dari 30

Kasus skenario 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkah Laku Anak dalam Masa Tumbuh Kembang

Abstrak
Penanganan pasien dewasa dan anak berbeda baik itu dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan terapi. Pada pasien anak (khususnya bayi dan balita) selain keluhan penyakit perlu
ditekankan pada tumbuh kembangnya. Secara aloanamnesis harus didapatkan data lengkap dari anak
tersebut. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi pemeriksaan fisik untuk bayi dan balita, dimana salah satu
tahapanya adalah antropometri, yaitu penilaian tumbuh kembang anak secara fisik. Diperlukan juga terapi
berupa imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi.
Kata kunci: anak, anamnesis, pemeriksaan, antropometri dan imunisasi
Abstrac
Treatment of adult patients and children are different both from the history, physical examination,
investigation and treatment. In pediatric patients (especially infants and toddlers) in addition to
complaints of disease should be emphasized on growth. In aloanamnesis had obtained complete data
from the child. Physical examination is divided into physical examinations for infants and toddlers, where
one stage is antopometri, namely the assessment of physical development of the child. Therapy is also
needed in the form of immunization to protect children from infectious diseases.
Keywords: children, history, examination, anthropometry and immunization

Pendahuluan
Peristiwa tumbuh kembang pada anak meliputi seluruh proses kejadian sejak terjadi pembuahan sampai
masa dewasa. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dalam memaksimalkan
tumbah kembang diperluakan usaha untuk mengukur tumbuh kembang slah satunya dengan antopometri
dan melindungi anak dari penyakit infeksi dengan imunisasi. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas
anamnesis, pemeriksaan dan penetalaksanaan yang bertujuan untuk memaksimalkan tumbuh kembang
anak.

Pembahasan
1. Anamnesis
Anmnesis merupakan wawancara yang seksama terhadap pasien atau keluarga dekatnya mengenai
masalah yang menyebabkan pasien mendatangi pusat pelayanan keesehatan. Perpaduan keahlian
mewawancarai dan pengetahuan yang mendalam tentang gejala (simptom) dan tada (sign) dari suatu
penyakit akan memberikan hasil yang memuaskan dalam menentikan diagnosis kemungkinan sehingga
membantu dalam menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya. 1
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis atau
Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis
yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter
dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang
paling

tepat

untuk

menceritakan

apa

yang

sesungguhnya

dia

rasakan.

Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang
tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak,
maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag
lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis
dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis. 1
Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluahan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit terdahulu, riwayat obstri dan ginekologi (khusus wanita). Riwayat penyakit dalam keluarga,
anamnesis susunan sistem dan anamnesis pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaaan,
obat-obatan dan ingkungan). 1
Identitas anak meliputi nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua atau anggota keluarga terdekat sebagai
penanggung jawab, alamat, pendidikan orang tua , pekerjaan orang tua, suku bangsa dan agama. Identitas
perlu ditanyakan untuk memeastikan bahwa pasien yang dimaksud dan sebagai data penelitian. 1
Beberapa hal penting yang penting ditanyakan dalam anamnesis untuk anak (bayi dan balita adalah
sebagai berikut:2-4
a. Anamnesis faktor pranatal dan perinatal
Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Anamnesis harus menyangkut
faktor risiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor risiko

untuk bota, tuli, palsi serebralis, dll. Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada
perkawinan antar keluarga. 2-4
b. Kelahiran prematur
Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK = Sesuai Masa Kehamilan) dan bayi dimatur (KMK =
Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retradasi pertumbuhan intrauterin.
Pada bayi prematur, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus diperhitungakn
pertumbuhan intrauterin yang tidak sempat dilalui tersebut. Contoh, bayi ahir 3 bulan prematur (umur
kehamilan 6 bulan), tidak dapat dibandingkan dengan bayi usia 6 bulan, maka yang dilakuakn adalah
pemeriksaan bayi berusia 3 bulan. 2-4
c. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.
Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada anak, harus ditanyakan berat badanya, karena
erat hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut. Untuk menanyakan kemampuan
menolong sendiri, misalnya makan, berpakaian dll. Harus pula ditanyakan apakah ibunya
memberikan kesempatan pada anak untuk belajar itu. 2-4
d. Penyakit-penyakt yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
e. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak.
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya pada saat kali datang.
Anamnesis yang teliti tentang milestone perkembangan anak, dapat mengetahui tingkat
perkembangan anak tersebut. 2-4

f.

Pola perkembangan anak dalam keluarga.


Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainya, karena ada kalanya perkembangan
motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih capat/lambat, demikian pula dengan perkembangan
bicara atau kemampuan mengontrol buang air besar/kecinya. 2-4
Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seorang anak
berjalan normal atau tidak, baik dari segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukan
tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat.

2-4

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang bersinambungan mulai dari konsepsi sampai
dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Untuk mengetahui tumbh
kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter terrtentu yang akan
dibahas berikut. 2-4
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh waktu kehidupan anak, secara
umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal. 2
Masa Prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada fase embrio,
pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan
yang cepat dari ovum menjadi suatu organism dan terbentuknya manusia. Fase fetus terjadi sejak usia 9
minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke 12 sampai ke 40 terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu
bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan
dan jaringan otot.
Masa Postnatal
Masa postnatal terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa prasekolah.

Masa Neonatus (0-28 hari)


Pertumbuhan dan perkembangan postnatal diawali dengan masa neonatus. Masa ini
merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses
adaptasi semua sistem organ tubuh

Masa Bayi
Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama antara usia 1-12
bulan, pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat berlangsung secara terus
menerus, khususnya dalam peningkatan susunan saraf. Tahap kedua pada usia 1-2 tahun,
kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada
perkembangan motorik.

Masa Prasekolah
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi peningkatan
pertumbuhan serta perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan kemampuan kognitif.
4

Pertumbuhan Pada Anak


Pertumbuhan pada anak dilihat dari pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, gigi,
organ penglihatan, dan organ pendengaran.

Berat badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan
usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami penambahan
setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan
lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap
minggu sekitar 25-40 gram dan pada akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali
lipat berat badan lahir.
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar empat kali lipat dari berat
badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat badan setiap tahunnya
adalah 2-3 kg. Pada masa prasekolah dan sekolah akan terjadi penambahan berat badan setiap
tahunnya kurang lebih 2-3 kg.

Tinggi badan
Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap
bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm
setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan
waktu lahir.
Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12 cm, sedangkan
penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm. pada masa prasekolah, khususnya di akhir
usia 4 tahun, terjadi penambahan rata-rata dua kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan
mengalami penambahan setiap tahunnya kurang lebih 6-8 cm.

Lingkar kepala
Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar enam bulan
pertama, yaitu dari 35-43 cm. Pada usia selanjutnya pertumbuhan lingkar kepala mengalami
5

perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. Pada
usia 2 tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan bertambah 1 cm
sampai dengan usia tahun ke-3 dan bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia
remaja.

Gigi
Pertumbuhan gigi pada masa tumbuh kembang banyak mengalami perubahan mulai dari
pertumbuhan hingga penanggalan. Pertumbuhan gigi terjadi di dua bagian, yaitu bagian
rahang atas dan rahang bawah.
Perubahan selanjutnya adalah adanya beberapa gigi yang mengalami penanggalan.
Seperti halnya pertumbuhan gigi, penanggalan gigi juga terjadi pada rahang atas dan bawah.

Organ penglihatan
Perkembangan organ penglihatan dapat dimulai pada saat lahir. Sudah terjadi
perkembangan ketajaman penglihatan antara 20/100, adanya refleks pupil dan kornea,
memiliki kemampuan fiksasi pada objek yang bergerak dalam rentang 45 derajat. Pada usia 1
bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu ada nya kemampuan melihat untuk mengikuti
gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat melihat orang secara terus-menerus, dan kelenjar
airmata sudah mulai berfungsi. Pada usia 2-3 bulan memiliki penglihatan perifer hingga 180
derajat. Pada usia 4-5 bulan kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah mulai pada hambatan
1,25 cm, dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau berbaring, melihat
bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7 bulan dapat menyesuaikan
postur untuk melihat objek, mampu mengembangkan warna kesukaan kuning dan merah,
menyukai rangsangan visual kompleks, serta mengembangkan koordinasi mata dan tangan.
Pada usia 7-11 bulan mampu memfiksasi objek yang sangat kecil. Pada usia 11-12 bulan
ketajaman penglihatan mendekati 20/20, dapat mengikuti objek yang dapat bergerak. Pada
usia 12-14 bulan mampu mengidentifikasi bentuk geometric. Pada usia 18-24 bulan mampu
berakomodasi dengan baik.

Organ pendengaran
Perkembangan pendengaran dapat dimulai pada saat lahir, setelah lahir, bayi sudah dapat
berespons terhadap bunyi yang keras dengan refleks. Pada usia 2-3 bulan mampu
memalingkan kepala kesamping bila bunyi dibuat setinggi telinga. Pada usia 3-4 bulan anak
6

memiliki kemampuan dalam melokalisasi bunyi makin kuat dan mulai mampu membuat
bunyi tiruan. Pada usia 6-8 bulan mampu berespons pada nama sendiri. Pada usia 10-12 bulan
mampu mengenal beberapa kata dan artinya. Pada usia 18 bulan mulai dapat membedakan
bunyi. Pada usia 36 bulan mampu membedakan bunyi yang halus dalam bicara. Pada usia 48
bulan mulai membedakan bunyi yang serupa dan mampu mendengarkan yang lebih halus.
Perkembangan pada Anak
Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik halus, perkembangan motorik kasar,
perkembangan bahasa, dan perkembangan perilaku/adaptasi sosial.

Perkembangan Motorik Halus


Perkembangan motorik halus pada tiap tahap perkembangan anak adalah sebagai berikut
o

Masa neonatus (0-28 hari)


Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya kemampuan
untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau
tangan.

Masa bayi (28 hari-1 tahun)


Usia 1-4 bulan
Perkembangann motorik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-hal seperti
memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang dan
memasukkan benda dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memerhatikan tangan
dan kaki, memedang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda ditangan
walaupun hanya sebentar.
Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah sudah mulai mengamati benda,
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang
sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua
benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu
kesatuan, serta memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain.

Usia 8-12 bulan


Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari atau meraih benda kecil,
bila diberi kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu
jari, membenturkannya, serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya,
o

Masa anak (1-2 tahun)


Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat ditunjukkan dengan adanya
kemampuan dalam mencoba menyusun atau membuat menara pada kubus.

Perkembangan Motorik Kasar


Perkembangan motorik kasar pada tiap tahap perkembangan anak adalah sebagai berikut.
o

Masa neonatus (0-28 hari)


Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali dengan tanda
geralan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala.

Masa bayi (28 hari-1 tahun)


Usia 1-4 bulan

Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan mengangkat kepala
saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala
tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, control kepala
sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring telentang, posisi lengan dan tungkai fleksi,
dan berusaha untuk merangkak.
Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas,
serperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan
gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke kanan
dan kiri, duduk dengan kepala tegak, membalikkan badan,berguling dari telentang ke tengkurap,
serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat.
Usia 8-12 bulan

Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri
dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, dan berdiri sendiri.
o

Masa anak (1-2 tahun)


Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan motorik kasar secara
signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan berjalan dengan tegak.
Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang.
Pada akhir tahun ke-2 sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola, dan mencoba
melompat.

Perkembangan Bahasa
o Masa neonatus (0-28 hari)
Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat ditunjukkan dengan adanya
kemampuan menangis dan bereaksi terhadap suara atau bel.
o

Masa bayi (28 hari-1 tahun)


Usia 1-4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan

tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh, tertawa, dan berteriak, serta bereaksi
dengan mengoceh.
Usia 4-8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan bunyi atau kata-kata,
menoleh kearah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin
banyak, serta menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu mengucapkan kata papa dan mama
yang belum spesifik, mengoceh hingga mengalahkan secara spesifik, serta dapat
mengucapkan 1-2 kata.
o

Masa anak (1-2 tahun)

perkembangan bahasa masa anak ini adalah dicapainya kemampuan bahasa pada anak
yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata, tingginya
kemampuan meniru, mengenal dan responsive terhadap orang lain, mampu menunjukkan
lambaian anggota badan

Perkembangan Sosial
o Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan adaptasi sosial atau perilaku masa neonatus ini dapat ditunjukkan
dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali
seseorang.
o

Masa bayi (38 hari-1 tahun)


Usia 1-4 bulan
Perkembangan adaptasi sosia pada usia ini dapat diawali dengan kemampuan mengamati

tangannya, tesenyum spontan dan membalas senyum bila diajak senyum, mengenal ibunya
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak, waktu tidur dalam sehari lebih sedikit,
menangis bila terjadi sesuatu yang aneh, membedakan wajah-wajah yang dikenal dan yang tidak
dikenal.

Usia 4-8 bulan


Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain, anak merasa takut dan terganggu
dengan keberadaan orang asing, mulai bermain dengan mainan, mudah frustasi, serta memukulmukul lengan dan kaki jika sedang kesal.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan kemampuan bertepuk tangan.
Menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkor, menirukan kegiatan orang.
o

Masa anak (1-2 tahun)


Perkembangan adaptasi sosial masa anak dapat ditunjukkan dengan adanya
kemampuan membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi,
serta mencoba mengenakan baju sendiri.2
10

Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap individu akan mengalami siklus yang
berbeda pada kehidupan manusia, peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari
individu atau lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor
herediter, dan faktor lingkungan. 3

Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang
anak disamping faktor-faktor lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku
bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembelahan sel telur,
tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas, dan berhentinya pertumbuhan
tulang.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan
cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai usia
tertentu. Baik anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat
ketika mencapai masa pubertas.
Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan, hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu yang memiliki kecenderungan
lebih besar atau tinggi, seperti orang Asia lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan orang
eropa atau lainnya. 3

Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak
dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang
anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya.
Lingkungan ini merupakan lingkungan bio fisiko psiko sosial yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan di bagi lagi menjadi :
a. Faktor pranatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan.
11

Gizi
Nutrisi ibu saat hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan, akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.

Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti club foot.
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayi yang dilahirkan.

Toksin / zat kimia


Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat zat teratogen. Misalnya
obat obatan seperti thalidomide, phenitoin, obat obatan anto kanker dsb, dapat
menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat /
peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir, lahir mati, cacat atau
retardasi mental.

Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal.

Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
congenital mata, kelainan jantung.

Infeksi
Infeksi padab trisemester pertama dan kedua oleh TORCH ( Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS ( Penyakit Menular Seksual) serta penyakit
virus lainnya dapat menyebabkan kelaianan pada janin seperti katarak, mikrosefali,
retardasi mental dan kelainan jantung congenital.

Kelainan imunologi
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern
ikterus atau lahir mati.

Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,
menyebabkan berat badan lahir rendah

Stress

12

Stress yang dialami ibu saat hamil, dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara
lain cacat bawaaan, kelainan kejiwaan dll.
b. Faktor postnatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir.

Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi. Diperlukan zat makanan yang adekuat.

Penyakit kronis / kelainan congenital


Tuberculosis,

anemia,

kelainan

jantung

bawaan

mengakibatkan

retardasi

pertumbuhan jasmani.

Lingkungan fisis dan kimia


Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu mempunyai dampak yang negative terhadap
pertumbuhan anak.

Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang slalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Endokrin
Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan anak
mengalami

hambatan

pertumbuhan.

Defisiensi

hormon

pertumbuhan

akan

menyebabkan anak menjadi kerdil.

Sosio ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.

Lingkungan pengasuhan
Interaksi ibu dan anak, sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam kemuarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap anak.

Obat obatan
13

Pemakaian kortikosteroid jangka lama, akan menghambat pertumbuhan demikian


halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf pusat yang
menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan. 4

Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar dikelompokkan kedalam 3
kelompok, yaitu :
1.

Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)

2.

Kebutuhan akan kasih sayang / emosi (asih)

3.

Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)

Jadi, dalam membesarkan anak ini hendaknya dipakai falsafah asuh, asih, dan asah supaya
anak bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan kemampuannya dengan demikian menjadi
manusia yang berguna. 5
1.

Kebutuhan akan asuh


Yaitu kebutuhan akan :
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang. Merupakan kebutuhan akan asuh yang terpenting. Nutrisi
adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan otak. Keberhasilan perkembangan anak
ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa
nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai
umur 6 bulan air susu ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi
kesehatan fisis maupun psikis. ASI mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan otak bayi.
Pertumbuhan otak manusia lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan otak jenis makhluk
hidup lainnya. Karenanya memerlukan zat-zat yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan
otaknya dengan sempurna.
Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil-hasil yang lebih baik bagi
pertumbuhan anak. Namun demikian, akan lebih sempurna apabila makanan tambahan yang
diberikan dalam bentuk yang seimbang. Oleh karena kebutuhan dan pemenuhannya sangat
14

tergantung pada ibu dan keluarga, pengetahuan tentang gizi harus dikuasai oleh ibu/keluarga
melalui penyuluhan gizi.
Kebutuhan akan energi pada anak untuk tumbuh kembang didapat dari nutrien-nutrien. Pada
umumnya kbutuhan energi adalah sebagai berikut :

Bayi rata-rata : 110 kkalori/kg BB/hari


Anak 1-3 tahun : 100 kkalori/kg BB/hari
Anak 4-6 tahun : 90 kkalori/kg BB/hari
Anak 7-9 tahun : 80 kkalori/kg BB/hari
Anak laki-laki 10-12 tahun : 60-70 kkalori/kg BB/hari
Anak laki-laki 13-18 tahun : 50-60 kkalori/kg BB/hari
Anak perempuan 10-12 tahun : 50-60 kkalori/kg BB/hari
Anak perempuan 13-18 tahun : 40-50 kkalori/kg BB/hari
Nutrien dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
Golongan pembangun : protein hewani dan protein nabati, dibutuhkan kira-kira 2-3 gram/kg BB/
hari. Protein hewani seperti ikan, daging, susu, telur, dan sebagainya. Protein nabati seperti tahu,

tempe, kacang-kacangan, beras, gandum, dan sebagainya.


Golongan sumber tenaga : karbohidrat, lemak dsb. Misalnya beras, kentang, gandum, susu,

ubi,singkong, maizena, dan sebagainya.


Golongan pelindung : mikro nutrien (besi, kalsium, seng, mangan, dan sebagainya), vitaminvitamin dan air. 5
b. Perawatan kesehatan dasar
1. Imunisasi
Pemberian imunsasi pada anak adalah penting untuk menguragi morbiditas dan
mortalitas terhadapa penyakit-penyakit yang bisa dicegang dengan imunisasi, misalnya :
penyakit TBC, difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, hepatitis B, dan sebagainya.
Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap, maka kita harapkan dapat mencegah
timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan kesakitan dan kematian.
2. Sebab morbiditas
Diperlukan upaya deteksi dini, pengobatan dini dan tepat serta, limitasi
kecacatan. Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari pada orang tua, yaitu dengan
cara membawa anaknya yang sakit ketempat pelayanan kesehatan terdekat. Jangan sampai
penyakit ditunggu menjadi semakin parah, sebab bisa membahayakan jiwanya.
Pertolongan pertama dengan oralit atau cairan rumah tangga lainnya oleh ibu dirumah
pada anak yang menderita dire perlu diajarkan kepada ibu, juga obat panas pada anak
demam. Demikian juga pada penyakit ISPA yang sering memberi dampak pada tumbuh
kembang anak harus ditanggulangi sedini mungkin. Anak yang sehat pada umumnya akan
tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit, biasanya pertumbuhannya
15

akan terganggu. Oleh karena itu perlu memberikan makanan ekstra pada setiap anak
sesudah menderita suatu penyakit.
3. Pakaian
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernik-pernik
yang mudah membahayakan anak kemasukan benda asing).
4. Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan, dan kesehatan penghuninya.
Misalnya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak, cukup leluasa untuk
anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh kembang anak.
5. Higiene diri dan sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersiha perorangan maupun lingkungan memegang peranan
penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan
mempermudah terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan seperti diare,
cacing dan lain-lain. Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit
saluran nafas, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan bagaimana membuat
lingkungan menjadi layak untuk tumbuh dan kembang anak, sehingga meningkatkan rasa
aman bagi ibu atau pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk
mengeksplorasi lingkungan.
6. Kesegaran jasmani
Seperti olah raga dan rekreasi. 5
2.

Kebutuhan akan emosi / kasih sayang (asih)


Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi :
a) Kasih sayang orang tua
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang
memberi bimbingan serta perlindungan, perasaan aman terhadap anak merupakan salah
satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.
Bayi yang normal biasanya akan mulai menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan
ibunya pada umur antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada dua tahun
pertama dalam kehidupan si anak harus cukup memberikan kepercayaan pada si anak,
akan tetapi b

ila berlebihan akan menyebabkan anak menjadi manja. Bila seorang ibu

oleh karena bekerja harus meninggalkan anaknya, maka hal ini tidak akan mengakibatkan
kelainan pada anak asal ibu setiap hari masih dapat bertemu den bergaul dengan si anak
dalam waktu-waktu tertentu. Bila si ibu harus berpisah dalam waktu yang lama,
diperlukan seorang pengasuh atau pengganti ibu yang tepat.
b) Rasa aman

16

Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara ia dan
keluarganya.
c) Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga,
keinginannya diperhatikan, apa yang dikatakan ingin di dengar orang tua, dan tidak
diacuhkan.
d) Kebutuhan akan sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat
dilakukan, dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang tua. Janganlah
anak dipaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya. Oleh karena besar kemungkinan
ia gagal. Jika kegagalan terjadi beruang-ulang, ia akan merasa kecewa dan akhirnya
kehilangan kepercayaan dirinya. Ia akan merasa rendah diri dari pergaulan dan temantemannya.
e) Mandiri
Kemampuan pada anak hendaknya selalu didasarkan pada perkembangan anak.
Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang malampaui kemampuannya,
maka anak menjadi tertekan. Anak masih perlu bantuan untuk menjadi mandiri, belajar
untuk memahai persoalan, memahami apa yang harus diperhatikan dan kesemuanya itu
memerlukan waktu.
f) Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang disekelilingnya apabila tak
mampu menghadapi situasi / masalah. Tentu saja doronganyang diberikan bukan
merupakan bantuan yang seutuhnya sehingga anak tinggal menerima jadi, tetapi dapat
berupa langkah-langkah yang dapat diambil memberi semangat bahwa ia dahulu dapat
mengatasi dengan baik, dan sebagainya. Dengan demikian anak merasandapat dorongan
dan mempunyai semangat untuk menghadapai situasi-situasi atau masalah.
g) Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman
Anak-anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang-orang disekelilingnya
dengan diberikan kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan sifat-sifat
bawaannya. Apabila anak menerima hasil tanpa usaha, anak justru tidak senang. Dia
ingin diberi kesempatan menunjukkan kemampuan dan ingin mempunyai pengalaman.
h) Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan memiliki sesuatu (betapapun kecilnya) harus diperhatikan.
Semua benda-benda miliknya yang dianggap berharga dapat ia miliki sendiri (bagi orang
tua barang-barang tersebut tidak berharga sama sekali). Orang tua harus dapat
memberikan rasa memiliki pada anak. Penghargaan orang tua pada benda miliki anak
sangat diperlukan anak.
17

Ikatan ibu-anak yang erat, mesra, selaras, seawal, dan sepermanen mungkin sangatlah penting
karena :
1. Turut menentukan perilaku anak dikemudian hari
2. Merangsang perkembangan otak anak
3. Merangsang perhatian anak kepada dunia luar
Pemenuhan kebutuhan emosi (asih) ini dapat dilakukan sedini-seawal mungkin yaitu dengan
mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir. Keadaan ini akan menimbulkan
kontak fisis (kontak kulit), kontak psikis (kontak mata) sedini mungkin. Bahkan dimasa pranatal pun
kebutuhan emosi anak (janin) seharusnya sudah harus dipenuhi yaitu dengan mengupayakan agar
kehamilannya merupakan kehamilan yang diinginkan, sewaktu hamil ibu berbicara dengan bayi yang
dkandungnya. 6

3.

Kebutuhan akan stimulasi (asah)


Merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak yaitu pendidikan dan pelatihan. Yang
dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak antara
lain berupa latihan dan atau bermain. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh
kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat
berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan
denagn penuh perhatian dan kasih sayang.
Bermain, mengajak anak berbicara (komunikasi verbal) dengan penuh kasih sayang
adalah makanan yang penting bagi perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan maknan untuk
pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak hanya sekedar mengisi waktu luang anak saja, tetapi
melalui bermain anak bisa belajar mengendalikan dan negkoordinasikan otot-ototnya melibatkan
perasaan emosi dan pikiran. Dengan demikian melalui bermain anak mendapat berbagai pengalaman
hidup. Manfaat lain dari bermain apabila dilakukan bersama orang tuanya adalah hubungan orang tua
dengan anak menjadi semakin akrabdan juga orang tua akan mengetahui secara dini kalau anaknya
mengalami gangguan perkembangan.
Agar dapat bermain, diperlukan pula ketersediaan alat permainan edukatif dan kreatif
yang layak, sesuai dengan perkembangan mental anak. Stimulasi mental ini diperlukan seawal dan
sedini mungkin, terutama sampai 4-5 tahun pertama setelah lahir. Bahkan sewaktu dalam kandungan,
asah ini sudah diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara dengan anak dalam kandungan
serta memperdengarkan jenis-jenis musik klasik yang protoritmenya sesuai denagn protoritme anak
(janin) serta merangsang hemisfer (belahan) otak kanan. Setelah lahir stimulasi mental sudah dapat

18

diberikan denagn sedini mungkin (setelah bayi dibersihkan) menetekkan bayi pada ibunya. Tindakan
ini pada bayi akan asah yang akan menyempurnakan refleks menghisap, refleks menelan dan refleks
menemukan puting susu (rooting reflex). Karena asah ini diperlukan sedini mungkin (sampai 4-5
tahun setelah lahir) maka periode ini sering disebut sebagai tahun-tahun keemasan (golden years).
Stimulasi mental akan menunjang pengalaman mental-psikososial, antara lain : sifat
agamis moral etika, budi luhur, kepribadian mantap, kecerdasan (kognitif, emosi-sosial, spiritual dan
sebagainya), kemandirian, kreatifitas, keterampilan, produktifitas, dan sebagainya. Menurut tempat
di dapatnya asah (pendidikan) dibagi menjadi :
1. Pendidikan informal (di rumah, dalam keluarga)
2. Pendidikan formal : SD, SLTP, SMU, PT, dan sebagainya
3. Pendidikan nonformal, pendidikan ketiga dimasyarakat : kelompok pengajian anak,
sekolah minggu, pramuka, palang merah remaja dan sebagainya. 7
Penilaian Pertumbuhan Fisik pada Anak secara Antopometri
A. Pengukuran berat badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang
ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui
status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh
kembang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang
diperlukan dalam tindakan pengobatan. Adapun cara menentukan berat badan sebagaimana tampak pada
Gambar 2 dan 3. Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar NCHS (National
Center for Health Statistics) yaitu menggunakan persentil sebagai berikut: persentil ke 50-3 dikatakan
normal, sedangkan persentil kurang atau sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi. Penilaian berat
badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan persentase dari median sebagai
berikut: antara 80-100% dikatakan malnutrisi sedang dan kurang dari 80% dikatakan malnutrisi akut
(wasting). Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar baku NCHS yaitu
menggunakan persentil sebagai berikut: persentil 75-25 dikatakan normal, persentil 10-5 dikatakan
malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat. Selain penggunaan standar baku
NCHS juga dapat digunakan kartu menuju sehat (KMS).
B. Pengukuran tinggi badan
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan
sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Cara pengukuran dapat
dilihat pada gambar 2 dan 3. Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku

19

NCHS yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut: lebih dari atau sama dengan 90%
dikatakan normal, sedangkan kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).
C. Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai pertumbuhan otak.
Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak mengecil yang
abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak
membesar yang abnormal (volume kepala meningkat) yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada
aliran cairan serebrospinalis. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan kurva lingkar
kepala sebagaimana tampak pada gambar 4.

D. Pengukuran lingkar lengan atas


Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini tidak banyak
berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibandingkan dengan berat badan. Penilaian ini juga
dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak. 3,6

20

Gambar 2. Kurva pertumbuhan fisik anak laki-laki

Gambar 3. Kurva pertumbuhan fisik anank

perempuan
usia 0-36 bulan menurut persentil NCHS
persentil NCHS

21

usia 0-36 bulan menurut

Gambar 4. Grafik lingkar kepala anak laki-laki dan perempuan


Penilaian Perkembangan pada Anak secara DDST II
Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam empat faktor, di antaranya penilaian terhadap:
1. Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya makan sendiri, dan lain-lain.
2. Motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memainkan dan memegang sesuatu
benda, pemecahan masalah, serta koordinasi mata-tangan, dan lain-lain.
3. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara (mendengar), mengikuti perintah dan berbicara
spontan. Misalnya tertawa, berbicara satu atau lebih kata, dan lain-lain.
4. Motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Misalnya duduk, berjalan, dan lain-lain. 2,6

22

Dengan persyaratan tes sebagai berikut:


1. Lembar formulir DDST II.
2. Alat bantu atau peraga seperti benang sulaman merah, kismis, kerincingan dengan gagang kecil,
balok-balok warna (1 inchi), botol kecil bening dengan lubang 5/8, bel kecil, bola tenis, pensil
merah, boneka kecil dengan botol susu/sendok kecil, cangkir plastil dengan gagang/pegangan,
kertas kosong.
Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:
1. Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan.
2. Tarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan usia yang telah ditentukan.
3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada mulai dari motorik
kasar, bahasa, motorik halus, dan personal sosial.
4. Tenlukan basil penilaian apakah normal, meragukan, atau abnormal sesuai dengan gambar 5.
a. Dikatakan abnormal apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 2 sektor atau 2
keterlambatan/lebih pada 1 sektor ditambah 1 keterlambatan pada 1 sektor/lebih.
b. Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 1 sektor atau terdapat 1
keterlambatan pada 1 sektor/lebih.
c. Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan pada masing-masing sektor bila
menilai setiap sektor atau tidak menyimpulkan gangguan perkembangan keseluruhan. 3,7

23

Gambar 5. Denver Developmental Screening Test II

Gizi pada Anak


Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana anak sedang mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan otak.
Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan & perkembangan otak. Jadi
dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan
otak. Sampai umur 6 bulan Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari
segi kesehatan fisis maupun psikis.
Asi mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan otak bayi. Pertumbuhan otak manusia lebih cepat
dan lebih besar dibandingkan dengan otak jenis makhluk hidup lainnya. Karenanya memerlukan zat-zat
yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan otaknya dengan sempurna.

24

Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil-hasil yang lebih baik bagi pertumbuhan
anak. Namun demikian, akan lebih sempurna apabila makanan tambahan yang diberikan dalam bentuk
yang seimbang. Oleh karena kebutuhan dan pemenuhannya sangat tergantung pada ibu dan keluarga,
pengetahuan tentang gizi harus dikuasai oleh ibuAeluarga melalui penyuluhan gizi.
Kebutuhan akan energi pada anak untuk tumbuh kembang didapat dari nutrien-nutrien. Pada umumnya
kebutuhan energi adalah sbb. :
1. Bayi rata-rata: 110 kkalori/kg BB/hari
2. Anak 1 - 3 tahun : 100 kkalori/Kg BB/hari
3. Anak 4 - 6 tahun : 90 kkalori/Kg BB/hari
4. Anak 7 - 9 tahun : 80 kkalori/Kg BB/hari
5. Anak laki-laki 10-12 tahun : 60-70 kkalori/Kg BB/hari
6. Anak laki-laki 13-18 tahun : 50-60 kkalori/Kg BB/hari
7. Anak perempuan 10-12 tahun : 50-60 kkalori/Kg BB/hari
8. Anak perempuan 13-18 tahun : 40-50 kkalori/Kg BB/hari
Nutrien-nutrien dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:
1. Golongan pembangun : protein hewani dan protein nabati, dibutuhkan kira-kira 2 - 3 gram Ag
BBAari. Protein hewani: ikan, daging, susu, telur dan sebagainya. Protein nabati: tahu, tempe,
kacang-kacangan, beras, gandum dan sebagainya.
2. Golongan sumber tenaga : karbohidrat, lemak dsb. Misalnya beras, kentang, gandum, susu, ubi,
singkong, maizena dan sebagainya.
3. Golongan pelindung: mikro nutrien (besi, kalsium, seng, mangan dan sebagainya), vitaminvitamin dan air.
Pengaturan makanan pada bayi:
1. 0-6 bulan: ASI eklusif/susu formula + Fe
2. 6-7 bulan: ASI/susu formula + Fe, bubur sereal bayi + Fe, juice buah dan sayuran saring

25

3. 7-9 bulan: ASI/susu formula + Fe, bubur sereal bayi + Fe, juice buah, sayuran, daging saring, roti
gandum
4. 10-12 bulan: ASI/susu formula + Fe, juice buah vitamin C, sayuran, buah, dan daging giling 4,8

Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.
Jenis-jenis imunitas:
1. Aktif didapat secara alami. Sistem kekebalan membuat antibodi setelah terpajan penyakit.
2. Pasif didapat secara alami. Antibodi terhadap penyakit didapat secara pasif dan alamiah (misal
melalui plasenta dan kolostrum).
3. Aktif didapat secara buatan. Diberikan atau diinjeksikan secara medis substansi yang
menstimulasi respons imun melawan penyakit tertentu.
4. Pasif didapat secara buatan. Antibodi diinjeksikan untuk memberikan kekebalan tanpa
menstimulasi respons imun.
A. Vaksin BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG
diberikan 1 kali sebelum umur 2 bulan (Depkes: 0-12 bulan). BCG ulangan tidak dianjurkan karena
keberhasilannya diragukan.
Vaksin disuntik intrakutan di daerah insersio m. deltoideus dengan dosis untuk bayi <1 tahun sebanyak
0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml. Pada bayi perempuan dapat diberikan suntikan di paha kanan atas.
Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis,
regionalis, dan reaksi panas. Imunisasi BCG penting bagi anak balita dalam pencegahan TBC milier, otak
dan tulang karena masih tingginya kejadian TBC pada anak.

26

B. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)


Imunisasi DPT, merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,
npertusis, dan tetanus. DPT dapat diberikan pada usia > 6 minggu, secara terpisah atau secara kombinasi
dengan hepatitis B atau HiB. DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang
telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun
berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek
berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi
kejang, ensefalopati, dan syok.
C. Vaksin Polio
Imunisasi polio, merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis
yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Ada 2 jenis vaksin polio, yaitu vaksin Salk (berisi virus
polio yang telah dimatikan dan diberikan parenteral secara suntik) dan vaksin Sabin (berisi vaksin hidup
yang telah dilemahkan dan diberikan secara oral dalam bentuk pil atau cairan), di Indonesia umumnya
diberikan vaksin Sabin.
D. Vaksin campak
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk
penyakit menular. Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, sedangkan campak-2 diberikan saat program
BIAS SD kelas 1 pada usia 6 tahun. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki
efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas.
E. Vaksin Hepatitis B
Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Imunisasi ini diberikan
sedini mungkin segera setelah bayi lahir. Imunisasi dasar diberikan 3 kali dengan jarak waktu satu bulan
antara suntikan 1, dan lima bulan antara suntikan 1. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah imunisasi
dasar. Pada anak vaksin diberikan secara intramuskular di daerah pangkal lengan atas (m.deltoid),
sedangkan pada bayi di daerah paha. Efek samping berupa efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan
sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran cerna) yang akan hilang dalam beberapa
hari.

27

F. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)


Pemberian vaksin ini mencegah penyakit campak, gondong, campak jerman. Harus diberikan secara
suntikan subkutan setelah usia 12 bulan ketika efektivitas antibodi maternal telah menghilang.
G. Vaksin Hib (Hemophilus influenzae tipe B)
Imunisasi ini melindungi terhadap beberapa penyakit serius yang disebabkan oleh Hib, mencakup
meningitis, septisemia, selulitis, arthritis, epiglottis, dsb. Diberikan secara suntikan subkutan.
H. Vaksin Varicela
Vaksin varicela zoster merupakan vaksin kuman yang hidup yang diberikan setelah usia 12 bulan.
Diberikan secara suntikan subkutan.9

Berikut tabel jadwal imunisasi:


Usia yang dianjurkan
Saat lahir
1-2 bulan
2 bulan
4 bulan
6 bulan
6-18 bulan
12-15 bulan
15-18 bulan
4-6 tahun
11-12 tahun
14-16 tahun

Imunisasi
HBV
HBV
DPT, Hib, OPV
DPT, Hib, OPV
DPT, Hib
HBV, OPV
Hib, MMR
DPT
DPT, OPV
MMR
Td

28

Gambar 6. Jadwal imunisasi 2008 yang direkomendasikan IDAI

Pediatri Sosial
Pediatri sosial meliputi anak dalam keadaan sehat maupun sakit yang hidup di dalam lingkungan
sekelompok manusia atau masyarakat dimana ia tumbuh dan berkembang. Penelitian di Europa
menunjukkan bahwa anak kelompok sosial, baik ukuran tinggi tubuh lebih panjang dibandingkan dengan
anak keluarga buruh rendah; perbedaan itu jauh lebih kurang 2,5 cm pada usia 3 tahun dan lebih kurang
4,5 cm pada usia remaja. Perbedaan dalam ukuran berat badan mempunyai kecendrungan yang sama
seperti di atas, namun perbedaannya tidak begitu besar. Jumlah anggota keluarga berperan pula dalam
pertumbuhan, yaitu pada keluarga kecil pertumbuhan anak lebih baik dibandingkan pada keluarga besar.
Lingkungan keluarga merupakan sumber yang paling dekat untuk memenuhi kebutuhan dasar tumbuh
kembang anak. Faktor determinan yang penting di dalam keluarga adalah persiapan kehidupan keluarga
(jasmani,mental dan sosial), kerukunan yang harmonis, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua,
sosial budaya, kondisi rumah (ventilasi, air bersih/terlindung, jamban,luas lantai), higiene & sanitasi
lingkungan dan waktu yang cukup untuk bimbingan anak : asih, asuh dan asah. 2

Kesimpulan
29

Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dapat diukur dengan berbagai macam cara salah
satunya yaitu pemeriksaan Denver dimana pemeriksaan ini tergolong cukup sederhana dan mencakup
banyak informasi. Pada skenario hal tersebut adalah hal yang wajar terjadi, namun perlu diberikan
edukasi lebih sehingga anak bisa dapat lebih mengerti dan belajar sesuai dengan kemampuannya. Dalam
kasus seorang anak 9 bulan, tidak bisa duduk sendiri masih merupakan dalam batas normal bila dilihat
dalam tes Denver II. Lambat laun anak tersebut akan bisa duduk sendiri karena tidak ada masalah dengan
tumbuh kembang nya.
Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam . Edisi ke-lima.
Jakarta: Interna Publishing; 2009. h.25-76.
2. Schartz MW, editor. Pendoman klinis pediatri. Jakarta : EGC; 2004.h. 1-31.
3. Miall L, Rudolf M, Levene M. Paediatrics at a glance. 2 nd ed. Victoria: Blackwell Publishing
Asia; 2007; p. 10-42.
4. Houghton RA, Gray D, editor. Chamberlains gejala dan tanda dalam kedokteran klinis. Ed ke-13.
Jakarta:PT Indeks; 2010.h.3-45, 459-98.
5. Febry BA, Marendra Z. Buku pintar menu balita. Jakarta: Wahyu Media, 2008.h.10
6. Nugroho HSW. Petunjuk praktis: denver developmental screening test. Jakarta: EGC, 2009.h.6
7. Hidayat A. Asuhan neonatus, bayi, dan balita. Jakarta: EGC, 2008.h.14-6
8. Khomsan A, Ridhayani S. 50 menu sehat untuk tumbuh kembang anak usia 0-24 bulan. Jakarta:
AgroMedia Pustaka, 2008.h.13-23
9. Muscari ME. Panduan belajar keperawatan pediatrik. Edisi ke-3. Jakarta: EGC, 2005.h.171-8

30

Anda mungkin juga menyukai