Anda di halaman 1dari 27

Case 1 An infant, boy, 7 months old consulted by his mother to the Growth and Development clinic for immunization.

He was born at Sanglah Hospital, spontaneously, asphyxia, and birth weight was 2300 g, gestational age 37 weeks. There is no congenital anomaly. She had antenatal care at midwife. On the physical examination always found fist right hand. His mother did not know about this. Assignment: a. Describe the motor developmental milestones in 7 months infant b. Describe the risk factors that influence the motor development deviation in infant

Keterlambatan Perkembangan Motorik | Aug 31, 2012 | tambah gede | 2 Comments Proses perkembangan motorik memerlukan perkembangan otak yang optimal.

Normalnya, proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya meskipun kecepatan perkembangan bervariasi antara satu anak dengan anak lainnya. Proses perkembangan motorik ini telah terprogram secara genetik sedangkan faktor lingkungan sedikit pengaruhnya. Proses perkembangan motorik memerlukan perkembangan otak yang optimal.

Pola perkembangan motorik dimulai dari bagian atas tubuh yaitu dari kepala, leher, batang tubuh ke kaki. Keterampilan motorik kasar dapat dikuasai dan selanjutnya menjadi semakin halus dan berfungsi semakin baik. Gerakan yang bersifat umum dan tidak teratur berkembang menjadi gerakan spesifik dan bertujuan. Perkembangan motor kasar dimulai sejak munculnya refleks primitif yang bersifat sebagai perlindungan bagi bayi. Faktor risiko keterlambatan perkembangan motorik yang dapat diketahui dengan penilaian tonggak perkembangan : Motorik kasar

4,5 bulan 5 bulan 7-8 bulan 9-10 bulan

Belum dapat mengontrol kepala Belum dapat tengkurap bolak-balik Belum duduk tanpa bantuan Tidak dapat berdiri berpegangan

15 bulan 2 tahun

Belum berjalan Tidak mampu naik atau turun tangga

Motorik halus

3,5 bulan 4-5 bulan 7 bulan 10-11 bulan 15 bulan 20 bulan 24 bulan

Tangan tetap terkepal Tidak mampu memegang mainan Tidak mampu memegang benda pada setiap tangan Tidak mampu menyumput benda kecil Tidak dapat memasukkan atau mengambil benda Tidak dapat membuka kaos kaki atau sarung tangan sendiri Tidak dapat menyusun 5 balok

Kesulitan mendiagnosis keterlambatan perkembangan Menegakkan keterlambatan perkembangan merupakan tantangan tersendiri. Lebarnya variasi normal perkembangan di antara anak-anak seringkali temuan yang bersifat ringan kemudian menghilang atau berangsur normal. Harus diingat bahwa rentang perkembangan sangat lebar, misalnya seorang anka yang belum bisa berjalan sampai umur 19 bulan belum dapat dikatakan sebagai seorang anak yang terlambat perkembangannya.

Hal mendasar yang harus diingat dalam tonggak perkembangan adalah setiap anak berbeda. Derajat normal sangat bervariasi. Kita dapat mengatakan tingkat perkembangan rata-rata untuk anak umur tertentu terapi tidak dapat mengatakan mana yang normal untuk seorang anak, sehingga sulit untuk membuat garis tegas antara normal dan abnormal. Anak yang mengalami keterlambatan motor harus diperiksa teliti, apakah keterlambatan ini hanya bersifat fungsional yang tidak berbahaya akibat kurangnya stimulasi, atau merupakan tanda adanya gangguan otak yang lebih serius seperti palsi serebral atau kelainan saraf otot.

Bagaimana skrining perkembangan dilakukan? Skrining perkembangan merupakan pemeriksaan singkat untuk mengetahui adanya penyimpangan dari perkembangan normal, tetapi tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis kelainan perkembangan atau penyebab gangguan perkembangan. Diharapkan gangguan perkembangan pada

anak dapat terdeteksi secara dini dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan perkembangan yang lebih teliti. Uji skrining yang paling luas dikenal adalah DDST (Denver Development Screening Test)

Faktor risiko keterlambatan perkembangan motor yang dapat diketahui dari riwayat penyakit dan perkembangan : Faktor maternal

penyakit akut atau kronik toksemia (keracunan kehamilan)

Faktor perinatal

prematur kembar

Faktor neonatal

asfiksia (kekurangan oksigen) kejang

Faktor postnatal

radang selaput otak problem makan

Faktor dalam keluarga


perkembangan terlambat kelainan kromosom

Faktor sosial

anak telantar orangtua tunggal

Apa yang dapat dilakukan ?

Karena keterlambatan dapat menghilang dan anak yang normal mungkin juga terlambat perkembangannya, sebaiknya anak dipantau sebelum mengatakan bahwa anak ini spastik atau terbelakang. Bila terdapat keraguan sebaiknya tidak mengatakan sesuatu sampaipemeriksaan diulangi.

Bila sudah jelas terlambat, maka anak diperiksa dengan teliti, apakah keterlambatan ini besifat fungsional yang tidak berbahaya atau merupakan tanda adanya gangguan di susunan saraf pusat atau saraf tepi, seperti palsi serebral atau atrofi muskular spinal. DI samping itu juga harus dipikirkan kemungkinan terdapatnya kelainan yang progresif, seperti kelainan metabolik.

Penanganan anak dengan keterlambatan perkembangan membutuhkan kerjasama berbagai bidang keahlian, seperti dokter anak, dokter saraf anak, ahli terapi okupasi, ahli fisioterapi, ahli ortopedi, dan berbagai bidang yang berkaitan dengan gangguan lain yang menyertai.

Referensi : 1. Chung HJ. Development Disabilities in Children. Korean Journal of Pediatric 2004;47(2):131-9. 2. Shevell MI, et al. Etiologic Determination of Childhood Developmental Delay. Brain Dev 2001;23:228-35. http://www.anakku.net/keterlambatan-perkembangan-motorik.html

c. What kind examination that necessary for motor development deviation?

Proses tumbuh kembang bayi harus terus dipantau. Itu sebabnya, bayi mesti rutin ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya. Tidak hanya menimbang berat badan, mengukur panjang tubuh, serta lingkar kepala saja. Akan tetapi juga perlu diperiksa perkembangan kemampuannya.

Melakukan pemantauan perkembangan bayi akan memberi dampak yang baik bagi proses tumbuh kembangnya. Dalam laporan klinis, panel American Academy of Pediatrics(AAP), seperti dikutip Reuters Health, mengatakan diagnosa dan penanganan masalah secara dini dapat memperbaiki harapan anak dan membantu keluarga mendapat dukungan tambahan.

Karenanya, orang tua perlu membawa bayinya ke dokter secara rutin guna mendapat pemeriksaan. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan bayi dan anak guna mengetahui ada tidaknya keterlambatan dalam perkembangan kemampuan motoriknya, seperti kesulitan duduk, berdiri, maupun berbicara.

Menurut Meghann Lloyd, yang meneliti perkembangan motorik di University of Ontario Institute of Technology, Oshawa, Kanada, dengan mengenali ketidaknormalan dan keterlambatan motorik pada anak, harapannya, dapat membuat mereka berada pada lintasan perkembangan yang lebih baik.

Untuk itu, Dr. Garey Nortiz dan rekan-rekan, pada panel ahli skrining neuromotor AAP menjelaskan kemampuan tersebut bahwa seorang anak sebaiknya melakukan kunjungan ke dokter ketika berusia 9, 18, 30, dan 48 bulan. Tentu saja agar perkembangan anak dapat terpantau dengan baik.

Contohnya saja, bayi berusia sembilan bulan yang semestinya dapat berguling ke kedua sisi, duduk dengan baik tanpa sokongan dan meraih atau menggenggam benda. Di usia 18 bulan, anak seharusnya sudah berjalan, duduk, dan berdiri dengan sendirinya.

"Kami berharap bahwa orang bisa ke spesialis lebih cepat dan mendapat diagnosa lebih dini," ujar Dr. Garey. Memang, ada variasi normal dalam perkembangan anak. Misalnya saja, bila anak terlambat berjalan selama dua bulan orangtua sebaiknya tidak perlu terlalu was was.

Tetapi keterlambatan yang lebih lama atau ada kombinasi dari banyak masalah motorik, menjadi alasan yang tepat bagi orang tua untuk berkunjung ke dokter anak. "Jenis perkembangan lain yang nampaknya tidak benar, seperti kejang atau kekakuan atau ada gerakan motorik berulang bisa menjadi tanda waspada lain bagi saya," kata Meghann.

Keterlambatan motorik yang umum dan bukan merupakan akibat dari kondisi lain yang lebih serius, dapat diatasi dengan terapi fisik atau okupasi. Palsi serebral dan distrofi otot merupakan dua dari penyakit paling sering dijumpai terkait motorik dan keduanya dapat diketahui dan diatasi lebih dini.

Secara umum, direkomendasikan bahwa dokter mengukur lingkar kepala dan memeriksa otot, reflek, dan gerak mata.

http://www.sehatnews.com/mobile/baby-toddler/21744-periksa-rutin-perkembangan-kemampuanmotorik-bayi.html

Self Assessment a. Please differentiate between gross and fine motor development b. Describe the factors that affect motor development c. Describe the primitive and postural reflexes; when these reflexes present or absent?

Case 2 TR, girl, 24 months old consulted to the Growth and Development clinic, by her mother with chief complaint cannot compose 2 word combinations yet. She just only says 1 word like mama; papa. She was born at Sanglah Hospital by caesarean section, helped by obstetrician, cried spontaneously, and birth weight was 2700 g, gestational age was 38 weeks. There is no congenital anomaly. She has febrile convulsion when she was 10 months old. Five months ago she got febrile convulsion but never hospitalized. Assignment: a. Describe the language developmental milestone in 24 months old http://yayangy08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/perkembangan-bahasa-pada-anak/ Tahapan-tahapan Umum Perkembangan Kemampuan Berbahasa Seorang Anak, Yaitu:

Reflexsive Vocalization

Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeuarkan suara tangisan yang masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.

Babling

Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.

Lalling

Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: ba.ba, ma..ma.

Echolalia

Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.

True Speech

Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa. 1. B. Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Menurut Beberapa Ahli

Lundsteen, membagi perkembangan bahasa dalam 3 tahap, yaitu:

1. Tahap pralinguistik Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari tenggorok. - Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit, misalnya ma, da, ba. 2. Tahap protolinguitik - Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-300). 3. Tahap linguistik - Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000 buah.

Bzoch membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium, yaitu:

1. 1. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik Terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi. Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk membangun lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan bereaksi terhadap suara. 2. Kata kata pertama : transisi ke bahasa anak

Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang, tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak. 3. Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat awal. Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi bentuk kata benda dan kata kerja. 4. Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang menyerupai orang dewasa. Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa Perkembangan bahasa pada anak dapat dilihat juga dari pemerolehan bahasa menurut komponenkomponennya, yaitu: 1. 1. Perkembangan Pragmatik Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertama-tama dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah. Dari sini bayi akan belajar bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia menangis sehingga kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu buatnya. -Pada usia 3 minggu, bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar, misalnya wajah seseorang, tatapan mata, suara, dan gelitikan. Ini disebut senyum sosial. -Pada usia 12 minggu, mulai dengan pola dialog sederhana berupa suara balasan bila ibunya memberi tanggapan. -Pada usia 2 bulan, bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi ibunya. -Pada usia 5 bulan, bayi mulai meniru gerak gerik orang, mempelajari bentuk ekspresi wajah. -Pada usia 6 bulan, bayi mulai tertarik dengan benda-benda sehinga komunikasi menjadi komunikasi ibu, bayi, dan benda-benda.

-Pada usia 7-12 bulan, anak menunjuk sesuatu untuk menyatakan keinginannya. Gerak-gerik ini akan berkembang disertai dengan bunyi-bunyi tertentu yang mulai konsisten. Pada masa ini sampai sekitar 18 bulan, peran gerak-gerik lebih menonjol dengan penggunaan satu suku kata. -Pada usia 2 tahun, anak kemudian memasuki tahap sintaksis dengan mampu merangkai kalimat dua kata, bereaksi terhadap pasangan bicaranya dan masuk dalam dialog singkat. Anak mulai memperkenalkan atau merubah topik dan mulai belajar memelihara alur percakapan dan menangkap persepsi pendengar. Perilaku ibu yang fasilitatif akan membantu anaknya dalam memperkenalkan topik baru. -Lewat umur 3 tahun, anak mulai berdialog lebih lama sampai beberapa kali giliran. Lewat umur ini, anak mulai mampu mempertahankan topik yang selanjutnya mulai membuat topik baru. Hampir 50 persen anak 5 tahun dapat mempertahankan topik melalui 12 kali giliran. Sekitar 36 bulan, terjadi peningkatan dalam keaktifan berbicara dan anak memperoleh kesadaran sosial dalam percakapan. Ucapan yang ditujukan pada pasangan bicara menjadi jelas, tersusun baik dan teradaptasi baik untuk pendengar. Sebagian besar pasangan berkomunikasi anak adalah orang dewasa, biasanya orang tua. Saat anak mulai membangun jaringan sosial yang melibatkan orang diluar keluarga, mereka akan memodifikasi pemahaman diri dan bayangan diri serta menjadi lebih sadar akan standar sosial. Lingkungan linguistik memiliki pengaruh bermakna pada proses belajar berbahasa. Ibu memegang kontrol dalam membangun dan mempertahankan dialog yang benar. Ini berlangsung sepanjang usia pra sekolah. Anak berada pada fase mono dialog, percakapan sendiri dengan kemauan untuk melibatkan orang lain. Monolog kaya akan lagu, suara, kata-kata tak bermakna, fantasi verbal dan ekspresi perasaan. 1. 2. Perkembangan Semantik Karena faktor lingkungan sangat berperan dalam perkembangan semantik, maka pada umur 6-9 bulan anak telah mengenal orang atau benda yang berada di sekitarnya. Leksikal dan pemerolehan konsep berkembang pesat pada masa prasekolah. Terdapat indikasi bahwa anak dengan kosa kata lebih banyak akan lebih popular di kalangan teman-temannya. Diperkirakan terjadi penambahan lima kata perhari di usia 1,5 sampai 6 tahun. Pemahaman kata bertambah tanpa pengajaran langsung orang dewasa. Terjadi strategi pemetaan yang cepat diusia ini sehingga anak dapat menghubungkan suatu kata dengan rujukannya. Pemetaan yang cepat adalah langkah awal dalam proses pemerolehan leksikal. Selanjutnya secara bertahap anak akan mengartikan lagi informasi-informasi baru yang diterima. Definisi kata benda anak usia pra sekolah meliputi properti fisik seperti bentuk, ukuran dan warna, properti fungsi, properti pemakaian, dan lokasi. Definisi kata kerja anak prasekolah juga berbeda dari kata kerja orang dewasa atau anak yang lebih besar. Anak prasekolah dapat menjelaskan siapa, apa, kapan, di mana, untuk apa, untuk siapa, dengan apa, tapi biasanya mereka belum memahami pertanyaan bagaimana dan mengapa atau menjelaskan proses. Anak akan mengembangkan kosa katanya melalui cerita yang dibacakan orang tuanya. Begitu kosa kata berkembang, kebutuhan untuk mengorganisasikan kosa kata akan lebih meningkat dan beberapa jaringan semantik atau antar relasi akan terbentuk. 1. 3. Perkembangan Sintaksis

Susunan sintaksis paling awal terlihat pada usia kira-kira 18 bulan walaupun pada beberapa anak terlihat pada usia 1 tahun bahkan lebih dari 2 tahun. Awalnya berupa kalimat dua kata. Rangkaian dua kata, berbeda dengan masa kalimat satu kata sebelumnya yang disebut masa holofrastis. Kalimat satu kata bisa ditafsirkn dengan mempertimbangkan konteks penggunaannya. Hanya mempertimbangkan arti kata semata-mata tidaklah mungkin kita menangkap makna dari kalimat satu kata tersebut. Peralihan dari kalimat satu kata menjadi kalimat yang merupakan rangkaian kata terjadi secara bertahap. Pada waktu kalimat pertama terbentuk yaitu penggabugan dua kata menjadi kalimat, rangkaian kata tersebut berada pada jalinan intonasi. Jika kalimat dua kata memberi makna lebih dari satu maka anak membedakannya dengan menggunakan pola intonasi yang berbeda. Perkembangan pemerolehan sintaksis meningkat pesat pada waktu anak menjalani usia 2 tahun dan mencapai puncaknya pada akhir usia 2 tahun. 1. 4. Perkembangan Morfologi Periode perkembangan ditandai dengan peningkatan panjang ucapan rata-rata yang diukur dalam morfem. Panjang rata-rata ucapan, mean length of utterance (MLU) adalah alat prediksi kompleksitas bahasa pada anak yang berbahasa Inggris. MLU sangat erat berhubungan dengan usia dan merupakan prediktor yang baik untuk perkembangan bahasa. Dari usia 18 bulan sampai 5 tahun MLU meningkat kira-kira 1,2 morfem per tahun. Penguasaan morfem mulai terjadi saat anak mulai merangkai kata sekitar usia 2 tahun. Beberapa sumber yang membahas tentang morfem dalam kaitannya dengan morfologi semuanya merupakan Bahasa Inggris yang sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia. 1. 5. Perkembangan Fonologi Perkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekode bahasa. Sebagian besar konstruksi morfologi anak akan tergantung pada kemampuannya menerima dan memproduksi unit fonologi. Selama usia prasekolah, anak tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana yang dipakai untuk membedakan makna. Pemerolehan fonologi berkaitan dengan proses konstruksi suku kata yang terdiri dari gabungan vokal dan konsonan. Bahkan dalam babbling, anak menggunakan konsonan-vokal (KV) atau konsonan-vokalkonsonan (KVK). Proses lainnya berkaitan dengan asimilasi dan substitusi sampai pada persepsi dan produksi suara.

http://www.kajianpustaka.com/2013/06/tahapan-perkembangan-bahasa-anak.html Khusus mengenai perkembangan bahasa anak, Conny R. Semiawan (2000: 128-136) berpendapat bahwa tahap perkembangan bahasa anak terdiri dari empat tahap, yaitu:

a. Perkembangan Bahasa Usia Bayi

Secara umum bayi mulai mengeluarkan ucapan pada saat usianya 10-16 bulan, walaupun pada kenyataannya ada juga yang memerlukan waktu lebih lama dari itu. Sebelum anak-anak mengucapkan kata-kata, terlebih dahulu membuat ocehan misalnya dengan ucapan baa, maa atau paa. Mengoceh ini mulai terjadi saat usia sekitar 3-6 bulan. Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh bayi pada usia dini ialah untuk menarik perhatian orang tua dan orang lain yang ada di sekitarnya. Pada umumnya, bayi menarik perhatian orang lain dengan membuat kontak mata, membunyikan ucapan, serta menggerak-gerakkan tangan. Biasanya kata-kata anak yang pertama kali muncul adalah nama-nama orang penting yang ada disekitarnya, nama-nama binatang, dan benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Anak-anak yang telah memasuki usia 18-24 bulan mulai mengucapkan pernyataan dengan dua kata.

b. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Beberapa anak usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan, misalnya untuk mengucapkan kata setrika, mangga, dan lain-lain. Pada usia ini, anak-anak sudah dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya. Anak-anak mulai berbicara dengan urutan kata yang menunjukkan suatu pendalaman yang meningkat terhadap aturan yang komplek tentang urutan kata-kata yang diucapkan. Pada usia ini anak-anak juga sudah mulai mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna dengan cepat.

c. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah Pada tahap ini penekanan perkembangan berubah dari bentuk bahasa ke isi dan penggunaan bahasa. Anak-anak telah mencapai tahap kreatif dalam perkembangan bahasa. Bahasa kreatif anak dapat didengar dalam bentuk nyanyian atau sajak.

d. Perkembangan Membaca dan Menulis Salah satu faktor yang berpengaruh pada perkembangan membaca anak usia dini ialah kesediaan orang tua untuk menyediakan bahan bacaan dan menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan kemampuan membaca anak. Kegiatan membaca yang dilakukan secara alamiah dalam suasana kehidupan sosial memiliki efektifitas yang tinggi untuk peningkatan kemampuan membaca pada anak. Anak usia tujuh atau delapan tahun telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata dan kata. Siswa kelas tiga dan empat sudah mampu menganalisis kata-kata baru dengan menggunakan pola orthograpik dan inferensi kontekstual. Siswa kelas lima dan enam sudah mulai membaca dari keterampilan decoding menuju ke pemahaman.

Daftar Pustaka

Conny R. Semiawan. 1999/2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kartini Kartono. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: CV. Mandar Maju. Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

b. Describe the red flag of the language developmental milestone in 24 months old http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembanganumum-pada-anak.html Tanda bahaya perkembangan motor kasar 1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan. 2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan 3. Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot 4. Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh 5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol Tanda bahaya gangguan motor halus 1. Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan 2. Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun 3. Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat dominan setelah usia 14 bulan 4. Perhatian penglihatan yang inkonsisten Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif) 1. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan 1. Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan 2. Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)

1. Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons 2. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan 3. Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan Tanda bahaya gangguan sosio-emosional 1. 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain 2. 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah 3. 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya 4. 15 bulan: belum ada kata 5. 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura 6. 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti 7. Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi / interaksi Tanda bahaya gangguan kognitif 1. 2 bulan: kurangnya fixation 2. 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda 3. 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara 4. 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba 5. 24 bulan: belum ada kata berarti 6. 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata

Penulis : Bernie Endyarni Medise (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Telah dimuat di harian Kompas (9 6 2013)

c. Describe the risk factors that influence the language development deviation toward that girl

Lewis dan Freebair menyimpulkan bahwa riwayat keluarga dengan gangguan bahasa bisa dipertimbangkan sebagai faktor risiko yang dapat digunakan untuk identifikasi awal. Studi lain juga melaporkan ibu dengan tingkat pendidikan rendah merupakan faktor risiko keterlambatan bahasa pada anaknya. 58, 59 Peneliti-peneliti lain mendiskusikan beberapa variabel-variabel lingkungan yang tampak lebih dapat diprediksi. Seperti yang dilaporkan Hoff-Ginsberg, Neils Aram, Pine, Tallal, Tomblin, Tomblin dan Hardy faktor permintaan cara persalinan ternyata termasuk faktor risiko gangguan perkembangan bicara pada anak. Sedangkan menurut Paul, Rice, Tomblin dan Tomblin menunjukkan pendidikan ibu yang rendah termasuk salah satu faktor risiko gangguan bahasa yang terjadi pada anak. Orang tua tunggal menurut Andrews, Goldberg, Wellen, Goldberg McLaughlin dan Miller Moore juga merupakan faktor risiko yang harus diperhitungkan.59, 61, 62 Dalam suatu model penelitian dari Sameroff menunjukkan beberapa faktor risiko sosial dan keluarga diantaranya adalah: masalah-masalah kesehatan mental ibu, kecemasan ibu, sikap otoriter ibu dalam mengasuh anak, hubungan ibu-anak yang buruk, pendidikan ibu yang kurang dari menengah atas, orang tua yang kurang atau tidak memiliki ketrampilan dalam pekerjaan, status etnik minoritas, tidak ada bapak, beberapa tekanan kehidupan tahun terdahulu, dan ukuran keluarga yang besar. http://speechclinic.wordpress.com/2009/12/13/faktor-risiko-gangguan-berbahasa-pada-anak/

d. What should we suggest to her mother? Self Assessment a. Please differentiate between speech and language b. Please differentiate expressive and receptive language c. Describe the factors that affecting language development

Case 3 SI, girl, 19 months came with her mother to the Growth and Development clinic with complaint cannot walk well yet. She can stand alone 2 months ago. She can speak mama/papa specific. She was born at midwife, spontaneously, asphyxia, and birth weight was 2800 g, gestational age 38 weeks. There is no congenital anomaly. Assignment: a. Has the child in the normal development?

b. Describe the developmental milestones in 19 months child c. Describe the red flag of the developmental milestone in 19 months old d. What should we suggest to her mother? Self Assessment a. Describe the development milestone from birth until 5 years old b. Describe the red flag of development from birth until 5 years old

Bayi: Perkembangan Motorik Halus Keterampilan motorik halus menunjang kegiatan si kecil tak hanya saat memasuki masa sekolah awal, ketika si kecil belajar menulis. Keterampilan ini berpengaruh besar pada keterampilan dan kecerdasan si kecil secara menyeluruh. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan saat menemukan ia punya hambatan dalam salah satu tahapan perkembangan keterampilan motorik halus. Bulan Pertama: Masih erat. Kesehatan bayi saat baru lahir antara lain diuji dengan adanya refleks genggam. Rangsang pada telapak tangan sekonyong-konyong membuat si kecil mengatupkan seluruh jemarinya.

1 3 Bulan: Butuh Banyak Rangsang. Refleks genggam berangsur hilang hingga awal bulan kedua. Tetapi dalam sehari kedua tangannya lebih banyak mengepal. 3 6 Bulan: Aktif meraih dan memegang. Refleks genggam yang dimilikinya saat lahir, kini benar-benar hilang. Secara umum, bayi usia ini akan membiarkan jemarinya terbuka dan suka mengamati tubuhnya sendiri termasuk jari-jemarinya.

6 9 Bulan: Mengarahkan gerakan tangan. Si kecil sudah bisa memegang benda yang ada di hadapannya dengan tepat. Ia sudah bisa memindahkan benda dari tangan kiri ke tangan kanannya.

9 12 Bulan: Jemari lebih terkendali. Gerakan jemarinya kini lebih halus. Ia hanya akan menggerakkan sedikit lengan dan jemarinya untuk memungut kertas di atas karpet.

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/bayi/psikologi/bayi.perkembangan.motorik.halus/001/007/239/1/ 1

Perkembangan Motorik Bayi Merangkak ke arah mainan merupakan kemampuan terbesar bayi dalam tahun pertama dalam perkembangan motor.iknya. Seorang bayi sangat sibuk pada tahun pertama kehidupan. Seorang bayi mencapai tonggak keterampilan motorik banyak dalam tahun pertama. Keterampilan motorik terjadi berturut-turut sejak bayi lahir. Bayi mengembangkan refleks, keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Motorik kasar keterampilan gerakan otot besar dan keterampilan motorik halus adalah gerakan kecil tuned halus. Pengembangan keterampilan motorik memungkinkan bayi untuk menjelajahi dunia sekitar. Perkembangan Otot Perkembangan otot dimulai dengan kepala. Si bayi akan belajar dalam beberapa minggu pertama kehidupan cara memegang kepalanya dan mendapatkan kekuatan pada otot leher. Selanjutnya bayi akan belajar mengendalikan lengan dan kekuatan tubuh bagian atas akan dimulai. Pada titik ini, anak akan belajar bagaimana untuk mengambil dan menyimpan barang-barang. Hal terakhir adalah untuk memperkuat kaki, tetapi sekali ini mulai terjadi anak akan mulai mengeksplorasi lingkungannya dengan terlebih dahulu belajar untuk duduk, kemudian merangkak. Akhirnya sekitar 12 sampai 15 bulan, bayi akan mulai berjalan. Keterampilan Motorik Kasar Keterampilan Motorik Kasar berasal dari perkembangan otot-otot besar seperti kepala, batang tubuh, lengan dan kaki. Seiring dengan perkembangan otot-ototnya, bayi juga belajar koordinasi. Sebagai keuntungan bayi mengontrol otot-otot dan koordinasi lebih kuat, bayi akan belajar untuk berguling dan duduk. Sebagai pengembangan koordinasi terus, bayi akan belajar merangkak dan segera akan menyelidiki lingkungan pada kecepatan yang jauh lebih cepat. Ketrampilan Motorik Halus Keterampilan motorik halus berkembang dari batang tubuh dan memperpanjang melalui jari-jari. Ini dimulai dengan sentuhan sederhana tangan ke sebuah obyek seperti selimut atau boneka binatang. Langkah berikutnya akan mampu memahami item dan menahan mereka. Sekali lagi keterampilan koordinasi berkembang sehingga bayi dapat menangkap objek dan menyerahkannya atau dapat memilih jenis tertenyu untuk dimakan. Bermakna Ini keterampilan motorik adalah sangat penting dan diidentifikasi oleh dokter anak untuk memastikan bahwa tidak ada keterlambatan yang terjadi. Keterlambantan yang bermakna dalam keterampilan

motorik mingkin akan menjadi suatu masalah, dan pemeriksaan lebih jauh mungkin harus dilakukan. Setiap anak berkembang pada langkah yang berbeda, dan pengembangan beberapa keterampilan motorik seperti merangkak tidak mungkin terjadi anak bisa melewati itu dan pergi langsung ke berjalan. Pencegahan Pada kunjungan anak ke dokter anak amaka akan dilakukan tes diagnostik untuk menilai perkembangan motorik. Jika dokter anak melihat tanda-tanda dari setiap jenis keterlambatan perkembangan, ia dapat merujuk anak Anda untuk pemeriksaan neurologis serta penglihatan, telinga, komunikasi tes, pemeriksaan dan pemeriksaan genetik. Sebuah perawatan kesehatan tim khusus dalam setiap kategori akan melakukan ujian ini. Untuk iyu jenis evaluasi, riwayat kesehatan keliarga diperlukan. http://growupclinic.com/2012/10/21/perkembangan-motorik-bayi/

Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar pada bayi memiliki rangkaian tahapan yang berurutan. Artinya setiap tahapan harus dilalui dan dikuasai dulu sebelum memasuki tahapan selanjutnya. Tidak semua bayi akan menguasai suatu keterampilan di usia yang sama, karena perkembangan anak bersifat individual. Tapi perbedaan itu tidak disebabkan bayi yang satu lebih pandai daripada bayi yang lain. Perkembangan keterampilan tidak ada pengaruhnya langsung dengan kecerdasan. Berikut merupakan tahapan perkembangan motorik pada anak sesuai dengan pertumbuhan usianya: ANAK USIA 3 TAHUN a. berbalik atau berhenti secara tiba-tiba atau cepat b. melompat dengan lompatan kurang lebih 37-60 cm c. naik tangga tanpa dibantu d. meloncat dengan tambahan beberapa variasi lompatan ANAK USIA 4 TAHUN a. sangat aktif, mampu meniru, mengikuti dan menikmati berbagai gerakan yang dicontohkan b. mampu mengontrol gerakan dan memberikan respon bila diberi petunjuk orang dewasa. Seperti berhenti, memulai, atau berputar yang lebih efektif c. naik turun tangga dengan langkah kaki yang saling bergantian ANAK USIA 5 TAHUN

a. mampu melakukan gerakan dengan konstan dan waktu istirahat yang pendek b. mampu mengikuti permainan fisik yang bersifat sosial c. mampu menaik sepeda roda tiga d. berjalan di garis lurus ke depan atau ke belakang e. lompat ditempat dengan 1 kaki f. berjalan di atas papan keseimbangan

Sumber : Perkembangan anak#ixzz2pVInTv7F

Motorik

Kasar

Anak http://bidanku.com/perkembangan-motorik-kasar-

STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK DAN KECERDASAN ANAK Oleh Tin Herawati Perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap mahkluk. Perkembangan anak meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif dan psikososial. Perkembangan fisik berkaitan dengan perkembangan gerakan motorik, yakni perkembangan gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara saraf, otak, otot, tulang dan lainnya. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar seperti kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga daln lain-lain. Sedangkan perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang banyak dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih, seperti memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menulis dan lain-lain. Perkembangan motorik secara umum bergantung pada kematangan otot dan saraf. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik selain genetik, kondisi pralahir, gizi dan kecerdasan juga stimulasi. Perkembangan kognitif adalah perkembangan anak dalam mengembangkan kemampuan berfikir, seperti kemampuan memecahkan masalah, mengingat, dan penguasaan bahasa. Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan perasaan atau emosi dan interaksi anak dengan lingkungannya. Pada manusia terutama pada masa anak-anak, proses perkembangan terjadi sangat cepat. Tiga tahun pertama dalam kehidupan anak-anak merupakan masa yang paling sensitif karena masa tersebut dikaitkan dengan the golden age atau masa pesat perkembangan otak. Pesatnya perkembangan otak dalam periode ini ditandai dengan pertambahan berat otak dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga. Oleh karena golden age merupakan masa yang tepat untuk memberi bekal yang kuat pada anak serta menggali potensi kecerdasan anak sebanyaknya. Dalam perkembangan anak, pemberian makanan bergizi jelas sangat penting. Namun harus diperhatikan juga faktor emosi (kasih sayang, rasa aman) dan stimulasi.

Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. Dibawah disajikan grafik perkembangan jaringan otak pada anak yang banyak stimulasi dan tanpa stimulasi.

Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan akan diterima oleh panca indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut merupakan pelajaran baru. Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa, memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta

bergaul. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga lainnya. Tujuan stimulasi yaitu membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 2. Contoh Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia

Bayi 0-1 bulan 1. Ketika bayi rewel dipeluk dengan kasih saying 2. Meletakan benda yang bergerak-gerak di atas bayi 3. Melatih menelungkupkan bayi 4. Mengajak bayi tersenyum

II

Bayi 1-4 bulan 1. Bayi dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya 2. Bayi diajak bicara, menirukan gerak dan mimik bayi, diperdengarkan suara lainnya 3. Melatih bayi membalik badan (ditelungkupkan) 4. Melatih bayi mengenggam

III

Bayi 4-6 bulan 1. Melatih bayi didudukan 2. Melatih bayi menggunakan kedua tangan memegang benda 3. Melatih bayi menirukan bunyi agar ditirukan 4. Melatih bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da)

IV.

Bayi 6-9 bulan 1. Melatih mengangkat bayi untuk berdiri 2. Melatih bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah 3. Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya 4. Mengajak bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama

V.

Bayi 9-12 bulan 1. Melatih bayi berjalan berdiri 2. Melatih bayi menggelindingkan bola 3. Melatih bayi corat-coret menggambar 4. Mengajak bayi makan bersama keluarga

VI

Bayi 12-18 bulan 1. Malatih anak naik turun tangga (rumah) 2. Bermain melempar dan menangkap bola 3. Melatih menunjuk dan menyebut bagian tubuh 4. Memberi kesempatan anak melepas baju

VII

Bayi 18-24 bulan 1. Melatih keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian 2. Melatih anak menggambar bulatan, segitiga 3. Melatih anak mau menceritakan apa yang dilihatnya 4. Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada tempatnya) 5. Mengajak anak bermain bola dan melompatnya 6. Mengajak untuk ikut bernyanyi

VIII

Bayi 2-3 tahun 1, Melatih anak berdiri dengan satu kaki 2. Melatih anak menyusun balok 3. Melatih anak mengenal bentuk benda dan warnanya 4. Melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air kecil/besar di toilet 5. Melatih anak dibaju sendiri

6. Sering mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang, dll)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tahapan perkembangan anak berbeda-beda pada setiap tahapan umur sehingga jenis stimulasi yang diberikan juga berbeda-beda. Sebenarnya stimulasi pada anak sudah dapat dilakukan sejak bayi lahir bahkan sejak dalam kandungan. Menyusui ASI merupakan salah satu jenis stimulasi yang bisa diberikan pada bayi yang dapat merangsang indera pengecap bayi. Jenis stimulasi lain yang dapat merangsang indera pengecap bayi adalah pemberian makanan tambahan yang mulai diberikan pada usia 6 bulan. Pada tabel dibawah ini disajikan contoh-contoh stimulasi yang harus dilakukan sesuai dengan tahapan umurnya. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan anak. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalanjalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, dan menjelang tidur. Semakin bervariasi rangsangan yang diterima maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus menerus, anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia). Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan anak-anak. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari akan memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru oleh anak.

Stimulasi Kecerdasan Multiple (Multiple Inteligence) Kecerdasan multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, diskusi, tulisan), logicalmathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan). Tabel 2. Contoh Stimulasi Kecerdasan Multiple

Verbal-linguistic (kecerdasan berbahasa verbal) 1. Diajak bercakap-cakap 2. Dibacakan buku cerita berulang-ulang 3. Menyanyi lagu anak-anak 4. Dirangsang untuk berbicara dan bercerita

II

Logicalmathematical (kecerdasan logika-matematik) 1. Menyusun balok 2. Merangkai 3. Menghitung mainan 4. Main Puzzle 5. Permainan komputer

III

Visual spatial (kecerdasan visual) 1. Mengamati gambar, foto 2. Belajar melipat dan menggambar 3. Bermain rumah-rumahan 4. Diajak permainan komputer

IV.

Bodily-kinesthetic (kecerdasan gerak tubuh) 1. Belajar berdiri satu kaki 2. Melatih jongkok, membungkuk 3. Belajar melompat, berlari, melempar, menangkap, menari 4. Mengajak anak pada olah raga permainan

V.

Musical (kecerdasan musikal) 1. Mengajak anak mendengarkan musik 2. Mengajak anak bernyanyi

3. Memainkan alat musik 4. Melatih anak mengikuti nada dan irama VI Interpersonal (kecerdasan emosi inter-personal) 1. Mengajak anak bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda 2. Melatih anak untuk meminjamkan mainan 3. Mengajak anak untuk bekerja sama membuat sesuatu VII Intrapersonal (kecerdasan emosi intra-personal) 1. Mengajak anak untuk menceritakan perasaannya 2. Melatih anak untuk belajar mengungkapkan keinginan 3. Mengajak ngobrol anak mengenai cita-cita VIII Naturalist (kecerdasan Naturalis) 1. Mengajak anak untuk memelihara tanaman di pot 2. Memelihara binatang 3. Wisata ke hutan, pantai, sungai dan gunung 4. Mengamati bulan, langit dan bintang

Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan di stimulasi terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel. http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=175%3Astimulasiperkembangan-motorik-dan-kecerdasan-anak&catid=20%3Aterbaru&Itemid=94&lang=id

Tahap Perkembangan Bayi pada Motorik Halus Usia 1-12 Bulan 19-12-2011 diposkan oleh melindacare

Tahap perkembangan bayi pada motorik halus di usia 1-12 bulan harus selalu dipantau. Motorik halus merupakan pergerakan yang melibatkan otot-otot halus seperti tangan dan jari yang berhubungan langsung dengan penglihatan. Agar perkembangan bayi tetap stabil, maka motorik halusnya harus selalu dirangsang. Dalam hal ini dibutuhkan pantauan dari orangtua karenaperkembangan bayi setiap bulannya akan selalu berbeda-beda. Dan secara bertahap perkembangan motorik halus bayi akan terus berkembang seiring dengan apa yang Anda ajarkan pada si kecil sejak dini terutama di usia 1-12 bulan. Berikut ini tahap perkembangan bayi pada motorik halusnya dari mulai usia 1-12 bulan : Usia 1 bulan Di usianya ini, si kecil akan selalu mengepalkan tangannya dan sesekali membukanya. Usia 2 bulan Si kecil sudah mulai bisa menggenggam sesuatu. Ketika Anda letakkan jari ke dalam tangannya, ia akan menggenggam jari Anda. Atau saat Anda meletakkan mainannya, ia akan menggenggam barang tersebut. Usia 3 bulan Tahap perkembangan bayi di usia ini sudah mulai ada kemajuan. Bayi akan berusaha meraih sesuatu ke arah depan dan mencoba meraihnya. Usia 4 bulan Sudah mampu memegang serta menggoyangkan mainan bunyinya saat digenggam dengan sambil memainkannya. Dan mulai memperhatikan jari-jari mungilnya. Usia Kedua tangannya sudah mulai terbiasa 5 untuk meraih ataupun menggenggam bulan sesuatu.

Usia

bulan

Tangan satunya bisa memindahkan mainan ke tangan satunya. Mainan yang dipegangnya pun sudah bisa dibentur-benturkan ke suatu permukaan. Usia 7-12 bulan 1. Tangan jari-jarinya sudah mulai digunakan untuk mengambil benda-benda kecil. 2. Membenturkan dua benda yang dipegangnya. 3. Jari telunjuknya sudah bisa digunakan dengan lancar untuk menunjuk ataupun menyentuh sesuatu. 4. Memperlakukan mainannya dengan caranya sendiri misalkan, menjatuhkan, mendorong, memutar, atau menyobeknya. Tahap perkembangan bayi bisa selalu Anda ikuti sesuai dengan bertambahnya usia si kecil. Oleh karena itu, Anda perlu terus memantau pertumbuhannya dengan tetap memberikan stimulasi yang tepat bagi buah hati Anda. http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=1601_Tahap-Perkembangan-Bayipada-Motorik-Halus-Usia-1-12-Bulan

Melatih Motorik Bayi

Tumbuh kembang bayi di tahun pertamanya sangat menakjubkan. Perkembangannya diawali dengan gerakan refleks, yaitu gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis dan tanpa disadari. Seiring dengan menghilangnya kemampuan refleks bayi, secara bertahap kemampuan motoriknya berkembang. Ia tidak saja mampu mengangkat kepala dan membalikkan tubuhnya, tetapi juga mencobamerangkak. Lalu dengan bertambahnya usia, si kecil kemudian akan mampu duduk, merangkak, berdiri, lalu berjalan. Bayi akan mengembangkan kemampuan motoriknya lewat berbagai cara, di antaranya:

Trial & Error Jika Anda tidak menstimulasinya untuk melakukan beberapa gerakan, ia tetap akan menguasai gerakan tersebut melalui fase trial and error. Tapi, biasanya, cara belajar seperti ini tidak memberikan hasil yang

maksimal. Meniru Belajar dengan meniru menghasilkan kemampuan yang lebih baik dibanding trial and error. Sebagai role model, pastikan Anda memberi contoh yang baik dan benar pada si kecil. Misal, membiasakannya meraih sesuatu dengan tangan kanan. Pelatihan Cara ini paling memiliki peluang untuk memberikan hasil yang optimal bagi si kecil. Anda tak hanya menjadi role model, tapi juga bertugas untuk memperhatikan dan membetulkan setiap gerakannya sampai ia menguasai keterampilan tersebut dengan baik. http://www.parenting.co.id/article/bayi/melatih.motorik.bayi/001/002/211

Anda mungkin juga menyukai