MOTOR
Langkah 1. Pasien anak pada kunjungan Pencegahan gangguan motorik
Langkah 2. Apakah ini kunjungan bulan ke-9, 18, 30, atau 48?
diamati pada anak. Keterampilan ini biasanya diperoleh pada usia awal, dan
Kunjungan usia 9 bulan: Bayi harus bisa berguling kedua belah sisi, duduk
dengan baik tanpa dukungan dan menunjukkan motorik yang simetri tanpa bantuan
tangan. Dia harus bisa memegang dan memindahkan objek dari tangan ke tangan
lainnya
Kunjungan usia 18 bulan: balita seharusnya sudah dapat duduk, berdiri, dan
berjalan secara mandiri. Dia harus memahami dan memanipulasi benda-benda kecil.
Gangguan motoric yang ringan mungkin tidak terdeteksi di usia 9 bulan dan pada
selama kunjungan sebelumnya. Namun, gangguan motorik kasar yang lebih halus,
motorik halus, ucapan, dan motorik oral mungkin muncul pada kunjungan ini. Gangguan
neuromuskular yang progresif mungkin mulai muncul pada saat ini dan bermanifestasi
masalah perkembangan.
pendidikan pasien dan terpusat pada keluarga yang peduli dalam mendukung
faktor pelindung, dan menjaga catatan yang akurat dari dokumentasi perihal proses dan
temuan.
Banyak alat skrining dapat diisi oleh orang tua; dokter anak menginterpretasikan hasil
skrining.
Langkah 6. Mendapatkan / Ulasan riwayat yang lebih luas dan Lakukan Pemeriksaan
Neurologis
perkembangan motorik anak dari anak, orang tua, dan keluarga. Untuk memperluas
riwayat perspektif, dokter dapat menanyakan apakah anggota keluarga yang lain,
pendidik, atau orang lain yang tahu anak juga mengungkapkan keprihatinan apapun
tentang perkembangan motorik. Saat mengambil anamnesis, dokter harus secara hati-
hati memperhatikan postur, bermain anak, dan fungsi motorik spontan tanpa tekanan di
Pemeriksaan fisis
dalam pengaturan rawat jalan. evaluasi dimulai dengan pemeriksaan fisik lengkap,
dengan perhatian khusus pada pemeriksaan neurologis dan evaluasi penglihatan dan
primer dapat melakukan tes diagnostik. Semua pengujian harus dilakukan dalam
konteks riwayat kesehatan anak terakhir, Riwayat keluarga serta Temuan pada
pemeriksaan fisik.
Stimulating
Ketika identifikasi tonus otot rendah atau normal , terutama dengan kelemahan
bersamaan, Penyelidikan harus menargetkan penyakit dari lower motor neuron atau
otot. Di antara yang paling umum adalah Duchenne distrofi otot (DMD), ditandai dengan
pengujian awal untuk semua anak dengan Motor delay dan tonus rendah dapat
Hipotiroidisme kongenital akan diidentifikasi oleh skrining pada bayi baru lahi.
hipotiroidisme dan hipertiroidisme yang didapat akan memperlihatkan gejala pada bayi
atau anak-anak dengan keterlambatan motorik. Maka perlu untuk melakukan fungsi
tiroid (tiroksin [T4] dan thyroid stimulating hormone) sebagai bagian dari evaluasi
neuromuscular kelemahan.
Langkah 10. Kembali ke intervensi dini/ temuan pada anak dan konsultasikan atau rujuk
Gangguan ringan tidak memperlihatkan gejala klinis yang jelas yang memerlukan
observasi sehingga jika terjadi perburukan maka rencana pencegahan harus segera
dibuat. Keluarga harus mengerti ketika perubahan klinis terjadi. Hal ini meliputi regresi
atau menelan. Hal ini memastikan perihal gangguan yang progresif sehingga
Sumber daya
untuk intervensi dini atau perawatan khusus. Sebagai tambahan, rujukan lain juga
harus dibuat oleh dokter saat investigasi diagnostic dilakukan. Meskipun ketika
jaringan ke subspesialis untuk membantu dalam diagnosis dan manajemen anak yang
berperan meliputi neurologis, dokter anak ahli tumbuh kembang, ahli genetik, psikater
atau orthopedik.
Langkah 11. Apakah gangguan perkembangan telah di identifikasi?
sebagai anak yang membutuhkan penanganan khusus dan perawatan kondisi kronik
tumbuh kembang dan medis, maka anak harus dijadwalkan ulang untuk kembali
Langkah 12b. identifikasi anak dengan kebutuhan khusus dan mulai untuk manajemen
kondisi kronik.
identifikasi sebagai anak dengan kebutuhan khusus meskipun anak tersebut tidak
definisikan sebagai anak yang mempunyai atau meningkatkan risiko untuk gangguan
fisik kronis, perkembangan, perilaku atau emosi dan membutuhkan penanganan medis
yang lebih daripada anak pada umumnya. Anak dengan kebutuhan khusus
kronik meliputi perawatan proaktif untuk anak dengan kebutuhan khusus termasuk