– Tanda Vital
Pemeriksaan nadi, seharusnya dilakukan pada saat tidur atau istirahat dandisertai dengan
pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulsusdefisit. Pemeriksaan nadi ini
bertujuan untuk menilai kecepatan dan frekuensi nadi, irama dan kualitas nadi. Pemeriksaan
Tekanan Darah, harus
mencantumkan posisi atau keadaan anak pada saat dilakukan pemeriksaan, apakah tidur, dud
uk, berbaring atau menangis.
Langkah 2. Interpretasi Data
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis masalah dankebutuhan tumbuh kembang anak
berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah 1.
Contoh :
– Anak perempuan 3 tahun, dengan gizi buruk dan perkembangan suspect ada kelainan.
– Masalah :
Ganguan makan: pika berupa kebiasaan anak makan kertas.
Pengabaian anak karena sosial ekonomi dan pengetahuan keluarga rendah.
Anak tidak pernah mendapatkan imunisasi dasar dan lanjutan.
- Kebutuhan :
KIE tentang kebutuhan dan pemenuhan gizi anak balita dan bahaya pika.
KIE tentang perkembangan dan stimulasi perkembangan padaanak
Langkah 3. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
– Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkinakan terjadi berdasarkan diagnosis
atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Masalah potensial
Potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidakmampu, karena anak membutuhkan
perawatan intensif danlebih lama.
Kebiasaan pika potensial menimbulkan anemia dan keracunan.
Langkah 4. Identifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang MemerlukanPenanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau ada hal yang perlu
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengananggota tim kesehatan lain sesuai kondisi anak,
contoh : anak, usia 1tahun yang semula disimpulkan berjenis kelamin perempuan terdeteksiadanya
ambigue genetalia, membutuhkan pemeriksaan lebih lanjutdengan dokter dan psikiatri untuk identifikasi
jenis kelamin danmencegah trauma psikologis
Langkah 5. Merencanskan Asuhan yang Menyeluruh
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengantemuan pada langkah
sebelumnya. Contohnya adalah:
1. Anak dengan kelainan atau masalah yang berkaitan dengan tumbuh kembang
– Gagal tumbuh, memberikan stimulasi lingkungan pada anak,makanan tambahan untuk mengurangi
defisiensi protein, vitamin,dan lain-lain,
– Gangguan makan, dengan memberikan terapi simptomatis, psikoterapi pada keluarga dan terapi
kombinasi dalam makananc.
– Ganguan tidur, dengan melindungi anak dari kecelakaan (cedera),memberikan kenyamanan, membantu
anak tidur dan brkolaborasidengan dokter bila ganguan berkepanjangan.d.
– Enuresis fungsional, dengan mambatasi pemasukan cairan sebelumtidur, melatih mengendalikan retensi
urine, latihan menahankencing, dan berkolaborasi dengan dokter bila perlu.
– Retardasi mental, dengan mencegah terjadinya ganguan kesehatanlain, selalu memperbaiki status gizi
anak, melatih dan membantuanak melaksanakan tugas dan keterampilan yang minimal
dapatdikuasai anak sesuai tingkat retardasinya, selalu melibatkan ahliterapi wicara, ahli rehabilitasi
medis, psikater, dan lain-lain.
Kesimpulan
– Dokumentasi adalah bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat/ bidan
dalam melakukan catatan yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dantim
kesehatan. Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenagakesehatan,
pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan tentang hasil
pemeriksisaan, prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan, dan respon
pasien terhadap semua asuhan yang di berikan
– Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhanyang
telah dan akan dilakukan pada seorang pasien, di dalamnya tersirat
proses berfikir bidan yang
sistematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen
kebidanan
TUMBUH KEMBANG ANAK
Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan
pertumbuhan ukuran organ tubuh
PERKEMBANGAN
Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Peristiwa perkembangan ini biasanya berkaitan
dengan masalah psikologis seperti kemampuan gerak kasar
dan halus, intelektual, sosial dan emosional.
CIRI
CIRI KHAS
KHAS ANAK
ANAK
ANAK
BUKAN
DEWASA KECIL
25
CIRI KHAS ANAK
26
TUMBUH
• Pertumbuhan dalam jumlah dan besar
• Bertambah besar organ, otot dan tulang
• Bertambah ukuran BB, TB, lingkaran kepala, lingkar
dada
• Pemantauan dengan grafik kurva normal
27
CIRI KHAS ANAK
TUMBUH
TUMBUH BERKEMBANG
KEMBANG
•Bertambahnya •Bertambahnya
• Anak dapat tumbuh kembang
ukuran, jumah sel, kemampuan
jaringan interseluler melalui tahapan yang sesuai struktur & fungsi
•Bertambah ukuran tubuh yang lebih
Stimulasi ,Deteksi,Intervensi Dini kompleks
fisik, struktur tubuh
•KUALITATIF
•KUANTITATIF 28
• TUMBUH KEMBANG
– Berlangsung sejak konsepsi sampi akhir
remaja
DEWASA
MUDA NEONATUS
GENETIK
LINGKUNGAN
REMAJA BAYI
ANAK PRA
SEKOLAH SEKOLAH
Wanita
Dewasa muda
Nutrisi buruk
kerdil
Selama kehamilan
Pertumbuhan janin terganggu
Penurunan potensi intelektual
BBLR
Infeksi perinatal
Nutrisi buruk
31
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK
BIOLOGI FISIK
MASYARAKAT
KELUARGA
INDIVIDU
32
INPUT Perawatan terus menerus
OUTCOME
berkesinambungan
Konsepsi Sempurna
Kualitas &
optimal potensi
LINGKUNGAN
MIRO ; IBU
ASI MINI ; KELUARGA
MESO ; SEKOLAH /
ORGANISASI
MAKRO ; EKSEKUTIF
33
DIAGRAM KERANGKA KONSEPTUAL
PROSES TUMBUH KEMBANG ANAK
LINGKUNGAN
FAKTOR RISIKO
SI-300404
34
Ismael S,1991
KEBUTUHAN DASAR ANAK
35
FISIK BIOMEDIK (ASUH)
PANGAN / GIZI / NUTRISI
Perawatan kesehatan dasar
imunisasi, ASI, penimbangan, pengobtan, KMS
Pemukiman
Hygiene sanitasi
Sandang
Kesegaran jasmani, rekreasi
dsb
36
KASIH SAYANG ( ASIH )
• Diperlukan pada tahun-tahun pertama kehidupan
• Hubungan yang erat, mesra antara ibu adalh syrata mutlak
• EMOTIONAL SECURITY (rasa aman )
37
Stimulasi dini ( asah )
38
CIRI-CIRI ANAK
(Maria Monstessori)
43
DAMPAK KURANG GIZI
BEBAN ASET
44
Sumber : FKM UI & Unicef, 2002
STIMULASI PENDIDIKAN
PADA ANAK
• Memahami karakteristik anak
• Didasarkan pada tahap-tahap tumbuh kembang anak
• Memperhatikan seluruh aspek kecerdasan anak
• Ciptakan suasana yang menyenangkan, tidak membosankan
dan tidak memaksa
Diare
Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Klasifikasi Diare
1. Diare Akut
Adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat.
2. Diare Kronis
Adalah diare yang berlangsung paling sedikit 2 minggu:
Diare osmotik
• Diare yang berhenti jika pemberian makanan (obat-obatan dihentikan).
• Pada diare osmotik, osmolatitas tinja diare merupakan beban osmotik utama yang tidak terabsorbsi dan
atau tidak diabsorbsi.
• Tinja mempunyai kadar Na+ rendah (< 50 mEq/l dan beda osmotiknya bertambah besar (> 160 mOsm/L).
• Dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori protein, bayi berat badan lahir rendah
dan bayi baru lahir.
• Kelainan-kelainan yang menyebabkan diare osmotik kronis dapat diklasifikasi dari mekanisme
patofisiologinya, umur pada saat mulainya/pola tampilannya.
Diare sekretorik
• Diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan.
• Diare sekretorik jarang dan merupakan kelainan pada bayi.
• Frekuensi BAB > 5x/24 jam, encer, volumenya banyak.
• Tinja mempunyai kadar Na+ tinggi (> 90 mEq/L) dan perbedaan osmotiknya < 20
mOsm/L.
Etiologi
• Faktor infeksi
a) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
• Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan
anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
• Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu
• Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
Patofisiologi dan Pathway
• Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
• Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi lumen usus.
• Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
dapat timbul diare pula.
Manifestasi klinis
Menurut Suriadi (2001), Manifestasi klinis diare yaitu
a) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
b) Kram perut
c) Demam
d) Mual
e) Muntah
f) Kembung
g) Anoreksia
h) Lemah
i) Pucat
j) Urin output menurun (oliguria, anuria)
k) Turgor kulit menurun sampai jelek
l) Ubun-ubun / fontanela cekung
m) Kelopak mata cekung
n) Membran mukosa kering
Askeb pada anak dengan diare
• Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur),
abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat
yang dimakan serta imunisasi.
• Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
• Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi
kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
• Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya,
pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-
masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral
atau suplemen lain.
• Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi,
insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat
inap sebelumnya.
• Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-
tumbuhan, debu rumah
• Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
• Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi
adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi,
pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
• Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200 gr/minggu, TB
bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia
6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia
10-12 bulan.
1. Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada
kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang
tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman
sebaya.
2. Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya
berdoa.
3. Reaksi Hospitalisasi
• Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan
lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih
• Perubahan pola kegiatan rutin
• Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
• Kehilangan otonomi
• Takut keutuhan tubuh
• Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan
terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya
4. Aktivitas Sehari-Hari
• Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
• Output cairan :
• IWL (Insensible Water Loss)
• Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
• Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh –
36,8 oC)
• SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat
diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
• Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
• Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.
5. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
a) Suhu badan : mengalami peningkatan
b) Nadi : cepat dan lemah
c) Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
d) Tekanan darah : menurun
• Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala,
lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan
berat badan.
• Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi
nafas tambahan.
• Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
• Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik
usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
• Perkemihan
Volume diuresis menurun.
• Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
• Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
• Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
• Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
• Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
• Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
• Motorik Kasar
• Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai
bisa bersepeda roda tiga.
• Motorik Halus
• Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
• Personal Sosial
• Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
KASUS DIARE
IDENTITAS PASIEN
No Rekam Medis : ---
1. BCG + - 6. HiB -
2. DPT + + + - - - 7. MMR -
3. Polio + + + - - - 8. Hep A -
5. Campak + -
Makanan
Minum susu bubuk, 1 hari 1 kali
Makanan seperti nasi dan lauk pauk 1 hari 3 kali
PENYAKIT DAHULU
Asma : (-)
Penyakit darah : (-)
TBC : (-)
Penyakit keganasan : (-)
Ginjal : (-)
Kencing manis : (-)
Lainnya : (-)
Pengukuran
Umur : 4 Tahun 4 Bulan
Berat badan : 17 kg
Tinggi badan : 110 cm
Standar BB/U : Dibawah garis median (0))
Standar TB/U : Dibawah garis median (0))
Standar BB/TB : Dibawah garis median (0))
Status gizi : Gizi baik
PEMERIKSAAN SISTEMATIK
Kulit : Pucat (-)
Sianosis (-)
Oedem (-)
Ikterik (-)
Turgor kembali cepat
KGB : Tidak teraba membesar
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata, lebat.
Kepala : Bentuk dan ukuran simetris, ubun-ubun
besar cekung (-)
Mata : Mata cekung (-)
Konjungtiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Injeksi -/-
Kotoran -/-
Gatal -/-
Hidung : PCH -/-
Sekret hidung -/-
Telinga : Sekret -/-
Mulut : Mukosa mulut basah dan bibir kering
Leher
KGB leher : Tidak teraba membesar
Kaku kuduk : (-)
Thorax
Dinding thorax / paru
Inspeksi : B/P Simetris kiri = kanan, retraksi(-)
Palpasi : Pergerakan simetris kanan = kiri
Vokal fremitus simetris kiri = kanan
ICS tidak melebar
Perkusi : Sonor, kiri = kanan
Auskultasi : VBS +/+, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV 1 cm
medial linea midclavicularis kiri
Kuat angkat (-)
Penjalaran (-)
Perkusi : (-)
Auskultasi : Bunyi jantung murni, Reguler,
Murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat
Palpasi : Soepel
Nyeri tekan (-)
Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi : Tymphani
Alat Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan
Anus & Rectum : Anus dan Rectum tidak diperiksa
Anggota gerak dan Tulang :
Tidak ada kelainan
Akral hangat
Tonus otot baik
CRT< 2 detik
Neurologis : Reflek Fisiologis +/+
Reflek Patologis -/-
SUBYEKTIF (S)
Anak ♂ usia 4 Tahun 4 Bulan, dengan BB 17 kg,
TB 110 cm, status gizi baik datang dengan keluhan
mencret 11x disertai vomitus 3x sehari
sebelumnya.
Tanda dehidrasi ringan-sedang (Rewel,mata
tidak cekung,air mata (+), lidah basah bibir
kering, terlihat haus)
OBJECTIVE (O)
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan sakit : Sakit Ringan
Posisi serta aktivitas : Tidak tampak letak paksa
Penampilan umum : Rewel
Tanda-tanda vital
Nadi : 100 x/menit, Reguler, Equal, Isi cukup
Suhu tubuh aksiler : 36,7 ⁰C
Pernafasan : Abdominalthoracal, 28x/menit
Tekanan darah : - mmHg
Test RL : Tidak dilakukan
ANALYSIS (A)
Diagnosis Kerja :
Diare Akut + Dehidrasi Ringan-Sedang
Diagnosis tambahan :-
Status gizi : Gizi baik
Penatalaksanaan (P)
Lab darah : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.
Elektrolit : Na, K, Cl
Analisa tinja
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
Memperbaiki keadaan umum
Medikamentosa
Rencana terapi B : 3 jam pertama : 1275ml oralit