Anda di halaman 1dari 92

Pendokumentasian asuhan

kebidanan pada anak dengan


metode SOAP
Oleh :
Hairiah
Yunida
Thriully
Pengertian
Pendokumentasian merupakan proses pencatata hasil asuhan yang
dilakukan bidan sebagai suatu bukti yang dapat
dipertanggunggugatkan (dijadikan dasar dalam hukum baik sebagai
bukti yang membantu bidan atau pun bukti jika menunjukan suatu
kesalahan/kelalaian)
Dalam kebidanan pendokumentasian asuhan yang digunakan adalah
dengan metode SOAP yaitu Subjektif, obejektif,
Analisis dan Planning.
– Pendokumentasian kebidanan yang baik akan sangat membantu dalam
melindungi bidan dari jeratan hukum apabila mendapat tuntutan dari klien atau
pasien yang diasuh dikemudian hari (Herdiani & Candratika, 2011).Sehingga
pendokumentasian merupakan hal yang wajib dilakukan dimana dokumentasi
kebidanan
– suatu catatan otentik dalam pemberian asuhan kebidanan yang dapat dijadikan
bukti untuk melihat kualitas asuhan dan sebagai aspek legal suatu asuhan bila
ada persoalanhukum.
– Selain bukti otentik yang sah, dokumentasi kebidanan dalam bentuk metode
pendokumentasian SOAP (subyektif, Obyektif, Analisis, dan Penatalaksanaan)
juga digunakan sebagai informasi tentang status kesehatan pasien pada semua
kegiatan asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien dalam pelaksanaan
praktek kebidanan termasuk dalam praktek mandiri bidan.
Subjektif
Merupakan pencatatan data subjektif yang didapatkan dari hasil
pengkajian data pada klien bidan sesuai karakteristik kliennya,
sebagai dasar penegakan diagnose dan penentu pemeriksaan fisik
yang harus dilakukan.
Objektif
Merupakan pencatatan data Objektif yang didapatkan dari
hasil pemeriksaan klien, sebagai dasar penegakan diagnose
dan masalah potensial yang mungkin terjadi.
Analysis
Pencataan hasil interpretasi data yang didapatkan dari hasil
berfikir menggunakan managemen varney, yang meliputi
diagnose kebidanan, masalah, masalah potensial dan
kebuthan segera.
penatalaksanaan
Pencatatan hasil perencanaan, implementasi dan evaluasi
yang dilakukan bidang, dituliskan berdasarakan urutan
waktu (berurutan)
Penatalaksanaan
LANGKAH – LANGKAH
SOAP
Langkah 1. Pengkajian Data
Data subjektif pada anak yang harus dikumpulkan, antara lain:Riwayat kesehatan anak yang penting dan harus dikaji,
meliputi:a.
– Faktor genetik, meliputi kelainan/gangguan metabolik pada keluarga dansindroma genetik.
– Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes
mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakait kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus,
RH/isoimunisasi.
– Faktor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, adanya riwayat perdarahan, preeklamsia, infeksi, perkembangan janin terlalu
besar/terganggu, diabetesgestasional, poli/oligohidramnion.d
– Faktor perinatal, meliputi prematur/postmatur, partus lama, penggunaanobat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu
meningkat, posisi janin tidaknormal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, Ketuban PecahDini (KPD), perdarahan
dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibuhipotensi, asidosis janin, jenis persalinan serta keadaan bayi baru lahir.
– Riwayat pemberian nutrisi, meliputi pemberian ASI eksklusif, penggantiASI, makanan pendamping ASI (M-PASI) atau
makanan tambahan padaanak.
– Riwayat alergi, meliputi adanya riwayat alergi makanan, debu dan obat-obatan pada anak.
– Riwayat imunisasi yang sudah diberikan, meliputi imunisasi dasar danimunisasi anjuran yang diberikan pada anak. Berikut
ini jadwal imunisasirekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2004.
– Riwayat uji skrining yang pernah dilakukan.
– Riwayat kesehatan.
Data Objektif pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang harusdikumpulkan antara lain:
– Pengukuran berat badanPengukuran ini digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunansemua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemah, cairan tubuh,
sehingga diketahui status keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.Berat badan juga dijadikan dasar
perhitungan dosis obat dan makananyang diperlukan untuk pengobatan.
– Pengukuran panjang badanPengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi di
sampingfaktor genetik. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah.
– Pengukuran lingkar kepala.Pengukuran lingkar kepala dapat digunakan untuk menilai
pertumbuhanotak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya retardasimental,
apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi
akibat penyumbatan aliran cairan serebrospinal. Penilaian menggunakan kurvelingkar kepala
(Matondang , dkk 2000 cit. Hidayat,2005).
– Pengukuran lingkar lengan atas.Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot.
Penilaianini tidak cocok untuk menilai jaringan lemak tubuh, tetapi dapat digunakanuntuk menilai
status gizi pada anak pra sekolah
LANJUTAN …

– Pemeriksaan fisik. Penilaian dilakukan dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan


bagiantubuh dan anggota gerak lainnya, menentukan jaringan otot
denganmemeriksa lengan atas, pantat dan paha, menentukan jaringan lemak
pada pemeriksaan triseps dan memeriksa rambut serta gigi geligi.
– Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai keadaan
pertumbuhandan perkembangan dengan keadaan penyakit, antara lain pemeriksaan
kAdar haemoglobin, serum protein (albumin dan globulin), hormonal dan lain-lain.
– Pemeriksaan radiologi.Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai umur tumbuh
kembang sepertiumur tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.
– Pemeriksaan fisik secara lengkap pada anak ditujukan untuk melengkapi data pertumbuhan dan
perkembangannya antara lain meliputi Keadaan umum, meliputi status kesadaran, status gizi,
tanda-tandavital dan lain-lain.
– Pemeriksaan Kesadaran
Dilakukan dengan penilaian kualitatif dan kuantitatif. Penilaian secarakualitatif diperoleh nilai-nilai,
yakni composmentis (sadar penuh dan responcukup terhadap stimulus yang diberikan), apatis (acuh tak
acuh terhadapkeadaan sekitar), somnolen (kesadaran lebih rendah, anak tampak mengantuk,selalu ingin
tidur, tidak responsif terhadap rangsangan ringan dan masihmemberikan respon pada rangsangan yang
kuat), sopor (anak tidakmemberikan respon ringan maupun sedang, tetapi masih memberikan
sedikitrespon pada rangsangan yang kuat, ditandai refleks pupil terhadap cahayamasih positif), koma
(anak tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apaapun,reflex pupuil terhadap cahaya tidak
ada), delirium (tingkat kesadaran
paling bawah, disorientasi, sangat iritatif, kacau, salah persepsi terhadap rangsangansensorik).
– Status Gizi
Penilaian dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropometrik,
meliputi pemeriksaan berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan klinisdan
laboratorium. Hasil pemeriksaan dapat digunakan untuk menentukan apakahanak mengalami
gizi baik, cukup atau kurang.

– Tanda Vital
Pemeriksaan nadi, seharusnya dilakukan pada saat tidur atau istirahat dandisertai dengan
pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulsusdefisit. Pemeriksaan nadi ini
bertujuan untuk menilai kecepatan dan frekuensi nadi, irama dan kualitas nadi. Pemeriksaan
Tekanan Darah, harus
mencantumkan posisi atau keadaan anak pada saat dilakukan pemeriksaan, apakah tidur, dud
uk, berbaring atau menangis.
Langkah 2. Interpretasi Data
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis masalah dankebutuhan tumbuh kembang anak
berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah 1.
Contoh :
– Anak perempuan 3 tahun, dengan gizi buruk dan perkembangan suspect ada kelainan.
– Masalah :
Ganguan makan: pika berupa kebiasaan anak makan kertas.
Pengabaian anak karena sosial ekonomi dan pengetahuan keluarga rendah.
Anak tidak pernah mendapatkan imunisasi dasar dan lanjutan.
- Kebutuhan :
KIE tentang kebutuhan dan pemenuhan gizi anak balita dan bahaya pika.
KIE tentang perkembangan dan stimulasi perkembangan padaanak
Langkah 3. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
– Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkinakan terjadi berdasarkan diagnosis
atau masalah yang sudah diidentifikasi.

Contoh Diagnosis potensial


Gizi buruk dan tidak mendapatkan imunisasi potensial imunitastubuh menurun.

Masalah potensial
Potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidakmampu, karena anak membutuhkan
perawatan intensif danlebih lama.
Kebiasaan pika potensial menimbulkan anemia dan keracunan.
Langkah 4. Identifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang MemerlukanPenanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau ada hal yang perlu
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengananggota tim kesehatan lain sesuai kondisi anak,

contoh : anak, usia 1tahun yang semula disimpulkan berjenis kelamin perempuan terdeteksiadanya
ambigue genetalia, membutuhkan pemeriksaan lebih lanjutdengan dokter dan psikiatri untuk identifikasi
jenis kelamin danmencegah trauma psikologis
Langkah 5. Merencanskan Asuhan yang Menyeluruh
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengantemuan pada langkah
sebelumnya. Contohnya adalah:
1. Anak dengan kelainan atau masalah yang berkaitan dengan tumbuh kembang
– Gagal tumbuh, memberikan stimulasi lingkungan pada anak,makanan tambahan untuk mengurangi
defisiensi protein, vitamin,dan lain-lain,
– Gangguan makan, dengan memberikan terapi simptomatis, psikoterapi pada keluarga dan terapi
kombinasi dalam makananc.
– Ganguan tidur, dengan melindungi anak dari kecelakaan (cedera),memberikan kenyamanan, membantu
anak tidur dan brkolaborasidengan dokter bila ganguan berkepanjangan.d.
– Enuresis fungsional, dengan mambatasi pemasukan cairan sebelumtidur, melatih mengendalikan retensi
urine, latihan menahankencing, dan berkolaborasi dengan dokter bila perlu.
– Retardasi mental, dengan mencegah terjadinya ganguan kesehatanlain, selalu memperbaiki status gizi
anak, melatih dan membantuanak melaksanakan tugas dan keterampilan yang minimal
dapatdikuasai anak sesuai tingkat retardasinya, selalu melibatkan ahliterapi wicara, ahli rehabilitasi
medis, psikater, dan lain-lain.
Kesimpulan
– Dokumentasi adalah bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat/ bidan
dalam melakukan catatan yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dantim
kesehatan. Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenagakesehatan,
pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan tentang hasil
pemeriksisaan, prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan, dan respon
pasien terhadap semua asuhan yang di berikan
– Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhanyang
telah dan akan dilakukan pada seorang pasien, di dalamnya tersirat
proses berfikir bidan yang
sistematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen
kebidanan
TUMBUH KEMBANG ANAK
Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan
pertumbuhan ukuran organ tubuh

Kembang (perkembangan) berkenaan dengan


perubahan fungsi organ tubuh
PERTUMBUHAN
Berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran organ individu dan hal ini dapat diukur melalui
ukuran berat, ukuran panjang, besar
lingkaran kepala. Semua hal ini memerlukan proses
pemantauan yang tepat.

PERKEMBANGAN
Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Peristiwa perkembangan ini biasanya berkaitan
dengan masalah psikologis seperti kemampuan gerak kasar
dan halus, intelektual, sosial dan emosional.
CIRI
CIRI KHAS
KHAS ANAK
ANAK

ANAK
BUKAN
DEWASA KECIL

25
CIRI KHAS ANAK

Proses bertambahnya ukuran / dimensi tubuh


TUMBUH Akibat bertambahnya sel-sel dan
Bertambah besarnya sel tersebut

Proses pematangan / maturasi fungsi organ


KEMBANG Tubuh, berkembangnya kemampuan,
Intelegensi serta perilaku anak

26
TUMBUH
• Pertumbuhan dalam jumlah dan besar
• Bertambah besar organ, otot dan tulang
• Bertambah ukuran BB, TB, lingkaran kepala, lingkar
dada
• Pemantauan dengan grafik kurva normal

Meningkatnya fungsi sel tubuh


Maturasi organ dan sistim
KEMBANG Keterampilan
Kemampuan afektif
kreaktivitas

27
CIRI KHAS ANAK

TUMBUH
TUMBUH BERKEMBANG
KEMBANG

•Bertambahnya •Bertambahnya
• Anak dapat tumbuh kembang
ukuran, jumah sel, kemampuan
jaringan interseluler melalui tahapan yang sesuai struktur & fungsi
•Bertambah ukuran tubuh yang lebih
Stimulasi ,Deteksi,Intervensi Dini kompleks
fisik, struktur tubuh
•KUALITATIF
•KUANTITATIF 28
• TUMBUH KEMBANG
– Berlangsung sejak konsepsi sampi akhir
remaja

FAKTOR PENENTU TUMBUH KEMBANG


• Genetik
• Lingkungan
terutama pada periode:
pranatal
natal
pasca natal
29
PRENATAL
ORANG
TUA NATAL

DEWASA
MUDA NEONATUS
GENETIK
LINGKUNGAN

REMAJA BAYI

ANAK PRA
SEKOLAH SEKOLAH

Tahap – tahap tumbuh kembang


PENGARUH GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG

Wanita
Dewasa muda
Nutrisi buruk
kerdil
Selama kehamilan
Pertumbuhan janin terganggu
Penurunan potensi intelektual

BBLR

Infeksi perinatal
Nutrisi buruk

31
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK

BIOLOGI FISIK

MASYARAKAT

KELUARGA

INDIVIDU

SOSIAL BUDAYA EKONOMI & POLITIK

32
INPUT Perawatan terus menerus
OUTCOME
berkesinambungan

Konsepsi Sempurna
Kualitas &
optimal potensi

ASUH ASIH ASAH

LINGKUNGAN

MIRO ; IBU
ASI MINI ; KELUARGA
MESO ; SEKOLAH /
ORGANISASI
MAKRO ; EKSEKUTIF

33
DIAGRAM KERANGKA KONSEPTUAL
PROSES TUMBUH KEMBANG ANAK
LINGKUNGAN

IBU KELUARGA SARANA KEBIJAKAN


• Pendidikan • Nenek/Kakek PENDIDIKAN PEMERINTAH
• Gizi • Ayah “DEPKES”
• KB • Saudara SARANA
PELAYANAN ORGANISASI
KESEHATAN PROFESI
NUTRISI
• ASI SUASANA “IDAI”
• PASI RUMAH SARANA
• MPASI IBADAH ORG. NASIO-
NAL/INTER

MIKRO MINI MESO MAKRO

KEBUTUHAN DASAR ANAK


ASUH ASIH ASAH

PRENATAL  NEONATUS  BAYI  BALITA  ANAK  REMAJA


TUMBUH - KEMBANG

FAKTOR RISIKO

SI-300404
34
Ismael S,1991
KEBUTUHAN DASAR ANAK

1. FISIK BIOMEDIK ASUH

2. KASIH SAYANG ASIH


3. STIMULASI DINI ASAH

35
FISIK BIOMEDIK (ASUH)
PANGAN / GIZI / NUTRISI
Perawatan kesehatan dasar
imunisasi, ASI, penimbangan, pengobtan, KMS
Pemukiman
Hygiene sanitasi
Sandang
Kesegaran jasmani, rekreasi
dsb

36
KASIH SAYANG ( ASIH )
• Diperlukan pada tahun-tahun pertama kehidupan
• Hubungan yang erat, mesra antara ibu adalh syrata mutlak
• EMOTIONAL SECURITY (rasa aman )

• Jika kuranga : sindroma deprisiasi maternal

37
Stimulasi dini ( asah )

• Cikal bakal proses belajar


• Pendidikan & pelatihan
• Perkembangan mental psikososial
– Kecerdasan
– Keterampilan
– Kemandirian
– Kreaktifitas
– Kepribadian
– Moral & etika

38
CIRI-CIRI ANAK
(Maria Monstessori)

1. Semua anak mempunyai ingatan yang mudah


menyerap /cepat belajar
2. Semua anak belajar melalui bermain
belajar ide-ide baru, adaptasi sosial,
mengatasi masalah-masalah emosi
3. Semua anak melalui sejumlah tahap
perkembangan setiap tahap saling berkaitan
4. Semua anak ingin kebebasan dalam
menunjukkan kemampuan/keterampilan yang
dimiliki
Karakteristik AUD
• Suka meniru
• Selalu ingin mencoba
• Spontan
• Riang
• Selalu ingin tahu
• Unik
• Suka bermain
• dll
Usia Dini merupakan MASA
KEEMASAN (GOLDEN AGE).

Pertumbuhan & Perkembangan


yang terjadi semasa usia dini
MASA akan menjadi fondasi bagi anak
di masa dewasa.
TUMBUH DAN
BERKEMBANG
ANAK
Setiap Anak akan tumbuh,
berkembang dan belajar
dengan kecepatan yang
berbeda dengan anak yang
seusianya.
GIZI
• Gizi amat berperan di dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan otak.
• Zat gizi yang diperlukan terdiri dari
1. Zat gizi makro:
Energi, Protein, dan Lemak
2. Zat gizi mikro:
Vitamin dan Mineral

43
DAMPAK KURANG GIZI

Gizi kurang & infeksi Gizi cukup & sehat

“Otak Kosong” bersifat Anak cerdas


permanen dan produktif
Tak terpulihkan

MUTU RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET
44
Sumber : FKM UI & Unicef, 2002
STIMULASI PENDIDIKAN
PADA ANAK
• Memahami karakteristik anak
• Didasarkan pada tahap-tahap tumbuh kembang anak
• Memperhatikan seluruh aspek kecerdasan anak
• Ciptakan suasana yang menyenangkan, tidak membosankan
dan tidak memaksa
Diare
Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Klasifikasi Diare
1. Diare Akut
Adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat.
2. Diare Kronis
Adalah diare yang berlangsung paling sedikit 2 minggu:
Diare osmotik
• Diare yang berhenti jika pemberian makanan (obat-obatan dihentikan).
• Pada diare osmotik, osmolatitas tinja diare merupakan beban osmotik utama yang tidak terabsorbsi dan
atau tidak diabsorbsi.
• Tinja mempunyai kadar Na+ rendah (< 50 mEq/l dan beda osmotiknya bertambah besar (> 160 mOsm/L).
• Dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori protein, bayi berat badan lahir rendah
dan bayi baru lahir.
• Kelainan-kelainan yang menyebabkan diare osmotik kronis dapat diklasifikasi dari mekanisme
patofisiologinya, umur pada saat mulainya/pola tampilannya.
Diare sekretorik
• Diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan.
• Diare sekretorik jarang dan merupakan kelainan pada bayi.
• Frekuensi BAB > 5x/24 jam, encer, volumenya banyak.
• Tinja mempunyai kadar Na+ tinggi (> 90 mEq/L) dan perbedaan osmotiknya < 20
mOsm/L.
Etiologi
• Faktor infeksi
a) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,
G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
• Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan
anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

• Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu

• Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
Patofisiologi dan Pathway
• Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.

• Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi lumen usus.
• Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
dapat timbul diare pula.
Manifestasi klinis
Menurut Suriadi (2001), Manifestasi klinis diare yaitu
a) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
b) Kram perut
c) Demam
d) Mual
e) Muntah
f) Kembung
g) Anoreksia
h) Lemah
i) Pucat
j) Urin output menurun (oliguria, anuria)
k) Turgor kulit menurun sampai jelek
l) Ubun-ubun / fontanela cekung
m) Kelopak mata cekung
n) Membran mukosa kering
Askeb pada anak dengan diare
• Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur),
abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat
yang dimakan serta imunisasi.
• Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
• Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi
kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
• Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya,
pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-
masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral
atau suplemen lain.
• Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi,
insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat
inap sebelumnya.
• Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-
tumbuhan, debu rumah
• Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
• Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi
adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi,
pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
• Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200 gr/minggu, TB
bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia
6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia
10-12 bulan.
1. Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada
kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang
tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman
sebaya.
2. Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya
berdoa.
3. Reaksi Hospitalisasi
• Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan
lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih
• Perubahan pola kegiatan rutin
• Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
• Kehilangan otonomi
• Takut keutuhan tubuh
• Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan
terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya
4. Aktivitas Sehari-Hari
• Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
• Output cairan :
• IWL (Insensible Water Loss)
• Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
• Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh –
36,8 oC)
• SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat
diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
• Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
• Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.
5. Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital
a) Suhu badan : mengalami peningkatan
b) Nadi : cepat dan lemah
c) Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
d) Tekanan darah : menurun
• Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala,
lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan
berat badan.
• Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi
nafas tambahan.
• Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
• Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik
usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
• Perkemihan
Volume diuresis menurun.
• Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
• Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
• Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
• Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
• Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
• Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

• Motorik Kasar
• Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai
bisa bersepeda roda tiga.
• Motorik Halus
• Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
• Personal Sosial
• Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
KASUS DIARE
IDENTITAS PASIEN
 No Rekam Medis : ---

 Nama penderita : An A.D

 Umur : 4 Tahun 4 Bulan

 Jenis kelamin : Laki-laki

 Tempat & tanggal lahir : 22 April 2018

 Kiriman dari : ---

 Dengan diagnosis : Diare Akut + Dehidrasi Ringan-Sedang

 Tanggal dirawat : ---

 Tanggal diperiksa : 18 Agustus 2022


AYAH IBU

Nama Tn. E.D Ny. T.T

Pekerjaan Pegawai Pengeboran IRT

Pengahasilan Tidak menyebutkan Tidak ada

Alamat Beji - Depok Beji - Depok


ANAMNESIS
 Heteroanamnesis diberikan oleh Ny.L (Neneknya)

 Keluhan Utama : Mencret dan Muntah


 Riwayat Perjalanan Penyakit :
mengeluh mencret sebanyak 11x setelah sebelumnya
hujan-hujanan. mencret dengan konsistensi cair bercampur
ampas, berwarna kuning, tidak berbau asam ataupun amis,
tanpa darah maupun lendir. Juga mengalami muntah-
muntah sebanyak 3x dengan konsistensi cair bercampur
makanan, berwarna keputihan, berbau asam, tanpa disertai
darah. tidak mengalami panas badan.
 Nafsu makan berkurang semenjak sakit namun
masih dapat minum dalam jumlah yang banyak dan
terlihat haus. Semenjak sakit juga pasien terlihat
lebih rewel menurut ibunya. Dan saat menangis
masih mengeluarkan air mata.
 Status imunisasi : Penderita mendapat imunisasi dasar
lengkap.
 Buang air besar : Frekuensi 11x, cair bercampur ampas,
lendir (-), darah (-), berwarna kuning, tidak
berbau asam.
 Buang air kecil : Warna kuning, frekuensi dan jumlah seperti
biasa.
 RPD : Pasien pernah menderita typhoid ketika berumur
2 tahun.
 RPK : tidak ada anggota keluarga yang sedang mencret.
 Usaha Berobat : Pasien sudah diberi Lacto B 2 bungkus oleh
neneknya
 Riwayat Alergi : Tidak ada alergi obat ataupun makanan
RIWAYAT KEHAMILAN
DAN PERSALINAN
 Anak : 1 dari : 1 anak
Lahir hidup : 1
Lahir mati : (-)
Abortus : (-)
 Lahir : Aterm
 Tindakan : SC atas indikasi yang tidak
diketahui neneknya
 Oleh : Dokter
 Berat Badan Lahir: 3100 gram
 Panjang Badan : 49cm
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
 Berbalik : 4 bulan
 Duduk tanpa bantuan : 7 bulan
 Duduk tanpa berpegangan : 7 bulan
 Berjalan 1 tangan dipegang : 12 bln
 Berjalan tanpa dipegang : 13 bln
 Bicara 1 kata : 12 bln
 Bicara 1 kalimat : 16 bln
IMMUNISASI

Dasar Ulangan Anjuran

1. BCG + - 6. HiB -

2. DPT + + + - - - 7. MMR -

3. Polio + + + - - - 8. Hep A -

4. Hep.B + + + - - - 9. Cacar air -

5. Campak + -
Makanan
 Minum susu bubuk, 1 hari 1 kali
 Makanan seperti nasi dan lauk pauk 1 hari 3 kali
PENYAKIT DAHULU

Diare : (+) Ginjal : (-)


Februari 2021 Hepatitis : (-)
Difteri : (-) TBC : (-)
Asma : (-)
Campak: (-)
Kejang : (-)
Batuk pilek : (+)
Batuk rejan : (-)
2 Minggu lalu
Cacar air : (-)
Tifus perut : (-) Lainnya : Typhoid
Pneumonia : (-) (Umur 2
Tetanus : (-) Tahun)
PENYAKIT KELUARGA

 Asma : (-)
 Penyakit darah : (-)
 TBC : (-)
 Penyakit keganasan : (-)
 Ginjal : (-)
 Kencing manis : (-)
 Lainnya : (-)
Pengukuran
 Umur : 4 Tahun 4 Bulan
 Berat badan : 17 kg
 Tinggi badan : 110 cm
Standar BB/U : Dibawah garis median (0))
Standar TB/U : Dibawah garis median (0))
Standar BB/TB : Dibawah garis median (0))
 Status gizi : Gizi baik
PEMERIKSAAN SISTEMATIK
 Kulit : Pucat (-)
Sianosis (-)
Oedem (-)
Ikterik (-)
Turgor kembali cepat
 KGB : Tidak teraba membesar
 Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata, lebat.
 Kepala : Bentuk dan ukuran simetris, ubun-ubun
besar cekung (-)
 Mata : Mata cekung (-)
Konjungtiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Injeksi -/-
Kotoran -/-
Gatal -/-
 Hidung : PCH -/-
Sekret hidung -/-
 Telinga : Sekret -/-
 Mulut : Mukosa mulut basah dan bibir kering
Leher
 KGB leher : Tidak teraba membesar
 Kaku kuduk : (-)

Thorax
Dinding thorax / paru
 Inspeksi : B/P Simetris kiri = kanan, retraksi(-)
 Palpasi : Pergerakan simetris kanan = kiri
Vokal fremitus simetris kiri = kanan
ICS tidak melebar
 Perkusi : Sonor, kiri = kanan
 Auskultasi : VBS +/+, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV 1 cm
medial linea midclavicularis kiri
Kuat angkat (-)
Penjalaran (-)
 Perkusi : (-)
 Auskultasi : Bunyi jantung murni, Reguler,
Murmur (-)
Abdomen
 Inspeksi : Cembung
 Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat
 Palpasi : Soepel
Nyeri tekan (-)
Hepar dan Lien tidak teraba
 Perkusi : Tymphani
 Alat Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan
 Anus & Rectum : Anus dan Rectum tidak diperiksa
 Anggota gerak dan Tulang :
Tidak ada kelainan
Akral hangat
Tonus otot baik
CRT< 2 detik
 Neurologis : Reflek Fisiologis +/+
Reflek Patologis -/-
SUBYEKTIF (S)
 Anak ♂ usia 4 Tahun 4 Bulan, dengan BB 17 kg,
TB 110 cm, status gizi baik datang dengan keluhan
mencret 11x disertai vomitus 3x sehari
sebelumnya.
Tanda dehidrasi ringan-sedang (Rewel,mata
tidak cekung,air mata (+), lidah basah bibir
kering, terlihat haus)
OBJECTIVE (O)
Keadaan umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Keadaan sakit : Sakit Ringan
 Posisi serta aktivitas : Tidak tampak letak paksa
 Penampilan umum : Rewel

Tanda-tanda vital
 Nadi : 100 x/menit, Reguler, Equal, Isi cukup
 Suhu tubuh aksiler : 36,7 ⁰C
 Pernafasan : Abdominalthoracal, 28x/menit
 Tekanan darah : - mmHg
 Test RL : Tidak dilakukan
ANALYSIS (A)
 Diagnosis Kerja :
Diare Akut + Dehidrasi Ringan-Sedang
 Diagnosis tambahan :-
 Status gizi : Gizi baik
Penatalaksanaan (P)
 Lab darah : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.
 Elektrolit : Na, K, Cl
 Analisa tinja
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
 Memperbaiki keadaan umum

Memperbaiki perfusi cairan


 Istirahat cukup

 Memperbaiki status nutrisi (Diet tinggi energi dan protein)

Medikamentosa
 Rencana terapi B : 3 jam pertama : 1275ml oralit

 Zinc tablet 1x1 untuk 10 hari (harus habis)

 Domperidone syr 3x1/2cth 1/2h a.c


PENCEGAHAN
 Jaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan,
sirkulasi udara yang baik.
 Makan makanan yang bergizi dengan pengolahan
yang bersih dan penyajian yang baik.
 Penyediaan air minum yang bersih dan matang.
 Cuci tangan dengan sabun setelah BAB, sebelum
makan dan menyiapkan makanan
Refferensi
1. Susanti, Sujianti. Buku Ajar Konsep Kebidanan-teori dan aplikasi. Medical
Book. Yogyakarta. 2009
2. Estiwidani, Dkk. Konsep Kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta. 2008
3. Yulifah, Rita; Surachmindar. Konsep kebidanan untuk pendidikan kebidanan.
Salemba Medika. Jakarta. 2013
4. Purwoastuti, Endang. Elisabeth. Konsep Kebidanan. Pustaka baru.
Yogyakarta.2014
5. Asrinah, dkk. Konsep Kebidanan. Graha ilmu. Yogyakarta. 2010
6. Aticeh, Dkk., Konsep Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta. 2014
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai