Anda di halaman 1dari 4

1.

Pembukaan & Arahan Kepala Puskesmas :


- Stunting tidak semerta-merta terjadi setelah bayi lahir dinyatakan stunting dengan
pengukuran berat dan panjang badan yg kurang
- Siklus stunting : Remaja putri yg anemia tidak konsumsi TTD secara rutin dan berkelanjutan,
remaja putri kemudian beranjak dewasa dan menikah. Sebelum menikah , calon pengantin
perempuan melakukan pemeriksaan kesehatan salah satunya cek Hb, hasil Hb anemia, tidak
meminum obat sesuai anjuran, makanan tidak bergizi. Kemudian hamil dimulailah masa
konsepsi. Ibu hamil dengan hasil Hb rendah /anemia. Ibu hamil anemia yg tidak
mengkonsumsi TTD sesuai anjuran, KEK pada Ibu hamil, pada saat bersalin melahirkan bayi
dengan berat badan rendah/premature. Bayi dengan berat lahir rendah pertumbuhannya
tidak sama dengan bayi dengan berat badan normal.
- Gizi merupakan program prioritas nasional. Stunting saat ini sedang disorot , sehingga
perlunya peran dan kerjasama dengan lintas sectoral. Menjadi peran kader posyandu
sebagai perpanjangan tangan petugas Puskesmas dalam memantau/memberikan
tatalaksana penanganan kasus stunting di wilayah kerja.
- Stunting berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan seorang anak,
akan dibahas lebih lanjut pada materi pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga balita
yg beranjak dewasa , efek jangka panjang stunting Penyakit Tidak Menular seperti Diabetes
Mellitus akan dibahas pada materi PTM
-
2. Materi Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) yg disampaikan oleh dr. Dermawati Banurea
- Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dalam pencegahan dan pengendalian PTM
melalui kegiatan skrining kesehatan/deteksi dini FR PTM, intervensi/modifikasi FR PTM serta
monitoring dan tindak lanjut faktor risiko PTM bersumber daya masyarakat secara rutin dan
berkesinambungan
- Dilakukan di rumah tangga, sekolah, tempat kerja dan tempat umum. Deteksi dini dan
konseling melalui monitoring factor resiko PTM terintegrasi yg dilakukan secara rutin dan
periodic.
- Monitoring : Obesitas , Hipertensi, Hiperglikemi, Hiperkolesterol, Pem. Klinis Payudara,
Faktor lain
- Konseling : Diet, stop merokok, stress, self care
- KIE : Aktifitas fisik, sarasehan
- Tujuan PTM :
1. Menjangkau masyarakat yang masih sehat (15-59 tahun dan 60 tahun keatas) agar
melakukan skrining kesehatan sesuai standar minimal setahun sekali serta mengakses
upaya promotif preventif di Posbindu PTM agar dapat memelihara serta meningkatkan
kesehatannya
2. Menjangkau masyarakat yang “merasa sehat” untuk dapat dideteksi secara dini FR
PTMnya dan dilakukan upaya intervensi untuk memodifikasi perilaku baik secara
individu, kelompok maupun penggerakan masyarakat
3. Mendorong Masyarakat yang berpotensi sakit PTM agar segera dirujuk ke FKTP untuk
mendapatkan penanganan sesuai standar
4. Memotivasi masyarakat agar menjadi peserta JKN

- Kriteria :
 Seluruh usia >15 tahun, skrining:
 Riwayat Penyakit
 Faktor Risiko Perilaku (kurang aktifitas fisik, Diet tidak sehat, merokok/terpapar asap rokok,
konsumsi alkohol),
 Tensi Darah,
 Fungsi mata dan telinga
 Gangguan mental emosional
 Kolesterol
 Usia > 35
 Overweight/ Obesitas dan 1 faktor risiko
 Gula Darah 
 Usia > 40
 Overweght/Obesitas dan 1 Faktor risiko
 Pemeriksaan IVA dan Sadanis
 Wanita, usia 30-50 tahun

- Cegah PTM dengan CERDIK :


 Cek kondisi kesehatan anda secara rutin dan teratur
 Enyahkan asap rokok dan polusi udara lainnya
 Rajin aktifitas dengan gerak olah raga dan seni
 Diet yang sehat dan seimbang (rendah gula, garam dan lemak serta tinggi serat)
 Istirahat yang cukup
 Kendalikan stres

5. Materi Pertumbuhan dan Perkembangan oleh Bd. Norarita


- Pertumbuhan adalah bertambah besar, berat badan, panjang badan, lingkar kepala
- Perkembangan adalah bertambah pintar dalam gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian
- Pantau berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan lingkar kepala
- Tanda dan gejala kondisi medis yang menjadi penyebab berisiko gagal tumbuh) ● infeksi
(saluran napas, saluran kemih, kulit) yang berat atau berulang, ● muntah atau diare
berulang ● kelainan jantung ● kegagalan mencapai kenaikan berat badan walaupun dengan
kalori yang adekuat
- Kader sampaikan kepada ortu balita yg naik pertumbuhannya : Berikan pujian kepada ibu
yang telah membawa balita ke posyandu dan sampaikan bahwa kenaikan berat badan balita
merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita. • Berikan umpan balik untuk
mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang pemberian makan sesuai rekomendasi
menurut usianya • Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
- Kader sampaikan kepada ortu balita yg tidak naik pertumbuhannya : Tanyakan dan catat
keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan makan balita dan
hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial • Berikan penjelasan tentang kemungkinan
penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu • Laporkan ke tenaga kesehatan
untuk mendapatkan rujukan ke puskemas/fasilitas kesehatan • Tetap berikan pujian, umpan
balik tentang pemberian makan dan anjuran datang kembali pada penimbangan berikutnya
- Stimulasi adalah merangsang otak Balita dan Anak Prasekolah agar perkembangan
kemampuan gerak, bicara, bahasa, dan sosialisasi kemandirian berlangsung optimal sesuai
usia
- Deteksi Dini adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan perkembangan pada Balita dan Anak
- Yg perlu dipantau : motoric kasar, motoric halus, bicara dan Bahasa, sosial kemandirian,
mental dan emosi
- Tanda Bahaya/ Red Flags ▪ Ketidakmampuan mencapai tahapan perkembangan sesuai usia ▪
Kemunduran perkembangan (misalnya: kehilangan kemampuan bicara pada anak yang
sebelumnya sudah dapat berbicara)

6. Senam Peregangan

7. Materi Stunting oleh Bd. Siti Nurul Fatimah :


- PerPres No. 72 Tahun 2021 : Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan
- WHO : Stuntingadalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk,
infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan
sebagai stunting jika tinggi badan menurut usia mereka lebih dari dua standar deviasi di
bawah median Standar Pertumbuhan Anak
- Dampak Jangka Pendek Stunting • Peningkatan morbiditas dan mortalitas • Gangguan
perkembangan kognitif, motorik dan bahasa • Risiko penyakit infeksi meningkat • Biaya
kesehatan yang meningkat • Penghasilan orangtua berkurang
- Dampak Jangka Panjang Stunting • Tinggi badan yang pendek saat dewasa • Obesitas dan
penyakit tidak menular • Gangguan kesehatan reproduksi • Prestasi akademik serta
kemampuan belajar yang rendah • Kapasitas kerja dan produktivitas yang rendah
- Peran Kader : Mengukur & menimbang pasien • Mencatat dan menganalisis hasil yang
diperoleh • Menentukan siapa yang harus dirujuk ke Puskesmas
- Peran Bidan/Petugas Gizi : • Melakukan penimbangan BB, mengukur PB atau TB, LK, LILA •
Mencatat dan menganlisis hasil yang diperoleh • Melakukan penilaian asupan makanan •
Merujuk ke dokter Puskesmas
- Persyaratan Infrastruktur Aksi Cegah Stunting: POSYANDU 1. Alat ukur dan timbang yang
memenuhi syarat Kemenkes a. Timbangan ketelitian 5-10 gram untuk mendeteksi weight
faltering b. Infantometer dan stadiometer 2. Kader mampu menimbang dan mengukur
dengan benar 3. Kader mampu mendeteksi weight faltering, BB kurang, gizi kurang yang
harus dirujuk ke Puskesmas 4. Hasil penimbangan & pengukuran dikonfirmasi oleh PGL dan
bidan, serta dilaporkan melalui ePPGBM 5. Setiap balita Posyandu mendapat protein hewani
setiap hari 6. Ada system rujukan yang jelas dari Posyandu ke Puskesmas
- Rekomendasi WHO: protein untuk anak : Daging, unggas, ikan, atau telur harus dimakan
setiap hari atau sesering mungkin • Daging merah & hati merupakan sumber protein,
sekaligus zat besi & seng.

Anda mungkin juga menyukai