WRAP UP SKENARIO 3
Hasil Riskesdas 2010
KELOMPOK A-8
Ketua
: Fitri Permatasari
1102012089
Sekretaris
: Gisda Azzahra
1102012101
Anggota
1102012015
Annissa Resprita W.
1102012024
1102012026
Hanifah Hafsari
1102012106
1102012122
1102012133
Mey Rosseaty
1102012157
Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
Jakarta
2014/2015
SKENARIO 3
Bedasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh Balitbangkes
Kementrian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait status gizi anak adalah sebagai
berikut: Prevalence rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-12 tahun adalah
35,6%, yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20% pendek, prevalence rate kekurusan pada
anak umur 6-12 tahun adalah 12,2%, terdifri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Secara
nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2% atau masih
diatas 5%.
RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energy dan protein penduduk. Hasilnya adalah
masalah kekurangan konsumsi energy dan protein terjadi pada semua kelompok umur anak.
Terutama pada anak usia sekolah, usia pra remaja, usia remaja, dan kelompok ibu hamil,
khususnya ibu hamil di pedesaan.
Status gizi anak tidak saja dipengaruhi oleh pola makan tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh
keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut
disebabkan karena perilaku yang kurang baik yang cenderung menyebabkan kegemukan pada
anak adalah membiarkan anak nonton berjam-jam di depan televise, kurang olahraga, dan sering
makan makanan junk food yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah serat.
Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak sekolah adalah
anak-anak perlu diberi makanan tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah
miskin dapat dilaksanakan oleh puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah dan
masyarakat.
Dalam pandangan islam, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga melakukan
pemberdayaan masyarakat agar masyarakat dapat mandiri adalah wajib.
KATA SULIT
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Karena dianggap interval yang tepat untuk mengukur status kesehatan, factor resiko
dan upaya pembangunan.
2. Penyuluhan, promosi kesehatan, dan pembangunan jamban sehat.
3. Banyak jenis PHBS: keluarga, rumah tangga, pendidikan, tempat umum, instansi
perkantoran.
4. Terciptanya masyarakat sehat dan angka kesakitan menurun.
5. Mencari solusi pada masalah kesehatan masyarakat.
6. Makan 4 sehat 5 sempurna ditambah susu, kapsul vitamin A, dan garam beryodium.
7. Wajib karena sebagian dari iman.
8. Anak: LILA, lingkar kepala, IMT, BB dan TB. Ibu hamil: BB, asupan Fe, Hb.
9. Gizi buruk: asupan makanan tidak tercukupi. Gizi berlebih: asupan makanan melebihi
yang seharusnya.
10. Suhu dan lingkungan, factor ekonomi, jarang periksa kehamilan, dehidrasi, kebiasaan
makan makanan yang sembarangan.
11. Tidak cuci tangan sebelum makan, tidak menggunakan jamban, jarang mandi,
kebiasaan makan junk food, dan bermalas-malasan.
HIPOTESIS
Kebiasaan perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat menimbulkan masalah di masyarakat yang
dapat dinilai melalui RISKESDAS yang nanti hasilnya dapat membantu untuk mencari solusi
suatu permasalahan kesehatan di masyarakat. Salah satu cara menanggulanginya adalah dengan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mengukur status gizi secara rutin.
SASARAN BELAJAR
Penyakit ini terjadi akibat kekurangan energy dan protein atau karena ketidakseimbangan
antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi. Biasanya terjadi
pada anak balita.
Penyakit ini dibagi dalam tingkat yakni :
1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84-95% dari berat badan menurut standar
Harvard
2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60% dari berat badan menurut standar
Harvard
3. KKP berat ( gizi buruk) kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan menurut
standar Harvard
Beberapa ahli hanya membedakan 2 macam KKP yakni KKP ringan atau gizi kurang dan
KKP berat (gizi buruk) atau yang lebih sering disebut marasmus.
Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi
berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anakanak hal ini dapat membawa kematian.
4. Struktur dan Fungsi Otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan
demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua tahun. Kekurangan
gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
5. Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku tidak
tenang. Mereka mudah tersinggung, cengang, dan apatis
Penyakit-penyakit Defisiensi Gizi
Penyakit-penyakit gizi di Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok penyakit
defisiensi.
1. Penyakit Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP)
Salah satu gejala dari penderita KKP ialah hepatomegali yaitu pembesaran hati yang
terlihat oleh ibu-ibu sebgai pembuncitan perut. Ada berbagai variasi bentuk KKP yaitu penyakit
kwashiorkor, marasmus, dan marasmikwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit KKP dengan
kekurangan protein sebagai penyakti dominan. Marasmus merupakan gambaran KKP dengan
defisiensi energi yan ekstrem. Marasmikwashiorkor merupakan kombinasi defisiensi kalori dan
protein pada berbagai variasi. Penyebab langsung dari KKP adalah konsumsi kurang dan sebab
tak langsungnya adalah hambatan absorbsi dan hambatan utilisasi zat-zat gizi karena berbagai
hal, misalnya karena penyakit. Penyakti infeksi dan infestasi cacing dapat memberikan hambatan
absorpsi dan hambatan utilisai zat gizi yang menjadi dasar timbulnya penyakit KKP.
2. Penyakit Defisiensi Vitamin A
Gejala-gejala defisiensi vitamin ini yang menumbulkan kekhawatiran para ahli kesehatan
dn gizi adalah berhubungan dengan kondisi mata, sedangkan gejala-gejala yang menyerang
sistem tubuh lainnya tidak memberikan gambaran yang menggugah kekhawatiran lainnya.
Gambaran defisiensi vitamin A yang menyangkut kondisi mata, disebut Xerophtalmia. Ternyata
banyak kasus Xerophthalamia yang berakibat gangguan penglihatan yang permanen bahkan
sampai menjadi buta, terutama pada kelompok umur dewasa muda. Defisiensi vitamin A primer
disebabkan kekurangn konsumsi vitamin tersebut, sedangkan defisiensi sekunder karena absorbsi
dan utilitasnya terhambat.
Konsumsi vitamin A kurang adalah karena kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur
dan buah, atau karena daya beli rendah, tidak sanggup membeli bahan makanan hewani maupun
nabati yang akaya akan vitamin A dan karoten tersebut. Hambatan absorbsi vitamin Adaam
kroten terjadi karena hidangan rata-rata rakyat umum di Indonesia mengandung rendah lemak
dan protein yang diperlukan dalam metabolisme vitamin A.
3. Penyakit Defisiensi Yodium
Salah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan zat gizi yodium yang meninjol
ialah pembesaran kelenjar gondok yang disebut penyakit gondok oleh awam atau nama
ilmiahnya struma simplex. Karena terdapat endemik di wilyah-wilayah tertentu yang kekurangan
yodium, disebut juga endemic goitre. Defisiensi yodium memberikan juga berbagai gambaran
klinik lainnya yang disagak ada hubungan dengan kondisi kekurangan zat gizi yodium itu,
sehingga disebut Iodine Deficiency Diseases (IDD). Ada 4 jenis IDD yaitu gondok endemic,
hambatan pertumbuhan fisik dan mental yang diebut cretinism, hambatan neuromotor, dan
kondisi tuli disertai bisu.
4. Anemia Defisiensi Zat Besi
Pengaruh defisiensi Fe, terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin.
Merupakan alat transportasi O2 yang diperlukan pada banyak reaksi metabolik tubuh. Pada anak
sekolah telah ditunjukkan adanya korelasi erat antara kadar hemoglobin dan kesanggupan anak
untuk belajar. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia, daya konsentrasi dalam belajar menurun.
Defisiensi Fe dapat didiagnosisi berdasarkan data klinik dan data laboratorik yang
ditunjang oleh data konsumsi pangan. Gambaran klinik memperlihatkan kondisi anemia. Muka
penderita terlihat pucat, juga selaput lendir kelopk mata, bibir, dan kuku. Penderita terlihat dan
merasa bandannya lemah, kurang bergairah, dan cpeat merasa lelah, serta sering menunjukkan
sesak napas. Data laboratorik memperlihatkan kadar hemoglobin menurun di bawah 11%,
bahkan pada yang berat penurunan hemoglobin ini dapat mencapai tingkat di bawah 10% atau
lebih rendah lagi, sampai di bawah 4%. Data konsumsi mungkin memperlihatkan hidangan yang
kurng mengandung daging atau bahan makanan hewani lain, dan juga kurang sayur serta daun
yang berwarna hijau.
Faktor penyebab kekurangan gizi :
1. Jarak usia anak terlalu dekat
Jarak kakak dan adik hanya 1 tahun sehingga membuat perhatian ibu untuk kakak terabaikan dan
gizi nya cenderung tidak terurus akibat kehadiran si adik
2. Infeksi atau tertular penyakit
3. Lingkungan kotor
Jika anak berada dalam lingkungan yang kotor anak akan sering sakit sakitan dan membuatnya
kurang gizi.
4. Kurangnya pengetahuan orangtua tentang gizi pada anak
5. Kesulitan ekonomi dalam keluarga
LO.1.2. Gizi Lebih
Kelebihan Gizi pada anak
Konsumsi terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energy.
Kelebihan energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Seseorang dikatakan menderita
obesitas bila berat badannya pada laki laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari
berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang orang yang obesitas, organ organ tubuhnya
dipaksa untuk bekerja lebih berat. Oleh sebab itu, pada umumnya lebih cepat gerah,capai dan
mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit
obesitas ini adalah penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi,dan
diabetes mellitus. Obesitas adalah keadaan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan.
Obesitas terjadi bila asupan energi melebihi pengeluarannya. Ketidakseimbangan ini terjadi
karena jumlah makanan yang dimakan berlebihan dibandingkan energi yang dikeluarkan untuk
aktivitas anak sehari-hari. Secara ilmiah didefinisikan sebagai indeks massa tubuh terletak di atas
persentil 95 kurva BMI CDC 2000. Bila masih di atas persentil 85 maka perlu dikatakan
memiliki risiko obestitas.
Kenapa Bisa Terjadi Demikian ?
Kebanyakan obesitas dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik) dan pengaruh
lingkungan, misalnya pola makan, olahraga, dan jenis aktivitas keseharian. Selain itu obat-obatan
juga dapat meningkatkan berat badan yang berujung pada obesitas, yaitu:kortisol dan
glukokortikoid, atau steroid,penghambat monoamin oksidase,sulfonylurea,tiazolidindion,
risperidon,klozapin,insulin dosis berlebih,kontrasepsi oral
Perlu diperhatikan !!! Seringkali obat steroid dicampurkan dalam jamu-jamuan atau obatobat herbal baik dalam bentuk pil atau dedaunan yang dikeringkan. Steroid dapat berefek
nyaman di tubuh dan badan terasa sehat dan segar padahal sesungguhnya itu hanya efek semu
belaka. Anak jadi terlalu lahap makan dan cepat lapar. Steroid juga dapat menyebabkan Moon
Face, yaitu bentuk muka menjadi bulat dan menimbulkan berbagai komplikasi jangka panjang.
Tanda dan Gejala
Obesitas pada anak ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut:
1. pertumbuhan atau pertambahan berat badan di atas rata-rata
2. mulai tampak gemuk sejak usia dini
3. asupan makan berlebih
4. ada riwayat keturunan obesitas
5. tidurnya mengorok
6. aktivitas sehari-hari hanya ringan-ringan saja/ sedentary life
7. muka tembem, dagu rangkap, leher pendek
8. terdapat bagian tubuh yang berlipat-lipat
9. perut buncit
10. pada anak lelaki penis tenggelam (tertutup lipatan tubuh), nak laki-laki sering merasa
malu karena payudara seolah olah tumbuh,menggantung dan sering disertai strie
11. Anak lebih cepat mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat, pertumbuhan
payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih cepat
Yang akan Dilakukan Dokter di RS
1. Dokter akan memeriksa tanda dan gejala obesitas pada anak Anda dan akan melakukan beberapa
pemeriksaan sebagai berikut:
- pengukuran BB dan TB untuk mendapatkan nilai BMI (Body Mass Index)
- membandingkan perubahan berat badan dengan tinggi badan
- memeriksa daerah tubuh yang berlipat-lipat karena timbunan lemak
- tekanan darah
- memeriksa daerah tubuh seperti rambut, tanda-tanda sekunder kelamin, perkembangan seksual,
perut, jari dan kaki, serta daerah penis.
Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium yang tujuannya untuk mengetahui
penyebab obesitas. Tidak semua harus dilakukan, harus sesuai dengan indikasi:
6. Bila obesitas pada anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan:
Hipertensi pada masa odelesensi.
Hyperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung coroner, hipertensi maligna pada
dewasa.
Diabetes
Sindrmp pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa, yaitu
gangguan pada jantung dan pernafasan, hipoventilasi. Dengan manifestasi polisitemia,
pipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung, tongesif, dan somnolen. Kita harus
berhati-hati pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi pada anak ini. Usaha pengurusan badan
sangat penting bila terjadi komplikasi ini.
Maturitas sexsual lebih awal, mensturasi sering tidak teratur
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa,
karena tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dan
tidak boleh diet terlalu ketat. Sehingga pengaturan dietnya harus dipertimbangkan bahwa anak
masih dalam masa pertumbuhan sesuai tinggat pertumbuhan pada usia anak tersebut. Disamping
itu pengobatan obesitas pada anak sering gagal, kecuali mendapat dukungan dari seluruh
keluarga. Olahraga atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penata laksanaan
obesitas pada anak ini.
Pada prinsipnya pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor kejiwaan.
2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya penggusauran badan. Sedangkan orang
tua bayi atau anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya memperlambat kenaikan
berat badan bayi atau anaknya.
3. Pemberian diet rendah kalori seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan kemudian
membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang ideal sesuai
dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.
4. Mengajukan penderita untuk olahraga yang teratur atau anak bermain secara aktif, sehingga
banyak energy yang banyak digunakan.
Baik terapi diet maupun pisiko terapi harus diberikan pada seluruh keluarga. Sehingga
seluruh keluarga seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.
Cara pengaturan dietnya adalah sebagai berikut:
1. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan untuk menurunkan berat badannya
seperti pada obesitas dewasa, teteapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi
diberikan diet sesuai degan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110 kkal/kg. BB/hari
untuk bayi kurang dari 6 bulan dengan 90 kkal/kg. BB/hari untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu
botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi dengan air tawar, disamping itu tidak
dianjurkan memberi susu yang diencerkan, susu rendah atau tanpa lemak. Disamping itu kita
anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.
2. Pada anak prasekolah yang menglami obesitas, kenaikan berat badannya harus diperlambat,
dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg. BB/hari. Atau bisa juga dari makan keluarga
dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi. Selain itu kita
harus mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik dan mencegah menonton TV berlebihan.
3. Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan berat
badan anak dan menaikan tinggi badannya. Diet diberikan 1200 kkal/hari atau sekitar 60 kkal/kg.
BB/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-sendiri maupun secara
berkelompok. Tidak boleh menonton TV terlalu lama, lebih lebih jika disertai makan
makanan yang bekalori tinggi. Mengorganisir kelompok olah raga atau rekreasi, agar anak lebih
aktif.
4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat badan
yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet di berikan sekitar 850 kkal/hari, ataupun
ingin menurunkan berat badan 500 kkal/hari. Selain itu anak harus didorong untuk melakukan
aktifitas baik sendiri maupun secara berkelompok. Mendorong anak agar mau melakukan
interaksi dengan teman temannya.
Prognosis
Prognosis obesitas tergantung pada penyebab dan ada tidak adanya komplikasi. Obesitas
yang berlanjut sampai dewasa, morbiditas dan mortalitasnya tinggi.
Pencegahan
Mencegah obesitas lebih baik daripada mengobati jika sudah terjadi obesitas yang
penting adalah mengubah pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap bahwa sehat itu
identing dengan gemuk.
Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan
memberikan ASI. Bayi yang minum ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol
berat badan bayi. Komposisi ASI pada saat baru mulai disusui (Foremilk) lemaknya sedikit,
sedangkan pada akhir menyusui (hint milk) kadar lemaknya lebih tinggi, sehingga menimbulkan
rasa nek pada bayi, akibatnya bayi akan menghentikan menyusu. Pemberian ASI ekskulif
empat (4) bulan, kemudian, makanan tambahan diberikan mulai umur empat (4) bulan, dan
pemberian ASI dianjuran sampai umur 2 tahun. Tidak memberikan minuman atau makanan
setiap anak menangis, kecuali kalau kita yakin bahwa anak tersebut memang lapar. KMS (Kartu
Menuju Sehat) perlu untuk memnatau pertumuhan anak, sehingga kita mengetahui
penyimpangan arah dari grafik berat badan anak. Anak sedini mungkin dikenalkan aktifitas fisik,
baik melalui bermain maupun olahraga. Menonton TV hanya sebagai selingan saja.
LI.2. Memahami dan menjelaskan Penilaian Status Gizi pada Anak dan Ibu Hamil
Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi
dinilai dengan ukuran atau parameter gizi (Soehardjo, 1990).
LO.2.1. Indikator (Rendah, Kurang, Normal)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
1) Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.
Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang
sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader
gizi (Posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat
melaksanakan kegiatannya secara rutin.
2) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar
negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper"
untuk mengukur tebal lemak di bawah kulit.
3) Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
4) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
5) Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena
sudah ada ambang batas yang jelas.
6) Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu,
atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
7) Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi.
Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri, terdapat pula
beberapa kelemahan.
1) Tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di
samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.
2) Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran antropometri gizi.
Kesalahan ini terjadi karena:
1) Pengukuran
2) perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3) analisis dan asumsi yang keliru
Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1) latihan petugas yang tidak cukup
2) kesalahan alat atau alat tidak ditera
3) kesulitan pengukuran
Jenis Parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:
Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit. Di bawah ini akan diuraikan
parameter itu.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa
bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram
atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti
dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat
dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada
orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor
dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan
gizi. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di
lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.
2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
4) Skalanya mudah dibaca.
5) Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk
digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1) Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.
2) Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
3) Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
Dacin
Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila
digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka
ketelitiannya 0,25 kg.
Tinggi Badan, tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran
tubuh dan panjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk
menilai status gizi, kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat
badan. Penggunaan tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan
yang tersedia umumnya terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari
masyarakat berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan linier baru
akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung lama yang berarti tidak akan
termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih pendek ketimbang baku acuan, tidak
berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal, melainkan dampak dari ukuran lahir
rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir menurut ukuran yang tidak serupa:
orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan" berukuran lebih pendek tidak
langsung berarti malnutrisi.
Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua
tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan
diarahkan ke depan.
Lingkar Lengan Atas (LLA), dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan
untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat
yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah.
Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi
protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan
karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan siapa saja.
Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu
hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun
tujuan tersebut adalah:
1) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis
wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.
4) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK.
5) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita
KEK.
Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon dan
tonjolan akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi
lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.
Lingkar Kepala, adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,
yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan
ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan
kepala kecil (Mikrosefalus). Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak
dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan
tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi.
Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi
sesuai dengan keadaan gizi.
Lingkar Dada, biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun,
karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini,
tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara
6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini
dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan
lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP
pada anak balita.
Jaringan Lunak. Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian
yang cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak
malnutrisi. Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi pada
penderita KEP. Antropometri jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut
dalam pengukuran status gizi di masyarakat
Lemak subkutan (Sub-Cutaneous Fat)
Penelitian komposisi tubuh, termasuk informasi mengenai jumlah dan distribusi
lemak subkutan, dapat dilakukan dengan bermacam metode:
1)
2)
3)
4)
5)
Analisis Kimia dan Fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi).
Ultrasonik.
Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer)
Radiological anthropometry (dengan mengunakan jaringan yang lunak)
Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)
Dari metode tersebut diatas, hanya antropometri fisik yang paling sering atau praktis
digunakan di lapangan. Bermacam-macam skin-fold calipers telah ditemukan, tetapi
pengalaman menunjukkan bahwa alat tersebut mempunyai standard atau jangkauan
jepitan (20-40 mm2), dengan ketelitian 0,1 mm, tekanan yang konstan 10 gram/mm2).
Jenis alat yang sering digunakan adalah Harpenden Calipers. Alat itu memungkinkan
jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan.
Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi
antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Dalam pengukuran indeks
antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhi interpretasi status gizi
yang keliru. Masih banyak diantara pakar yang berkecimpung di bidang gizi belum
mengerti makna dari beberapa indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang
sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Perbedaan penggunaan indeks
tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.
Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks
antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari
indeks antropometri adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body
Mass Index (Supariasa, 2001).
Indeks Massa Tubuh
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan
mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.
Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan
normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia
istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT
mempakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan
berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih
panjang.Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti
tubuh manusia dan ilmu. Artinya PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan
ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang
harus dipahami dalam menggunakan antropometri adalah konsep pertumbuhan.
Selain menggunakan konsep dasar pertumbuhan status gizi dapat ditentukan
dengan : Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB) dan Lingkar lengan atas. Untuk
orang dewasa lebih cocok menggunakan indeks perbandingan berat badan (kg) dengan
tinggi badan (m) kwadrat, yaitu (BB/TB2). Pengukuran status gizi dengan indeks BB/TB
merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini selain itu BB/TB juga
merupakan indeks yang independent terhadap umur (Supariasa, 2001: 58).
1) Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)
Cara pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT), karena IMT merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan (Supariasa, 2001). Klasifikasi Kategori IMT menurut
CDC
2) LILA
Calon ibu harus sehat dan fit untuk hamil. Tentu saja, pertambahan berat badan
selama hamil harus dipantau cermat. Cara lain yang dapat digunakan untuk
mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas
(LILA). Pengukuran LILA biasanya dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun)
dan ibu hamil untuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat
kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Ukuran LILA berkaitan erat dengan berat badan ibu selama hamil mulai trimester
I sampai trimester III. Kelebihannya jika dibandingkan dengan ukuran berat badan,
ukuran LILA lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri berat
badan selama kehamilan merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat
organ tubuh dan volume darah ibu serta berat janin yang dikandungnya. Kita tidak
tahu pasti apakah pertambahan berat badan ibu selama hamil itu berasal dari
pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya.
Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang
mengenai lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA lebih baik untuk
menilai status gizi ibu hamil daripada berat badan.
Setelah melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar
LILA sebagai berikut :
a. Jika LILA kurang dari 23,5 cm: status gizi ibu hamil kurang, misalnya
kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan
beresiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
b. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm: berarti status gizi ibu hamil baik, dan
resiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
Apalagi, alat yang digunakan lebih ringan dibandingkan timbangan, dan mudah
dibawa kemana-mana. Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA
sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat
dilakukan pengukuran, ibu hamil pada posisi berdiri dan dilakukan pada titik tengah
antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu hamil yang bersangkutan
tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini
dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot
akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri
lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.
LO.2.2. Pengukuran
Status Gizi Anak Sekolah
Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 12 tahun. Anak anak yang berumur 6
12 tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah pertumbuhan ini agak lambat tapi
perkembangan berangsur angsur menjadi mengetahui banyak tentang diri dan dunianya.
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik
energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya
diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku
WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :
1.
Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan
oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan
meteran tinggi badan (mikrotoise)
2.
Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran
TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada
sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12
bulan.
a.
Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang
baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan
(Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat
dipakai rumus :
NIS NMBR
Skor Baku Rujukan
NSBR
Dimana : NIS
NMBR
NSBR
Untuk BB/U
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
TB/U
Pendek
Normal
Tinggi
BB/TB
Kurus
Normal
Gemuk
Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004). Dan
dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3
Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U,
BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Interpretasi
TB/U
BB/TB
Rendah
Rendah
Normal
Sekarang kurang ++
Rendah
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang +
Rendah
Normal
Rendah
Normal
Normal
Normal
Normal
Sekarang kurang
Normal
Tinggi
Rendah
Normal
Rendah
Tinggi
Tinggi, normal
Tinggi
Tinggi
Normal
Obese
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun
tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah
30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b.
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu
ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c.
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali.
Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status
kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks
BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan
fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD
diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius
dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
Status Gizi Ibu Hamil
Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan BAB V Upaya
Kesehatan Pasal 20 ayat 2 menyebutkan Status gizi ialah tingkat kecukupan gizi seseorang
yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu.
Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi
gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan berat
lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak hamil tidak dapat
diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat digunakan sebagai
petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang tidak adekuat
merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan
janin. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janinnya maupun aktivitas ibu. (Arisman, 2009)
Cara Pengukuran Status Gizi
Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya persalinan
small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk setiap
wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan
oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang
atau lebih sebelum kehamilan. Metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat
badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk
menghitung BMI adalah
BMI = Berat/Tinggi2
a.
b.
c.
d.
12,5 13
2,3
(Kg)
0,49
11,5 16
1,6
0,44
Lebih
7 11, 6
0,9
0,3
II
TM II (Kg)
0,49
0,44
0,3
Ibu Hamil
2485
60
700
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Thiamin
Niacin
Vitamin B12
Asam folat
Piridoksin
Vitamin C
Kalsium
Fosfor
Zat besi
Seng
Yodium
Selenium
ug
mg
mg
mg
mg
mg
ug
mg
mg
mg
mg
mg
mg
ug
ug
5
8
65
1,0
9
1,0
150
1,6
60
500
450
26
15
150
55
15
18
130
1,2
9,1
1,3
300
3,8
70
900
650
46
20
175
70
Mata
Kelenjar
Kuku
Tungkai
LO.2.3. Faktor yang Memperngaruhi
lebih banyak energi yang di butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia
10-14 tahun 5 kali lebih besar dari mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja
yang berumur 15-19 tahun menunjukkan angka kematian 2 kali lebi besar. Ini
berhubungan dengan status gizi remaja yang perkembangan fisik dan
mentalnya masih membutuhkan energi lebih banyak. Masalah yang
mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizi untuk menjamin pertumbuhan
sempurna salah satunya ialah umur saat hamil terlalu muda (kurang dari 20
tahun) atau umur terlalu tua (diatas 35 tahun)
e. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke
arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok
atau masyarakat. Bagi masyarakat yang berpendidikan tinggi dan cukup
tentang nilai gizi lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan
pengetahuan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan fisiologik lebih
menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis.
Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat 11 menyebutkan
sebagai berikut :11Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
f. Status Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan kedudukan
seseorang. Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh
terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan
memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat.
Namun ibu harus ingat, bahwa gizi yang dapat ia dapat akan dipakai untuk
dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya.
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil
dianjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan
yang nebgandung zat besi seperti bayan, hati dan sebagainya. Menurut
Reverlly, Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dengan
individu. Menurut white tahun 1977, sehat adalah suatu keadaan dimana
seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak
terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Sedangkan menurut UU RI
No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan BAB I Pasal I menyebutkan,
kesehatan ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Faktor Langsung
Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua
dalam
pemberian
nutrisi
anak
balita
(Nursalam,
2001
dalam
creasoft.wordpress.com)
Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia,
semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang
buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena
pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
(Suhardjo, et, all, 1986)
Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986
dalam creasoft.wordpress.com) Infeksi biasa berhubungan deangan gangguan gizi.
Infeksi sendiri mengakibatkan si penderita kehilangan bahan makanan melalui
muntah-muntah dan diare. Selain itu juga penghancuran jaringan tubuh akan
mengikat karena dipakai untuk pembentukan protein atau enzim-enzim yang
diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh. Gangguan gizi dan infeksi sering
bekerja secara sinergis, infeksi akan memperburuk kemampuan seseorang untuk
mengatasi penyakit infeksi.
Konsumsi Makanan
Keadaan keseimbangan gizi tergantung dari ringakat konsumsi kualitas hidangan
yang menunjukan quantum suatu zat gizi terhadap kebutuhan hidup. Bila susunan
hidangan kebutuhan tubuh baik dari sudut kuantitas, maka tubuh akan
mendapatkan kesehatan gizi sebaik baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang
baik dalam kuaiitas maupun kuantitas akan memberi dampak kesehatan pangan
dan gizi yang baik ditentukan oleh terciptanya keseimbangan antara banyaknya
jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan banyaknya zat yang dibutuhkan tubuh.
Zat gizi dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang guna meneapai hasil yang
optimal sesuai dengan kebutuhan. Apabila zat gizi ini kurang, maka akan dapat
mengakibatkan infeksi dan rawat gizi pada remaja. Pada remaja yang kekurangan
energi protein akan menghambat pertumbuhan fisik dan kecerdasan.
Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga (Markum, 1991).
Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoieh dari pengalaman yang berasal dari
berhagai macam sumber, misalnya media massa, elektronik, buku petunjuk,
penyuluhan, dan kerabat dekat. (Yuwono, 1999). Pengetahuan gizi merupakan
pengetahuan gizi merupakan pemahaman masyarakat tentang pemilihan bahan
makanan sehat serta fungsinya bagi tubuh yang dinilai berdasarkan jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kuesioner.
(Suwondo, 1975).
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari
hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap
status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh
memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi
apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essential.
Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam
jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.
Semakin tinggi gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan makanan
yang dipilih untuk dikonsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan
berperilaku memilih makanan yang menarik panca indra dan tidak mengadakan
pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang semakin
tinggi pengetahuannya, lebih banyak mempergunakan mempertimbangkan
rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut, sehingga seorang
ibu dapat menyusun dan mengolah makanan yang bergizi bagi keluarga.
(Sediaoetama, ] 989)
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dilakaukan secara sadar, sengaja, sistematis, dan
terencana oleh orang dewasa kepada an ak yang belum dewasa yang merupakan
bimbingan, pertolongan, dan kepemimpinan dengan tujuan agar anak dapat
mencapai tingkat kedewasaan jasmani dan rohani (Astuti, 2000). Menurut tingkat
atau jenjang pendidikan terdiri dari :
Pendapatan
Pendapatan rumah tangga adalah sejumlah penghasilan dan penerimaan berupa
uang atau barang dari semua anggota keluarga, maupun penerimaan transfer.
Tingkat pendapatan juga menentukan pola makanan apa yang dibeli dengan uang
tambahan tersebut (Berg, 1986). Rendahnya pendapatan merupakan tantangan
lain yang menyebabkan orang orang tak mampu membeli pangan dalam jumlah
yang diperlukan (Sajogyo, 1983). Pada pendapatan terendah, maka hampir semua
pendapatan akan dikeluarkan untuk makan (Handayatu, 1994). Orang miskin
biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan tambahan itu untuk
makan. Sedangkan yang kaya tentu akan lebih berkurang dari jumlah itu. Bagian
untuk makanan padi padian akan menurun dan untuk makanan yang dibuat dari
susu akan bertambah jika keluarga keluarga beranjak ke pendapatan tingkat
menengah. Semakin tinggi pendapatan, semakm bertambah besar pula persentase
pertambahan pembelanjaannya. Dengan demikian, pendapatan merupakan faktor
yang paling menentukan kualitas dan kuantitas (Berg, 1986).
Pendidikan Orang Tua
Latar belakang pendidikan orang tua, baik kepala keluarga istri merupakan salah
satu unsur yang berperan penting dalam menentukan keadaan gizi anak.
Hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan keadaaan gizi anak
telah banyak diungkapkan oleh para ahH. Pada masyarakat yang rata rata
tingkat pendidikannya rendah, prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya
pada masyarakat yang tingkat penididikan cukup tinggi prevalensi gizi kurang
lebih rendah.
Besar Keluarga
Survey pangan di India memperlihatkan bahwa tersedianya protein bagi setiap
anak dalam keluarga dengan salah satu atau dua anak, mendapat 22% lebih tinggi
dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak empat atau lima anak.
Kasus gizi buruk yang paling berat sering menimpa anak-anak dari keluarga
besar. (Soekirman, 1999)
Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
(Soetjiningsih, 1998, dalam artikelpenjas.blogspot.com). Budaya berperan dalam
status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan, seperti tabu
mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya
makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut.
Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2007).
Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan
terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban,
ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.
3) Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau
tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau
orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak-anak. Contoh
pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan
sebelum makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan
menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak.
Tatanan PHBS
Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, beinteraksi
dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga, sekolah, tempat
kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum. (DEPKES RI 2006)
Indikator PHBS
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok yang dijalankan telah sesuai
dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikian indikator
merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan
keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. (DEPKES RI. 2006)
LO.3.2. Jenis-jenis
PHBS RUMAH TANGGA
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:
1) Pasangan Usia Subur
2) Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3) Anak dan Remaja
4) Usia Lanjut
5) Pengasuh Anak
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3
indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut:
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga
para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
2) Memberi ASI ekslusif\
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh
dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan
terhadap penyakit.
Menimbang balita setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap
bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di
posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak
dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi
buruk.
Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar
kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang memiliki
akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya memakai air
minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta
mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotor
air limbah.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang ada
di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari kuman.
Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan kotoran dan
air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air,
sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah
padat penduduk.
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala adalah
pemeriksaan
tempat-tempat
perkembangbiakan
nyamuk
(tempat-tempat
penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga,
tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah
melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan
nyamuk).
Makan buah dan sayur setiap hari
Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung vitamin
dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta mengandung
serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya
adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan
air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah tersebut.
Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental
dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan
kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan
olahraga seperti push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat
juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.
10) Tidak merokok di dalam rumah
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1 bulan
terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok aktif
dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada
mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok,
menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, sakit jantung, stroke, kanker
kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.
Menurut Dinas Keshatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai
berikut :
1) Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2) Klasifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10 indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3) Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10 indikator
PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4) Klasifikasi IV (warna biru) : klasisifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008
mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka
tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
PHBS SEKOLAH
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata
umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha
Kesehatan Sekolah.
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar
negeri maupun swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah
sekolah dan siswa dengan indikator :
1) Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa
2) Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas
3) Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan serasi
4) Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik
5) Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)
5)
6)
7)
8)
9)
LO.3.3. Strategi
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu:
1) Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
2)
3)
a)
b)
c)
d)
e)
LO.3.4. Tujuan
Tujuan PHBS
1) Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2) Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga
untuk melaksanakan PHBS.
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
Manfaat PHBS:
1) Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan
anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat
dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga
dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
2) Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupa yakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin
(tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
LO.3.5. Perilaku Tidak Besih dan Tidak Sehat
1) Diet tidak seimbang. Sejak kecil, anak-anak harus terbiasa mengenal makanan sehat. Seperti
membawa makanan ringan buatan rumah sebagai bekal sekolah atau menyantap potongan buah
dan sayur sebagai camilan. Kenalkan mereka pada makanan bernutrisi yang rendah lemak dan
gula.
2) Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka melakukan kegiatan fisik seperti olahraga ringan.
Kegiatan itu tak hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun juga mengajarkan
anak-anak untuk memiliki pandangan positif.
3) Tidak ada batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV. Saat
menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung pada risiko penyakit
kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun sebaiknya berlaku pada jam-jam mereka bermain
video game atau mengoperasikan komputer.
4) Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka menggosok gigi sebanyak dua kali sehari. Beri mereka
pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.
5) Tidak mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menyantap
apapun. Mereka juga harus membersihkan tangan setelah batuk, flu, atau menyentuh barangbarang kotor.
6) Konsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter menyarankan orangtua
mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan minum air putih akan mengeluarkan racun dari
dalam tubuh.(Magforwoman)
7) Menghabiskan makanan hingga piring bersih Pada umumnya, anak-anak yang sehat akan
makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan. Namun banyak orang tua
yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan mengajarkan anak untuk menghabiskan
makanan sampai piring bersih. Hal ini akan membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang.
Sebaiknya sediakan porsi makan yang sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga tidak terlalu
banyak.
8) Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang tua
membujuk anak-anak mereka agar mau memakan buah-buahan atau sayur-sayuran dengan
sogokan atau hadiah diberikan makanan penutup yang manis seperti permen, cokelat es krim
dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik karena secara tidak langsung Anda
mengajarkan anak berpikir bahwa makanan manis adalah makanan paling enak daripada
makanan utama. Akibatnya, anak akan terbiasa mengonsumsi makanan penutup yang manis
setelah mereka makan makanan seimbang yang sehat.
9) Ngemil terlalu banyak. Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan membuat anak
kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk tubuh mereka, sehingga mereka
akan menolak untuk makan makanan yang sehat. Selain itu, kebiasaan mengemil pada anak juga
tentu saja akan memicu obesitas.
10) Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman seperti soda, jus kalengan dan smoothies
yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung kalori yang tinggi serta tidak memberikan
vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu biasakan memberi Anak anda air putih,
susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.
11) Terlalu lama di depan layar kaca. Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca juga dapat
berdampak kepada berat badan mereka. Jangan izinkan anak seharian berada di depan layar kaca
seperti menonton televisi, bermain video games atau komputer. Hindari menggunakan televisi
atau media lainnya untuk menjadi pusat perhatian anak Anda saat waktu makan dan
bercengkrama dengan Anda.
12) Tak mengacuhkan waktu tidur. Kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan keinginan untuk
mengemil dan makan lebih banyak dari biasanya karena mereka membutuhkan asupan ekstra
energi untuk tidak tertidur. Oleh karena itu atur jam tidur anak Anda 8-9 jam setiap hari. (eh)
13) Suka ngemil sembari menonton televisi
14) Malas olahraga
15) Malas minum air putih
16) Suka makanan yang diproses
17) Sering stress dan perilaku suka makan
18) Tidak melakukan 3J : Jenis makanan yang beraneka, Jam makan yang teratur, dan Jumlah
makanan secukupnya
19) Tidak menghindari 3G : Gula, Garam, Goreng-gorengan
20) Tidak minum air putih yang cukup (minimal 2 liter per hari)
21) Mengkonsumsi makanan kaleng
22) Tidak menyikat gigi setelah makan
1. Memahami dan manjelaskan gaya hidup yang tidak mencerminkan perilaku sehat
Lalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa
mereka sadari
1) Melewatkan sarapan
Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya
berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak
mereka melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu
dedaunan yang berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet. Beri contoh pada
anak dengan aktif berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk
family outing seperti bersepeda atau mendaki gunung bersama.
4) Kurang tidur
Kurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan. Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan
konsekuensi negatif untuk seumur hidup.
Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh kesempatan untuk memulihkan dirinya
sendiri setelah seharian beraktivitas. Lagipula jam tidur yang cukup dapat membantu
Anda mempertajam daya pikir sekaligus melawan infeksi.
Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan,
kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar,
termasuk mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera. Apalagi bagi anak-anak tidur itu
begitu penting karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi
secara optimal.
Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas,
gangguan pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak.
Solusi:
Tanamkan rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi
waktu anak untuk menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan
anak berangkat tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang
nyaman, aman dan tenang.
Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar
aktivitasnya, biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda
mendapatkan jam tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak
Anda bisa bangun sendiri atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang
memadai. Jika harus dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.
5) Malas mencuci tangan
Lini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air. Tapi sayangnya banyak orang yang
enggan melakukannya atau tak melakukannya dengan benar.
Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci
tangan bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga
penyakit parasit seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit
serius.
Solusi:
Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum makan,
setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah
menyentuh makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting
adalah berikan aturan yang sama untuk diri Anda sendiri.
Berikut ini adalah beberapa cara sederhana tentang apa yang harus orang tua ajarkan kepada
anak-anak tentang gaya hidup sehat.
1) Anda tidak dapat memiliki kesehatan yang baik tanpa gizi yang baik.
2) Makan buah-buahan dan sayuran mentah sebanyak mungkin.
3) Makan beberapa jenis protein setiap kali makan. (Makan daging yang cukup dan
makan lebih banyak ikan)
4) Makanlah dalam porsi kecil setiap hari dengan gizi seimbang.
5) Minum air putih yang cukup setiap hari.
6) Istirahat yang cukup.
7) Ajarkan anak-anak Anda pentingnya olahraga teratur.
8) Ajarkan anak-anak Anda pentingnya suplemen.
9) Ajarkan anak-anak Anda bagaimana menghindari stres dan bagaimana
menghadapinya ketika hal itu tidak dapat dihindari.
10) Ajarkan anak-anak Anda bahaya dari gula, lemak, dan kafein.
LI.4. Memahami dan Menjelaskan Menjaga Kebersihan Menurut Islam
Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan kesihatan. Tujuan
Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sihat adalah menciptakan individu dan masyarakat
yang sihat jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu menjadi umat pilihan dan khalifah
Allah untuk memakmurkan bumi. Kesihatan merupakan salah satu hak bagi tubuh
manusia. Karena kesihatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah
manusia, maka Islam menegaskan perlunya kesihatan untuk menjalankan agama secara
sempurna.
Makna kebersihan yang digunakan dalam Islam ternyata mengandung makna yang
banyak aspek, seperti aspek kebendaan, aspek harta dan aspek jiwa. Thaharah (suci)
bermakna bersih dari kotoran yang najis. Maka tidak heran jika kitab-kitab fikih Islam
menempatkan bab thaharan diawal, sebelum membahas solat. Dalam kitab suci Al-quran
banyak ayat yang menganjurkan unntuk bersuci. Alalh berfirman :
melahirkan dan haidh. Cara mensucikan hadas besar ini adalah mandi yang harus dibasahi
seluruh tubuhnya.
Najis adalah suatu benda kotor menurut syara' (hukum agama). Benda - benda najis
meliputi : Darah, Anjing, babi nanah, bangkai selain bangkai manusia, ikan laut, dan
belalang, Segala sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul, minuman keras yang
memabukkan. Najis dibagi menjadi tiga yaitu : a. Najis mukhaffafah (ringan). yaitu air
kencing bayi laki-laki yang belum berumurdua tahun, dan belum makan sesuatu kecuali air
susu ibunya (ASI). Cara menghilangkannya cukup dipercikkan air pada tempat yang terkena
najis tersebut.
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Maaidah, 5:
3).
Allah berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat bagi orang-orangnya yang beriman (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia
mampu menjadi umat yang pilihan.
A. Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri
a. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7 alasan
merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
b. Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelum dan
sesudah makan , dan Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak
seorang pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur.
c. Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
d. Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah
SAW sersabda: Tutuplah bejana air dan tempat minummu
e. Rumah: Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu sebagaimana dianjurkan
untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan: Menyingkirkan duri dari jalan
adalah ibadah.
f. Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang
umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.
Perintah-perintah Rasulullah SAW tersebut di atas memiliki makna bahwa kita harus
menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran
pencernaan.
Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan binatang.
Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki
Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari perzinahan,
namun dengan syarat-syarat tertentu .
Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci setelah
buang air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual ketika istri sedang
haid, berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat kelamin setelah
berhubungan badan dan setelah selesai datang bulan.
F. Kesehatan jiwa
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin.
Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
G. Puasa
Puasa, bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam menegakkan
agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain melaksanakan
perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah menempatkan posisi hambaNya yang berpuasa dengan posisi yang istimewa.
Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku.
Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmah pada
dirinya, yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang
yang berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh
Ibnu Suny dan Abu Nuaim: Berpuasalah maka anda akan sehat. Dengan berpuasa
akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.
Memberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan adalah hal yang benar, maka dalam
islam pun diajarkan.
Dalam Islam, kesehatan termasuk hal utama. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa
banyak ayat Al-Quran dan hadist yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu contohnya
adalah wahyu kedua yang dibawakan Jibril, yaitu Ayat 1-5 Surat Al Mudatstsir. Wahyu
tersebut belum mengenai shalat, puasa dan zakat, tetapi perintah untuk berdakwah dan
mengenai kesucian (kebersihan) dan menjauhi kekotoran.
Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan menjadi pangkal kesehatan. Ilmu kesehatan
modern tetap berpendirian bahwa kebersihan merupakan pangkal kesehatan. Tidaklah heran
kalau kebersihan umumnya merupakan salah satu kewajiban yang selalu diperintahkan Nabi
Muhammad SAW kepada para pengikutnya dan dijadikan sendi dasar dalam kehidupan
sehari-hari.
Sementara dalam hadits lebih banyak lagi dijumpai peraturan-peraturan kesehatan. Salah
satu sabda Nabi SAW yang terkenal adalah Annadha fatu minal iiman yang berarti bahwa
Kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman. Hadist lain menyatkana bahwa orang
mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Ajaran
kesehatan Nabi SAW yang lain adalah khitan sangat sesuai dengan kebersihan dan kesehatan.
Mengurus mayat menurut hukum Islam juga sesuai dengan kebersihan. Juga tentang
pemberantasan penyakit menular telah diatur lengkap dalam hadist.
Urgensi Kebersihan dan Kesehatan
Islam tidak membiarkan manusia di alam ini terbelenggu dalam persoalan yang tidak
dapat dipecahkan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan
kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk dari yang baik. (QS. Ali Imran:
179)
Salah satu tujuan dari ajaran Islam ialah menghilangkan kemadharatan/bahaya (dafu aldharar) yang menimpa manusia baik bahaya yang mengancam fisik maupun psikis.
Tujuannya adalah agar manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT.
-menyembah dan mengabdi kepada-Nya- di muka bumi ini dengan baik. Jika kondisi fisik
atau psikis seseorang tidak sehat tentu ia tidak akan dapat menunaikan tugas tersebut dengan
baik. Karena itu, Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan dan menganjurkan agar
manusia menjaga kesehatan.
Di samping itu, untuk mencapai tubuh yang sehat, dalam pandangan Islam tidak cukup
hanya mengandalkan faktor internal tubuh manusia saja, tetapi juga faktor lingkungan.
Sebaik apapun makanan yang dikonsumsi manusia, jika lingkungannya tidak sehat atau tidak
bersih, maka ancaman penyakit masih tetap besar. Karena penyakit bisa datang melalui
makanan yang dikonsumsi dan bisa juga melalui udara dan hewan yang kotor. Maka dari itu,
Islam juga sangat menekankan kebersihan.
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung
perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (Q.S Al-Baqarah : 16)
Islam oleh Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas AinSyams Mesir), ditegaskan puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:
a. Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya
keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya.
Menurutnya curah jantung dalam mendistribusikan darah keseluruh pembuluh darah akan
membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini memberi kesempatan otot jantung untuk
beristirahat, setelah bekerja keras satu tahun lamanya. Puasa akan memberi kesempatan
pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
b. Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja
keras sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam dari
kegiatannya, sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang
ada sehingga dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan juga berhenti sehingga
asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus. Dengan demikian sel-sel usus
tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen, protein dan kolesterol. Disamping dari
segi makanan, dari segi gerak (olah raga), dalam bulan puasa banyak sekali gerakan yang
dilakukan terutama lewat pergi ibadah.
Manfaat bagi Kesehatan Rohani (Mental).
Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa
senang, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar
manusia sehari-hari. Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya
memperhatikan gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial budayanya.
Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila makin dekat kepada
pencipta-Nya.
Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat
shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan secara
terus-menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan
memperbanyak ingat kepada Allah, makin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah
dan akan kembali kepada-Nya jua. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS:Al Baqarah 45).
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orangorang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
kecuali merugi. (QS:Al-Isra 82)
DAFTAR PUSTAKA
Abunain Djumadias. 1990. Aplikasi Antropometri sebagai Alat Ukur Status Gizi. Puslitbang Gizi
Bogor.
Arsad. RA, 2006. Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD Wilayah
Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar tahnu 2006. FKM-UNHAS. Makassar.
Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius.
http://fk.uns.ac.id/static/file/Gizi.pdf
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/Buku%20Pedoman%20pelayanan
%20anakdfr.pdf
http://kgm.bappenas.go.id/index.php?hal=4&keyIdHead=9
http://www.bbkpmska.com/artikel/kesehatan-paru/81-lingkungan-sehat-untuk-tb.html
http://stbm-indonesia.org/wp/wp-content/uploads/2009/12/Materi-Dakwah-Sanitasi-untukSanitasi-Total-Berbasis-Masyarakat.pdf
Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei.
Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.