Laporan Kasus
Oleh :
VISA YUNANDA
( 0907101010081)
Pembimbing :
dr. Adi Purnawarman, Sp.JP., FIHA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, tugas Presentasi laporan kasus telah dapat diselesaikan.
Selanjutnya shalawat dan salam penulis hanturkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun judul tugas ini adalah Hipertensi Pulmonal dengan ASD 2.
Tugas ini diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik
Senior pada Bagian/SMF Ilmu Saraf Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yaitu dr. Adi
Purnawarman, Sp.JP., FIHA yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas ini.
Dengan kerendahan hati, kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kami tetap terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun
dari dosen dan teman teman agar tercapai hasil yang lebih baik kelak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
oleh
karena
peningkatan
resistensi
vaskuler
pulmonal
yang
diagnosis penyakit ini kian sulit saja.Jika hipertensi paru dibiarkan tak diobati,
harapan hidup penderita primer (hipertensi paru yang tak diketahui penyebabnya)
hanya kurang dari tiga tahun.3 Bersamaan dengan kemajuan teknologi, kini terapi
hipertensi pulmonal menggunakan pengobatan inhalasi dan diklaim sebagai satusatunya yang selektif bekerja ke paru-paru (bekerja lokal) yang bermanfaat
meningkatkan harapan hidup serta menghilangkan gejala serta efek samping
terbatas.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1
Identitas Pasien
Nama
: Mariana
Umur
: 31 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Pidie
No CM
: 0-98-98-03
Tanggal Masuk
: 17 Oktober 2014
Anamnesa
Keluhan Utama
: nyeri dada
Keluhan Tambahan
b.
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum
: Sedang
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 100/60
Nadi
: 100 x / menit
Respiratory rate
: 25 x / menit
Temperatur
: 36.5C
Status General
Kulit
Warna
: Coklat
Turgor
: Kembali cepat
Ikterus
: (-)
Pucat
: (-)
Kepala
Rambut
: Hitam
Mata
Telinga
: Serumen (-/-)
Hidung
Mulut
: Bibir
Lidah
: Beslag (-)
Geligi
: Karies (-)
Faring
: Hiperemis (-)
Tonsil
Leher
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
Thorax
Inspeksi
Paru Paru
Depan
Palpasi
Perkusi
Kanan
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (-)
Wheezing (-)
Kanan
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (-)
Wheezing (-)
Auskultasi
Belakang
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Kiri
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (+)
Wheezing (-)
Kiri
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (-)
Wheezing (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: ICR II
Kiri
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
- Lien
: Tidak teraba
- Hepar
: Tidak teraba
Perkusi
Auskultasi
: Peristaltik (N)
Genetalia
Anus
Ekstrimitas
:
Superior
2.4
Inferior
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Sianosis
(-)
(-)
(-)
(-)
Edema
(-)
(-)
(-)
(-)
Pemeriksaan Penunjang
Hb
: 15.6 gr/dl
Leukosit
:14900/l
Trombosit
: 291000/l
Eritrosit
: 54000000/mm3
Ht
: 44%
Ureum
: 104 mg/dl
Kreatinin
: 6,30 mg/dl
KGDs
: 139 mg/dl
Na
: 122 mmol/L
: 3.7 mmol/L
Cl
: 89 mmol/L
Bilirubin total
SGOT/SGPT
: 1.46 mg/dL
: 28/13 U/L
Alb/Glob
Trigliserida
Asam urat
: 2,90/2,30 gr/dL
: 158 mg/dL
: 3,2 mg/dL
Natrium (Na)
: 122 mmol/L
Kalium (K)
: 4,0 mmol/L
Klorida (Cl)
: 92 mmol/L
Natrium (Na)
: 120 mmol/L
Kalium (K)
: 4,2 mmol/L
Klorida (Cl)
: 89 mmol/L
2.4.2 Elektrokardiografi
10
11
2.4.3 Imaging
12
2.5
Resume
Os datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang dirasakan sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan dada berdebar , sesak
nafas dan sakit kepala yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri dada dan sesak nafas dirasakan tidak berkurang dengan istirahat. Dari
pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100 x / menit, respiratory rate 25 x / menit dan
suhu 36.5C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan denyut jantung terlihat dan
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan nilai leukosit yang meningkat. Pemeriksaan foto toraks didapatkan
gambaran kardiomegali dan edema pulmonum.
2.6
Diagnosa
Hipertensi Pulmonal + ASD 2
2.7
Penatalaksanaan
2.7.1 Suportif
2.7.2 Medikamentosa
2.8
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad malam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
Quo Sanactionam
: dubia ad malam
13
Follow up harian
17-10-2014
S/ Sesak nafas, sakit dada sebelah kiri dirasakan dari depan ke belakang, sakit
kepala
O/
VS/ Tekanan darah : 70/60 mmHg
Nadi
: 99 x/menit
RR
: 28 x/menit
Suhu
: 36,0oC
PF/
Mata
T/H/M
: dbn
Leher
Thorak
parasternal sinistra, retraksi (-), sf kanan=sf kiri, sonor, ves (+/+) Rh(/-) Wh(-/+)
Jantung
P/
18-10-2014
14
S/ sakit dada sebelah kiri (+), sakit kepala (+), batuk (+)
O/
VS/ Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi
: 87 x/menit
RR
: 16 x/menit
Suhu
: 36,5oC
PF/
Mata
T/H/M
: dbn
Leher
Thorak
parasternal sinistra, retraksi (-), sf kanan=sf kiri, sonor, ves (+/+) Rh(/-) Wh(-/+)
Jantung
P/
Bed rest
O2 2 l/menit
15
19-10-2014
S/ sesak nafas (+) berkurang, sakit dada sebelah kiri (+) berkurang, batuk (+)
O/
VS/ Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi
: 100 x/menit
RR
: 25 x/menit
Suhu
: 36,5oC
PF/
Mata
T/H/M
: dbn
Leher
Thorak
parasternal sinistra, retraksi (-), sf kanan=sf kiri, sonor, ves (+/+) Rh(/-) Wh(-/+)
Jantung
Bed rest
O2 2 l/menit
16
P/
20-10-2014
S/ sakit dada sebelah kiri ketika batuk
O/
VS/ Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi
: 101 x/menit
RR
: 18 x/menit
Suhu
: 36,5oC
PF/
Mata
T/H/M
: dbn
Leher
Thorak
parasternal sinistra, retraksi (-), sf kanan=sf kiri, sonor, ves (+/+) Rh(/-) Wh(-/+)
Jantung
Bed rest
Fargoxin 1x0,25 mg
17
P/
18
BAB III
ANALISA KASUS
adanya
keluhan berupa nyeri dada sebelah kiri yang dirasakan sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, dada berdebar , sesak nafas dan sakit kepala yang
dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada dan sesak
nafas dirasakan tidak berkurang dengan istirahat. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan denyut jantung terlihat dan pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal. Hal ini sesuai dengan gejala dari kelainan kongenital yang menandakan
adanya gangguan aliran darah pada sekat kanan dan kiri pada atrium jantung dan
tekanan yang tinggi pada arteri pulmonalis sehingga menyebabkan pasien merasa
sesak dan nyeri dada yang tidak dirasakan segera berkurang dengan istirahat.
Pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan radiologi
Khas parenkim paru pada hipertensi pulmonal bersih. Foto torak dapat
Pemeriksaan laboratorium
Pada pasien pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan sebagai evalusi bisa
19
pulmonal
merupakan
penyakit
vaskular
paru
yang
Tatalaksana
Pengobatan hipertensi pulmonal bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi
20
perubahan pola hidup, diuretik, antikoagulan dan terapi oksigen merupakan suatu
terapi yang lazim dilakukan, tetapi berdasar dari penelitian terapi tersebut belum
pernah dinyatakan bermanfaat dalam mengatasi penyakit tersebut. 1
Beberapa kemungkinan pengobatan untuk hipertensi pulmonal tercantum
dalam Tabel. Pengobatan hipertensi pulmonal primer adalah rumit, kontroversial
dan berpotensi berbahaya. 1 Pasien manfaat dari rujukan ke pusat-pusat yang
mengkhususkan diri dalam pengelolaan masalah biasa ini.2
Calcium channel blockers dapat mengurangi vasokonstriksi paru dan
memperpanjang hidup pada sekitar 20 persen pasien dengan hipertensi pulmonal
primer. Sayangnya, tidak ada cara untuk meramalkan mana pasien akan merespon
vasodilators dikelola secara lisan, dan obat-obatan ini biasanya memiliki efek
yang signifikan. Akibatnya, akan sangat membantu untuk mengevaluasi paru
vasoreactivity selama kateterisasi, sebelum jangka panjang terapi yang dipilih.
Obat yang paling cocok untuk pengujian respon akut yang kuat, pendek bertindak
dan titratable. Pada pasien yang menunjukkan bukti adanya respon hemodinamik
akut, pengobatan jangka panjang dengan calcium channel blockers, diberikan
secara lisan dalam dosis tinggi, dapat menghasilkan respon hemodinamik yang
berkelanjutan dan meningkatkan kelangsungan hidup. Epoprostenol (Flolan), atau
prostasiklin, adalah satu kemajuan yang paling penting dalam pengobatan
hipertensi paru primer. ini Ampuh bertindak pendek vasodilator dan penghambat
agregasi trombosit yang dihasilkan oleh endotelium vaskularDalam sebuah
penelitian, kontinu infus intravena epoprostenol latihan peningkatan kapasitas,
kualitas hidup, hemodynamics dan kelangsungan hidup jangka panjang pada
pasien dengan kelas III atau IV fungsi. Meskipun sistem pengiriman infus kontinu
adalah kompleks, sebagian besar pasien dapat belajar bagaimana mempersiapkan
dan memasukkan obat.
Antikoagulan dengan warfarin (Coumadin) disarankan untuk mencegah trombosis
dan telah ditunjukkan untuk memperpanjang hidup pada pasien dengan hipertensi
pulmonal primer. Pasien dengan kondisi ini rentan terhadap tromboemboli paru
lamban karena aliran darah, melebar bilik jantung kanan, vena kekurangan dan
relatif aktivitas fisik. Mempertahankan dinormalkan Internasional Rasio 1,5-2,0
dianjurkan. Antikoagulan lain juga sedang dipelajari.
21
Agen Inotropic seperti digoxin (Lanoxin) saat ini sedang diselidiki. Dalam
sebuah penelitian, digoxin menghasilkan efek hemodinamik akut menguntungkan
pada pasien dengan gagal ventrikel kanan dan hipertensi pulmonal primer, namun
jangka panjang akibat dari perawatan ini tidak diketahui. obat parenteral juga
mungkin bermanfaat.
TABEL 2
Kemungkinan Perawatan untuk Pulmonary Hypertension
Vasodilators
Oksigen
Digoxin
Diuretics
22
23
pulmonal
sekunder
yang belum
menanggapi
tindakan lebih
konvensional.
Terapi bedah
Pembedahan sekat antar serambi jantung (atrial septostomy) yang dapat
menghubungkan antara serambi kanan dan serambi kiri dapat mengurangi tekanan
pada jantung kanan tetapi kerugian dari terapi ini dapat mengurangi kadar oksigen
dalam darah (hipoksia). Transplantasi paru dapat menyembuhkan hipertensi
pulmonal namun komplikasi terapi ini cukup banyak dan angka harapan hidupnya
kurang lebih selama 5 tahun.1
Transplantasi paru-paru
Hipertensi pulmonal primer biasanya progresif dan akhirnya berakibat
fatal. Paru-paru transplantasi adalah suatu pilihan pada beberapa pasien lebih
muda dari 65 tahun yang memiliki hipertensi pulmonal yang tidak merespon
manajemen medis. Menurut AS tahun 1997 transplantasi laporan registri, 24
penerima transplantasi paru-paru dengan hipertensi pulmonal primer memiliki
tingkat ketahanan hidup dari 73 persen pada satu tahun, 55 persen di tiga tahun
dan 45 persen pada lima tahun. Pengurangan langsung tekanan arteri paru-paru
dikaitkan dengan perbaikan dalam fungsi ventrikel kanan. Kambuhnya hipertensi
pulmonal primer setelah transplantasi paru-paru belum dilaporkan.2
24
DAFTAR PUSTAKA
Available
at
URL
http//www.American
family