Anda di halaman 1dari 6

POSYANDU – MONITORING BAYI / ANAK

LATAR BELAKANG

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. Posyandu merupakan wadah/tempat masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan terdepan.
Posyandu masih menjadi sarana penting didalam masyarakat yang
mendukung pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu angka kematian bayi dan
lahir, serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan
didalamnya meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan yang diintegrasikan seperti
imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan kesehatan ibu dan
anak, pelayanan kontasepsi, hingga penyuluhan dan konseling (Kemenkes, 2011).
Penimbangan balita dan skrining pertumbuhan sangat penting untuk deteksi dini
status gizi kurang dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang balita maka pertumbuhan balita
dapat dipantau secara intensif sehingga bila berat badan anak tidak naik atau jika ditemukan
penyakit akan dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan supaya tidak
menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan, penanganan kasus gizi
kurang atau gizi buruk akan semakin baik (Kemenkes RI, 2015). Pemantauan tumbuh
kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting mengingat pesatnya
pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini. Yang disebut 1.000 hari pertama kehidupan
yaitu mulai dari saat pembuahan di dalam rahim ibu sampai anak berusia 2 tahun.

Ringkasan pelaksanaan

Skrining pertumbuhan yang dilakukan di Posyandu antaralain :


- Menimbang berat badan
- Mengukur panjang / tinggi badan
- Mengukur lingkar kepala
Hasil data tersebut kemudian diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan yang sesuai untuk
umur dan jenis kelamin yang ada dibuku kesehatan anak (buku pink). Untuk skrining
perkembangan dapat dilakukan dengan pengamatan langsung pada bayi/ anak oleh petugas
kesehatan.

Pelaksanaan:
Hari / Tanggal : Rabu, 14 Desember 2022
Tempat : Posyandu Kenanga VI
Waktu : 09.00 – selesai
Sasaran : balita yang berkunjung di Posyandu Kenanga VI
Kegiatan : Deteksi pertumbuhan (TB, BB, LK, LILA) dan perkembangan
Kasus yang ditemukan :
- Anak laki – laki usia 14 bulan, masih belum dapat berdiri tegak dan berjalan. Sudah
bisa merangkak namun masih jarang melakukan rambatan.
Saran : stimulasi kaki anak dengan menginjak rumput, ajarkan anak merambat,
berikan motivasi dan kepercayaan diri anak untuk mulai berjalan. Rujuk jika dalam 2
bulan tidak terdapat perkembangan.

Monitoring & Evaluasi:


Hasil deteksi tumbuh kembang dicatat dan dievaluasi, hasil - hasil yang kurang /tidak baik
disampaikan kepada pihak terkait dan menyampaikan kepada orang tua/ wali anak untuk
nantinya dapat membawa anak bersangkutan kontrol dan pemeriksaan lebih lanjut di
Puskesmas.

Pelaksanaan:
Hari / Tanggal : Selasa, 6 Desember 2022
Tempat : Posyandu Melati II
Waktu : 09.00 – selesai
Sasaran : balita yang berkunjung di Posyandu Melati II
Kegiatan : Deteksi pertumbuhan (TB, BB, LK, LILA) dan perkembangan

Kasus yang ditemukan :


- Anak laki – laki usia 9 bulan, Berat badan menurut usia pada grafik berada pada ambang
batas hampir menyentuh garis SD-2 (gizi buruk).
Saran : memperbaiki pola makan anak, memperbanyak konsumsi ASI dan makanan
pendamping, menyarankan untuk datang konsultasi ke puskesmas untuk mendapatkan
makanan tambahan bayi.
- Anak perempuan usia 3 tahun, tinggi badan tidak sesuai dengan usia dan grafik
pertumbuhan.
Saran : edukasi kepada orangtua tentang stunting, memperbaiki pola makan anak sesuai
dengan kaidah "Isi Piringku", mengajak anak untuk berkegiatan fisik diluar rumah,
mengajarkan anak tentang PHBS
POSYANDU – STUNTING

LATAR BELAKANG

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. Posyandu merupakan wadah/tempat masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan terdepan. Tujuan utama Posyandu adalah menunjang penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita di Indonesia
melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran utama pelayanan kesehatan di Posyandu
adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta
Pasangan Usia subur (PUS).
Posyandu masih menjadi sarana penting didalam masyarakat yang
mendukung pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu angka kematian bayi dan
lahir, serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan
didalamnya meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan yang diintegrasikan seperti
imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan kesehatan ibu dan
anak, pelayanan kontasepsi, hingga penyuluhan dan konseling (Kemenkes, 2011).
Menurut UNICEF pada tahun 2019 sebesar 144 juta anak di bawah lima tahun di
seluruh dunia mengalami stunting dan diperkirakan terdapat 47 juta balita yang mengalami
masalah berat badan kurang diseluruh dunia. Secara luas stunting akan dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan. Faktor
penyebab terjadinya stunting pada anak bermula dari kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu
melahirkan. Hal ini mendasari pentingnya pelaksanaan penyuluhan pencegahan stunting
berintegrasi dengan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di Kelurahan maupun desa
khususnya di tingkat Rukun Warga (RW), gerakan dalam mencegah stunting disebut sebagai
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dengan harapan, setelah mengikuti penyuluhan ini,
kejadian stunting pada anak dapat dicegah secara optimal terutama pada masa kehamilan
dan menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas di kemudian hari.

Deteksi Stunting yang dilakukan di Posyandu antaralain :


- Mengukur panjang / tinggi badan
- Hasil data tersebut kemudian diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan yang sesuai
untuk umur dan jenis kelamin yang ada dibuku kesehatan anak (buku pink).

Pelaksanaan:
Hari / Tanggal : Selasa, 6 Desember 2022
Tempat : Posyandu Melati II
Waktu : 09.00 – selesai
Sasaran : balita yang berkunjung di Posyandu Melati II
Kegiatan : Deteksi stunting (TB/U)

Kasus yang ditemukan :


- Anak perempuan usia 3 tahun, tinggi badan tidak sesuai dengan usia dan grafik
pertumbuhan.
BB anak : 15 kg (baik)
TB anak : 89 cm
TB seharusnya : 95 cm

Saran : edukasi kepada orangtua tentang stunting, memperbaiki pola makan anak sesuai
dengan kaidah "Isi Piringku", mengajak anak untuk berkegiatan fisik diluar rumah,
mengajarkan anak tentang PHBS
Pemenuhan gizi anak :
- membiasakan anak makan 3 kali sehari
- penuhi gizi anak dengan makanan kaya protein seperti ikan, telur, tempe, susu, dan tahu
(sekitar 100gr/tiap makan)
- penuhi gizi anak dengan mengkonsumsi sayuran dan buah (sekitar 150gr/tiap makan)
- batasi anak mengkonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin, dan berlemak
- pastikan anak mengkonsumsi air putih sesuai kebutuhan (sekitar 1.700ml/hari)
- biasakan bermain bersama anak dan melakukan aktivitas fisik setiap hari

Monitoring & Evaluasi:


Hasil deteksi stunting dicatat dan dievaluasi, hasil - hasil yang kurang /tidak baik
disampaikan kepada pihak terkait dan menyampaikan kepada orang tua/ wali anak untuk
nantinya dapat membawa anak bersangkutan kontrol dan pemeriksaan lebih lanjut di
Puskesmas.
POSYANDU – VAKSIN DASAR

LATAR BELAKANG

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. Posyandu merupakan wadah/tempat masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan terdepan. Tujuan utama Posyandu adalah menunjang penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita di Indonesia
melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran utama pelayanan kesehatan di Posyandu
adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta
Pasangan Usia subur (PUS).
Posyandu masih menjadi sarana penting didalam masyarakat yang
mendukung pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu angka kematian bayi dan
lahir, serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan
didalamnya meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan yang diintegrasikan seperti
imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan kesehatan ibu dan
anak, pelayanan kontasepsi, hingga penyuluhan dan konseling (Kemenkes, 2011).
Kesehatan balita adalah harapan bagi setiap orang tua, mengingat usia balita yang
rentan terhadap penyakit merupakan ketakutan tersendiri bagi orang tua. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan bayi dan balita serta untuk melindungi
anak dari wabah adalah dengan pemberian vaksin kekebalan tubuh melalui imunisasi di
Posyandu (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Di Indonesia, imunisasi yang telah diwajibkan
oleh pemerintah sebagaimana juga yang telah diwajibkan WHO antara lain; imunisasi BCG,
DPT, Hepatitis, Campak dan Polio.

Imunisasi Dasar di Posyandu Kenanga VI

Balita di wilayah RT 1 RW 1 yang mencakup wilayah kerja Posyandu Melati 1

TAHAPAN PELAKSANAAN

Posyandu Melati I dilaksanakan di RT1/RW1, program posyandu yang dilaksanakan


antaralain :
1. Kesehatan ibu anak
2. munisasi
3. Gizi
4. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Tahapan pelaksanaan Posyandu


1. Pencatatan
2. Screening
3. Imunisasi
4. Penyuluhan

Imunisasi dasar yang dapat dilakukan di posyandu antara lain :


0 – 7 hari HBO
1 bln : BCG dan Polio 1
2 bln : DPT 1 dan Polio 2
3 bln : DPT 2 dan Polio 3
4 bln : DPT 3 dan Polio 4
9 bln : campak

Terdapat 3 balita yang melakukan imunisasi dasar dengan usia dan kondisi anak yang baik.
An. B, laki - laki, usia 6 bulan : imunisai DPT IM 0,5 ml di paha kiri dan OPV 2 tetes
An. W, laki - laki, usia 4 bulan : imunisasi DPT 2 IM 0,5 ml di paha kiri, PCV 22 IM 0,5 ml
di paha kanan, dan OPV3 2 tetes
An. A, laki - laki, usia 2 bulan : imunisasi DPT IM 0,5 ml di paha kiri, PCV 1 IM 0,5 ml di
paha kanan, dan OPV1 2 tetes

Setelah dilakukan imunisasi, orangtua di edukasi mengenai efek samping dari imunisasi.
Diberikan obat pencegahan dan di edukasi untuk mengompres area suntik dengan air hangat.

Anda mungkin juga menyukai