Gambaran Pada tanggal 28 Februari 2023, pasien An. D usia 9 bulan datang dibawa
Pelaksanaan oleh petugas desa untuk dilakukan pengukuran BB dan TB dipuskesmas
dikarenakan pasien saat diperiksa di desa didapatkan hasil TB/U dibawah
batas normal. Saat dilakukan pengukuran didapatkan hasil sebagai
berikut:
BB 6,9 kg; TB 72 cm;
Status Gizi berdasarkan WHO
BB/U: - 2 SD s/d +2 SD = sangat kurus
TB/U: - 3 SD s/d -2 SD = pendek (stunted)
BB/TB: - 2 SD s/d +1 SD = gizi buruk
Dari hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan An. D didapatkan
TB/U berdasarkan WHO yaitu pendek (stunted). Kemudian dilakukan
analisis faktor risiko. Dari hasil wawancara dengan ibu An. D didapatkan
bahawa anak minum ASI ekslusif dan tidak minum susu formula.
Kemudian Ibu tidak memberikan MP ASI secara maksimal karena anak
jarang memakan makanan yang disediakan. Anak makan hanya maksimal
3 sendok setiap makan, dengan lauk yang diberikan adalah sayur dan
ayam kadang-kadang, ibu pasien tidak memberikan telur, menurut ibu
pasien anaknya alergi telur karena pernah diberikan telur muncul merah-
merah di kaki pasien sehingga ibu pasien tidak memberikan telur dan
ikan sebagai sumber protein.
Berdasarkan hasil tersebut pasien disarankan untuk dirujuk untuk
penangnan yang lebih lanjut namun karena BPJS pasien belum aktif dan
keterbatasn biaya ibu pasien menunda untuk dirujuk sehingga sementara
menunggu untuk pengurusan BPJS ibu pasien dibawa ke poli gizi
Puskesmas Muara Enim ntuk dilakukan konseling gizi.
Topik: Vaksinasi BCG di Puskesmas Muara Enim
JUDUL KEGIATAN
Pemberian Vaksinasi Dasar BCG di Puskesmas Muara Enim
IDENTITAS PENERIMA VAKSIN
Nama : By. Zahra
Usia : 1 bulan
Status vaksinasi dasar : BCG
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan masalah kesehehatan yang mendunia dengan
angka kejadian yang masih tinggi terutama di negaranegara berkembang. Laporan kasus
tubekulosis global pada tahun 2017 didapatkan bahwa, pada tahun 2016 tuberkulosis berada
pada urutan kesembilan untuk penyebab kematian di dunia, yaitu sekitar 2 juta kematian. Di
Sumatera Selatan, angka prevalensi tuberkulosis meningkat 30% dari tahun 2014 hingga
2016. Karena tingginya angka kejadian TBC pada anak, upaya pengendalian kasus
tuberkulosis mulai muncul. Imunisasi adalah salah satu bantuk upaya pengendalian yang
dilakukan dengan cara sengaja memberikan suatu kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak
sehingga terhindar dari penyakit untuk menekan angka kejadian kasus penyakit infeksi. Di
Indonesia, imunisasi BCG merupakan imunisasi dasar yang artinya wajib didapatkan pada
anak yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pemberian vaksin biasanya dilakukan Fasilitas
Kesehatan Masyarakat (Fasyankes) seperti Puskesmas, bidan desa, dan Posyandu, tempat
praktik dokter. di mana Fasyankes merupakan barisan terdepan untuk mengupayakan
pemberian imunisasi secara menyeluruh. Manfaat pemberian vaksin BCG adalah untuk
mencegah terjadinya penyakit tuberkulosis pada anak sekaligus menurunkan angka kejadian
tuberkulosis pada anak. Vaksin BCG dikatakan efektif atau berhasil apabila seseorang tidak
menderita TBC.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Imunisasi dasar dilaksanakan pada 12 April 2023 di Poli MTBS. Sebelum dilakukan
imunisasi dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan serta
pengukuran suhu. Apabila anak dinyatakan sehat dan dapat dilakukan imunisasi, selanjutnya
dilakukan pengecekan buku pink untuk mengetahui riwayat imunisasi pasien untuk
mengetahui imunisasi yang akan diberikan kepada pasien, petugas juga akan
mengkonfirmasi ke ibu pasien sebelum dilakukan penyuntikan. Setelah semua sesuai,
pemberian vaksin dilakukan. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG dengan jumlah
0,05 disuntikkan secara Intrakutan. Selesai dilakukan penyuntikan, petugas melakukan
edukasi mengenai efek samping yang dapat timbul dari pemberian vaksin (KIPI).
Selanjutnya petugas mengisi buku pink dan rekam medis pasien untuk memudahkan petugas
imunisasi selanjutnya.
Topik : Monitoring Tumbuh Kembang Pada Balita Di Posyandu Desa Tungkal