Topik : Screening Hipertensi dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular Pada Program
Posbindu PTM Puskesmas Kota Muara Enim
LATAR Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi
BELAKANG salah satu penyebab utama kematian di dunia. Prevalensi hipertensi secara global saat ini adalah 22% dari total penduduk di dunia, dan hanya seperlima penduduk yang melakukan upaya pengendalian terhadap penyakitnya yang dimiliki. Asia Tenggara merupakan wilayah ke-3 dengan prevalensi hipertensi tertinggi, yaitu sebesar 27%. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi pada penduduk usia >18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebanyak 658.201 penderita. Angka prevalensi tersebut diperoleh melalui pengukuran tekanan darah berdasarkan kriteria JNC VII yaitu bila tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Dari sejumlah penderita hipertensi tersebut, hanya sekitar 58.621 penderita yang mengkonsumsi obat scara rutin. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki program unit kesehatan masyarakat essensial, dimana salah satunya terkait dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak menular. Hipertensi sebagai salah satu penyakit tidak menular, dapat dicegah dengan meningkatkan wawasan masyarakat terkait definisi, gejala, pencegahan, pengobatan serta komplikasi dari hipertensi. Dengan meningkatkan wawasan masyarakat terkait hipertensi, diharapkan prevalensi hipertensi dapat menurun atau orang dengan hipertensi dapat melakukan kontrol secara rutin di fasilitas pelayanan kesehatan. PERMASALAHAN 1. Terus meningkatnya kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Muara Enim 2. Banyaknya kasus hipertensi yang tidak terkendali di wilayah kerja Puskesmas Muara Enim 3. Kesadaran masyarakat yang masih kurang mengenai komplikasi dan
dampak terburuk dari Hipertensi yang tidak terkontrol
PERENCANAAN Sasaran : Masyarakat Desa Lubuk Empelas DAN PEMILIHAN Lokasi : Poskesdes Lubuk Empelas INTERVENSI Waktu : 17 Februari 2022 Metode : Akan dilakukan pengecekan terhadap tekanan darah para peserta dan diakhiri dengan pemberian obat bagi peserta sesuai dengan indikasi. PELAKSANAAN Kegiatan Posyandu Penyakit Tidak Menular telah dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Februari 2023 pukul 08.30-11.30 WIB di Poskesdes Lubuk Empelas dihadiri oleh 38 peserta prolanis, yaitu : 1. Tn. S 2. Ny. W 3. Tn. P 4. Ny. S 5. Ny. S 6. Ny. S 7. Ny. N 8. Ny. M 9. Ny. R 10. Ny. R 11. Ny. A 12. Ny. A 13. Ny. I 14. Ny. I 15. Tn. A 16. Ny. M 17. Ny. N 18. Ny. W 19. Ny. L 20. Ny. I 21. Ny. R 22. Tn. M 23. Ny. A 24. Ny. M 25. Ny. S 26. Ny. A 27. Ny. A 28. Ny. F 29. Ny. N 30. Ny. G 31. Nn. P 32. Ny. B 33. Nn. J 34. Nn. K 35. Nn. A 36. Ny. A 37. Ny. F 38. Ny. H Kegiatan diawali dengan penyuluhan serta diskusi terbuka mengenai Diabetes Melitus Tipe II dan mengenai perilaku hidup sehat. Kegiatan Posyandu PTM diawali dengan registrasi para masyarakat dilanjutkan penimbangan berat badan, tekanan darah, serta kadar gula darah seluruh masyarakat yang telah hadir. Kemudian kegiatan diakhiri dengan pemberian obat bagi para masyarakat yang hadir sesuai dengan indikasi. Terdapat 38 orang peserta yang hadir dalam kegiatan Posbindu Penyakit Tidak Menular. Pelaksanaan screening hipertensi pada kegiatan posbindu PTM berjalan dengan baik, didapatkan 28 orang dengan hipertensi, sebagian disertai dengan keluhan nyeri kepala dan beberapa orang dengan hipertensi tersebut memiliki riwayat penyakit keluarga hipertensi. MONITORING Setelah melakukan pemeriksaan dan penyuluhan diperoleh data DAN EVALUASI penyakit tidak menular dan selanjutnya akan diberikan obat sesuai indikasi kemudian diberikan edukasi agar pasien rutin mengecek tensi secara berkala dan rutin minum obat untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. Topik : Screening Bercak Frambusia Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 5 Muara Enim
LATAR Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit
BELAKANG infeksi. Dalam istilah medis, Penyakit menular adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi, seperti virus, bakteria atau parasit. Penyakit menular dapat ditularkan atau menular kepada orang lain, salah satunya adalah kontak langsung yang dapat menyebabkan penyakit frambusia, infeksi stafilokokus dan berbagai penyakit pada kelamin seperti GO, sifilis, dan HIV.
Frambusia merupakan penyakit menular bukan seksual
yang disebabkan oleh Treponema Pallidium ssp.pertenue melalui penyakit menular yang dapat berpindah dari orang sakit frambusia, pada umumnya menyerang anak-anak berusia di bawah 15 tahun, penyakit ini menyerang kulit dan tulang dengan luka terbuka atau cedera/trauma kepada orang sakit.
Berdasarkan data WHO 2008-2011 indonesia
merupakan negara di Asia Tenggara yang masih melaporkan kasus frambusia selain negara Timor leste. Pada tahun 2012 WHO dan negara dengan endemis frambusia termasuk Indonesia menyepakati untuk mempublikasikan peta jalan tentang penyakit tropis terabaikan serta disepakati untuk pencapaian eradikasi frambusia pada tahun 2020. Namun pada kenyataannya hingga saat ini Indonesia belum bebas dari kasus frambusia.
Frambusia salah satu penyakit tropis terabaikan di Indonesia
dan masih belum tercapainya program pemerintah dalam PERMASALAHAN eradikasi frambusia demi tercapainya bebas frambusia 2020, sehingga dibutuhkan penyuluhan mengenai cara penularan, manifestasi klinis serta pencegahan penularan dari penyakit ini serta dilakukan screening bercak frambusia pada anak usia kurang dari 15 tahun untuk pencegahan penularan lebih lanjut.
PERENCANAAN Sasaran : Siswa kelas 2-6 SDN 5 Muara Enim
DAN PEMILIHAN Lokasi : SDN 5 Muara Enim INTERVENSI Waktu : 22 Februari 2023 Metode: Kegiatan diawali dengan memberikan penyuluhan dan gambaran mengenai gambaran bercak frambusia, cara penularan serta pencegahannya, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan apakah terdapat bercak frambusia pada kulit siswa SD kelas 2-6.
PELAKSANAAN Screening bercak frambusia dilakukan pada saat jam
pelajaran siswa SDN 5 Muara Enim pada tanggal 22 Februari 2023 pukul 09.00-10.00 dengan peserta yaitu siswa kelas 1-6. Screening bercak frambusia ini diikuti oleh seluruh siswa SDN 5 Muara Enim yang hadir pada hari tersebut yaitu berjumlah 46 orang. Sebelum dilakukan screening bercak frambusia, dilakukan penyuluhan terlebih dahulu mengenai gambaran penyakit frambusia, cara penularan dan pencegahan penularan penyakit frambusia. Penyuluhan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dengan siswa Sekola Dasar. Saat penyuluhan siswa terlihat antusias untuk mendengarkan penyuluhan singkat mengenai frambusia selanjtunya dilakukan pemeriksaan bercak frambusia pada masing-masing siswa. Hasilnya dari 46 siswa SDN 5 Muara Enim tidak didapatkan adanya bercak frambusia.
MONITORING Untuk menilai apakah siswa memahami intervensi yang
DAN EVALUASI diberikan maka perlu adanya monitoring. Selain itu monitoring juga diperlukan untuk mengetahui apakah siswa menerapkan apa yang sudah diberikan dalam kegiatan sehari- harinya. Monitoring dapat dilakukan dengan melihat angka kunjungan frambusia di puskesmas Muara Enim. Topik : Penyuluhan bahaya rokok pada Anak SD Negeri 5 Muara Enim
LATAR Prevalensi perokok di Indonesia terus meningkat dari
BELAKANG 27% (1995), 31,5% (2001) dan menjadi 34,4% (2004). Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok remaja umur 15- 19 tahun dari 7,1% (1995) menjadi 12% (2001) dan 17,3% (2004) atau naik 144% selama tahun 1995-2004 (TCSC- IAKMI). Hasil Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa usia merokok pertama kali paling tinggi pada kelompok umur 15-19 tahun
Menurut WHO, remaja adalah masa transisi antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja adalah usia 12 tahun hingga 24 tahun. Sedangkan menurut Menkes RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara usia 10-19 tahun dan belum menikah (Kemenkes, Infodatin Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja, 2015). Masa remaja adalah usia yang seringkali bermasalah karena disebabkan masa pencarian identitas diri, dimana pergaulan memiliki peran penting pada remaja. Remaja cenderung melakukan sesuatu yang sama dengan kelompoknya (Iskandarsyah, 2006). Usia 12-13 tahun adalah usia dimana seorang anak menempuh pendidikan SD menuju SMP. Sehingga diperlukan peningkatan pemahaman mengenai dampak merokok pada usia ataupun jelang usia tersebut.
Frambusia salah satu penyakit tropis terabaikan di Indonesia
dan masih belum tercapainya program pemerintah dalam PERMASALAHAN eradikasi frambusia demi tercapainya bebas frambusia 2020, sehingga dibutuhkan penyuluhan mengenai cara penularan, manifestasi klinis serta pencegahan penularan dari penyakit ini serta dilakukan screening bercak frambusia pada anak usia kurang dari 15 tahun untuk pencegahan penularan lebih lanjut.
PERENCANAAN Sasaran : Siswa kelas 6 SDN 5 Muara Enim
DAN PEMILIHAN Lokasi : SDN 5 Muara Enim INTERVENSI Waktu : 22 Februari 2023 Metode: Kegiatan penyuluhan bahaya merokok dilakukan dengan penjelasan mengenai bahaya merokok bagi kesehatan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar, kemudian dilanjutkan dengan screening perilaku merokok pada siswa kelas 6 SD.
PELAKSANAAN Penyuluhan merokok dilakukan pada siswa kelas 6 SD
N 5 Muara enim, penyuluhan diawali dengan menanyakan kepada siswa apakah mereka mengtahui bahaya merokok, sebagian besar siswa sudah mengetahui apa bahaya rokok bagi kesehatan selanjutnya diberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahamis siswa mengenai bahaya rokok bagi kesehatan. Siswa tampak antusias dengan pemaparan mengenai bahaya rokok bagi kesehatan. Selanjutnya dilakukan screening perilaku merokok pada siswa dengan menggunakan kuisoner. Dari hasil screening tidak didapatkan siswa yang menunjukkan perilaku merokok.
MONITORING Untuk menilai apakah siswa memahami intervensi yang
DAN EVALUASI diberikan maka perlu adanya monitoring. Selain itu monitoring juga diperlukan untuk mengetahui apakah siswa menerapkan apa yang sudah diberikan dalam kegiatan sehari- harinya. Monitoring dapat dilakukan dengan melihat angka kasus merokok di wilayah kerja Puskesmas Muara Enim