LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS-CoV -2) dan penyakitnya disebut Coronavirus
disease (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat ini sudah
dipastikan terdapat 213 negara yang telah terjangkit virus satu ini. Berdasarkan
laporan dari World O Meters, per Januari 2021 terdapat 12.191 kasus baru
terinfeksi Covid-19 dengan kasus kematian mencapai 27.664 orang.
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala
klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Beberapa pasien yang asimptomatik sering mengalami happy hipoksia (tidak
sesak napas namun saturasi oksigen turun). Kebanyakan pasien memiliki
prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.
B. Permasalahan
- Masih banyaknya warga yang belum mengerti virus corona dan
penyakit COVID-19 terutama gejala dan cara mencegah penularan
COVID-19.
- Masih banyaknya warga yang belum mengerti tujuan dilakukannya
tracking covid 19 untuk memutus menyebaran infeksi covid di daerah
tersebut
D. Pelaksanaan
Berdasarkan program tracking covid 19, kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 4 Januari 2021 di Desa Karang Lo pada pukul 10.00-11.30. Sesuai
dengan protokol kesehatan, seluruh peserta yang akan dilakukan tracking
wajib menggunakan masker. Jumlah peserta 10 orang yang merupakan
karyawan tempat orang yang terkonfirmasi positive.
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit
menular dan penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit tersebut
sangat dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku
masyarakat, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya.
Prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) terus meningkat dan pada
tahun 2016 berkontribusi pada 73% dari seluruh kematian di Indonesia.
Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko
seperti hipertensi, tingginya kadar gula darah, dan obesitas. Hal ini
terutama disebabkan oleh pengaruh pola makan tidak sehat, kurang
aktivitas fisik, dan merokok. Meningkatnya kasus PTM diperkirakan akan
menambah beban pemerintah dan masyarakat, karena penanganannya
membutuhkan biaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi.
Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) adalah kegiatan monitoring dan
deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta
gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga
yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu. Posbindu
PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan
tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang
dr. Nur Intan Maulidia
B. Permasalahan
- Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tidak menular
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang skrining penyakit tidak
menular
D. Pelaksanaan
- Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Desember 2020 di Rumah
pak RT Desa Janegara. Kegiatan ini dilaksanakan pukul 09.00-10.30.
Sesuai dengan protokol kesehatan.
- Kegiatan diikuti oleh masyarakat, dokter intersip, bidan desa dan kader
desa
- Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor resiko keturunan
dan perilaku;
- Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa
Tubuh
- Melakukan pengukuran tekanan darah;
- Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-
lain)
dapat melakukan aktifitas fisik bersama terlebih dahulu jadi untuk senam
lansia ditiadakan.
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75
tahun 2014, disebutkan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Walaupun diutamakan kegiatan
promotif dan preventif, puskesmas juga memiliki upaya kuratif dalam
menangani masalah kesehatan. Upaya kuratif ini lebih banyak dilakukan
dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan (UKP). Puskesmas dalam
melakukan upaya kesehatan perseorangan terdapat 9 pelayanan yang
dilakukan.
Pelayanan balai pengobatan termasuk dalam upaya kesehatan
perseorangan. Berdasarkan Permenkes no. 75 tahun 2014, balai pengobatan
dikatakan sebagai pelayanan pemeriksaan umum. Pada balai pengobatan ini
melayani kasus perseorang pasien yang berusia diatas lima tahun, kasus
bukan kebidanan, dan kasus kegawat daruratan. Balai pengobatan selain
melakukan tindakan kuratif juga sebagai fasilitas rujukan ke fasilitas
kesehatan lanjutan.
B. Permasalahan
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Agustus 2020. Pasien
ditangani terdapat 41 pasien. Pelayanan dilakukan oleh satu dokter umum,
satu dokter internsip, dua perawat, dan administrasi. Penyakit yang ditemukan
yaitu tension type headache, herpes zoster, rhinitis alergi, PPOK, hipertensi,
dispensia, diabetes melitus, dan dermatitis alergi.
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus
baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV -2) dan penyakitnya disebut
Coronavirus disease (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal
dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019.
Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 213 negara yang telah terjangkit
virus satu ini. Berdasarkan laporan dari World O Meters, per 9 September
2020 terdapat 27.715.631 orang terinfeksi Covid-19 dengan kasus
kematian mencapai 900.756 orang (4%).
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau
berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 0C), batuk
dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran
napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok
septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau
disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien,
gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Beberapa
pasien yang asimptomatik sering mengalami happy hipoksia (tidak sesak
napas namun saturasi oksigen turun). Kebanyakan pasien memiliki
prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan
meninggal.
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga
dr. Nur Intan Maulidia
B. Permasalahan
- Masih banyaknya warga yang belum mengerti virus corona dan penyakit
COVID-19 terutama gejala dan cara mencegah penularan COVID-19
- Masih banyaknya warga yang belum mengerti cara mencuci tangan 6
langkah, menggunakan sabun dan air mengalir.
- Masih banyaknya warga yang belum mengerti tujuan melakukan cuci
tangan 6 langkah menggunakan sabun dan air mengalir.
- Masih banyaknya warga yang tidak terlalu paham mengenai pencegahan
lain yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19.
- Masih banyaknya warga yang menyepelekan tentang pentingnya memakai
masker untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.
D. Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2020
Waktu : Pukul 10.00-12.00
Tempat : Balai Desa Kramat
dr. Nur Intan Maulidia
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75
tahun 2014, disebutkan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Walaupun diutamakan kegiatan
promotif dan preventif, puskesmas juga memiliki upaya kuratif dalam
menangani masalah kesehatan. Upaya kuratif ini lebih banyak dilakukan
dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan (UKP). Puskesmas dalam
melakukan upaya kesehatan perseorangan terdapat 9 pelayanan yang
dilakukan.
Poli manajemen terpadu balita sakit (MTBS) termasuk dalam upaya
kesehatan perseorangan. Berdasarkan Permenkes no. 75 tahun 2014, poli
MTBS dikatakan sebagai pelayanan kesehtan ibu dan anak. Pada MTBS
melayani anak berusia dibawah 5 tahun. Selain melakukan tindakan kuratif,
MTBS juga sebagai fasilitas rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan.
B. Permasalahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75
tahun 2014, Puskesmas harus melakukan upaya kesehatan perseorangan
(UKP).
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Agustus 2020. Pasien
ditangani terdapat 10 pasien. Pelayanan dilakukan oleh satu dokter umum,
dokter internsip, satu bidan, dan administrasi. Penyakit yang ditemukan yaitu
suspek TB coli, ISPA, diare, dan ikterik neonatus
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75
tahun 2014, disebutkan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Walaupun diutamakan kegiatan
promotif dan preventif, puskesmas juga memiliki upaya kuratif dalam
menangani masalah kesehatan. Upaya kuratif ini lebih banyak dilakukan
dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan (UKP). Puskesmas dalam
melakukan upaya kesehatan perseorangan terdapat 9 pelayanan yang
dilakukan.
Poli manajemen terpadu balita sakit (MTBS) termasuk dalam upaya
kesehatan perseorangan. Berdasarkan Permenkes no. 75 tahun 2014, poli
MTBS dikatakan sebagai pelayanan kesehtan ibu dan anak. Pada MTBS
melayani anak berusia dibawah 5 tahun. Selain melakukan tindakan kuratif,
MTBS juga sebagai fasilitas rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan.
B. Permasalahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75
tahun 2014, Puskesmas harus melakukan upaya kesehatan perseorangan
(UKP).
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 11 September 2020. Pasien
ditangani terdapat 7 pasien. Pelayanan dilakukan oleh satu dokter umum,
dokter internsip, satu bidan, dan administrasi. Penyakit yang ditemukan yaitu
ikterik neonatus, bayi dengan HbsAg reaktif, ISPA, dan diare
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75
tahun 2014, disebutkan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Walaupun diutamakan kegiatan
promotif dan preventif, puskesmas juga memiliki upaya kuratif dalam
menangani masalah kesehatan. Upaya kuratif ini lebih banyak dilakukan
dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan (UKP). Puskesmas dalam
melakukan upaya kesehatan perseorangan terdapat 9 pelayanan yang
dilakukan.
Poli KIA termasuk dalam upaya kesehatan perseorangan. Berdasarkan
Permenkes no. 75 tahun 2014, poli KIA dikatakan sebagai pelayanan
kesehtan ibu dan anak. Pada KIA melayani kasus kebidanan dan reproduksi
wanita. Selain melakukan tindakan kuratif, KIA juga sebagai fasilitas rujukan
ke fasilitas kesehatan lanjutan.
B. Permasalahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75
tahun 2014, Puskesmas harus melakukan upaya kesehatan perseorangan
(UKP).
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 04 September 2020. Pasien
ditangani terdapat 15 pasien. Pelayanan dilakukan oleh satu dokter umum,
satu dokter internsip, dan tiga bidan. Kegiatan yang dilakukan adalah
pemeriksaan kehamilan, penilaian risiko kehamilan, pemeriksaan triple
eliminasi, dan pemeriksaan reproduksi wanita lainnya.
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas sumberdaya
manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat
dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis
masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan
dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah
satunya adalah layanan tumbuh kembang anak.
Awal tercipta posyandu berasal dari kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) dari Departemen Kesehatan pada tahun 1975.
Adapun yang dimaksud dengan PKMD ialah strategi pembangunan kesehatan
yang menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan
tujuan agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri melalui pengenalan
dan penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas
kesehatan secara lintas program dan lintas sector terkait. Diperkenalkannya
PKMD pada tahun 1975 mendahului kesepakatan internasional tentang
konsep yang sama, yang dikenal dengan nama Primary Health Care (PHC),
seperti yang tercantum dalam Deklarasi Alma Atta pada tahun 1978. Pada
tahap awal, kegiatan PKMD yang pertama kali diperkenalkan di Kabupaten
dr. Nur Intan Maulidia
B. Permasalahan
Masih tingginya angka kematian ibu di kabupaten Brebes. Sejak Bulan
Januari s.d. Juli 2020 terdapat 32 ibu meninggal dunia di Kabupaten Brebes.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah ini relatif lebih tinggi dikarenakan
selama setahun terakhir didapatkan 37 ibu meninggal dunia. Oleh karena itu
dr. Nur Intan Maulidia
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia
yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh
kembang anak.
Awal tercipta posyandu berasal dari kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) dari Departemen Kesehatan pada tahun 1975. Adapun
yang dimaksud dengan PKMD ialah strategi pembangunan kesehatan yang
menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar
masyarakat dapat menolong dirinya sendiri melalui pengenalan dan penyelesaian
masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara lintas
program dan lintas sector terkait. Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975
mendahului kesepakatan internasional tentang konsep yang sama, yang dikenal
dengan nama Primary Health Care (PHC), seperti yang tercantum dalam Deklarasi
Alma Atta pada tahun 1978. Pada tahap awal, kegiatan PKMD yang pertama kali
dr. Nur Intan Maulidia
B. Permasalahan
Masih tingginya angka kematian ibu di kabupaten Brebes. Sejak Bulan
Januari s.d. Juli 2020 terdapat 32 ibu meninggal dunia di Kabupaten Brebes.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah ini relatif lebih tinggi dikarenakan
selama setahun terakhir didapatkan 37 ibu meninggal dunia. Oleh karena itu
diperlukan kegiatan pencegahan yang terus menerus dan konsisten untuk
mengurangi angka kematian ibu.
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Agustus 2020 pukul 08.00
s.d. 11.30. Pada kegiatan dihadiri sebanyak 65 bayi dan balita yang hadir.
Terdapat 5 Meja dalam pelayanan di posyandu. Pada Meja II dikarenakan
bertepatan dengan penimbangan serentak, maka penimbangan dilakukan oleh
tenaga kesehatan dari Puskesmas. Pada Meja V dilakukan juga pemberian
dr. Nur Intan Maulidia
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia
yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh
kembang anak.
Awal tercipta posyandu berasal dari kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) dari Departemen Kesehatan pada tahun 1975. Adapun
yang dimaksud dengan PKMD ialah strategi pembangunan kesehatan yang
menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar
masyarakat dapat menolong dirinya sendiri melalui pengenalan dan penyelesaian
masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara lintas
program dan lintas sector terkait. Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975
mendahului kesepakatan internasional tentang konsep yang sama, yang dikenal
dengan nama Primary Health Care (PHC), seperti yang tercantum dalam Deklarasi
Alma Atta pada tahun 1978. Pada tahap awal, kegiatan PKMD yang pertama kali
diperkenalkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diselenggarakan dalam
dr. Nur Intan Maulidia
B. Permasalahan
Masih tingginya angka kematian ibu di kabupaten Brebes. Sejak Bulan
Januari s.d. Juli 2020 terdapat 32 ibu meninggal dunia di Kabupaten Brebes.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah ini relatif lebih tinggi dikarenakan
selama setahun terakhir didapatkan 37 ibu meninggal dunia. Oleh karena itu
diperlukan kegiatan pencegahan yang terus menerus dan konsisten untuk
mengurangi angka kematian ibu.
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Agustus 2020 pukul 08.00
s.d. 11.30. Pada kegiatan dihadiri sebanyak 74 bayi dan balita yang hadir.
Terdapat 5 Meja dalam pelayanan di posyandu. Pada Meja II dikarenakan
bertepatan dengan penimbangan serentak, maka penimbangan dilakukan oleh
tenaga kesehatan dari Puskesmas. Pada Meja V dilakukan juga pemberian
dr. Nur Intan Maulidia
Pembimbing