Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.1
Standar pelayanan kesehatan adalah pedoman yang harus diikuti oleh
dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan prakter kedokteran. Standar
prosedur operasional, selanjutnya disingkat SPO adalah suatu perangkat
instruksi/ langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelsaikan proses kerja
rutin tertentu, atau langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsesus
bersama dalam melaksanakn berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang
dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.2
Upaya mewujudkan mutu kinerja pelayanan publik yang terukur dan dapat
dievaluasi keberhasilannya, pemerintah daerah perlu memiliki dan
menerapkan Prosedur Kerja yang standar (Standar Operasional Prosedur /
SOP). Dan untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan diperlukan adanya
pengukuran kepuasan pasien sehingga dapat diketahui sejauh mana dimensi
kualitas pelayanan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan
pasien.3
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Adapun menurut WHO, diabetes melitus adalah
penyakit kronis yang disebabkan oleh penurunan jumlah produksi insulin yang

1
diturunkan atau didapat, atau disebabkan oleh penurunan efektivitas fungsi
insulin.4,5
Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin meningkat seiring
meningkatnya frekuensi kejadian penyakit di masyarakat. Di Indonesia terjadi
perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak
menular, yang dikenal sebagai transisi epidemiologi. Pada profil kesehatan
Kota Semarang 2018, diabetes melitus menempati urutan ke empat dari
sepuluh besar penyakit di puskesmas, yaitu sebanyak 43.792 kasus. Pada
tahun 2018 pasien dengan diabetes melitus berjumlah 1.308 yang tercatat di
Puskesmas Tambakaji.6
Puskesmas Tambakaji merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kota Semarang. Puskesmas Tambakaji memiliki visi yaitu “Menjadikan
Puskesmas Terbaik dengan Pelayanan Paripurna di Jawa Tengah Tahun
2022”. Agar menjadi puskesmas terbaik dengan pelayanan paripurna,
Puskesmas Tambakaji harus menjaga mutu dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian
tentang kepatuhan petugas terhadap SOP dan survei kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan hipertensi di Puskesmas Tambakaji.7
Pelayanan diabetes melitus merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
terdapat di Puskesmas Tambakaji. Dalam hal ini, Pelayanan penyakit diabetes
melitus yang diberikan ialah upaya kesehatan perseorangan. Pelayanan
penyakit diabetes melitus adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan, pengurangan
penderitaan dan memulihkan kesehatan pasien diabetes melitus.1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kepatuhan petugas terhadap Standar Operasional Prosedur
(SOP) pelayanan penyakit diabetes melitus di Puskesmas Tambakaji?
2. Bagaimana kepuasan pasien dalam mendapatkan pelayanan penyakit
diabetes melitus di Puskesmas Tambakaji?

2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis kepatuhan petugas pelayanan penyakit diabetes
melitus terhadap SOP pelayanan penyakit diabetes melitus dan kepuasan
pasien dalam mendapatkan pelayanan penyakit diabetes melitus di
Puskesmas Tambakaji serta memberikan intervensi sesuai dengan masalah
terpilih.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan observasi kepatuhan petugas dengan
cara:
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah kepatuhan petugas
terhadap SOP pelayanan penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas
Tambakaji menggunakan daftar tilik.
2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kepatuhan
petugas dalam pelayanan penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas
Tambakaji terhadap SOP Diabetes Melitus menggunakan
compliance rate (CR)
3) Menentukan prioritas masalah yang berkaitan dengan kepatuhan
petugas terhadap pelayanan penyakit Diabetes melitus di
Puskesmas Tambakaji menggunakan matrix problem priority.
4) Menentukan penyebab masalah dengan menggunakan analisis
pendekatan sistem.
5) Menganalisis faktor penyebab masalah yang berkaitan dengan
kepatuhan petugas terhadap pelayanan penyakit Diabetes melitus di
Puskesmas Tambakaji menggunakan metode fish bone Analisis.
6) Mencari penyebab masalah paling mungkin dengan
membandingkan penyebab masalah dibandingkan dengan masalah
lainya dengan paired comparison
7) Menghitung distribusi frekuensi penyebab masalah dengan
menggunakan tally.

3
8) Mengurutkan penyebab masalah yang paling mungkin yang
berkaitan dengan masalah kepatuhan petugas dalam pelayanan
Diabetes Melitus di Puskesmas Tambakaji menggunakan metode
Analisis Pareto.
9) Menentukan alternatif pemecahan masalah manajemen mutu
pelayanan Diabetes Melitus di Puskesmas Tambakaji
menggunakan brainstorming dengan pemegang program dan
kepala puskesmas.
10) Menentukan pengambilan keputusan pemecahan masalah
manajemen mutu pelayanan Diabetes Melitus di Puskesmas
Tambakaji, menggunakan Cost Benefit Analysis.
11) Menyusun rencana penerapan atau Plan of Action (POA) dalam
rangka upaya perbaikan kepatuhan petugas terhadap SOP
manajemen mutu pelayanan Diabetes Melitus di Puskesmas
Tambakaji menggunakan table 4W +1 H.
12) Melakukan intervensi hasil plan of action (POA) berkaitan dengan
alternatif pemecahan masalah tingkat kepatuhan petugas terhadap
SOP Diabetes Melitus di Puskesmas Tambakaji
13) Membuat media edukasi tentang mutu pelayanan penyakit Diabetes
Melitus di Puskesmas Tambakaji
14) Menyerahkan media edukasi yang terpilih dan menempatkan pada
tempat yang sesuai di Puskesmas Tambakaji.
b. Mahasiswa mampu melakukan survey kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas Tambakaji dengan
cara:
1) Melakukan survey kepuasan pasien menggunakan kuesioner
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan penyakit Diabetes Melitus
di Puskesmas Tambakaji
2) Mengidentifikasi dan menilai masalah kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas
Tambakaji

4
3) Memberikan saran untuk memperbaiki mutu pelayanan pelayanan
penyakit Diabetes Melitus sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan pada tingkat kepuasan pelanggan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Tambakaji
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, terutama kepuasan pasien terhadap pelayanan penyakit
Diabetes melitus di Puskesmas Tambakaji.
2. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan yang
digunakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
3. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan peneliti dalam bidang Ilmu Kesehatan
Masyarakat khususnya tentang mutu pelayanan penyakit Diabetes
melitus di Puskesmas Tambakaji.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
pertimbangan dalam penyusunan laporan mengenai manajemen mutu
pelayanan penyakit Diabetes melitus di Puskesmas Tambakaji.

Anda mungkin juga menyukai