Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS

BAB I. LATAR BELAKANG


Pelayanan medis adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi segala
tindakan atau perilaku yang diberikan kepada pasien dalam bentuk promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Perkembangan sosial dan ekonomi melahirkan masyarakat
yang makin sadar hukum, sadar hak konsumen termasuk konsumen pelayanan
kesehatan.
Dengan disahkannya Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran yang mulai diberlakukan bulan Oktober 2005. Pengaturan praktik
kedokteran tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada pasien,
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh
dokter/dokter gigi, serta memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan
dokter/dokter gigi. Undang-Undang ini menjelaskan bahwa dokter/dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran
atau kedokteran gigi. Standar pelayanan kedokteran untuk dokter dan dokter gigi
tersebut diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB II. DEFINISI


Terdapat 2 jenis standar Panduan Praktik Klinis yang menjadi rujukan bagi
fasyankes yaitu :
a. Standar yang bersifat nasional (Pedoman nasional pelayanan kedokteran).
b. Standar yang berlaku lokal untuk puskesmas (Panduan Praktik klinis).
PPK merupakan format teknis untuk istilah Standar Operasional Prosedur (SOP)/
SPO yang terdapat dalam Undang Undang Praktik Kedokteran.
Panduan praktik bagi dokter di Puskesmas Sungai Bahar I bertujuan untuk
memberikan acuan bagi dokter dalam memberikan pelayanan di Puskesmas Sungai
Bahar I dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan sekaligus menurunkan angka
rujukan.
Panduan ini diharapkan dapat membantu dokter layanan primer untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan sekaligus menurunkan angka rujukan dengan cara :
1. Memberikan pelayanan sesuai bukti sahih yang cocok dengan kondisi pasien,
keluarga dan masyarakatnya.
2. Menyediakan fasilitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan standar pelayanan.
3. Meningkatkan mawas diri untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan profesional sesuai dengan kebutuhan pasien dan lingkungan.
4. Mempertajam kemampuan sebagai gatekeeper pelayanan kedokteran dengan
menapis penyakit dalam tahap dini untuk dapat melakukan penatalaksanaan
secara cepat dan tepat sebagaimana mestinya layanan primer.
Dengan menggunakan panduan ini diharapkan dokter layanan primer dapat :
1. Mewujudkan pelayanan kedokteran yang sadar mutu, sadar biaya yang
dibutuhkan masyarakat.
2. Memiliki pedoman baku minimum dengan mengutamakan upaya maksimal
sesuai kompetensi dan fasilitas yang ada.
3. Memiliki tolak ukur dalam melaksanakan jaminan mutu pelayanan.

BAB III. RUANG LINGKUP PANDUAN PELAYANAN KLINIS


Panduan Praktik Klinis (PPK) bagi dokter di Puskesmas Sungai Bahar I meliputi
pedoman penatalaksanaan terhadap penyakit yang dijumpai dipuskesmas Sungai
Bahar I yang mengacu kepada Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) yang
setara dengan National Clinical Practice Guidelines, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

BAB IV. TUJUAN


Tujuan Panduan Praktik Klinis (PPK) :
1. Menngkatkan mutu pelayanan pada keadaan klinis dan lingkungan tertentu
2. Mengurangi jumalh intervensi yang tidak perlu atau berbahaya
3. Memberikan opsi pengobatan terbaik dengan keuntungan maksimal
4. Memberikan opsi pengobatan dengan resiko terkecil
5. Memberikan tata laksana dengan biaya memadai

BAB V. TATA LAKSANA PENYUSUNAN PANDUAN


Penyusunan Panduan Praktik Klinis (PPK) Puskesmas Sungai Bahar I disusun
secara bertahap, tetapi dengan mengedepankan 10 penyakit terbanyak yang ditemukan
di tiap sub unit pelayanan. Penyusunan PPK dibuat oleh Pokja III Upaya Kesehatan
Perorangan, diteliti oleh Tim Mutu, dan disahkan oleh Kepala Puskesmas Sungai Bahar
I.

BAB VI. PENERAPAN PANDUAN PRAKTI KLINIS


PPK termasuk turunan-turunannya seperti clinical pathway, algoritme, protokol,
prosedur, standing orders, merupakan panduan yang harus diterapkan sesuai dengan
kondisi pasien.
PPK merupakan panduan terkini untuk kondisi pasien, dan secara periodik dapat
dilakukan revisi. Walaupun tidak ada perbaikan, peninjauan tetap dilakukan setiap 2
tahun. Proses formal audit klinis dapat merupakan sumber berharga untuk revisi PPK.
Panduan Praktik Klinis Puskesmas Sungai Bahar I harus dipahami, dilaksanakan
oleh petugas Puskesmas Sungai Bahar I disemua sub unit pelayanan klinis. Terdapat
kesinambungan dan hubungan koordinasi komunikasi yang baik diantara sub unit
pelayanan dalam menerapakan Pelayanan Klinis Puskesmas Sungai Bahar I yang
bermutu baik, yang tidak lepas dari perencanaan yang baik, proses yang dipahami,
prosedur dijalankan sesuai komitmen yang ditegaskan secara konsisten oelh petugas
pelayanan klinis, serta hasil yang bermutu yang diharapkan oleh panduan pelayanan
klinis ini.
Panduan Praktik Klinis disusun dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi SDM,
sarana prasarana penunjang Puskesmas Pudiing. Penyusunan diuatamakan untuk 10
penyakit terbanyak kunjungan baru di Puskesmas Sungai Bahar I dan diharapakan
memenuhi kasus lainnya sesuai dengan kompetensi dokter di fasyankes Puskesmas
Sungai Bahar I.

BAB VII. PELAYANAN KLINIS DIPUSKESMAS SUNGAI BAHAR I


1. Bagian pendaftaran / loket dan Rekam Medis : bagian ini mendaftarkan pasien
yang berkunjung ke Puskesmas Sungai Bahar I dan sebagai pelayanan rekam
medis pasien.
2. Poli Umum : melakukan kajian, diagnosa, dan menetapkan rencana layanan
sesuai dengan kemampuan sarana prasarana yang ada.
3. Poli Gigi : melakukan kajian, diagnosa, dan menetapkan rencana layanan sesuai
dengan kemampuan sarana prasarana yang ada dalam pelayanan kedokteran
gigi.
4. Poli MTBS : melakukan kajian, diagnosa, dan menetapkan rencana layanan
terhadap balita sesuai dengan kemampuan sarana prasarana Puskesmas.
5. Poli KIA/KB : melakukan pemeriksaan antenatal care terpadu terhadap ibu hamil,
deteksi kasus resiko tinggi, dan pelayanan konseling serta pemasangan alat KB
kepada akseptor.
6. Imunisasi : melakukan tugas pelayanan pemberian kekebalan (imunisasi) kepada
bayi, balita, usia sekolah, serta wanita usia subur dan ibu hamil.
7. UGD : melakukan tindakan kegawatdaruratan dan/atau resiko tinggi, serta
tindakan medis lainnya.
8. Laboratorium : melakukan pemeriksaan penunjang untuk memperkuat diagnostik
pasien.
9. Apotik : melakukan pelayanan kefarmasian sesuai mutu yang diharapkan.

Terdapat sistem kerja sama yang baik diantara sub unit pelayanan ini, dengan
diatur oleh prosedur pelayanan (SOP) pelayanan klinis yang mencakup pentingnya
upaya identifikasi yang baik, koordinasi dan komunikasi, upaya agar tidak terjadi
kesalahan prosedur medis dan keperawatan, pencegahan kesalahan pemberian obat,
pencegahan infeksi, serta pencegahan pasien jatuh.
Terdapat mekanisme audit yang baik agar SOP pelayanan klinis dan panduan
praktik klinis (SOP klinis) dapat diterapkan dengan baik, dan tindak lanjut berupa
perbaikan (revisi) dan komitmen semua pihak pelayanan klinis dan manajemen dalam
hal penerapan pelayanan klinis dengan baik dan optimal.

BAB VIII. KRITERIA RUJUKAN


Dokter Puskesmas Sungai Bahar I akan merujuk pasien apabila memenuhi salah
satu dari kriteria TACC (Time, Age, Complication, Comobidity) berikut :
Time : jika penyakit dapat digolongkan kepada kondisi kronis atau meliputi
Golden Time Standar.
Age : jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan resiko komplikasi serta risiko kondisi penyakit lebih berat.
Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi pasien.
Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat
kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai