Latar Belakang
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
Permasalahan
Posyandu menjadi ujung tombak dalam pengawasan berbagai aspek kesehatan balita.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menjadi masalah-masalah yang
dapat diharapkan dapat diselesaikan dengan pemberdayaan program imunisasi di
posyandu seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus.
Selain itu, posyandu juga menjadi alat untuk pemantauan masalah gizi balita, misalnya
gizi buruk dan stunting. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita)
masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi
buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar 13,8%. Masalah gizi lain,
yaitu Stunting, merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat
akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai
usia 24 bulan. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan
meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal
sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental.
Pelaksanaan
A. Sebelum Hari Buka Posyandu
1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat
dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait
dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan
tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah
ditetapkan berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan
penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan
dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD,
KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu