Pembimbing :
dr. Anrih Roi Manthurio, Sp. A
Latar belakang
– Salah satu gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak adalah gagal tumbuh
(Failure to thrive). Gagal tumbuh (failure to Thrive) adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan seharusnya, tidak
naik (flat growth) atau bahkan turun dibandingkan pengukuran sebelumnya
(diketahui dari grafik pertumbuhan). Gagal tumbuh merupakan tanda yang paling
sering terjadi pada anak yang mengalami gizi kurang. Berat badan dan tinggi badan
gagal untuk bertambah dengan kecepatan yang diharapkan.
Latar belakang
– Hal ini dapat terjadi karena satu atau kombinasi dari berbagai faktor, seperti
asupan gizi tidak adekuat, absorbsi zat gizi terganggu, kegagalan penggunaan
zat gizi, dan meningkatnya kebutuhan zat gizi. Faktor-faktor utama yang ikut
mempengaruhi gagal tumbuh adalah kemiskinan, kurangnya asuhan emosional
dan sosial serta infeksi terutama infeksi parasit pada saluran cerna.
DEFINISI
– Pertumbuhan Normal
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambah besarnya ukuran fisik dan
struktur tubuh, adapun indikatornya adalah berat badan, panjang
badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan
berat (gram, kilogram) dan satuan panjang (centimeter, meter).1
Etiologi
Pertumbuhan anak setelah lahir dibagi dalam 3 fase yaitu4
– Bayi
Pada fase ini terjadi pertumbuhan yang cepat dari berat badan, panjang badan dan lingkar kepala bayi. Rata-
rata pertambahan panjang badan adalah 25 cm pada tahun pertama, 12 cm pada tahun kedua dan 8 cm pada
tahun ketiga.
– Anak
Pada fase ini pertumbuhan relatif konstan yaitu sebesar 5-7 cm per tahun sampai menjelang usia pubertas
– Pubertas
Pubertas di mulai pada usia 10-18 tahun untuk wanita dan 12-20 tahun pada laki-laki. Pada fase ini terjadi grow
spurt yang ditandai dengan adanya akselerasi dan deselerasi pertumbuhan. Setelah puncak percepatan
tumbuh maka akan terjadi perlambatan dan akhirnya pertumbuhan akan berhenti.
Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Normal
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
anak.7
– Faktor Genetik
– Faktor Lingkungan :
Faktor Prenatal
Faktor Postnatal
Parameter Penilaian
Pertumbuhan
Ukuran Antropometrik
Penilaian pertumbuhan anak dapat digunakan ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi dua
kelompok.7
– Tergantung Umur (Age dependent)
Penilaian dengan menggunakan Berat badan (BB) terhadap umur (BB/U), tinggi/panjang badan
(TB) terhadap umur (TB/U), lingkar kepala (LK) terhadap umur (LK/U), lingkar lengan atas (LiLA)
terhadap umur (LiLA/U).
Berat Badan
Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan anak
Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting.
Lingkar Kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak.
Definisi
Gagal tumbuh (failure to Thrive) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kenaikan
berat badan yang tidak sesuai dengan seharusnya, tidak naik (flat growth) atau bahkan
turun dibandingkan pengukuran sebelumnya (diketahui dari grafik pertumbuhan).
Gagal tumbuh bukan merupakan suatu diagnosis tersendiri, akan tetapi gagal tumbuh
dapat menggambarkan bahwa seorang anak yang tidak dapat mencapai potensi
pertumbuhan sesuai usianya. Meskipun hal ini sering ditemukan pada usia di bawah 2
tahun, tetapi gagal tumbuh dapat terjadi kapan saja pada masa anak-anak.4
Ada tiga kriteria umum untuk menentukan gagal tumbuh dengan
menggunakan kurva pertumbuhan NCHS/CDC-2000 4:
– Anak umur kurang dari 2 tahun dengan berat badan di bawah persentil ke-3
sesuai usianya pada lebih dari satu pengukuran.
– Anak umur kurang dari 2 tahun dengan berat badan per umur kurang dari 80%
– Anak umur kurang dari 2 tahun dengan penurunan berat badan memotong 2
persentil mayor atau lebih pada kurva pertumbuhan
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi gagal tumbuh pada anak lebih besar di negara berkembang dengan
angka kemiskinan dan angka malnutrisi yang tinggi. Dari data nasional, gagal
tumbuh berkisar antara 20 hingga 50 persen per provinsi, dan pada mayoritas
provinsi lebih dari sepertiga anak usia 6-15 tahun terganggu pertumbuhannya
Klasifikasi
Gagal tumbuh dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Penyebab postnatal
– Intake kalori yang tidak adekuat
– Absorpsi yang tidak adekuat
– Peningkatan kebutuhan kalori
– Gangguan penggunaan kalori.
Manifestasi Klinis dan
Deteksi Dini
– Anamnesis
Terkadang orangtua tidak menyadari perlambatan pertumbuhan pada anak mereka. Oleh karena itu anamnesis secara
teliti penting dilakukan untuk mengevaluasi gagal tumbuh pada anak. Anamnesis yang perlu diperhatikan adalah8 :
– Pemberian asupan: asupan makanan baik ASI, kekuatan menghisap ASI, susu formula, makanan lunak atau
makanan lain, jumlah asupan yang diberikan dan frekuensi pemberian asupan.
– Riwayat perkembangan: riwayat kehamilan ibu dan riwayat kelahiran anak (usia ketika ibu hamil, komplikasi
kehamilan ibu, penggunaan obat-obatan ketika ibu hamil, konsumsi alkohol ketika ibu hamil, komplikasi ketika
melahirkan), riwayat merokok ibu, milestones perkembangan anak.
– Perilaku anak: gangguan tidur pada anak, pola makan anak, perilaku penolakan.
– Riwayat psikososial: komposisi keluarga, status pekerjaan dan ekonomi dan kekerasan dalam rumah tangga.
– Pengasuh: sangat penting untuk mengamati pengasuh anak ketika bermain dan memberi makan. Hal ini
memberikan petunjuk mengenai interaksi pengasuh dengan anak seperti cara pengasuh menyuapi anak, respon
pengasuh terhadap prilaku anak ketika bermain atau menangis dan interaksi anak dengan pengasuh.
Pemeriksaan Fisik
- Tinggi badan
Tinggi/panjang badan pasien harus diukur pada tiap kunjungan. Hasil pengukuran tinggi badan jika
dikaitkan dengan hasil pengukuran berat badan akan memberikan informasi yang bermakna
tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisis anak.9 Dapat diinterpretasikan dengan9 :
– TB/U pada kurva :
– < persentil 5 : defisit berat
– persentil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah perawakan pendek akibat
defisiensi nutrisi kronik atau konstitusional
Untuk menentukan seorang anak mengalami gagal tumbuh maka harus dilakukan
pendekatan secara menyeluruh meliputi4 :
– Menilai penanganan diet, pemberian makan atau kebiasaan makan, respon anak
terhadap pemberian makanan
– Riwayat kelahiran (berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala saat lahir serta
data riwayat kehamilan ibu
– Data tinggi badan orang tua untuk menilai tinggi potensi genetik anak
– Data pertumbuhan sebelumnya, riwayat perkembangan, gambaran pola tidur anak,
riwayat kesehatan anak untuk mengetahui apakah terdapat penyakit kronis,
penyakit genetik, alergi atau adanya suatu sindrom atau adanya gangguan gizi
sebagai penyebab dari gagal tumbuh
– Riwayat pengobatan sebelumnya maupun pengobatan yang didapat pada saat ini
– Faktor sosial keluarga, interaksi ibu dan anak, serta lingkungan tempat anak
dibesarkan.
Diagnosis Banding
Tatalaksana utama pada gagal tumbuh adalah mengetahui penyebab yang mendasarinya dan
memperbaiki keadaan tersebut. Sebagian besar kasus membutuhkan intervensi nutrisi dan
modifikasi perilaku yang bermakna. Edukasi keluarga mengenai kebutuhan gizi dan cara
pemberian makan pada anak sangat penting dalam tatalaksana anak dengan gagal tumbuh. Anak
yang tidak respon terhadap modifikasi nutrisi dan perilaku membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
Ada dua hal utama yang dibutuhkan anak dengan gagal tumbuh yaitu kebutuhan akan diet tinggi
kalori untuk tumbuh kejar dan pemantauan minimal satu kali sebulan sampai tercapai
pertumbuhan yang normal.
Perawatan di rumah sakit jarang dibutuhkan kecuali jika gagal dengan tatalaksana rawat jalan,
pada gagal tumbuh yang berat atau disertai penyakit berat yang membutuhkan perawatan di
rumah sakit.4
– Makanan dengan kalori tinggi dapat diberikan selama periode catch-up. Anak
yang lebih besar dapat diberikan, selai kacang, keju, buah kering, dan saus krim.
– Untuk orang tua yang menyusui anaknya, evaluasi pemberian ASI pada bayi
dengan cara memperbaiki manajemen laktasi, selalu pastikan jumlah asupan
serta jadwal pemberian ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Frekuensi
pemberian berkisar 8-12 kali dalam 24 jam dengan lama pemberian minimal 10
menit disetiap payudara.
– Makanan pendamping dapat diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Pastikan
pemberian makanan cukup, pemberian makanan pada balita sebaiknya 3 kali
makan, 3 kali snack bergizi per hari, susu sebanyak 480-960 ml/hari. hentikan
pemberian jus, punch, dan soda sampai target catch-up tercapai dan jangan
memberikan makanan secara paksa.14
Komplikasi