VERTIGO BPPV
Oleh :
dr. Azalia Mentari Ramadhana
Pembimbing:
dr. Salyanti Puji Negeri
PENDAHULUAN
Nama : Ny. DE
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : KH Harun Nafsi Loa Janan
Tanggal Pemeriksaan : 20 November 2020
Riwayat pengobatan :
Pasien tidak ada mengkonsumsi obat rutin apapun
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
• Tekanan darah : 180/100 mmHg
• Frekuensi nadi : 104 kali/menit, regular, lemah
• Frekuensi nafas : 20 kali/menit, regular
• Suhu : 36 oC (per axiller)
LAPORAN KASUS
STATUS
GENERALIS
Kepala : Normosefalik
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-THT :
Tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
kaku kuduk (-)
Thorax
Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop
(-)
Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),wheezing (-/-)
Sensibilitas
Refleks Patologik :
Taktil : Dalam batas normal
Hoffman – Tromner: (-) / (-)
Nyeri : Dalam batas normal
Babinski : (-) / (-)
Suhu : Dalam batas normal
Chaddock : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Motorik : 5/5
Schaefer : (-) / (-)
5/5
Oppenheim : (-) / (-)
Klonus : (-) / (-)
Refleks Fisiologik :
Tes Laseque : (-) / (-)
Biseps : (+) / (+)
Tes Patrick : (-) / (-)
Triseps : (+) / (+)
Tes Kontra-Patrick : (-) / (-)
Radius : tidak dievaluasi
Tes Kernig : (-) / (-)
Ulna : tidak dievaluasi
LAPORAN KASUS
Sensorik :
Sup(D) Sup(S) Inf(D) Inf(S)
Nyeri : (N) (N) (N) (N)
Suhu : (N) (N) (N) (N)
Raba : (N) (N) (N) (N)
Otonom :
Miksi : lancar
Defekasi : baik
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Vertigo Perifer
Diagnosis Topis : Organ vestibularis
Diagnosis Etiologis: Benigna proximal positional vertigo (BPPV)
LAPORAN KASUS
TATALAKSANA
Non Farmakologi
Tirah baring
Farmakologi
Inj. Ranitidin 1 amp / iv
Inj. Ondansentron 1 amp / iv
Inj. Ondansentron 1 amp / iv
Amlodipin 10 mg 1x1 po
Betahistin 6 mg po
Terapi pulang
Betahistin 6 mg 3x1 tab
Amlodipin 10 mg 1x1 tab
Omeprazole 20 mg 2x1 tab
Domperidon 10 mg 3x1 tab
B komplek 1x1 tab
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere
yang artinya memutar merujuk pada sensasi
berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistem
keseimbangan (Labuguen, 2006)
Epidemiologi
Vertigo vestibular
• Vertigo perifer disebabkan oleh Benign Paroxismal
Positional Vertigo (BPPV), Meniere’s Disease, neuritis
vestibularis, oklusi arteri labirin, labirhinitis, obat
ototoksik, autoimun, tumor nervus VIII, microvaskular
compression, fistel perilimfe.
• Vertigo sentral disebabkan oleh migren, CVD, tumor,
epilepsi, demielinisasi, degenerasi.2
Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo dan gejala otonom. Dimana respons penyesuaian otot menjadi tidak
adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (Kovar, 2006)
Gejala Klinis
Vertigo vestibular perifer
timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala dengan rasa berputar yang
berat
disertai mual atau muntah dan keringat dingin.
Bisa disertai gangguan pendengaran berupa tinitus, atau ketulian, dan tidak disertai
gejala neurologik fokal seperti hemiparesis, diplopia, perioralparestesia, paresis fasialis.
BPPV:
Vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi, misalnya miring ke satu sisi Pada waktu
berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk.atau menegakkan kembali badan, menunduk
atau menengadah.
Serangan berlangsung dalam waktu singkat
Terapi BPPV:
Komunikasi dan informasi:
Karena gejala yang timbul hebat, pasien menjadi cemas dan khawatir akan
adanya penyakit berat seperti stroke atau tumor otak. Oleh karena itu, pasien
perlu diberikan penjelasan bahwa BPPV bukan sesuatu yang berbahaya dan
prognosisnya baik serta hilang spontan setelah beberapa waktu, namun
kadang dapat berlangsung lama dan dapat kambuh kembali.
Pemberian betahistin akan berguna untuk mempercepat kompensasi. 2
PENATALAKSANAAN
Betahistin
ANTI HISTAMIN
• Betahistin Mesylate (Merislon)
dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali
sehari per oral.
Dimenhidrinat
Diberikan dengan dosis 25 mg – 50 mg
(1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping
ialah mengantuk.
Difhenhidramin
Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam,
diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul)
– 50 mg, 4 kali sehari per oral
PENATALAKSANAAN
Anamnesis
TEORI KASUS
Gejala umum yang merupakan keluhan • Pusing seperti melihat semuanya berputar
utama berupa : • Pusing bertambah berat bila perubahan
Vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi, posisi seperti pada saat ingin berdiri
misalnya miring ke satu sisi Pada waktu • Pusing dirasakan sangat berat dan
berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk.atau sepanjang hari
menegakkan kembali badan, menunduk atau • Mual dan muntah.
menengadah. Serangan berlangsung dalam waktu • Tidak ada gangguan pendengaran
singkat, biasanya kurang dari 10-30 detik. maupun suara berdengung
Vertigo pada BPPV dirasakan berputar, bisa • Sebelumnya pernah mengalami keluhan
disertai rasa mual, kadang-kadang muntah. yang sama
Setelah rasa berputar menghilang, pasien bisa • Wanita usia 44 tahun
merasa melayang dan diikuti dis-ekulibrium
selama beberapa hari sampai minggu.
BPPV dapat muncul kembali.2
Pemeriksaan Fisik
TEORI KASUS
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :
Uji Romberg Tes Romberg : cenderung goyang ke arah kanan
Penderita berdiri dengan kedua kaki saat mata tertutup.
dirapatkan,mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup Pada kelainan
vestibuler hanya pada mata tertutup badan
penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali lagi, pada mata
terbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan
penderita akan bergoyang baik pada mata
terbuka maupun pada mata tertutup .
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Penunjang
TEORI KASUS
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai
dengan etiologi.2 Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah
dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai pada kasus
indikasi.
• Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers
(pada neurinoma akustik).
• Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG),
Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory
Evoked Potential (BAEP).
• Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic
resonance imaging (MRI).
PEMBAHASAN
Penatalaksaan
TEORI KASUS
Penatalaksanaan : Farmakologi
Beberapa golongan yang sering digunakan: Betahistin 6 mg 3x1 tab
Antihistamin Amlodipin 10 mg 1x1 tab
Dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – Omeprazole 20 mg 2x1 tab
6 jam. dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 Domperidon 10 mg 3x1 tab
tablet), 4 kali sehari. B komplek 1x1 tab
Difenhidramin HCl. Lama aktivitas obat ini
ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25
mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per
oral.
Senyawa Betahistin (suatu analog
histamin):
Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3
kali sehari per oral.
Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali
sehari. Maksimum 6 tablet dibagi dalam
beberapa dosis.2
KESIMPULAN