Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

VERTIGO BPPV

Oleh :
dr. Azalia Mentari Ramadhana

Pembimbing:
dr. Salyanti Puji Negeri
PENDAHULUAN

Vertigo berasal dari istilah latin,


yaitu vertere yang berarti berputar,
dan igo yang berarti kondisi. Penyebab vertigo meliputi
Vertigo merupakan subtipe dari penyebab perifer vestibular
“dizziness” yang secara definitif (berasal dari system saraf perifer),
merupakan ilusi gerakan, dan yang dan sentral vestibular (berasal
paling sering adalah perasaan atau dari system saraf pusat) dan
sensasi tubuh yang berputar kondisi lain. 93% pasien pada
terhadap lingkungan atau Iprimary care mengalami BPPV,
sebaliknya, lingkungan sekitar kita acute vestibular neuronitis, atau
rasakan berputar menire disease (Lempert, 2009)
LAPORAN KASUS
Identitas pasien

Nama : Ny. DE
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : KH Harun Nafsi Loa Janan
Tanggal Pemeriksaan : 20 November 2020

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 20


November 2020 pukul 17.50 WITA di ruang IGD
RSUD Inche Abdoel Moeis.
LAPORAN KASUS

Keluhan Utama : Pusing berputar

Riwayat Penyakit Sekarang:


Seorang pasien perempuan berumur 44 tahun dibawa keluarganya ke RS
dengan keluhan tiba-tiba merasa pusing seperti melihat semuanya
berputar, pusing bertambah berat bila perubahan posisi sejak ± 2 hari
yang lalu. Pusing berputar ini sudah beberapa kali dirasakan. Awalnya
pusing dirasakan sangat berat dan sepanjang hari, saat pusing pasien
merasa mual sampai muntah. Pada hari pertama, pusing dirasa sepanjang
hari, terus-menerus, dan sangat berat pada hari dua, pusing sudah mulai
berkurang kadang timbul tiba-tiba dicetuskan oleh perubahan posisi
seperti pada saat pasien ingin berdiri. Tidak ada gangguan pendengaran
maupun suara berdengung. Tidak ada demam , batuk , pilek , ataupun
sesak nafas. BAB dan BAK dalam batas normal.
LAPORAN KASUS
 Riwayat Penyakit dahulu :
Hipertensi (+) tidak terkontrol, DM (-), Vertigo (+)

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluhan serupa (-) Hipertensi (+) Diabetes Mellitus (-)
asma (-) alergi (-)

 Riwayat pengobatan :
Pasien tidak ada mengkonsumsi obat rutin apapun
 
LAPORAN KASUS
 
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital
• Tekanan darah : 180/100 mmHg
• Frekuensi nadi : 104 kali/menit, regular, lemah
• Frekuensi nafas : 20 kali/menit, regular
• Suhu : 36 oC (per axiller)
LAPORAN KASUS
STATUS
  GENERALIS
Kepala : Normosefalik
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-THT :
Tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-/-)
kaku kuduk (-)
Thorax
 Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop
(-)
 Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),wheezing (-/-)

Abdomen : Distensi (-) Bekas operasi (-), BU (+)


Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-)
LAPORAN KASUS
Saraf cranial (Nervus Kranialis)
 

Nervus I (Nervus Olfaktorius) :


Dalam batas normal
Nervus V (Nervus Trigeminus) :
Nervus II (Nervus Optikus) : Sensibilitas wajah : Dalam batas normal
Ketajaman Penglihatan : dbn / dbn
Menggigit : Dalam batas normal
Lapangan Penglihatan : dbn / dbn
Melihat Warna : dbn / dbn Mengunyah : Dalam batas normal
Funduskopi : dbn / dbn Refleks masseter : Dalam batas normal
Refleks kornea : Dalam batas normal
Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius,
Trokhlearis, Abdusens) :
Celah kelopak mata : Kanan Kiri Nervus VII (Nervus Fasialis) :
Ptosis : (-) (-)
Mengerutkan dahi : Dalam batas normal
Exoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-) Menutup mata : Dalam batas normal
Pupil : Gerakan mimik : Dalam batas normal
Bentuk/ukuran : Bulat Bulat Mulut mencucu : Dalam batas normal
Isokor/anisokor : Isokor Isokor Pengecap 2/3 lidah depan: Dalam batas
RL/RCL : (+) (+) normal
Gerakan Bola mata
Paresis : (–) (–)
LAPORAN KASUS
Saraf cranial (Nervus Kranialis)
 

Nervus VIII (Nervus


Vertibulokokhlearis) :
Suara berbisik : Dalam batas normal Nervus XI (Nervus Aksesorius) :
  Memalingkan kepala :
Nervus XII (Nervus Dalam batas normal
Glossofaringeus) : Mengangkat dagu:
Pengecap 1/3 lidah belakang : Dalam batas normal
Dalam batas normal
Sensibilitas faring : Nervus XII (Nervus Hipoglossus) :
Dalam batas normal Pergerakan lidah : Dalam batas normal
Tremor lidah : (-)
Nervus X (Nervus Vagus) : Atrofi lidah : (-)
Arkus faring: Dalam batas normal Fasikulasi : (-)
Berbicara : Dalam batas normal Artikulasi : Dalam batas normal
Menelan : Dalam batas normal  
LAPORAN KASUS
 

Sensibilitas
Refleks Patologik :
Taktil : Dalam batas normal
Hoffman – Tromner: (-) / (-)
Nyeri : Dalam batas normal
Babinski : (-) / (-)
Suhu : Dalam batas normal
Chaddock : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Motorik : 5/5
Schaefer : (-) / (-)
5/5
Oppenheim : (-) / (-)
Klonus : (-) / (-)
Refleks Fisiologik :
Tes Laseque : (-) / (-)
Biseps : (+) / (+)
Tes Patrick : (-) / (-)
Triseps : (+) / (+)
Tes Kontra-Patrick : (-) / (-)
Radius : tidak dievaluasi
Tes Kernig : (-) / (-)
Ulna : tidak dievaluasi
LAPORAN KASUS
 
Sensorik :
Sup(D) Sup(S) Inf(D) Inf(S)
Nyeri : (N) (N) (N) (N)
Suhu : (N) (N) (N) (N)
Raba : (N) (N) (N) (N)

Koordinasi, Gait dan Keseimbangan :


Cara berjalan : Tidak dievaluasi
Tes Romberg : cenderung goyang ke arah kanan saat mata tertutup

Otonom :
Miksi : lancar
Defekasi : baik

Pemeriksaan Khusus (Dix-Hallpike)


Tidak dalam evaluasi.
LAPORAN KASUS
 

DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Vertigo Perifer
Diagnosis Topis : Organ vestibularis
Diagnosis Etiologis: Benigna proximal positional vertigo (BPPV)
LAPORAN KASUS

TATALAKSANA
Non Farmakologi
Tirah baring

Farmakologi
Inj. Ranitidin 1 amp / iv
Inj. Ondansentron 1 amp / iv
Inj. Ondansentron 1 amp / iv
Amlodipin 10 mg 1x1 po
Betahistin 6 mg po

Terapi pulang
Betahistin 6 mg 3x1 tab
Amlodipin 10 mg 1x1 tab
Omeprazole 20 mg 2x1 tab
Domperidon 10 mg 3x1 tab
B komplek 1x1 tab
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Vertigo ­ berasal dari bahasa Latin vertere
yang artinya memutar ­ merujuk pada sensasi
berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada sistem
keseimbangan (Labuguen, 2006)
Epidemiologi

Pada sebuah studi mengemukakan vertigo lebih


banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2:1),
sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren
(Lempert, 2009)
Etiologi

Vertigo vestibular
• Vertigo perifer disebabkan oleh Benign Paroxismal
Positional Vertigo (BPPV), Meniere’s Disease, neuritis
vestibularis, oklusi arteri labirin, labirhinitis, obat
ototoksik, autoimun, tumor nervus VIII, microvaskular
compression, fistel perilimfe.
• Vertigo sentral disebabkan oleh migren, CVD, tumor,
epilepsi, demielinisasi, degenerasi.2

Vertigo non vestibular


Disebabkan oleh polineuropati, mielopati, artrosis
servikalis, trauma leher, presinkop, hipotensi ortostatik,
hiperventilasi, tension headache, penyakit sistemik.2
Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang


mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang
sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat
kesadaran). Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan
vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan
impulsnya ke pusat keseimbangan (Kovar, 2006)

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh


reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual
dan proprioseptik (Kovar, 2006)
Patofisiologi

Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo dan gejala otonom. Dimana respons penyesuaian otot menjadi tidak
adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (Kovar, 2006)
Gejala Klinis
Vertigo vestibular perifer
 timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala dengan rasa berputar yang
berat
 disertai mual atau muntah dan keringat dingin.
 Bisa disertai gangguan pendengaran berupa tinitus, atau ketulian, dan tidak disertai
gejala neurologik fokal seperti hemiparesis, diplopia, perioralparestesia, paresis fasialis.
BPPV:
 Vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi, misalnya miring ke satu sisi Pada waktu
berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk.atau menegakkan kembali badan, menunduk
atau menengadah.
 Serangan berlangsung dalam waktu singkat

Vertigo vestibular sentral


timbulnya lebih lambat, tidak terpengaruh oleh gerakan kepala. Rasa berputarnya ringan,
jarang disertai rasa mual dan muntah, tidak disertai gangguan pendengaran. Keluhan dapat
disertai dengan gejala neurologik fokal seperti hemiparesis, diplopia, perioralparestesia,
paresis fasialis.2
Diagnosis

• Pemeriksaan nervus cranialis untuk mencari tanda paralisis


nervus, tuli sensorineural, nistagmus.
• Romberg’s sign
• Heel-to- toe walking test
• Stepping test
• Past-pointing test (Uji Tunjuk)
• Dix-Hallpike manoeuvre
• Tes Kalori
• Elektronistagmogram
• Fungsi Pendengaran
PENATALAKSANAAN

Terapi BPPV:
 Komunikasi dan informasi:
Karena gejala yang timbul hebat, pasien menjadi cemas dan khawatir akan
adanya penyakit berat seperti stroke atau tumor otak. Oleh karena itu, pasien
perlu diberikan penjelasan bahwa BPPV bukan sesuatu yang berbahaya dan
prognosisnya baik serta hilang spontan setelah beberapa waktu, namun
kadang dapat berlangsung lama dan dapat kambuh kembali.
 Pemberian betahistin akan berguna untuk mempercepat kompensasi. 2
PENATALAKSANAAN

 Betahistin
ANTI HISTAMIN
• Betahistin Mesylate (Merislon)
  dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali
sehari per oral.

• Betahistin di Hcl (Betaserc)


dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari.

Dimenhidrinat
Diberikan dengan dosis 25 mg – 50 mg
(1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping
ialah mengantuk.

Difhenhidramin
Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam,
diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul)
– 50 mg, 4 kali sehari per oral
PENATALAKSANAAN

Terapi BPPV kanal posterior:


 Manuver Epley
 Prosedur Semont
 Metode Brand Daroff

Konseling dan Edukasi


 Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien
dalam mencari penyebab vertigo dan mengobatinya sesuai
penyebab.
 Mendorong pasien untuk teratur melakukan latihan
vestibular.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

Anamnesis
TEORI KASUS
Gejala umum yang merupakan keluhan • Pusing seperti melihat semuanya berputar
utama berupa : • Pusing bertambah berat bila perubahan
Vertigo timbul mendadak pada perubahan posisi, posisi seperti pada saat ingin berdiri
misalnya miring ke satu sisi Pada waktu • Pusing dirasakan sangat berat dan
berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk.atau sepanjang hari
menegakkan kembali badan, menunduk atau • Mual dan muntah.
menengadah. Serangan berlangsung dalam waktu • Tidak ada gangguan pendengaran
singkat, biasanya kurang dari 10-30 detik. maupun suara berdengung
Vertigo pada BPPV dirasakan berputar, bisa • Sebelumnya pernah mengalami keluhan
disertai rasa mual, kadang-kadang muntah. yang sama
Setelah rasa berputar menghilang, pasien bisa • Wanita usia 44 tahun
merasa melayang dan diikuti dis-ekulibrium
selama beberapa hari sampai minggu.
BPPV dapat muncul kembali.2

Pada sebuah studi mengemukakan vertigo lebih


banyak ditemukan pada wanita dibanding pria.
PEMBAHASAN

Pemeriksaan Fisik

TEORI KASUS
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :
Uji Romberg Tes Romberg : cenderung goyang ke arah kanan
Penderita berdiri dengan kedua kaki saat mata tertutup.
dirapatkan,mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup Pada kelainan
vestibuler hanya pada mata tertutup badan
penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali lagi, pada mata
terbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan
penderita akan bergoyang baik pada mata
terbuka maupun pada mata tertutup .
PEMBAHASAN

Pemeriksaan Penunjang

TEORI KASUS
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai
dengan etiologi.2 Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah
dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai pada kasus
indikasi.
• Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers
(pada neurinoma akustik).
• Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG),
Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory
Evoked Potential (BAEP).
• Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic
resonance imaging (MRI).
PEMBAHASAN

Penatalaksaan
TEORI KASUS
Penatalaksanaan : Farmakologi
Beberapa golongan yang sering digunakan: Betahistin 6 mg 3x1 tab
Antihistamin Amlodipin 10 mg 1x1 tab
Dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – Omeprazole 20 mg 2x1 tab
6 jam. dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 Domperidon 10 mg 3x1 tab
tablet), 4 kali sehari. B komplek 1x1 tab
Difenhidramin HCl. Lama aktivitas obat ini
ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25
mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per
oral.
Senyawa Betahistin (suatu analog
histamin):
Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3
kali sehari per oral.
Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali
sehari. Maksimum 6 tablet dibagi dalam
beberapa dosis.2
KESIMPULAN

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau


berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau
berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan
keseimbangan. Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan
saluran vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo perifer dan
vertigo sentral. Vertigo perifer terjadi jika terdapat gangguan di saluran
yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang
bertugas mengontrol keseimbangan. Sedangkan vertigo sentral terjadi jika
ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian
saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum
(otak kecil).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai