JUSNITA JAYUS
111 220 102
Pembimbing : Dr.dr.Hj. Nadra Maricar, Sp.S
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 44 TH
Jenis Kelamin : laki laki
Pekerjaan : Buruh
Identitas Alamat
Suku/Ras
: Desa Tinggimae Gowa
: Makassar
Pasien Status : Menikah
Agama : Islam
Nomor RM : 172086
Tgl. Masuk RS : 20 agustus 2019
Keluhan Utama : sulit membuka mulut
Riwayat Penyakit Sekarang : dialami sejak 2
hari yang lalu yang dirasakan perlahan dan
Anamnesis semakin memberat, pasien juga mengeluh nyeri
pada punggung, sering terasa tegang seluruh
tubuh, demam (ada) sejak 3 hari terakhir
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat tertusuk paku pada kaki kiri pada tanggal
8 agustus 2019
Riwayat imunisasi tidak jelas
Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga : -
Riwayat pengobatan: -
Status Generalis :
Keadaan Umum: Sakit berat
Kesadaran : GCS E4M6V5 (C. Mentis)
Gizi : kurang
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Fisis Pernapasan
Suhu
: 20 x/menit
: 38.6 oC
Anemia : negatif/negatif
Sianosis : negatif
Ikterus : negatif/nefatif
Status Internus :
Toraks : Paru dan Jantung dalam batas normal
Abdomen : tegang,hepar,lien tidak teraba
Status Neurologis :
GCS : E4M6V5
Pemeriksaan Kepala :
Bentuk : Normocephal
Fisis Penonjolan : normal
Posisi : normal
Pulsasi : normal
Leher :
Sikap : Dalam batas normal
Pergerakan : Dalam batas normal
Kaku kuduk : rangsang menings positif
Pemeriksaan Saraf Cranial (Nervus Kranialis)
Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Dalam batas normal
Nervus II (Nervus Optikus) :
Ketajaman Penglihatan : dalam batas normal
Lapangan Penglihatan : dalam batas normal
Melihat Warna : dalam batas normal
Funduskopi : tidak di evaluasi
Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis,
Abdusens) :
Fisis Exoftalmus
Nistagmus
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
Pupil :
Bentuk/ukuran : Bulat Bulat
Isokor/anisokor : Isokor Isokor
RL/RCL : (+) (+)
Refleks akomodasi : (+) (-)
Gerakan Bola mata Paresis : (–) (–)
Nervus VIII (Nervus Vertibulokokhlearis) :
Nervus V (Nervus Trigeminus) : Mendengar suara berbisik : Dalam batas normal
Sensibilitas wajah : normal Tes Rinne : dalam batas normal
Menggigit : menurun Tes Weber : dalam batas normal
Mengunyah : menurun
Nervus IX (Nervus Glossofaringeus) :
Membuka mulut : menurun
Pengecap 1/3 lidah belakang: Dalam batas normal
Refleks kornea : dalam batas normal
Nervus X (Nervus Vagus) :
Nervus VII (Nervus Fasialis) : Berbicara : Dalam batas normal
Kedipan Mata : dalam batas normal Menelan : Dalam batas normal
Lipatan nasolabial : Simetris Nadi : Reguler
Sudut mulut : Simetris
Mengerutkan dahi : dalam batas normal
Mengerutkan alis : dalam batas normal
Menutup mata : dalam batas normal
Mengembungkan pipi : tidak di evaluasi
Pengecap 2/3 lidah depan : Dalam batas normal
Nervus XI (Nervus Aksesorius) :
Memalingkan kepala : spasme otot leher
Mengangkat dagu : spasme otot leher
Nervus XII (Nervus Hipoglossus) :
Menjulurkan lidah : Dalam batas normal
Tremor lidah : (-)
Atrofi lidah : (-)
Fasikulasi : (-)
Artikulasi : Dalam batas normal
Badan dan Anggota Gerak
Badan
Bentuk kolumna vertebralis : Dalam batas normal
Pergerakan kolumna vertebralis : dalam batas normal
Refleks kulit perut atas :opistotonus
Refleks kulit perut tengah : opistotonus
Refleks kulit perut bawah : opistotonus
Refleks kremaster : Tidak dievaluasi
Sensibilitas
Taktil : Dalam batas normal
Pemeriksaan
Nyeri : Dalam batas normal
Suhu: Dalam batas normal
Fisis
Anggota Gerak
Motorik :
P =N N K = 5 3 T= N
N
N N 5 5 N
N
RF = N N RP= + +
N N — —
Koordinasi, Gait dan Keseimbangan :
Refleks Fisiologik : Cara berjalan: Tidak dievaluasi
Biseps : (+2) / (+2) Tes Romberg : Sulit dinilai
Triseps : (+2) / (+2) Ataksia : Tidak dievaluasi
Radius : +
Dismetri : Tidak dievalusi
Ulna : +
KPR : (+2) / (+2) Gerakan – gerakan abnormal :
APR : (+2) / (+2) Tremor : (-)
Refleks Patologik : Athetosis : (-)
Hoffman – Tromner : (+) / (+) Mioklonus : (-)
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : Otonom :
Tes Kernig : (+) / (+) Miksi : normal
Nistagmus
(-)
Roomberg
Sulit dinilai
Diagnosis Klinis : Trismus Opostotonus
Farmakologi
Infus Rl 20 tpm
Infus Nacl 0,9% 10tpm
Diazepam 8 ampul dalam D 5%/ 8 jamkocok per 1?2 jam
Metronidazole 500mg/8 jam/iv
Paracetamol 1gr/8 jam/iv
ATS 10000 unit/single dose/im
Ranitidin 50 mg/12 jam/iv
Ampicillin 1g/6 jam/iv
Aminopluid 500cc/24jam/iv
KCL 1 flaton dalam 100cc
PLANNING
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan darah rutin (21/8/2019)
WBC : 18,40 X 103 (meningkat) HB : 11,6 g/dl (rendah)
RBC : 3,51 X 106 (menurun) PLT : 259 X 103/uL (meningkat)
Pemeriksaan Elektrolit (21/8/19)
Lekosit : 18.400 (meningkat) Neut% : 88 (meningkat)
Trombosit 529.000 x 103/uL (meningkat) Na : 141 mmol/L (Dalam Batas Normal)
K : 2,9 mmol/L (menurun) Clhorida : 109 mmol/L
Pemeriksaan kimia darah : Glukosa
GDS : 127 mg/dl
Qua ad vitam : Dubia
Qua ad sanationem : Dubia
PROGNOSIS
Tgl/bln/ 20/8/19 21/8/19 22/8/19
Tegang pada perut dan seluruh badan (+) BAK HR : tidak teraba
: normal
Pasien dinyatakan meninggal
BAB : belum sejak 2 hari
Tekanan 140/70 mmHg 150/90 mmHg
darah
Nadi 90x/m, reguler, Lemah 100x/m, reguler, Lemah
an
Suhu 38.6oC 40oC
g
Meninge
al
Nervus Kranialis Pupil bundar isokor Pupil bundar isokor 2,5mm Pupil midriasis 5mm
2,5mm
RCL +/+ RCL -/-
RCL -/-
RCTL +/+ RCTL -/-
RCTL +/+
Nervus Kranialis Sulit Dinilai Sulit Dinilai
lain
Pergerakan Normal Normal
Kiri 5 Kiri 5
Tonus Normal Normal
Refleks Fisiologi
Kanan +2 / +2 Kanan +2 / +2
BPR|TPR
Kiri +2 / +2 Kiri +2 / +2
KPR|APR
Kanan +2/ +2 Kanan +2 / +2
Kiri +2/+2 Kiri +2 / +2
Refl positif Positit Terapi Infus RL Infus Nacl 0,9 20
20tpm. % tpm.
eks
Pat 1. Diazepam 8 1. Diazepam 5 ampul
ampul dalam dala
olo
D5%/8 jam D5%/8jam/intraven
gi kocok per ½ a
jam
2. Metronidazole
2. Metronidazole 500mg/8jam/iv
Sen Normal Normal
500mg/8jam/iv
3. Ampicilin
sori
3. PCT 1g/6jam/intravena
k 1gr/8jam/intrav
4. PCT
Oto BAB : BAB : tidak ena
1gr/8jam/intravena
no tidak lancar 4. ATS 10000
5. Ranitidin
unit/single
m lancar 50mg/12jam/intrav
BAK : dose/intramusc
ena
BAK : normal ular
6. Aminopluid
normal 5. Ranitidin
500ml/24jam/iv
50mg/12jam/int
Dia Tetanus Tetanus
ravena 7. Kcl 1 flacon dalam
gno Generali Generalisa 100cc
6. Ampicilin
sis sata ta
1g/6jam/intrave
na
Hipoklaem
ia
Suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh eksotoksin yang dihasilkan oleh
TETANUS clostridium tetani yang ditandai dengan
peningkatan kekakuan umum dan kejang-
kejang otot rangka.
Tetanus tersebar di seluruh dunia dengan angka kejadian
tergantung pada jumlah populasi masyarakat yang tidak kebal,
tingkat pencemaran biologik lingkungan peternakan/pertanian
dan adanya luka pada kulit dan mukosa. Tetanus pada anak
EPIDEMIOLOGI tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi
dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Angka kejadian
pada anak laki-laki lebih tinggi, akibat perbedaan aktifitas
fisiknya. Tetanus tidak menular dari manusia ke manusia
Bakteri clostridium tetani, gram positif dan bersifat anaerob.
Kuman ini memproduksi 2 macam eksotoksin yaitu :
1. Tetanospasmin disebut juga neurotoksin karena toksin ini
melalui beberapa jalan dapat mencapai susunan saraf pusat dan
ETIOLOGI menimbulkan gejalah berupa kekakuan (rigiditas), spasme otot
dan kejang-kejang
2. Tetanolisin menyebabkan lisis dari sel-sel darah merah.
Masa inkubasi tetanus umumnya 3 – 21 hari.
Timbulnya gejalah klinis biasanya mendadak yang didahului
oleh ketegangan otot pada rahang dan leher.
GEJALA Timbul kesukaran membuka mulut.
KLINIS Trismus.
Kejang ototini akan berlanjut ke kuduk dinding perut dan
sepanjang tulang belakang.
1. Trismus
2. Risus sardonicus
3. Opistotonus
Pemeriksaa 4. Otot dinding perut kaku sehingga dinding perut seperti papan
n Fisik 5. Kejang umum
6. Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernapasan
sebagai akibat kejang yang terus menerus.
Pemeriksaan LAB meliputi pemeriksaan darah rutin,
Pemeriksaa pemeriksaan elektrolit, pemeriksaan kimia darah
n Penunjang EKG
FARMAKOLOGI
Antibiotik
Metronidazol 500 mg
Peniciline 1,2 juta unit / hari selama 10 hari, IM.
Antitoksin
- Human tetanus immunoglobulin (TIG) dengan dosis 3000-6000U 1X pemberian saja, secara IM
Tetanus toksoid
Dilakukan bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik
yang berbeda.
Anti kejang
Diazepam 0,5 – 1mg/kgBB/ 4 jam IM
Meprobamat 300 - 400/ 4 jam IM
TATALAKSANA
Chlorpromazin 25 – 75 mg/ 4 jam IM
Fenobarbital 50 – 100 mg/ 4 jam IM
NON FARMAKOLOGIS
Dengan melakukan eksplorasi dan debridemen secara menyeluruh pada luka yang dicurigai sebagai
port d’entrée
Pasien sebaiknya ditempatkan diruangan perawatan terpisah yang sunyi dan sebisa mungkin
terhindar dari stimulus cahaya (ruangan gelap) dan taktil (pengunjung dibatasi)
Pada kasus tetanus dengan gagal napas dan membutuhkan ventilasi mekanik pasien dirawat di ICU
Tindakan trakeostomi terkadang harus dilakukan apabila intubasi endotrakeal merangsang
terjadinya spasme saluran napas atas
Diet pada pasie tetanus dianjurkan menggunakan pipa nasogastrikdan diberokan diet tinggi kalori.
Terapi cairan juga harus adekuat akibat metabolisme tubuh yang meningkat
TERIMA KASIH