Anda di halaman 1dari 4

Judul : Gambaran Klinis Neurologi Pasien Kanker Paru dengan Metastasis Otak di Rumah

Sakit Kanker Dharmais, Jakarta

Penulis : Fariha Ramadhaniah,1 Evlina Suzanna,1 Sri Erni Istiawati,2 Sariningsih

Publikasi : Jurnal Respirasi Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016

NO Komponen Jurnal Hasil Analisa


1 Abstrak 1. Latar belakang
Kanker paru adalah kanker yang paling umum menyebar ke otak dan
menjadi prognosis yang buruk. Registrasi kanker
RSKD periode 1993-2007 kejadian kanker paru metastasis otak 13,65%.
2. Metode
Penelitian cross sectional untuk melihat gambaran klinis neurologi
dengan lokasi metastasis otak serta melihat gambaran antara
lokasi massa tumor paru dengan lokasi metastasis otak. Populasi adalah
kanker paru dengan metastasis otak tahun 2001-2007. Kriteria
inklusi adalah kasus disahkan dengan patologi anatomi dan modalitas
CT/MRI otak, belum mendapatkan radiasi dan operasi di kepala
serta tidak memiliki riwayat keluhan neurologi.
3. Hasil
Hasil penelitian berdasarkan kelompok umur tinggi pada usia >59 tahun,
morfologi didominasi adenokarsinoma, gambaran klinis
neurologi sering dikeluhkan adalah nyeri kepala dengan lobus parietal
adalah lokasi paling sering metastasis otak. Persentase tertinggi
letak massa tumor di paru adalah lobus atas kanan. Sebagian kecil saja
pasien mengeluhkan gambaran klinis terkait neurologis dengan
letak metastais di otak besar dan lokasi massa tumor terbanyak terletak
di paru kanan

2 Pendahuluan 1. Masalah penelitian yang disampaikan peneliti:


(Introduction) a. Kanker paru adalah kanker umum yang
menyebar ke otak ( 50 – 60 %)
b. Penyebaran kanker paru ke otak
menyebabkan dampak yang buruk

2. Besar masalah menurut peneliti ( berdasarkan


prevalensi atau insidensi masalah, adanya
peningkatan masalah dibandingkan sebelumnya
atau dibandingkan dengan area ) :
Berdasarkan data Registrasi Kanker Berbasis
Rumah Sakit (2003-2007) di RSKD, kejadian kanker
paru pada laki-laki menempati urutan kedua (13,4%)
setelah kanker nasofaring sedangkan kematian
akibat kanker paru berada di posisi teratas (18,48%).
Kejadian kanker paru pada perempuan menempati
urutan ke tujuh teratas (2,82%) dan kematian akibat
kanker paru pada perempuan menempati urutan ke lima (5,
52 %)
Berdasarkan data registrasi kanker berbasis
rumah sakit di RSKD periode 15 tahun (1993-
2007) kejadian kanker paru dengan metastasis
otak sebesar 13,65%. Pada penelitian epidemiologi
sebelumnya didapatkan hasil bahwa terdapat empat
belas variasi gambaran klinis utama pada laki-laki
dan tiga belas variasi gambaran klinis utama pada
perempuan. Gambaran klinis tersebut didapat dari
catatan dokter pada awal kedatangan pasien ke
RSKD.3 Gambaran klinis ini mencakup gejala terkait
neurologi maupun bukan neurologi.
Kanker paru adalah jenis kanker yang paling
umum menyebar ke otak (50-60%), diikuti oleh
kanker payudara (15-20%) dan melanoma (5-10%),
sedangkan kanker saluran pencernaan dan kanker
ginjal kurang umum untuk bermetastasis ke otak.5

3. Dampak masalah jika tidak diatasi:


Apabila tidak segera diatasi dapat menimbulkan
dampak yang buruk karena telah metastase ke
otak.
4. Kesenjangan yang terjadi / perbandingan antara
yang ada dengan harapan / target:
Peneliti tidak menuliskan kesenjangan, peneliti
menjelaskan kasus kanker paru dari tahun ke
tahun makin meningkat, kanker paru yang
metastase ke otak juga semakin meningkat.
5. Tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti adalah untuk melihat gambaran klinis neurologi dengan
lokasi metastasis otak serta melihat gambaran antara
lokasi massa tumor paru dengan lokasi metastasis otak
3 Metode 1. Populasi target dan populasi terjangkau
penelitian:
Populasi penelitian ini meliputi kasus kanker paru dari
tahun 2001 – 2007 dengan kriteria inklusi yaitu : pasien
kanker paru dengan metastasis otak yang disahkan dengan
patologi anatomi dan CT/MRI otak, belum pernah
mendapatkan radiasi dan operasi di kepala, dan tidak
memiliki riwayat keluhan neurologi sebelumnya.
Total kasus kanker paru tahun kejadian 2001-2007
dengan dasar diagnosis mikroskopik dan metastasis
otak sebanyak 143 kasus. Sebanyak 21 kasus (14,68%)
diekslusi karena tidak sesuai dengan kriteria inklusi.
Sementara itu sebanyak 23 kasus (16,08%) tidak dapat
ditelusuri status rekam medisnya.
2. Sampel penelitian dan kriteria sampel:
Sampel penelitian yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 99 kasus, namun tidak lengkap
dalam beberapa hal yang menjadi variabel
penelitian sehingga akan mengurangi jumlah
data yang akan diolah.
3. Metode sampling yang digunakan untuk memilih
sampel dan populasi target:
Penelitian dilakukan dengan metode cross
sectional.
4. Desain penelitian yang digunakan:
Deskriptif yaitu melihat gambaran klinis neurologi
dengan lokasi metastasis otak serta melihat gambaran antara
lokasi massa tumor paru dengan lokasi metastasis otak
5. Variabel yang diukur dalam penelitian
Gambaran Klinis Neurologi Pasien Kanker Paru
dengan Metastasis Otak
6. Metode pengumpulan data
Sumber data didapatkan dari data primer
Subbagian Registrasi Kanker RSKD, hasil penelitian
epidemiologi sebelumnya, juga ditunjang dari
database Instalasi Patologi Anatomi dan Instalasi
Radiologi yang telah ada sebagai database Subbagian
Registrasi Kanker RSKD

4 Hasil Penelitian Hasil penelitian :


1. berdasarkan kelompok umur baik
pada laki-laki maupun perempuan tinggi pada usia
>59 tahun (43.1% dan 44.1%). Rentang umur pasien
pada penelitian ini antara 27-80 tahun dengan
median umur 57 tahun, kejadian kanker paru dengan
metastasis otak mulai meningkat pada usia 40 tahun
sementara puncak kejadian terjadi pada kelompok
umur 50 tahun
2. Tingginya kejadian kanker paru dengan metastasis otak
pada laki-laki daripada perempuan, hal ini
sejalan karena lebih tingginya insiden kanker paru
pada laki-laki dibanding perempuan dan kemungkinan
berhubungan dengan kebiasaan merokok pada lakilaki.8
Kejadian kanker paru dengan penyebaran ke otak
mulai meningkat pada usia 45-64 tahun dan tertinggi
pada usia di atas 65 tahun. Jenis kelamin tampaknya
tidak memainkan peran dalam keseluruhan kejadian
metastasis otak.10 Pada penelitian ini peningkatan
kejadian dan puncak umur terjadi pada usia yang lebih
muda
3. Distribusi jenis morfologi pasien kanker paru
metastasis otak didominasi subtipe adenokarsinoma
(67,9%) (Tabel 2). Pada penelitian ini, dari 99 kasus
yang menjadi sampel penelitian, terdapat 15,2%
kasus yang tidak diketahui jenis morfologinya, dan
tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
4. Distribusi letak lesi metastasis di otak. Lobus parietal
menjadi lokasi yang paling sering pada kejadian
metastasis otak (41,3%). Dari hasil CT/MRI otak yang
terlampir sebagian besar (56,5%) pasien mempunyai
lebih dari satu lesi metastasis di otak yang paling
sering dikeluhkan pasien pada saat datang pertama
kali ke RSKD adalah sesak napas (36,1%).
5. Gejala terkait neurologis yaitu yang paling banyak
diderita yaitu nyeri kepala
6. Gejala tidak terkait neurologis paling sering
batuk (65%), sesak napas (50%), batuk berdarah
(42%), nyeri dada (21%) dan VCSS (3%). Sebelas
pasien memiliki gejala neurologis karena metastasis
otak sebagai berikut: hemiparesis akut (5 kasus),
kejang (2 kasus) sakit kepala dan pengelihatan
kabur (2 kasus), sindrom paranoid (1 kasus) dan
metastasis otak miliaria (1 kasus).15
7. menggambarkan distribusi lokasi massa
tumor paru dengan lokasi metastasis otak, pada Tabel
ini menggambarkan bawah lokasi massa tumor yang
terletak di paru kanan lebih banyak daripada lokasi
massa tumor yang terletak di paru kiri, tetapi dengan
lokasi massa tumor yang tidak diketahui sebanyak
tujuh kasus. Masing-masing massa tumor di paru
sebagian besar bermetastasis ke otak besar (56,5%).
5 Kesimpulan Kesimpulan :
1. Distribusi berdasarkan kelompok umur baik
pada laki-laki maupun perempuan tinggi pada usia >59
tahun.
2. Distribusi jenis morfologi pasien kanker paru
metastasis otak didominasi oleh jenis adenokarsinoma.

3. Gambaran klinis tidak terkait neurologi yang paling


sering dikeluhkan pasien pada saat datang pertama kali
ke RSKD adalah sesak napas.
4. Sedangkan gambaran
klinis terkait neurologi yang paling sering dikeluhkan
pasien pada saat datang pertama kali ke RSKD adalah
nyeri kepala.
5. Lobus parietal menjadi lokasi yang paling
sering pada kejadian metastasis otak pada kanker
paru.
6. Persentase tertinggi distribusi letak massa
tumor di paru adalah LAKA.
7. Persentase tertinggi lesi
metastasis otak dengan berbagai gambaran klinis
berada di otak besar.
8. Lokasi massa tumor yang
terletak di paru kanan lebih banyak daripada lokasi
massa tumor yang terletak di paru kiri

Daftar Pustaka

Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan .Jakarta: Trans Info
Media

Gambaran Klinis Neurologi Pasien Kanker Paru dengan Metastasis


Ramadhania, Fariha. (2016).
Otak di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.Jakarta: Jurnal Respirasi Indo Vol. 36 No. 1
Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai