Anda di halaman 1dari 8

1) Definisi Sifilis Kongenital

Sifilis kongenital adalah kondisi di mana seorang ibu hamil mengalami sifilis namun
tidak diobati selama kehamilan sehingga sifilis akan diteruskan ke bayi melalui plasenta.
Hal ini pada akhirnya menyebabkan bayi terinfeksi sifilis selama persalinan. Risiko
menginfeksi bayi terbesar adalah ketika ibu berada dalam tahap awal sifilis. Tetapi
penularan infeksi melalui plasenta tetap dapat terjadi setiap saat selama kehamilan.
Sifilis kongenital adalah penyakit sifilis yang di derita bayi dengan manifestasi klinis
sifilis kongenital; atau ditemukannya Treponema Pallidum pada lesi, plasenta, tali pusat
atau otopsi jaringan; atau bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita sifilis yang belum
mendapat pengobatan atau telah mendapat pengobatan namun tidak adekuat sebelum
atau selama kehamilan, atau ibu yang telah mendapat terapi penisilin tetapi tidak
menunjukkan respon serologi;atau ditemukannya salah satu dari hal berikut, yaitu
pemeriksaan radiologi tulang panjang dan atau cairan serebrospinal yang sesuai
gambaran sifilis kongenital (Siagiaan, 2003).

2) Etiologi
Penyebab sifilis adalah bakteri Treponema Pallidum,Treponema berasal dari bahasa
Yunani yang berarti benang yang terpuntir. Panjang mikroorganisme ini 5-20 mm dan
diameternya 0,092-0,5 mm (Siagiaan, 2003).

3) Klasifikasi Sifilis
Sifilis kongenital ditularkan dari ibu ke janin di dalam rahim. Sifilis kongenital terbagi
menjadi:
a) Sifilis kongenital dini yaitu Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi
b) Sifilis kongenital lanjutyaitu sifilis kongwenital Berlanjut sampai setelah usia 2 tahun

4) Manifestasi Klinis
Stadium Manifestasi Klinis Durasi
Dini - 70% asimtomatis Dari lahir sampai <2 tahun
- Pada bayi usia <1 bulan dapat
ditemukan kelainan kulit berbentuk
vesikel dan atau bula
- Infeksi fulminan dan tersebar, lesi
mukokutaneouus, osteokonfritis,
anemia, hepatosplenomegali,
neurosifilis
Lanjut Keratitis interstisial, limfadenopati, Persisten >2 tahun setelah
hepatosplenomegali, kerusakan tulang, kelahiran
anemia, gigi Hutchinson, neurosifilis

5) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah tepi pada sifilis kongenitalmenunjukkan kelainan berupa anemia,
monositosis, dan trombositopenia.. Pemeriksaan serologi dapatdilakukan dengan metode deteksi
langsung dengan baku emas pemeriksaan rabbit infectivity test (RIT). Uji serologi non-
treponema untuk skrining seperti uji Venereal Disease Research Laboratory (VDRL), Rapid
Plasma Reagin (RPR) yang memiliki sensitivitas 70-100% dan spesifisitas 97-99%, serta uji
serologi untuk konfirmasi yaitu Treponema Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA),
Fluorescent Treponemal Antibody Absorption (FTA-Abs) yang memiliki sensitivitas sebesar 76-
100% dan spesifisitas 97-99%. Pada pemeriksaan histologi jaringan plasenta didapatkan funisitis
dan vaskulitis. Selain itu terdapat juga gambaran plasentitis berupa fibrosis villi korionik dan
infiltrat plasmolimfositik pada stroma. Mikroskop lapangan pandang gelap digunakan untuk
mendeteksi adanya bakteri Treponema pallidum dalam cairan tubuh (sekret hidung, serum dari
lesi kulit, cairan ketuban). 16 Pemeriksaan mikroskop lapangan pandang gelap, selain untuk
melihat morfologi bakteri, dapat juga melihat pergerakannya yang khas. Pada pemeriksaan
radiologi dapat dijumpai perubahan metafisis tulang panjang.

6) Tata laksana
Tata laksana sifilis kongenital dibedakan atas empat keadaan yaitu,
1. Pada pemeriksaan fisik tampak tanda sifilis kongenital
2 Pada pemeriksaan fisik normal, dibagi menjadi
a. Ibu mempunyai titer 4X, namun tidak diobati.
b. Ibu diobati, titer menurun, dan tidak menderita reinfeksi/relaps.
c. Ibu diobati, titer ibu rendah dan stabil.

B. Asuhan Keperawatan Teoritis


1) Pengkajian
1.1    Biodata
a.       Identitas Pasien
Di dalam identitas hal-hal yang perlu di kaji antara lain nama pasien, alamat pasien,
umur pasien biasnya kejadian ini mencakup semua usia antara anak-anak sampai
dewasa, tanggal masuk rumah sakit penting untuk di kaji untuk melihat
perkembangan dari pengobatan, penanggung jawab pasien agar pengobatan dapat di
lakukan dengan persetujuan dari pihak pasien dan petugas kesehatan.
1.2   Riwayat Kesehatan
a.       Keluhan Utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian). Apakah ada gejala:
keputihan tidak biasa jumlah banyak atau terus keluar warna tidak biasa, rasa gatal,
bau busuk amis atau asam.
b.      Riwayat penyakit Sekarang
(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).
Apakah ada gejala: keputihan tidak biasa jumlah banyak atau terus keluar warna tidak
biasa, rasa gatal, bau busuk amis atau asam. Apakah nyeri saat BAK, apakah ada
pembengkakan kelenjar lipat paha, nyeri perut bagian bawah (nyeri berkepanjangan,
hanya saat haid, hanya saat hubungan seksual).
c.       Riwayat penyakit keluarga
(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau
riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak).
Apakah ada anggota keluarga yang juga pernah terkena penyakit sifilis, tumor mata,
tumor lain, atau penyakit degeneratif lainnya
d.      Riwayat penyakit dahulu
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
Faktor resiko (pasien sendiri bukan pasangannya) lebih dari satu pasangan seksual
dalam satu bulan terakhir, hubungan seksual dengan pekerja seks dalam 1 bulan
terakhir, mengalami 1 atau lebih episode PMS dalam 1 tahun terakhir, pekerjaan
suami beresiko tinggi.
1.3 Pemeriksaan Fisik
a.       Sistem integument
Kulit : biasanya terdapat lesi. Berupa papula, makula, postula.
b.      Kepala dan Leher
1)      Kepala : Biasanya terdapat nyeri kepala
2)      Mata : Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata (keratitis inter stisial).
3)      Hidung : Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada hidung dan palatum.
4)      Telinga : Pada sifilis kongenital dapat menyebabkan ketulian.
5)      Mulut : Pada sifilis kongenital, gigi Hutchinson (incisivus I atas kanan dan kiri
bentuknya seperti obeng).
6)      Leher : Pada stadium II biasanya terdapat nyeri leher.
c.       Sistem Pernafasan : kelelahan terus menerus, kaku kuduk, malaise. Tanda (kelemahan,
perubahan tanda-tanda vital)
d.      Sistem kardiovaskuler : Kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis dan penyakit
jantung reumatik sebelumnya.
e.       Sistem penceranaan : Biasanya terjadi anorexia pada stadium II.
f.       Sistem musculoskeletal : Pada neurosifilis terjadi athaxia.
g.      Sistem Neurologis : Biasanya terjadi parathesia.
h.      Sistem perkemihan : penurunan berkemih, nyeri pada saat kencing, kencing keluat
nanah. Tanda : kencing bercampur nanah, nyeri pada saat kencing.
i.        Sistem Reproduksi : Biasanya terjadi impotensi.

2) Diagnosa Keperawatan
a. Resiko keterlambatan tumbuh kembang
b. resiko Infeksi
c. Kerusakan integritas kulit
d. Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
e. ikterik Neonatus

3) Rencana Keperawatan
No NANDA NOC NIC
1. Resiko keterlambatan Growth and development
     Pendidikan orang tua :
delayed masa bayi
tumbuh kembang
       Family Coping o Ajarkan kepada orang
Definisi : Berisiko mengalami        Breastfeeding ineffective tua tentang penanda
       Nutritional Status : perkembangan normal
keterlambatan 25% atau lebih
nutrient intake o Demonstrasikan
pada satu atau lebih area        Parenting Performance aktivitas yang
social atau perilaku regulasi Kritena Hasil : menunjang
       Recovery adanya perkembangan
diri, atau pada keterampilan kekerasan o Tekankan pentingnya
kognitif, bahasa, motorik kasar        Recovery : kekerasan perawatan prenatal
atau halus emosional sejak dini
       Recovery neglect o Ajarkan ibu mengenai
Faktor Resiko:
       Performance orang tua : pentingnya berhenti
Prenatal 
pola asuh prenatal mengkonsumsi alcohol,
       Kemiskinan
       Pengetahuan orang tua merokok, dan obat-
       Gangguan endokrin
terhadap perkembangan obatan selama
       Gangguan genetik
anak meningkat kehamilan
       Buta huruf
       Berat badan  = index masa o Ajarkan cara-cara
       Nutrisi tidak adekuat
tubuh memberikan rangsangan
       Asuhan prenatal tidak
       Perkembangan anak 1 yang berarti untuk ibu
adekuat
bulan : penanda dan bayi
       Infeksi
perkembangan fisik, o Ajarkan tentang
       Kurang perawatan prenatal
kognitif, dan psikososial perilaku yang sesuai
       Perawatan prenatal yang
pada usia 1 bulan dengan usia anak
telat
       Perkembangan anak 2 o Ajarkan tentang mainan
       Usia ibu < 15 tahun
bufan : penanda dan benda-benda yang
       Usia ibu > 35 tahun
perkembangan fisik, sesuai dengan usia anak
       Substance abuse
kognitif, dan psikososial o Berikan model peran
       Kehamilan yang tidak
usia 2 bulan intervensi perawatan
direncanakan
       Perkembangan anak 4
       Kehamilan yang tidak perkembangan untuk
bulan : penanda bayi kurang bulan
diinginkan
perkembangan fisik, (prematur)
Individual
kognitif, dan psikososial o Diskusikan hal-hal
       Anak yang diadopsi
usia 4 bulan
       Gangguan perilaku terkait kerjasama antara
       Penuaan fisik: perubahan
       Kerusakan otak (mis : orang tua dan anak
normal fisik yang biasanya
perdarahan pada periode
sering terjadi seiring
postnatal,  bayi yang diayun,
penuaan usia
       penganiayaan, kecelakan)
       Kematangan fìsik wanita
       Penyakit kronis
dan pria : perubahan fisik
       .Gangguan kongenital
normal pada wanita yang
       Kegagalan untuk tumbuh
terjadi dengan transisi dan
       Anak asuh
masa kanak-kanak ke
       Sering mengalami otitis
dewasa
media
       Fungsi gastrointestinal
       Gangguan genetik
anak adekuat
       Gangguan pendengaran
       Makanan dan asupan
       Nutrisi yang tidak adekuat
cairan bergizi
       Keracunan timbale
       Kondisi gizi dekuat
       Bencana alam
       Penampisan obat tergolong
positif
       Prematuritas
       Kejang
       Penyalahgunaan zat
       Bergantung pada teknologi
       Efek samping terkait
pengobatan (mis; kemoterpi,
terapi radiasi, agens
farmaseutikal)
       Gangguan penglihatan
Lingkungan
       Kemiskinan
       Perilaku kekerasaan

2. Resiko Infeksi Immune Status


       Infection Control
Knowledge : Infection
       (Kontrol infeksi)
Definisi : Mengalami
control o Bersihkan lingkungan
peningkatan resiko terserang
       Risk control setelah dipakai pasien
organisme patogenik
lain
Kriteria Hasil: o Pertahankan teknik
Faktor Resiko :
       Klien bebas dari tanda dan isolasi
Penyakit kronis.
gejala infeksi o Batasi pengunjung bila
       Diabetes melitus
       Mendeskripsikan proses perlu
       Obesitas
penularan penyakit, faktor o Instruksikan pada
Pengetahuan yang tidak
yang mempengaruhi pengunjung untuk
cukup untuk
penularan serta mencuci tangan saat
menghindari pemanjanan
penatalaksanaannya berkunjung dan
patogen.
       Menunjukkan kemampuan
Pertahanan tubuh primer setelah berkunjung
untuk mencegah timbulnya meninggalkan pasien
yang tidak adekuat.
infeksi o Gunakan sabun
       Gangguan peritalsis
       Jumlah leukosit dalam
       Kerusakan integritas kulit antimikrobia untuk
batas normal cuci tangan
(pemasangan kateter
       Menunjukkan perilaku
intravena, prosedur invasif) o Cuci tangan setiap
hidup sehat
       Perubahan sekresi pH sebelum dan sesudah
       Penurunan kerja siliaris tindakan keperawatan
       Pecah ketuban dini o Gunakan baju, sarung
       Pecah ketuban lama tangan sebagai alat
       Merokok pelindung
       Stasis cairan tubuh o Pertahankan
       Trauma jaringan (mis, lingkungan aseptik
trauma destruksi jaringan) selama pemasangan
Ketidakadekuatan alat
pertahanan sekunder o Ganti letak IV perifer
       Penurunan hemoglobin dan line central dan
       Imunosupresi (mis, dressing sesuai dengan
imunitas didapat tidak petunjuk umum
adekuat, agen farmaseutikal o Gunakan kateter
termasuk imunosupresan, intermiten untuk
steroid, antibodi menurunkan infeksi
monoklonal, kandung kencing
imunomudulator) o Tingktkan intake
       Supresi respon inflamasi
nutrisi
Vaksinasi tidak adekuat o Berikan terapi
Pemajanan terhadap antibiotik bila perlu
patogen lingkungan o Infection Protection
meningkat
(proteksi terhadap
       Wabah
infeksi)
Prosedur invasif
o Monitor tanda dan
Malnutrisi
gejala infeksi sistemik
dan lokal
o Monitor hitung
granulosit, WBC
o Monitor kerentangan
terhadap infeksi
o Batasi pengunjung
o Sering pengunjung
terhadap penyakit
menular
o Pertahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
o Pertahankan teknik
isolasi k/p
o Berikan perawatan
kulit pada area
epidema
o Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
o Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
o Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
o Dorong masukan
cairan
o Dorong istirahat
o Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai resep
o Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
o Ajarkan cara
menghindari infeksi
o Laporkan kecurigaan
infeksi
o Laporkan kultur
positif

3. Kerusakan Integritas        Tissue Integrity : Skin and Pressure Management


Kulit Mucous Membranes        Anjurkan pasien untuk

       Hemodyalis akses


menggunakan pakaian
Definisi : Perubahan / yang longgar
gangguan epidermis dan /       Hindari kerutan pada
atau dermis Kriteria Hasil :
       Integritas kulit yang baik
tempat tidur
Batasan Karakteristik : bisa dipertahankan Jaga kebersihan kulit
      

       Kerusakan lapisan kulit


(sensasi, elastisitas, agar tetap bersih dan
(dermis) temperatur, hidrasi, kering
      Gangguan permukaan kulit pigmentasi)       Mobilisasi pasien (ubah
(epidermis) Tidak ada luka/lesi pada
       posisi pasien) setiap dua
       Invasi struktur tubuh kulit jam sekali
       Perfusi jaringan baik       Monitor kulit akan
Faktor Yang        Menunjukkan pemahaman
adanya kemerahan
Berhubungan : dalam proses perbaikan        Oleskan lotion atau
Eksternal : kulit dan mencegah minyak/baby oil pada
       Zat kimia, Radiasi terjadinya cedera berulang daerah yang tertekan
       Usia yang ekstrim Mampu melindungi kulit
       Monitor aktivitas dan
      

       Kelembapan dan mempertahankan mobilisasi pasien


kelembaban kulit dan Monitor status nutrisi
      
       Hipertermia, Hipotermia perawatan alami pasien
Faktor mekanik (mis..gaya
      
gunting [shearing forces]) Memandikan pasien
      
dengan sabun dan air
       Medikasi hangat
       Lembab Insision site care
       Imobilitasi fisik        Membersihkan,
memantau dan
Internal:
meningkatkan proses
      Perubahan status cairan
penyembuhan pada luka
       Perubahan pigmentasi yang ditutup dengan
       Perubahan turgor jahitan, klip atau straples
       Faktor perkembangan Monitor proses
      
kesembuhan area insisi
Kondisi ketidakseimbangan
      
nutrisi (mis.obesitas,       Monitor tanda dan gejala
emasiasi) infeksi pada area insisi
       Penurunan imunologis       Bersihkan area sekitar
jahitan atau staples,
       Penurunan sirkulasi
menggunakan lidi kapas
Kondisi gangguan
       steril
metabolik
Gunakan preparat
      
       Gangguan sensasi antiseptic, sesuai program
       Tonjolan tulang       Ganti balutan pada
interval waktu yang
sesuai atau biarkan luka
tetap terbuka (tidak
dibalut) sesuai program

Anda mungkin juga menyukai