OLEH :
Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga bagi pasien. Hal ini
dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan
bagi pasien adalah (1) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan
dari hari ke hari (2) Untuk mengamati pekerjaan staf (3) Untuk membuat pengamatan
khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter mengenai, misalnya: luka, drainase,
perdarahan, dsb (4) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya. (5)
Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien (6) Untuk
mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien (7) Untuk memastikan bahwa
langkah-langkah keamanan yang diberikan pada untuk pasien.. (8) Untuk memeriksa
kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb (9) Untuk
membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik (11) Untuk me modifikasi tindakan keperawatan
yang diberikan.
4. Peran Perawat
Peran perawat dalam pelaksanaan ronde yaitu (Sitorus, 2006)
A. Latar Belakang
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh
yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh
mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh (Kozier,at al, 1995). Menurut
kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi
antigen-antibodi. Jenis-jenis infeksi dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu
kelompok infeksi yang dapat menular antara lain TBC, influenza, hepatitis, thypoid
dan infeksi nosokomial semua itu disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Infeksi
yang tidak menular merupakan infeksi yang didapat dari gen / keturunan.
Salah satu infeksi yang sering ditemukan dirumah sakit adalah infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial tersebut diakibatkan oleh prosedur diagnosis yang sering timbul
diantaranya infeksi saluran kemih. Infeksi tersebut berhubungan dengan pemasangan
kateter urin, walaupun tidak terlalu bahaya tetapi dapat menyebabkan bakterimia.
Menurut Utama (2006) infeksi nosokomial merupakan infeksi yang muncul selama
seseorang dirawat di rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi setelah 72 jam pasien
berada di rumah sakit. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita
maupun di luar tubuh. Infeksi nosokomial merupakan persoalan yang serius bagi
pasien yang dirawat di rumah sakit. Pada beberapa kasus akan menyebabkan kondisi
kecacatan sehingga menurunkan kualitas hidup. Infeksi nosokomial dapat menjadi
penyebab langsung atau tidak langsung terhadap kematian pasien (Ponce de Leon,
1991).
Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian antara lain :
lama hari perawatan bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya meningkat
(Muhlis, 2006). Mengingat hal ini maka pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena menggambarkan mutu rumah sakit.
Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi pasien,
petugas kesehatan maupun pengunjung dan fasilitas kesehatan lainnya. Pengendalian
infeksi harus dilaksanakan oleh semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan keluarga / pengunjung dari kejadian
infeksi dengan memperhatikan cost effectiviness (Depkes RI, 2007)
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial adalah bakteri.
Bakteri merupakan penyebab setengah dari semua infeksi yang ada di rumah sakit dan
menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya. Pada
umumnya mikroorganisme ini bisa bertahan hidup di setiap tempat, dalam air, tanah,
makanan, lantai dan jaringan tubuh atau benda mati lainnya (Utama, 2006). Menurut
Utama (2006), pencegahan infeksi nosokomial memerlukan suatu rencana yang
terintegrasi, monitoring, dan program yang termasuk membatasi transmisi organism
dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan,
tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan desinfektan, mengontrol resiko penularan
dari lingkungan, melindungi pasien dengan penggunaan antibiotik yang adekuat,
nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti ronde selama 30 menit tentang 6 langkah cara cuci tangan
yang benar, keluarga pasien mampu:
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan
Ronde tentang 6 langkah cara cuci tangan yang benar
b. Target
Keluarga pasien yang menjaga pasien saat ronde diadakan, jumlah target 5
orang.
3. Metode
Presentasi, demonstrasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
6. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Intan Nia Soleha, S.Kep
Ketua Tim : Marina Lestari, S.Kep
Rizka Putri Kurnia, S.Kep
Perawat Assosiate : Azi Serandi, S.Kep
Yulfiani Nazrita, S.Kep
Defrita, S.Kep
Gentri Mailia, S.Kep
Fildzah Hazirah, S.Kep
Setting Tempat :
Keterangan :
Pre-Ronde:
Ronde:
2. tangan 20 menit
- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan
positif dan meluruskan memperhatikan
- Menggali pengetahuan peserta - Mengemukakan pendapat
tentang 6 langkah cuci tangan
yang benar memakai sabun
- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan
positif dan meluruskan memperhatikan
- Mencontohkan 6 langkah cuci - Ikut melakukan demonstrasi
tangan yang benar
- Mengevaluasi tentang materi - Menjawab pertanyaan
yang diberikan
3. Post-Ronde: 5 menit
- Tanya jawab - Tanya jawab
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
E. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Kegiatan ronde terlaksana sesuai waktu
- Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana
b. Evaluasi proses
- Peserta ronde berperan aktif dalam kegiatan ronde
- Selama ronde berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh
perhatian
c. Evaluasi hasil
- Pasien puas dengan hasil kegiatan
- Masalah pasien teratasi
- Perawat dapat :
Berpikir kritis
Tumbuh pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah
klien
Meningkatkan pola pikir sistematis
Mengaplikasikan latihan pembelajaran pada praktek klinik
Lampiran Materi
ENAM LANGKAH CUCI TANGAN YANG BENAR
A. PENGERTIAN
Mencuci tangan adalah menggosok tangan dengan air dan sabun secara
bersama-sama pada seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian di bilas di bawah air mengalir (Larsan, 2004).
Penggunaan sabun maupun handscrub tidak membunuh mikroorganisme, tetapi
menghambat dan mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi
tegangan permukaan sehingga mikroorganisme mudah terlepas dari permukaan kulit.
Jumlah mikroorganisme akan berkurang dengan sering mencuci tangan.
B. TUJUAN
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005). Tujuan mencuci tangan
adalah untuk membuang kotoran dan organism yang menempel dari tangan dan untuk
mengurangi jumlah mikroba total pada saat itu, menghindari masuknya kuman ke
dalam tubuh dan mencegah infeksi silang / infeksi nosokomial di rumah sakit.
2. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan, tanpa saling melepaskan lalu
masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada tangan kiri,
dengan hitungan 4 kali.
3. Gosok sela-sela jari diantara kedua tangan saling berhadapan atau terkait dengan
hitungan 4 kali.
4. Letakkan ujung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, lalu gosok
antara keduanya dengan hitungan 4 kali.
5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, dan sebaliknya sebanyak
4 kali.
6. Letakkan ujung jari kanan dengan bentuk seperti mangkuk ke telapak tangan kiri,
kemudian gosok perlahan dengan hitungan 4 kali. Lakukan hal yang sama pada
tangan kiri. Dan kemudian basahi tangan di bawah air yang mengalir hingga tidak
ada sisa-sisa sabun, dan keringkan dengan tissue.
DAFTAR PUSTAKA
Larsan. (2004). Penuntun umum untuk petugas puskesmas. Jakarta: depertemen Kesehatan
Potter & Perry. (2002). Keterampilan dan prosedur dasar dalam keperawatan. Mosby:
Elsevier Science