Anda di halaman 1dari 15

RENCANA STRATEGI RONDE KEPERAWATAN

“ENAM LANGKAH CARA CUCI TANGAN YANG BENAR


DI RUANGAN MARWA RSI SITI RAHMAH PADANG”

OLEH :

Intan Nia Soleha, S.kep


1841312035

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan perawat,
perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur di mana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk
mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara antara pengajar dan perawat
atau siswa perawat di mana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan
oleh teacher nurse atau head nurse dengan anggota stafnya atau siswa untuk
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).

2. Manfaat Ronde Keperawatan


Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat meliputi:

a. Ronde keperawatan akan meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pada perawat.


Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu
mengembangkan ketrampilan keperawatan, selain itu juga menurut Wolak et al.
(2008) dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan perawat.
Peningkatan ini bukan hanya ketrampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi
juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008)
peningkatan kemampuan perawat bukan hanya ketrampilan keperawatan tetapi juga
memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara
profesional.
b. Melalui kegiatan ronde keperawatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang
telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde
keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal itu juga ditegaskan oleh
O’Connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian
atau teknik intervensi.
c. Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan siswa perawat.
Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk
menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al., 2008).
Sedangkan bagi siswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat
pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).
d. Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membantu mengorientasikan perawat
baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak tahu mengenai pasien yang
di rawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde
keperawatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement,
2011).
e. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009)
ronde keperawatan meningkat kepuasan pasien lima kali dibanding tidak dilakukan
ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan
menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.

3. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bisa dibagi 2 yaitu: tujuan bagi
perawat dan bagi bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut
Armola et al. (2010) adalah (1) Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien (2)
mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan (3) Meningkatkan
pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus (4) Menyediakan
kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan
klinis (5) Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta (6) Meningkatkan retensi
perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga bagi pasien. Hal ini
dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan
bagi pasien adalah (1) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan
dari hari ke hari (2) Untuk mengamati pekerjaan staf (3) Untuk membuat pengamatan
khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter mengenai, misalnya: luka, drainase,
perdarahan, dsb (4) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya. (5)
Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien (6) Untuk
mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien (7) Untuk memastikan bahwa
langkah-langkah keamanan yang diberikan pada untuk pasien.. (8) Untuk memeriksa
kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb (9) Untuk
membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik (11) Untuk me modifikasi tindakan keperawatan
yang diberikan.

4. Peran Perawat
Peran perawat dalam pelaksanaan ronde yaitu (Sitorus, 2006)

a. Perawat Primer dan perawat associate


Dalam menjalankan pekerjaan perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :

1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien


2) Menjelaskan masalah keperawatan utama
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4) Menjelaskan tindakan selanjutnya
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

b. Peran perawat Primer lain dan atau Kepala ruangan


1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional
4) Mengarahkan dan koreksi
5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

5. Tahap Ronde Keperawatan


Ramani (2003) tahapan ronde keperawatan adalah (1) Pre-rounds:
Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation (orientasi) (2) Rounds:
Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan),
instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) Post-Rounds: debriefing (tanya
jawab), feedback (saran), reflection (refreksi), preparation (persiapan).
a. Tahap Pra Ronde Keperawatan (persiapan)
1. Penetapan kasus minimal 1 (satu) hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga.

b. Tahap Pelaksanaan Ronde


1. Penjelasan tentang klien oleh Perawat primer/Ketua tim yang difokuskan pada
masalah keperawatan & rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan &
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
a) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
b) Pemberian justifikasi oleh Perawat primer / perawat konselor/ Kepala ruang
tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
c) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah & yang akan
ditetapkan.

c. Tahap Pasca ronde


1. Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan
RENCANA STRATEGI RONDE KEPERAWATAN
CUCI TANGAN YANG BENAR

Pokok Bahasan : Cuci Tangan yang Benar

Hari / Tanggal : Kamis / 3 Januari 2019

Pukul : 11.00 – 11.30 WIB

Tempat : Marwa RSI Siti Rahmah Padang

A. Latar Belakang
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh
yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh
mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh (Kozier,at al, 1995). Menurut
kamus keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi
antigen-antibodi. Jenis-jenis infeksi dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu
kelompok infeksi yang dapat menular antara lain TBC, influenza, hepatitis, thypoid
dan infeksi nosokomial semua itu disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Infeksi
yang tidak menular merupakan infeksi yang didapat dari gen / keturunan.

Salah satu infeksi yang sering ditemukan dirumah sakit adalah infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial tersebut diakibatkan oleh prosedur diagnosis yang sering timbul
diantaranya infeksi saluran kemih. Infeksi tersebut berhubungan dengan pemasangan
kateter urin, walaupun tidak terlalu bahaya tetapi dapat menyebabkan bakterimia.
Menurut Utama (2006) infeksi nosokomial merupakan infeksi yang muncul selama
seseorang dirawat di rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi setelah 72 jam pasien
berada di rumah sakit. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita
maupun di luar tubuh. Infeksi nosokomial merupakan persoalan yang serius bagi
pasien yang dirawat di rumah sakit. Pada beberapa kasus akan menyebabkan kondisi
kecacatan sehingga menurunkan kualitas hidup. Infeksi nosokomial dapat menjadi
penyebab langsung atau tidak langsung terhadap kematian pasien (Ponce de Leon,
1991).
Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian antara lain :
lama hari perawatan bertambah panjang, penderitaan bertambah, biaya meningkat
(Muhlis, 2006). Mengingat hal ini maka pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit (PPIRS) sangat penting karena menggambarkan mutu rumah sakit.
Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi pasien,
petugas kesehatan maupun pengunjung dan fasilitas kesehatan lainnya. Pengendalian
infeksi harus dilaksanakan oleh semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan keluarga / pengunjung dari kejadian
infeksi dengan memperhatikan cost effectiviness (Depkes RI, 2007)

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial adalah bakteri.
Bakteri merupakan penyebab setengah dari semua infeksi yang ada di rumah sakit dan
menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya. Pada
umumnya mikroorganisme ini bisa bertahan hidup di setiap tempat, dalam air, tanah,
makanan, lantai dan jaringan tubuh atau benda mati lainnya (Utama, 2006). Menurut
Utama (2006), pencegahan infeksi nosokomial memerlukan suatu rencana yang
terintegrasi, monitoring, dan program yang termasuk membatasi transmisi organism
dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan,
tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan desinfektan, mengontrol resiko penularan
dari lingkungan, melindungi pasien dengan penggunaan antibiotik yang adekuat,
nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan mahasiswa di Ruang HCU Interne


RSUP Dr. M. Djamil Padang, terdapat 9 orang pasien dengan hari rawatan 2 – 3 hari
dari total 14 pasien, anggota keluarga yang menjaga pasien maupun pengunjung belum
mendapatkan informasi tentang cara mencuci tangan yang benar sebelum maupun
sesudah kontak dengan pasien atau lingkungan pasien. Hal ini dapat meningkatkan
kejadian nosokomial bagi pasien maupun keluarga yang menjaga serta pengunjung
yang datang. Oleh karena itu, mahasiswa Profesi Manajemen Keperawatan UNAND
tertarik memberikan ronde pada anggota keluarga pasien tentang 6 langkah cuci tangan
yang benar dengan menggunakan handwash ataupun handscrub.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti ronde diharapkan anggota keluarga pasien mengetahui
tentang 6 langkah cara cuci tangan yang benar.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti ronde selama 30 menit tentang 6 langkah cara cuci tangan
yang benar, keluarga pasien mampu:

a. Mengetahui pengertian cuci tangan


b. Mengetahui tujuan mencuci tangan
c. Mengetahui kapan waktu mencuci tangan
d. Mengetahui 6 langkah cuci tangan yang benar

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik / Judul Kegiatan
Ronde tentang 6 langkah cara cuci tangan yang benar

2. Sasaran dan Target


a. Sasaran
Keluarga pasien maupun pengunjung yang beresiko infeksi yang di rawat syafa
RSI Ibnu Sina Padang

b. Target
Keluarga pasien yang menjaga pasien saat ronde diadakan, jumlah target 5
orang.

3. Metode
Presentasi, demonstrasi, ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

4. Media dan Alat


- Handscrub
- Meja
5. Waktu dan Tempat
a. Waktu : Kamis, 3 Januari 2019
b. Pukul : 11.00 WIB s/d 11.30 WIB
c. Tempat : Lantai II Marwa RSI Siti Rahmah Padang
d. Kegiatan : Ronde tentang 6 langkah cara cuci tangan yang benar

6. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Intan Nia Soleha, S.Kep
Ketua Tim : Marina Lestari, S.Kep
Rizka Putri Kurnia, S.Kep
Perawat Assosiate : Azi Serandi, S.Kep
Yulfiani Nazrita, S.Kep
Defrita, S.Kep
Gentri Mailia, S.Kep
Fildzah Hazirah, S.Kep

Setting Tempat :

Keterangan :

: Kepala Ruangan : Ketua Tim

: Pembimbing : Perawat Assosiate

: Pasien : Keluarga Pasien


D. Kegiatan Ronde
No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu

Pre-Ronde:

- Mengucapkan salam - Menjawab salam


- Perkenalan anggota kelompok - Memperhatikan
1. 5 menit
dan pembimbing
- Melakukan kontrak waktu - Menyepakati kontrak
- Menjelaskan tujuan dan topik - Memperhatikan

Ronde:

- Menggali pengetahuan peserta - Mengemukakan pendapat


tentang pengertian cuci tangan
- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan
positif dan meluruskan memperhatikan
- Menggali pengetahuan peserta - Mengemukakan pendapat
tentang tujuan cuci tangan
- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan
positif dan meluruskan memperhatikan
- Menggali pengetahuan peserta - Mengemukakan pendapat
tentang kapan waktu cuci

2. tangan 20 menit
- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan
positif dan meluruskan memperhatikan
- Menggali pengetahuan peserta - Mengemukakan pendapat
tentang 6 langkah cuci tangan
yang benar memakai sabun
- Memberikan reinforcement - Mendengarkan dan
positif dan meluruskan memperhatikan
- Mencontohkan 6 langkah cuci - Ikut melakukan demonstrasi
tangan yang benar
- Mengevaluasi tentang materi - Menjawab pertanyaan
yang diberikan

3. Post-Ronde: 5 menit
- Tanya jawab - Tanya jawab
- Mengucapkan salam - Menjawab salam

E. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Kegiatan ronde terlaksana sesuai waktu
- Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana
b. Evaluasi proses
- Peserta ronde berperan aktif dalam kegiatan ronde
- Selama ronde berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh
perhatian
c. Evaluasi hasil
- Pasien puas dengan hasil kegiatan
- Masalah pasien teratasi
- Perawat dapat :
 Berpikir kritis
 Tumbuh pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah
klien
 Meningkatkan pola pikir sistematis
 Mengaplikasikan latihan pembelajaran pada praktek klinik

Lampiran Materi
ENAM LANGKAH CUCI TANGAN YANG BENAR

A. PENGERTIAN
Mencuci tangan adalah menggosok tangan dengan air dan sabun secara
bersama-sama pada seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian di bilas di bawah air mengalir (Larsan, 2004).
Penggunaan sabun maupun handscrub tidak membunuh mikroorganisme, tetapi
menghambat dan mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi
tegangan permukaan sehingga mikroorganisme mudah terlepas dari permukaan kulit.
Jumlah mikroorganisme akan berkurang dengan sering mencuci tangan.

B. TUJUAN
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005). Tujuan mencuci tangan
adalah untuk membuang kotoran dan organism yang menempel dari tangan dan untuk
mengurangi jumlah mikroba total pada saat itu, menghindari masuknya kuman ke
dalam tubuh dan mencegah infeksi silang / infeksi nosokomial di rumah sakit.

C. WAKTU MENCUCI TANGAN


Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah suatu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Di rumah sakit,
petugas kesehatan maupun keluarga yang menjaga dan berkunjung melihat pasien
perlu cuci tangan ketika:

1. Sebelum kontak dengan pasien


2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah beresiko terkena cairan tubuh pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien

D. ENAM LANGKAH CUCI TANGAN YANG BENAR


Cuci tangan higienik atau rutin berfungsi mengurangi kotoran dan flora yang
ada di tangan dengan menggunakan handwash atau handscrub. 6 langkah cara
mencuci tangan yang benar, yaitu:

1. Basahi tangan dengan air mengalir, tuangkan handwash ataupun handscrub


secukupnya dan gosok kedua telapak tangan berlawanan arah jarum jam dengan
hitungan 4 kali.

2. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan, tanpa saling melepaskan lalu
masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada tangan kiri,
dengan hitungan 4 kali.

3. Gosok sela-sela jari diantara kedua tangan saling berhadapan atau terkait dengan
hitungan 4 kali.

4. Letakkan ujung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, lalu gosok
antara keduanya dengan hitungan 4 kali.

5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, dan sebaliknya sebanyak
4 kali.

6. Letakkan ujung jari kanan dengan bentuk seperti mangkuk ke telapak tangan kiri,
kemudian gosok perlahan dengan hitungan 4 kali. Lakukan hal yang sama pada
tangan kiri. Dan kemudian basahi tangan di bawah air yang mengalir hingga tidak
ada sisa-sisa sabun, dan keringkan dengan tissue.

DAFTAR PUSTAKA
Larsan. (2004). Penuntun umum untuk petugas puskesmas. Jakarta: depertemen Kesehatan

Potter & Perry. (2002). Keterampilan dan prosedur dasar dalam keperawatan. Mosby:
Elsevier Science

Anda mungkin juga menyukai