Anda di halaman 1dari 44

RSUD BUDHI ASIH

FM.BD.025.00
Tgl. Berlaku : 15 AUG 2016

Medical & Product Knowledge


Atocalm

5
Dermatitis Atopik (DA)
• Definisi : penyakit inflamasi kulit kronis dan residif yang gatal yang
ditandai dengan eritema dengan batas tidak tegas, edema, vesikel,
dan madidans pada stadium akut dan penebalan kulit (likenifikasi)
pada stadium kronik. [1]
• Faktor penyebab : kombinasi faktor genetik (turunan) dan
lingkungan seperti kerusakan fungsi kulit, infeksi, stres, dan lain-lain. [1]
• Gejala klinis dan perjalanan penyakit sangat bervariasi 
sindrom manifestasi diatesis atopik. [1]

6
Dermatitis Atopik
Epidemiologi :
 Di Indonesia pada tahun 2000 ditemukan 23,67% kasus dermatitis
atopik anak dan berada pada peringkat pertama dari 10 penyakit
kulit anak terbanyak pada 7 rumah sakit di lima kota di Indonesia” [2]

Derajat Dermatitis Atopik :

7
Dermatitis Atopik
Tujuan Tata laksana DA : [1]

 Mengurangi kekambuhan  mengatasi penyakit dalam jangka


waktu lama dan mengubah perjalanan penyakit
 Long term control, bukan hanya untuk mengatasi kekambuhan.
Tatalaksana DA : [1]

 Edukasi
 Mengurangi gatal (pelembab, obat anti inflamasi)
 Menghindari kekambuhan (menghindari faktor pencetus).

8
Natural Moisturizing Factor (NMF)
NMF [4]

 Terutama terdiri dari Asam Amino  PCA, Asam urocanic, garam


anorganik, gula, serta asam laktat dan urea
 Fungsi : mempertahankan hidrasi kulit yang adekuat
 NMF sebagai Humectant  menarik dan mengikat air dari atmosfer
kemudian memasukkannya ke dalam korneosit  berinteraksi dengan
serat keratin, menurunkan kekuatan intermolekular  meningkatkan
elastisitas pada stratum corneum dan korneosit mempertahankan
keseimbangan osmotik intraselular  mencegah keluar masuknya air

9
Prinsip Pengobatan Dermatitis Atopik
• Multifaktorial  kombinasi hidrasi kulit, terapi farmakologis,
identifikasi dan eliminasi faktor penyebab seperti iritan, alergen,
agen infeksi, dan stres emosional yang bersifat individual. [1]
• Long term control, bukan hanya untuk mengatasi
kekambuhan.[1]
• Edukasi  perawatan kulit yang benar dan menghindari
penyebab. [1]
• Agen topikal  lesi terlokalisasi dan ringan; Fototerapi dan
agen sistemik  lesi lebih luas dan berat. [1]

10
Managemen Tatalaksana Dermatitis Atopik

Source: MIMS.com

11
Terapi Non Farmakologis
• Identifikasi alergen : susu, ikan, telur, kacang kacangan dll 
hati-hati malnutrisi . [1]
• Mandi air hangat , gunakan pembersih lembut dan tanpa
parfum membersihkan kotoran dan keringat, juga skuama
(medium bakteri)  meningkatkan penetrasi terapi topikal . [1]
• Hindari sabun antiseptik/antibakteri  resistensi, kecuali
ada infeksi sekunder. [1]
• Aplikasi pelembab setelah mandi memaksimalkan
penetrasinya.[1]
• Salep hidrofilik + ceramide  memelihara kelembaban dan
sebagai
[1]
sawar untuk bahan antigen, iritan, patogen, dan mikroba.

12
Terapi Non Farmakologis
Hasil studi :
• Penggunaan pelembab  me kortikosteroid hingga 50%. [1]

 Pelembab urea 5% atau losion urea 10% diaplikasikan dua kali


sehari efektif dan aman memperbaiki gejala DA derajat ringan
sedang.[1]
• Hindari pakaian tebal, bahan wol atau yang
kasarmengiritasi kulit. [1]
• Kuku dipotong pendek  menghindari kerusakan kulit
(erosi, eksoriasi) akibat garukan. [1]
• Gatal dikurangi dengan emolien ataupun kompres basah.[1]

13
Terapi Non Farmakologis
• Balut basah (wet wrap dressing)  mengurangi gatal untuk
lesi yang berat, kronik atau refrakter.[1]
• Dapat ditambahkan :
 Larutan kortikosteroid pada kasa/krim kortikosteroid pada lesi 
tidak lebih dari 2-3 minggu
 Emolien  mendinginkan, mengurangi gatal, pelindung efektif
terhadap garukanmempercepat penyembuhan

14
Terapi Farmakologis : Topikal
Kortikosteroid Topikal.
• Fase akut, efektif, relatif cepat, ditoleransi dengan baik, mudah
digunakan, dan tidak mahal. [1]
• Studi : randomized controlled trials pada 83 kasus DA, 80%
dilaporkan remisi total.[1]
• Kortikosteroid potensi rendah cukup bagi anak pada semua lokasi
tubuhnya. [1]
• Hanya sedikit perbedaan hasil terapi pada penggunaan preparat
potensi lemah jangka pendek dan panjang pada anak dengan
derajat penyakit ringan sedang. [1]

15
Terapi Farmakologis : Topikal
Inhibitor Kalsineurin Topikal [1]

• Takrolimus dan Pimekrolimus topikal


 Efektif  studi takrolimus 0,1% : potensi sama dengan
kortikosteroid topikal.
 Aman  dapat digunakan di wajah, daerah lipatan kulit (aksila,
leher, inguinal), dan kulit yang tipis (wajah, kelopak mata).
 Kelebihan : tidak menyebabkan penipisan kulit, namun pada
penggunaan awal akan menimbulkan sensasi terbakar di kulit.
 Efek samping rasa terbakar pada kulit, eritem dan pruritus.

16
Terapi Farmakologis : Terapi Kombinasi
• International Consensus Conference on Atopikc Dermatitis II
(ICCAD II)  kortikosteroid topikal : akut/flare; inhibitor
kalsineurin topikal  intermiten untuk terapi pemeliharaan.[1]
• Studi : ko-aplikasi betametason valerat +
takrolimus/pimekrolimus mepenetrasi  efektifitasnya
me[1]
• Kombinasi kortikosteroid + antibiotik topikal : lesi dengan
infeksi ringan.[1]

17
Terapi Farmakologis : Topikal
Ter [1]

• Efek : anti-gatal dan anti-inflamasi, walaupun tidak sekuat


kortikosteroid topikal.
• Sampo ter : lesi di skalp.
• Tidak digunakan pada lesi akut iritasi.
• Efek samping : folikulitis, fotosensitivitas, dan potensi
karsinogenik.

18
Terapi Farmakologis : Sistemik
Kortikosteroid Sistemik [1]

• Kortikosteroid sistemik  jarang digunakan sebagai terapi


primer  fase akut sementara transisi ke agen lain.
• Tidak lebih dari 1 atau 2 minggu.
Inhibitor Kalsineurin Sistemik [1]

• Siklosporin oral :
• durasi terapi singkat penggunaan  setahun tidak
dianjurkan
• Relaps dan rekurensi sering terjadi setelah penghentian terapi
• Obat kategori C yang berisiko nefrotoksik, hipertensi, dan
hiperlipidemia

19
Terapi Farmakologis : Sistemik
Anti Infeksi [1]

 Infeksi sekunder Staphylococcus aureus madidans, krusta,


pustul, pus yang luas  oral sistemik : sefalosporin atau
penisilin yang resisten terhadap penisilinase (dikloksasilin,
kloksasilin, flukloksasilin).
 Lesi tidak luas  antibiotik topikal : asam fusidat atau
mupirosin.
 Bila alergi penisilin : Eritromisin atau makrolid
Antijamur
 Topikal atau sistemik dapat diberikan bila ada komplikasi
infeksi jamur. [1]

20
Terapi Farmakologis : Sistemik
Fototerapi
• DA berat dan luas yang tidak responsif terhadap pengobatan
topikal [1]
• UVA, UVB, narrowband UVB, UVA-1, kombinasi UVA dan
UVB, atau bersama psoralen (fotokemoterapi)  sebagai
terapi tambahan  remisi panjang  resiko : penuaan kulit
dini & keganasan kulit pada pengobatan jangka lama [1]
• UVB narrowband  aman dari PUVA (karsinoma sel skuamosa
dan melanoma maligna) [1]
• Tidak dianjurkan untuk anak  12 tahun  mengganggu
perkembangan mata [1]

21
Terapi Lain yang Belum Direkomendasikan FDA
Agen Biologik : Azatioprin
• anti-inflamasi sebagai obat tunggal maupun untuk mengurangi
dosis kortikosteroid (steroid sparing).
• u/ DA berat dan refrakter [1]
• Obat kategori D dan dikontraindikasikan pada kehamilan karena
berdampak pada fetus [1]
• Efek samping : supresi sumsum tulang dan hepatotoksik [1]
Mofetil Mikofenolat
• Efektif pada DA refrakter : 12 minggu pada DA dewasa 
perbaikan klinis sebesar 68% [1]
• Kategori C dan dikontraindikasikan pada kehamilan.
• Dosis 2 g per hari dikatakan efektif, aman, dan dapat ditoleransi
[1]

22
Terapi Lain yang Belum Direkomendasikan FDA
Metotreksat
• DA rekalsitran [1]
• Dosis 2,5 mg/hari, 4 kali dalam seminggu [1]
• Terdapat laporan tentang penekanan sumsum tulang [1]
Interferon-g [1]

• IFN-ã subkutan  DA berat dan rekalsitran


• Efek samping : gejala mirip flu dan nyeri kepala

23
Terapi Lain yang Belum Direkomendasikan FDA
Siklosporin [1]

• Agen makrolid dengan aktivitas imunosupresif  pada


dewasa telah direkomendasikan oleh FDA, namun pada anak
belum
• Efek samping : nefrotoksik, tremor, dan hipertensi. Pada anak :
nyeri kepala dan nyeri abdomen.
• Kategori C dan dikontraindikasikan pada kehamilan
Antagonis leukotrien [1]

• Zafirlukast, Montelukast selama 4 minggu sebagai ajuvan 


memperbaiki gejala klinis DA.

24
Pengobatan Lain-lain dan Alternatif [1]

• Imunoterapi dengan alergen hirup (hiposensitisasi):


belum terbukti efektif pada DA
• Inhibitor fosfodiesterase: kortikosteroid potensi tinggi
secara topikal menunjukkan adanya manfaat klinis pada DA
• Timopentin efektif mengurangi pruritus serta menurunkan
skor/indeks derajat penyakit bila diberikan dalam dosis tinggi
secara intravena; obat ini cukup aman, tetapi mahal
• Homepati dan akupuntur : alternatif u/ DA rekalsitran

25
Terapi Imunomodulator di Masa Depan [1]

• Pendekatan terbaru dalam terapi dermatitis atopik


berdasarkan pada perkembangan atas pandangan bahwa
terdapat sel dan sitokin tertentu yang berperan dalam proses
inflamasi atopik (Tabel 1)

26
Daftar Pustaka
1. Natalia, Menaldi SL, Agustin T. Perkembangan Terkini pada Terapi
Dermatitis Atopi. J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 7, Juli
2011
2. Lestari Titi, dkk. 2004. Dermatitis pada Bayi dan Anak. Jakarta:
Balai FKUI
3. Akdis, 2006, Diagnosis and treatment of atopic dermatitis in
children and adults
4. Rawlings AV, Scott IR, Harding CR, et al. Stratum corneum
moisturization at the molecular level. J Invest Dermatol. 1994;
103(5):731-41.

27
ATOCALM – Protects Your Skin Barrier
• Rangkaian Product

Cream Lotion Liquid Wash


Soothes and Protects Protects and Maintains Gently Cleanses and Protects

28
ATOCALM - Kandungan
Phargmites dan Poria Cocos
• Kandungan Phragmites dan Poria cocos  menyejukkan
dan melindungi kulit dari stressor eksternal
• Melindungi dan membantu mengembalikan fungsi
pertahanan kulit (skin barrier) dengan cara :
 Membantu mengurangi kemerahan
 Membantu menghambat kematian sel
 Membantu melindungi sel dari efek sinar UV

Source: confidential information © CLR - Chemisches Laboratorium Dr. Kurt Richter GmbH
ATOCALM - Kandungan
Magnesium Carboxymethyl Beta-Glucan
• Fungsi  menyejukkan dan memperkuat lapisan pelindung kulit
(skin barrier)
• Uji klinis : 20 subyek, MgCM Glucan 0,1 %

Increase in skin hydration after Increase in skin smoothness after Decrease in TEWL after 14 and
14 and 28 days treatment 14 and 28 days treatment 28 days treatment

Source: confidential information © CLR - Chemisches Laboratorium Dr. Kurt Richter GmbH
ATOCALM - Kandungan
Magnesium Carboxymethyl Beta-Glucan
• Uji klinis : 10 subyek, MgCM Glucan 0,04 %

Source: confidential information © CLR - Chemisches Laboratorium Dr. Kurt Richter GmbH
ATOCALM - Kandungan
Ceramide III
• Stratum Corneum berfungsi sebagai skin barrier  dipengaruhi
oleh lapisan lipid bilayer : ceramide, cholesterol, triglycerol, dan
fatty acid

Source: confidential information © CLR - Chemisches Laboratorium Dr. Kurt Richter GmbH
ATOCALM - Kandungan
Ceraskin III
• Kadar Ceramide di kulit semakin menurun dengan
pertambahan usia
• Adanya korelasi yang kuat antara masalah kulit dengan
kadar Ceramide
ATOCALM - Kandungan
Ceramide III
• Mengapa Ceramide III ?? • Fungsi :
 lipid yang memperkuat
lapisan pelindung kulit dan
menjaga kelembaban kulit

Source: confidential information © CLR - Chemisches Laboratorium Dr. Kurt Richter GmbH
ATOCALM - Kandungan
Bisabolol
• Fungsi : membantu mengurangi kemerahan dan anti iritasi

Olive Oil
• Fungsi : menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit dari
kekeringan

Source:
1. Curr Pharm Biotechnol. 2014;15(2):173-81.
2.http://www.globalhealingcenter.com/natural-health/benefits-of-olive-oil-for-skin/
ATOCALM

Kandungan Atocalm Cream Atocalm Lotion Atocalm Liquid Wash


30 g 100 ml 100 ml

Phargmites dan Poria Cocos   

MgCM Glucan  

Ceramide III  

Bisabolol   

Olive Oil 
Prevalensi Scabies
• Angka kejadian skabies di seluruh dunia
dilaporkan sekitar 300 juta kasus per tahun
• Insiden skabies di negara berkembang
menunjukkan siklus fluktuasi dan bervariasi,
prevalensinya dilaporkan 6-27%
• Depkes RI, 2008 :
5,6-12,95% → skabies menduduki urutan
Sarcoptes scabiei ke tiga dari 12 penyakit kulit tersering

Skabies merupakan penyakit kulit yang bersifat global dan


meningkat serta memberat pada daerah tropis.
Anti Skabies Non Neurotoksik

Komposisi : Harga BPJS :


Permethrin 5% Scabimite Tube 10 g Rp. 10.750,-

Indikasi :
Terapi investasi skabies pada anak dan dewasa Keunggulan Scabimite :
 Aplikasi tunggal
Dosis :  Paling aman  kadar dlm
1 x pemakaian (selama 8-12 jm pd malam hari dan plasma sangat kecil (<0.5% dlm
cuci keesokan harinya) wkt > 48 jam)
 Efektif pada semua stadium
Kemasan : (membunuh telur, larva, nimfa,
Scabimite Tube 10 gr (BPJS) kutu dewasa)
Scabimite Tube 30 gr  Dapat dipakai pada bayi < 2 bln
 Mengatasi Scabies yg resisten
Cara Pakai : dgn terapi lain
Oleskan secara merata keseluruh permukaan kulit  Tidak berbau & tidak lengket
dari kepala sampai jari kaki, terutama sela-sela  Sangat aman mencegah
jari, belakang telinga dan lipatan bokong. reinfeksi
39
MYCORINE
Berantas Tuntas Jamur

Komposisi : Kemasan :
Miconazole Nitrat 2% Powder 25 gram

Indikasi : Harga BPJS :


Kurap Powder 25 gr Rp 24.500,-
Panu
Kutu Air

Dosis :
Powder :
Taburkan pada daerah terinfeksi yang mengering 1 –
2 kali sehari
Untuk lipataan kulit di anjurkan untuk pemakaian
lebih sering

40
SOFT U DERM 10%
Komposisi :
• Carbonyl diamide 10%

Indikasi :
• Melembabkan kulit
kering secara internsif
• Mengatasi kulit kering
Kemasan : Tube 20 gr seperti psoriasis,
Harga BPJS : Rp. 6.190,- dermatitis atopik dan
DM
Harga HNA sebelum ppn 10%
MYCOSTOP 250 MG
Komposisi :
Tiap tablet mengandung Griseofulvin
micronized 250 mg.

Indikasi :
untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit,
kulit kepala dan kuku bila pengobatan
secara topikal gagal, seperti : Tinea
corporis, Tinea pedis, Tinea cruris, Tinea
barbae, Tinea capitis.

Kemasan :
Dus, 10 strip @10 tablet.

Harga BPJS :
Rp. 161.181,-
Harga per tablet : Rp.1611,81,-
PIC BPJS GALENIUM
Informasi lebih lanjut, hubungi :
• Muhaimin
• HP : 0852-2000-0256
• Email : Muhaimin@Galenium.com

• Iskandar Setiawan
• HP : 0816-711889
• Email : k.setiawan@galenium.com

• Ervani Tri Nanda


• HP : 0856-95662051
• Email : e.trinanda@galenium.com
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai