Anda di halaman 1dari 4

Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah

No.
:
Dokumen
SOP
No. Revisi :
Tanggal
:
Terbit

Halaman : 1/5

UPT. Puskesmas
Judik Aloysia Detje
Perawatan Waai
Titirloloby

1. Pengertian a. Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan


kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki
masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
b. Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD, kelas 7
SMP/MTs dan Kelas 10 SMA/SMK/MA yang meliputi pemeriksaan
kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku) pemeriksaan status gizi
melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera
(penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,
pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran
kebugaran jasmani. Selain itu pada peserta didik di tingkat SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA juga dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai
keadaan kesehatan umum, kesehatan mental remaja, intelegensia dan
reproduksi melalui self assessment serta bahan edukasi/konseling.

2. Tujuan a. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi secara dini.


b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
program pembinaan kesehatan sekolah.Termanfaatkannya data untuk
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program pembinaan
peserta didik

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Perawatan Waai No: 440/70/SK-


ADM.PT/I/2017 tentang Penetapan Indikator Prioritas Monitoring dan
penilaian Kinerja (UKM) di UPT Puskesmas Perawatan Waai

4. Referensi Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala Di Satuan


Pendidikan Dasar Dana Menengah, Jakarta : Dirjen Bina Kesehatan Anak,
Dirjen Bina Gizi Dan KIA, kementrian Kesehatan RI. 2015

5. Prosedur /Langkah- 1. Pemeriksaan Keadaan Umum

langkah Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan untuk menilai


keadaan fisik secara umum, yang meliputi hygiene perorangan dan indikasi
kelainan gizi yang dapat dinilai dengan melihat rambut warna kusam dan

1/5
atau mudah dicabut, bibir kering, pecah pecah dan mudah berdarah,
sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit tampak pucat/keriput.Diperiksa
pula tekanan darah, denyut nadi dan kelainan jantung.

2. Penilaian Status Gizi

Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan pemeriksaan secara klinis,
riwayat asupan makanan, ukuran tubuh (antropometri) dan penunjang
(laboratorium). Dalam kegiatan penjaringan, penilaian status gizi siswa
dilakukan melalui pengukuran antropometri yaitu mengukur Indeks Massa
Tubuh (IMT). Dengan menghitung indeks massa tubuh ini akan diketahui
status gizi siswa.IMT adalah indeks untuk menentukan status gizi. Indeks
tersebut diperoleh dengan membandingkan berat badan (BB) dalam
kilogramterhadap tinggi badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika tidak ada
kalkulator dapat menggunakan tabel IMT yang tersedia.Selanjutnya angka
indeks di plot pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin. Lihat posisi
plot tadi berada pada area mana:

a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai -2 maka anak


tersebut
b. Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut berstatus
kurus
c. Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus sekali
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD +3 berarti anak
tersebut berstatus overweightatau gemuk
e. Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas.
3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan untuk
mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan
menentukan prioritas sasaran untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun programkesehatan gigi dan mulutdi sekolah. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi:

a. Keadaan rongga mulut


b. Kebersihan mulut
c. Keadaan gusi
d. Keadaan gigi
4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran

Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan


yang dilakukan setiap awal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk
mengetahui adanya kelainan tajam penglihatan dan kelainan tajam
pendengaran serta kelainan organik pada mata dan telinga setiap siswa
baru. Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan pemeriksaan ulang
(berkala) untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan sebelumnyaatau
menilai perbaikan atas koreksi yang dilakukan. Alat bantu yang digunakan
dalam pemeriksaan ini adalah;

2/5
a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik

-Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus

-Penutup 1 mata (okluder)

-Pinhole (cakram berlubang)

-Loupe

-Senter

b. Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik

-Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes berbisik

-Garputala

-Senter

-Otoskop

5. Pengisian Kuesioner oleh peserta didik/orang tua/wali peserta didik

a. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan peserta didik

Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik meliputi pengisisan


kuesioner terkait kesehatan yang pernah diderita oleh peserta didik seperti
alergi, cidera,kejang berulang, pingsan, transfusi darah berulang dan
penyakit lain.

b. Penilaian Status Imunisasi


Meliputi penilaian status imunisasi meliputi jenis imunisasiyang
diberikan melalui program imunisasi lanjutan yaitu bulan Imunisasi
Anak Sekolah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengisian kuesioner terkait penyakit yang pernah diderita
oleh keluarga peserta didik (ayah, ibu, kakek, nenek) seperti Tuber
Culosis,diabetes, tekanan darah tinggi,kanker/tumor ganas,
thalasemia, dan hemophilia.
d. Pemeriksaaan Gaya Hidup
Meliputi pengisian kuesioner terkait dengan pubertas, pola sarapan,
jajan di sekolah, resiko merokok dan risiko minum minuman
beralkohol, narkotika, psikotrofika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA).
e. Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi
Meliputi pengisian kuesioner terkait pubertas dan masalah
kesehatan,organ reproduksi.
f. Pemriksaaan Kesehatan Mental
Pengisian kuesioner untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosionalagar dapat segera diketahui dan
diintervensi.Kuesioner yang digunakan SDQ
g. Pemeriksaan Kesehatan Intelegensia
Pemriksaan awal untuk menemukan secara dini potensi kecerdasan
3/5
dan hambatanbelajar dalam proses belajar agar segera dilakukan
intervensi.
6. Pengukuran Kebugaran Jasmani

Adalah kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan


sehari hari, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki
tenaga cadangan untuk melakukan aktifitas fisik lainnya. Hal ini
dilaksanakan untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani peserta didik.
Instrumen tes kebugaran jasmani yang digunakan adalah Tes Ke Bugaran
Jasmani Indonesia (TKJI). TKJI merupakan rangkaian tes yang harus
dilakukan secara berurutan.TKJI terdiri dari 5 tes, yaitu:

a. Lari cepat
b. Gantung siku tekuk / gantung angkat tubuh
c. Baring duduk
d. Loncat tegak
e. Lari jarak sedang

Persyaratan untuk mengikuti TKJI adalah sebagai berikut:

a. Peserta dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes


b. Diharapkan sudah makan sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes
c. Disarankan memakai pakaiandan sepatu olahraga
d. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes
e. Melakukan pemanasan sebelum tes.

Tes kebugaran jasmani hanya boleh diikuti oleh peserta didik yangtelah
selesai menjalankan tahap penjaringan kesehatan dan dinyatakan oleh
dokter tidak mengalami kontra indikasi untuk dites.

6. Unit Terkait -Guru UKS

-Dokter Kecil

- Petugas Puskesmas

4/5

Anda mungkin juga menyukai