Anda di halaman 1dari 3

PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH

No. Dokumen : 000.8.3.3/248 -SOPTU


No. Revisi : 00
SOP Tanggal : 05 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
dr TUNIROH
CITAPEN
NIP. 198511272014122001
1. Pengertian Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Adalah merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah
kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan
kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD, kelas 7 SMP/MTs dan kelas 10
SMA/SMK yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut,kulit dan kuku)
pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman
indera (penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,
pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran
jasmani.
Selain itu pada peserta didik di SMP/MTs tingkat dan SMA/SMK/MA juga dilakukan
skrining melalui kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan mental
remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self-assaassement serta bahan
edukasi/konseling.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan penjaringan
kesehatan anak sekolah.
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Nomor 100.3.3.5/032-SKTU tentang Pelayanan Usaha
Kesehatan Masyarakat (UKM) di Puskesmas
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

5. Prosedur Alat:
1. Tensimeter;
2. Stetoskop;
3. Stopwatch;
4. Alat pengukur berat badan (timbangan injak);
5. Microtoise (alat ukur tinggi badan);
6. Kaca mulut;
7. Sonde;
8. Kartu Snellen;
9. Senter;
10. Otoscope;
11. Formulir pemeriksaan;
12. Formulir Rujukan.
Langkah – langkah:
1. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum ;
Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan untuk menilai keadaan fisik
secara umum, yang meliputi hygiene perorangan dan indikasi kelainan gizi yang
dapat dinilai dengan melihat rambut warna kusam dan atau mudah dicabut, bibir
kering, pecah-pecah dan mudah berdarah, sudut mulut luka/pecah-pecah dan
kulit tampak pucat/keriput. Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi dan
kelainan jantung Penilaian Status Gizi Untuk menilai status gizi anak dapat
dilakukan pemeriksaan secara klinis, Riwayat asupan makanan, ukuran tubuh
(antropometri) dan penunjang (laboratorium). Dalam kegiatan penjaringan,
penilaian status gizi siswa dilakukan melalui pengukuran antropometri yaitu
mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan menghitung indeks massa tubuh
ini akan diketahui status gizi siswa. IMT adalah indeks untuk menentukan status
gizi. Indeks tersebut diperoleh dengan membandingkan berat badan (BB) dalam
kilogram terhadap tinggi badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika tidak ada
kalkulator dapat menggunakan tabel IMT yang tersedia. Selanjutnya angka indeks
di plot pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin. Lihat posisi plot tadi berada
pada area mana:
a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD)+2 sampai -2 maka anak tersebut
berstatus gizi normal
b. Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut berstatus kurus
c. Jika berada di bawah garis SD -3 berart status kurus sekali
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampaidengan SD +3 berarti anak tersebut
berstatusoverweight atau gemuke. Jika berasa diatas SD +3 berarti status
Obesitas
2. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut ;
Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan untuk
mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan
prioritas sasaran untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program
kesehatan gigi dan mulut di sekolah.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Keadaan rongga mulut;
b. Kebersihan mulut;
c. Keadaan gusi;
d. Keadaan gigi.
3. Petugas melakukan pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran
Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan yang
dilakukan setiap awal tahun ajaran baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya
kelainan tajam penglihatan dan kelainan tajam pendengaran serta kelainan
organik pada mata dan telinga setiap siswa baru;
4. Petugas melakukan pemeriksaan kejiwaan dengan membagikan kuesioner atau
melakukan wawancara secara langsung;
5. Petugas merekap data kesehatan yang telah diperoleh;
6. Petugas membuat laporan hasil penjaringan;
7. Petugas melaporkan hasil penjaringan kepada pihak sekolah;
8. Petugas melaporkan hasil penjaringan kepada penanggung jawab UKS;
9. Petugas UKS melaporkan hasil penjaringan kesehatan peserta didik baru kepada
Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
6. Diagram Alir -

7. Unit Terkait Program UKGM, Porgram Promkes, Program Gizi, Program Keswa

8. Rekam
medis
Tanggal Mulai
histori No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai