PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang
Dalam mendukung pelaksanaan tiga program pokok UKS di sekolah ataupun satuan
pendidikan luar sekolah diperlukan program penduduk yang meliputi : ketenagaan, pendanaan,
sarana prasarana, dan penelitian dan pengembangan, pembinaan serta pengembangan.
Usaha kesehatan sekolah (UKS) dilaksanakan oleh tim UKS yang terdiri atas : tim pembina
UKS pusat, tim pembina UKS propinsi, tim pembina UKS kabupaten /kota,tim pembina UKS
kecamatan, tim pembina UKS di sekolah.Adapun pembahasan laporan kali ini dititik beratkan
pada upaya usaha kesehatan sekolah berupa pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
(Gimul),pemeriksaan kesehatan Telinga,kebersihan diri, status gizi, mata/penglihatan, gangguan
mental, modalitas belajar, kebugaran dan kesehatan reproduksi sebagai upaya pemeliharaan dan
pengawasan kebersihan perorangan.
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, selain
jumlahnya yang besar ( 30%) dari jumlah penduduk, mereka juga merupakan sasaran yang
mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa
sebagian anak SD/MI masih mengalami masalah gizi yang cukup serius, kesehatan gigi dan
kesehatan indera penglihatan serta pendengaran.
1
Melihat permasalahan diatas, pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya
peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya preventif antara lain
kegiatan penjaringan kesehatan ( Screening kesehatan ) untuk peserta didik.
Salah satu yang perlu dilakukan adalah kegiatan penjaringan kesehatan anak baik ditingkat
dasar maupun tingkat sekolah lanjutan sebagai bagian dari kegiatan program Usaha Kesehatan
Sekolah yang dimaksudkan sebagai upaya preventif untuk membantu menemulan masalah dari
peserta didik khususnya terkait kesehatannya dalam rangka kesiapan menghadapi proses belajar
sehingga diharapkan akan menunjang prestasi belajar bagi anak.
Dari temuan - temuan masalah kesehatan peserta didik yang ada perlu dilakukan tindak lanjut
dari hasil penjaringan kesehatan dengan mengumpan balikkan ke pihak pengelola pendidikan /
guru serta kepada orang tua murid sehingga bila memang harus dilakukan tindakan / intervensi
antara lain pemeriksaan lanjutan dengan rujukan akan segera dapat ditindaklanjuti.
Tujuan
Tujuan Khusus :
2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik,
maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan kesehatan sekolah.
Landasan Hukum
7. SK MenKes No 1457 Tahun 2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan
kesehatan.
2
Sasaran Penjaringan : Semua Peserta didik dari SD – SMA sederajat di Wilayah Kerja
Puskesmas Bandar Baru
Kebijakan Operasional
1. Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan bagian dari pelayanan dasar kesehatan sebagai
urusan wajib pemerintahan daerah
2. Penjarinagn dilakukan 1 tahun sekali pada awal tahun pelajaran terhadap siswa -siswi kelas 1
SD, 7 SMP,10 SMA sederajat.
Strategi Operasional
3. Penjaringan kesehatan peserta didik dilakukan oleh satu tim penjaringan kesehatan di bawah
koordinasi Puskesmas Bandar Baru.
3
BAB II
Pelaksanaan
4
A. SEKOLAH DASAR (SD)
Penjaringan Kesehatan pada anak Sekolah Dasar pada tahun 2020 ini menitik beratkan pada
upaya usaha kesehatan sekolah berupa pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut (Gimul),
pemeriksaan kesehatan Telinga, kebersihan diri, status gizi, mata/penglihatan, modalitas belajar
dan kebugaran dan kesehatan sebagai upaya pemeliharaan dan pengawasan kebersihan
perorangan.
Tahun 2021 ini kegiatan penjaringan dilaksanakan di semua Sekolah Dasar mulai dari kelas 1
Sekolah Dasar , yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bandar Baru Kec.Sibolangit, yang terdiri
dari 12 Sekolah Dasar, dengan jumlah Siswa/i seluruh kelas sebanyak 1547 orang.
Setelah melakukan penjaringan kesehatan kepada para siswa/i kelas 1 - 6 di 12 SD yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Bandar Baru, tidak ada ditemukan yang gizinya kurang. Selain itu
semua Siswa/i mempunyai Status Gizi yang Normal. Dari 1547 orang Siswa/i Sekolah Dasar
Kelas 1 – 6 , yang terjaring dan diperiksa 1547 orang Siswa/i, jadi semua siswa/i kelas 1 – 6 SD
seluruhnya terjaring dan diperiksa.
Memeriksa kesehatan gigi dan mulut kami menggunakan Senter atau pen light, dengan
menginstruksikan kepada para Siswa agar membuka Mulut selebar mungkin, agar dapat melihat
permasalahan yang ada pada gigi dan rongga mulut. Setelah melakukan pemeriksaan kepada
para siswa/i, tidak ada ditemukan masalah pada Rongga Mulut kecuali KARIES yang menyerang
gigi para siswa/i, karena pada usia siswa/i yang berada di kelas 1 - 6 inilah terjadi pertukaran gigi
dari gigi susu menuju gigi permanen, sehingga banyak dari siswa yang diperiksa giginya
mengalami karies ditambah lagi dengan kurangnya kesadaran dari para siswa didik serta
bimbingan dari orang tua untuk rajin menggosok gigi. Dari 1547 orang siswa/i Sekolah Dasar
Kelas 1 - 6, kami mendapatkan hasil bahwa ada 44 orang yang terkena karies.
- Kesehatan Mata/Penglihatan
Dari 1547 siswa/i kelas 1 – 6 sekolah dasar dan terjaring 1547 siswa/i, dan diantara siswa yang
terjaring tidak ditemukan adanya kelainan refraksi, low vison, buta warna dan pengidap mata
minus.
Dari 1547 siswa kelas 1 - 6 sekolah dasar (SD) dan terjaring 1547 siswa. Diantara siswa yang
terjaring tersebut tidak ditemukan adanya kelainan maupun gangguan, seperti tuli, serumen,
infeksi pada telinganya.
5
Tidak ada ditemukan risiko yang berhubungan dengan gaya hidup di keluarga maupun
lingkungan karena bimbingan dari orang tua yang telah berhasil di edukasi oleh Puskesmas
Bandar Baru, meskipun masih ada sebagian kecil dari keluarga maupun masyarakat yang belum
menerima edukasi/ penyuluhan dari Puskesmas berkenaan karena sesuatu hal yang menyebabkan
mereka tidak hadir ketika adanya penyuluhan.
Dari 1547 siswa kelas 1 - 6 sekolah dasar (SD) yang terjaring tidak ditemukan adanya siswa
yang mengalami gangguan mental emosional seperti : Gejala Emosional (E), Masalah Perilaku
(C), Hiperaktifitas (H), Masalah Teman Sebaya (P), Perilaku Prososial (Pr).
- Modalitas Belajar
Dari 1547 siswa kelas 1 - 6 sekolah dasar (SD) yang terjaring memiliki modalitas belajar yang
optimal dengan tingkat intelegensia yang tinggi. Adapun beberapa aspek yang diamati adalah
visual, audio dan kinestetik.
Dari 1547 siswa kelas 1 – 6 sekolah dasar (SD) yang terjaring memiliki kondisi kehatan dan fisik
yang optimal, sehingga tidak ditemukan satupun siswa yang memakai alat bantu.
- Kebugaran Jasmani
Klasifikasi tingkat kebugaran jasmani, daya tahan jantung-paru dengan single test yang kami
lakukan ketika penjaringan terhadap 1547 siswa kelas 1 - 6 sekolah dasar (SD) memiliki hasil
yang baik.
Penjaringan Kesehatan pada anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2020 ini
menitik beratkan pada upaya usaha kesehatan sekolah berupa pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut (Gimul), pemeriksaan kesehatan Telinga, kebersihan diri, status gizi, mata/penglihatan,
modalitas belajar, kesehatan reproduksi dan kebugaran dan kesehatan jasmani sebagai upaya
pemeliharaan dan pengawasan kebersihan perorangan.
Tahun 2020 ini kegiatan penjaringan dilaksanakan di semua Sekolah Menengah Pertama (SMP)
mulai dari kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9 ( Sembilan ) yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Bandar Baru Kec.Sibolangit, yang terdiri dari 4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) ,
dengan jumlah Siswa/i kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9 ( Sembilan ) sebanyak 846 orang
dan semuanya terjaring.
6
Setelah melakukan penjaringan kesehatan kepada para siswa/i kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan
kelas 9 ( Sembilan ) , tidak ada ditemukan yang gizinya kurang, maupun yang gemuk, apalagi
obesitas. Semua Siswa/i mempunyai Status Gizi yang Normal.
Memeriksa kesehatan gigi dan mulut kami menggunakan Senter atau pen light, dengan
menginstruksikan kepada para Siswa agar membuka Mulut selebar mungkin, agar dapat melihat
permasalahan yang ada pada gigi dan rongga mulut. Setelah melakukan pemeriksaan kepada
para siswa/i, tidak ada ditemukan masalah pada Rongga Mulut kecuali KARIES yang menyerang
gigi para siswa/i karena siswa/i yang kurang kesadaran untuk membersihkan gigi dan merawat
giginya, serta bimbingan dari orang tua untuk rajin menggosok gigi. Dari 846 orang siswa/i
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9 ( Sembilan ), kami
mendapatkan hasil bahwa ada 62 orang yang terkena karies.
- Kesehatan Mata/Penglihatan
Dari 846 siswa/i kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9 ( Sembilan ) SMP yang terjaring tidak
ditemukan siswa yang memiliki gangguan penglihatan seperti refraksi, low vison, buta warna dan
pengidap mata minus.
Dari 846 siswa SMP yang terjaring tidak ditemukan adanya kelainan maupun gangguan, seperti
tuli, serumen, infeksi pada telinganya.
Tidak ada ditemukan risiko yang berhubungan dengan gaya hidup di keluarga maupun
lingkungan karena bimbingan dari orang tua yang telah berhasil di edukasi oleh puskesmas
Bandar Baru, meskipun masih ada sebagian kecil dari keluarga maupun masyarakat yang belum
menerima edukasi/ penyuluhan dari puskesmas berkenaan karena sesuatu hal yang menyebabkan
mereka tidak hadir ketika adanya penyuluhan.
Dari 846 siswa kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9 ( Sembilan ) SMP yang terjaring tidak
ditemukan adanya siswa yang mengalami gangguan mental emosional seperti : Gejala Emosional
(E), Masalah Perilaku (C), Hiperaktifitas (H), Masalah Teman Sebaya (P), Perilaku Prososial
(Pr).
- Modalitas Belajar
7
Dari 846 siswa kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9 ( Sembilan ) SMP yang terjaring
memiliki modalitas belajar yang optimal dengan tingkat intelegensia yang tinggi. Adapun
beberapa aspek yang diamati adalah visual, audio dan kinestetik.
Dari 846 siswa kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9 ( Sembilan ) SMP yang terjaring
memiliki kondisi kehatan dan fisik yang optimal, sehingga tidak ditemukan satupun siswa yang
memakai alat bantu.
- Kesehatan Reproduksi
Untuk peserta didik perempuan tidak ditemukan gangguan Pubertas, Menstruasi dan risiko IMS.
Demikian juga dengan peserta didik laki-laki tidak ditemukan risiko IMS.
- Kebugaran Jasmani
Klasifikasi tingkat kebugaran jasmani, daya tahan jantung-paru dengan single test yang kami
lakukan ketika penjaringan terhadap 846 siswa kelas 7 ( Tujuh ) sampai dengan kelas 9
( Sembilan ) SMP memiliki hasil yang baik.
Penjaringan Kesehatan pada anak Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2020 ini menitik
beratkan pada upaya usaha kesehatan sekolah berupa pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
(Gimul), pemeriksaan kesehatan Telinga, kebersihan diri, status gizi, mata/penglihatan,
modalitas belajar, kesehatan reproduksi dan kebugaran dan kesehatan jasmani sebagai upaya
pemeliharaan dan pengawasan kebersihan perorangan.
Tahun 2020 ini kegiatan penjaringan dilaksanakan di semua Sekolah Menengah Atas (SMA)
khusus kelas 10 ( Sepuluh ), yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bandar Baru Kec.Sibolangit,
yang terdiri dari 2 ( Dua ) Sekolah Menengah Atas (SMA) , dengan jumlah Siswa/i kelas 10
( Sepuluh ) sampai dengan kelas 12 ( dua belas ) sebanyak 761 orang dan semuanya terjaring.
Setelah melakukan penjaringan kesehatan kepada para siswa/i kelas 10 sampai dengan kelas 12
( dua belas ) , tidak ada ditemukan yang gizinya kurang, maupun yang gemuk, apalagi obesitas.
Semua Siswa/i mempunyai Status Gizi yang Normal.
8
Memeriksa kesehatan gigi dan mulut kami menggunakan Senter atau pen light, dengan
menginstruksikan kepada para Siswa agar membuka Mulut selebar mungkin, agar dapat
kelihatan permasalahan yang ada pada gigi dan rongga mulut. Setelah melakukan pemeriksaan
kepada para siswa/i, tidak ada ditemukan masalah pada Rongga Mulut kecuali KARIES yang
menyerang gigi para siswa/i karena siswa/i yang kurang kesadaran untuk membersihkan gigi dan
merawat giginya, serta bimbingan dari orang tua untuk rajin menggosok gigi, serta dipengaruhi
oleh gaya hidup yang kurang baik, seperti mengkonsumsi kopi dan rokok. Dari 761 orang
siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas 10 ( Sepuluh ) sampai dengan kelas 12 ( dua belas
) , kami mendapatkan hasil bahwa ada 43 orang yang terkena karies.
- Kesehatan Mata/Penglihatan
Dari 761 siswa/i kelas 10 ( Sepuluh sampai dengan kelas 12 ( dua belas )) SMA yang terjaring
tidak ditemukan siswa yang memiliki gangguan penglihatan seperti refraksi, low vison, buta
warna dan pengidap mata minus.
Dari 761 siswa SMA yang terjaring tidak ditemukan adanya kelainan maupun gangguan, seperti
tuli, serumen, infeksi pada telinganya.
Tidak ada ditemukan risiko yang berhubungan dengan gaya hidup di keluarga maupun
lingkungan karena bimbingan dari orang tua yang telah berhasil di edukasi oleh puskesmas
Bandar Baru, meskipun masih ada sebagian kecil dari keluarga maupun masyarakat yang belum
menerima edukasi/ penyuluhan dari puskesmas berkenaan karena sesuatu hal yang menyebabkan
mereka tidak hadir ketika adanya penyuluhan.
Dari 761 siswa kelas 10 ( Sepuluh ) sampai dengan kelas 12 ( dua belas ) SMA yang terjaring
tidak ditemukan adanya siswa yang mengalami gangguan mental emosional seperti : Gejala
Emosional (E), Masalah Perilaku (C), Hiperaktifitas (H), Masalah Teman Sebaya (P), Perilaku
Prososial (Pr).
- Modalitas Belajar
Dari 761 siswa kelas 10 ( Sepuluh ) sampai dengan kelas 12 ( dua belas ) SMA yang terjaring
memiliki modalitas belajar yang optimal dengan tingkat intelegensia yang tinggi. Adapun
beberapa aspek yang diamati adalah visual, audio dan kinestetik.
9
Dari 761 siswa kelas 10 ( Sepuluh ) sampai dengan kelas 12 ( dua belas ) SMA yang terjaring
memiliki kondisi kehatan dan fisik yang optimal, sehingga tidak ditemukan satupun siswa yang
memakai alat bantu.
- Kesehatan Reproduksi
Untuk peserta didik perempuan tidak ditemukan gangguan Pubertas, Menstruasi dan risiko IMS.
Demikian juga dengan peserta didik laki-laki tidak ditemukan risiko IMS.
- Kebugaran Jasmani
Klasifikasi tingkat kebugaran jasmani, daya tahan jantung-paru dengan single test yang kami
lakukan ketika penjaringan terhadap 761 siswa kelas 10 ( Sepuluh ) sampai dengan kelas 12
( dua belas ) SMA memiliki hasil yang baik.
BAB III
Kesimpulan :
Dari hasil penjaringan didapatkan banyak siswa sekolah mulai dari SD sampai dengan
SMA menderita karies gigi yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti pergantian gigi dari
gigi susu ke permanen, pendidikan dan pengawasan kesehatan gigi yang didapatkan dari orang
tua dan guru, kualitas air, gaya hidup (merokok dan mengonsumsi kopi/ minuman berwarna dan
manis) dan kurangnya kesadaran dari peserta didik akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut.
Dari hasil penjaringan juga ada ditemukan adanya kelainan pada gizi, selain itu tidak ada
ditemukan kelainan pada mata, telinga, modalitas belajar, kesehatan reproduksi, gangguan
emosional mental dan kebugaran pada peserta didik.
Saran
10
tindakan Promotif, dan preventif, maka tindakan penyuluhan untuk setiap aspek diatas perlu
dilakukan disekolah-sekolah dengan tujuan meningkatkan kesehatan para peserta didik dan
meningkatkan kesadaran dari peserta didik pentingnya menjaga kesehatan agar tercipta generasi
muda yang sadar dan paham akan pentingnya kesehatan. Dalam hal ini peran serta dari orang tua
dan guru dalam mendidik dan menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada para siswa, tergolong
vital dan tak dapat ditawar lagi.
Mengetahui,
Nip.197711302010012011
11