SKRIPSI
OLEH :
NURUL FUJA KESUMA WARDANI
NIM : PO71251190013
SKRIPSI
OLEH :
NURUL FUJA KESUMA WARDANI
NIM : PO71251190013
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya
sendiri, dan semua sumber yang saya kutip secara langsung maupun tidak
Tanda Tangan :
Tanggal : Juni 2023
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Prodi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Poltekkes Kemenkes Jambi.
Menyetujui,
Ketua Prodi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Jambi
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Hari : Senin
Tanggal : 19 Juni 2023
Judul Skripsi : Pengaruh Metode Demonstrsi Menyikat Gigi dengan Media
Phantom dan Bahasa Isyarat Terhadap Penurunan Indeks Plak
pada Anak Tunarungu di SLBN 1 Kota Jambi
Penguji I Penguji II
Penguji III
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Poltekke Jambi
v
NIP.197407271996031001
INTI SARI
vi
ABSTRACT
Oral hygiene has an important role in oral health. Poor oral hygiene can
cause local and systemic disease. Plaque is a common cause of local dental
disease. Plaque is a soft, colorless deposit, contains bacteria and adheres to the
tooth surface. Tooth and mouth brushing skills are a problem in children,
especially in deaf children in general to maximize dental and oral hygiene, one of
which is brushing their teeth using a combination method. The purpose of this
study was to determine the effect of the demonstration method of brushing teeth
using phantom media and sign language on reducing plaque index in deaf children
at SLB N 1 Jambi City.
Quasi-experimental research design with one group pre-test and post-test.
A total of 32 respondents aged 6-14 years were selected using a purposive
sampling method. Respondents were given a demonstration of brushing their teeth
using phantom media and sign language. Data collection using the plaque index
score sheet was carried out before and after the demonstration of brushing teeth.
Data were analyzed using the Wilcoxon signed rank test.
The results showed that 20 children had bad criteria for plaque index
before brushing demonstrations and 12 children had moderate criteria. After the
tooth brushing demonstration, 26 children had good criteria and 6 children had
moderate criteria. The results of the analysis showed a significant reduction in
plaque index (p-value = 0.000). It can be concluded that there is an effect of the
demonstration method of brushing teeth using phantom media and sign language
on reducing the plaque index in deaf children at SLB N 1 Jambi City.
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIK TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini, Prodi Terapi Gigi Program
Sarjana Terapi Poltekkes Kemenkes jambi berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jambi
Pada Tanggal : Juni 2023
Yang menyatakan
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Surely Allah will not change the
condition of a people before they
change their own condition”
Persembahan :
Skripsi ini aku persembahkan kepada
kedua orang tuaku tersayang Ayah
(Agus Budianto) dan Ibu (Mauliah),
serta semua pihak yang telah
mendukung, memberi motivasi dan
semangat selama ini.
ix
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
TK : -
x
KATA PENGANTAR
pada Anak Tunarungu di SLB N 1 Kota Jambi”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Terapi Gigi
ini, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Hendry Boy, S.SiT,. MDSc selaku Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
2. Ibu drg. Rina Kurnianti, M.Pd selaku Ketua Prodi Terapi Gigi Program
4. Kepada seluruh dosen dan staf kependidikan Jurusan Kesehatan Gigi Jambi,
5. Kedua orang tuaku Bapak Agus Budianto dan Ibu Mauliah, yang telah
xi
7. Teman-teman Program Studi Terapi Gigi Program Sarjana Terapan Poltekkes
semangat.
bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan oleh karena itu diharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar skripsi ini dapat dikembangkan guna penulisan
skripsi selanjutnya.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Plak ........................................................................................................... 8
B. Menyikat Gigi .......................................................................................... 12
C. Anak Tunarungu ...................................................................................... 17
D. Kerangka Teori ........................................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 23
B. Variable Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 23
C. Hipotesis.................................................................................................... 23
D. Desain Penelitian....................................................................................... 24
E. Subjek Penelitian....................................................................................... 25
F. Sumber Data Penelitian ............................................................................. 26
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 26
H. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 27
I. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Karakteristik Responden Penelitian .......................... 31
B. Analisa Univariat ..................................................................................... 32
C. Uji Normalitas .......................................................................................... 32
D. Uji Bivariat ............................................................................................... 33
xiii
BAB V PEMBAHASAN
A. Menyikat Gigi dengan Teknik Kombinasi ............................................... 35
B. Plak Indeks ............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Indeks Plak Sebelum dan Sesudah
Demonstrasi Menyikat Gigi dengan Media Phantom dan Bahasa
Isyarat ........................................................................................... 33
Tabel 4.5 Plak Skor Sebelum dan Sesudah dilakukan Menyikat Gigi
dengan Media Phantom dan Bahasa Isyarat pada Anak
Tunarungu di SLBN 1 Kota Jambi ............................................... 33
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Siswa SLB Negeri 1 Kota Jambi Tingkat SDLB Jurusan
Tunarungu
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada tubuh. Salah satu upaya menjaga kebersihan tubuh adalah dengan
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cara menjaga kebersihan gigi dan mulut
adalah dengan menyikat gigi yang baik dan benar (Paramitha dkk, 2018). Di
Indonesia kebersihan gigi dan mulut cenderung bermasalah, hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018,
mulut. Namun jika diamati dari persentase pada warga Indonesia, terlihat jika
warga yang menyikat gigi setiap harinya yaitu 94,7%. Tapi, sekitar 2,8% saja
warga yang bisa menggosok gigi dengan benar. Di Provinsi Jambi terlihat
jika 45% penduduk mempunyai masalah pada kesehatan gigi dan 96,4%
orang yang sikat gigi pada setiap hari, hanya terlihat 1,0% orang yang
Menurut (Potter & Perry, 2005) kebiasaan menyikat gigi yang masih
sangat kurang tepat dan cara menyikat gigi yang belum benar dapat
menyebabkan pemasalahan pada gigi dan mulut. Menyikat gigi setelah makan
setelah makan dan sebelum tidur malam bertujuan untuk membersihkan sisa-
sisa makanan yang menempel setelah makan malam. Kebersihan gigi dan
mulut yang buruk dapat berlanjut menjadi salah satu faktor resiko timbulnya
1
2
berbagai penyakit dirongga mulut seperti penyakit karies gigi. Oleh karena itu
penggunaan alat, dan cara yang tepat untuk membersihkan gigi. Oleh karena
menerus, menggosok gigi dengan teliti sebanyak dua kali sehari (setelah
makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif
Pada umumnya keadaan kebersihan gigi anak lebih buruk dan lebih
bertujuan untuk menyegarkan mulut saja, bukan karena mengerti bahwa hal
tersebut baik untuk kesehatan gigi, sehingga anak cenderung menyikat gigi
sejak usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih
Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor cukup
penting untuk pemeliharaan gigi dan mulut (Riyanti, 2005). Anak sekolah
3
Penyakit karies pada anak, banyak dan sering terjadi namun kurang mendapat
perhatian dari orang tua karena anggapan bahwa gigi anak akan digantikan
gigi tetap. Orang tua menyadari bahwa dampak yang ditimbulkan sebenarnya
akan sangat besar bila tidak dilakukan perawatan untuk mencegah karies
Menurut WHO pada tahun 2019 diperkirakan terdapat sekitar 466 juta
tahun 2018 proporsi tunarungu sejak lahir pada umur 24-59 bulan di
Indonesia yaitu sebesar 0,11% (Kemenkes RI, 2018). Menurut data Sistem
Permasalahan perawatan gigi dan mulut bagi orang orang normal pada
akan menentukan sikap dan tindakan anak dalam menjaga kebersihan rongga
sering terjadi pada anak, khususnya pada anak tunarungu menjadi lebih tinggi
terlambat. Proses pemahaman yang diterima melalui gambar dan tulisan akan
lebih membutuhkan waktu yang lama karena harus diutarakan secara konkret
melalui gerakan atau demonstrasi langsung dan dengan bahasa yang mudah
merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan
mulut untuk mencegah terjadinya penyakit pada gigi dan mulut (Frieda, 2011).
kebersihan gigi dan mulut yang terabaikan (Kemenkes RI, 2013). Plak
Asam yang dihasilkan dari fermentasi gula oleh kokus akan menyebabkan
rapuh dan mudah berlubang. Toxin-toxin hasil metabolisme bakteri pun dapat
dilakukan. Menyikat gigi dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain
teknik ini cukup efektif digunakan karna dapat membersihkan permukaan gigi
dengan baik sesuai dengan letak, bentuk dan posisi gigi (Hidayati S dkk,
2009).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan dari beberapa SLB yang ada
terdapat di SLB N 1 Kota Jambi. Dan saat survey awal yang dilakukan di
SLB N 1 Kota Jambi bahwasanya 3 dari 6 anak tunarungu masih salah dalam
teknik menyikat giginya, terlihat dari disclosing yang masih tertinggal saat
terhadap penurunan indeks plak pada anak tunarungu di SLB N 1 Kota Jambi.
B. Rumusan Masalah
phantom & bahasa isyarat terhadap penurunan indeks plak pada anak
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dengan media phantom & bahasa isyarat terhadap penurunan indeks plak
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
menyikat gigi dengan menggunakan metode menyikat gigi yang tepat pada
4. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Plak
1. Pengertian Indeks
Indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat
pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari permukaan
gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang
2. Pengertian Plak
secara alami pada gigi. Seperti biofilm, plak gigi terbentuk oleh bakteri
colonial berusaha untuk menempel pada permukaan halus pada gigi. Ada
pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk plak akan terlihat
terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada permukaan gigi yang
Partikel yang berasal dari saliva atau cairan gingiva akan terbentuk terlebih
8
9
dahulu pada gigi. Bentuk awal dari plak lebih kariogenik sedangkan bentuk
1989).
3. Indeks Plak
plak seseoran, diantaranya yaitu : indeks plak O’Leary, indeks plak Leo dan
lingual/palatal.
2) Semua gigi yang hilang diberi tanda “X” dan gigi yang masih ada
dicatat. Untuk tujuan dari kontrol plak, semua pontik atau bridge
gigi.
dan dibagi dengan jumlah permukaan yang ada didalam rongga mulut
Hamada, 2010).
berdasarkan pada lokasi dan kuantitas plak yang berada dekat dengan
Skor 0-1 baik, 1,1-2 sedang, dan 2,1-3 buruk. Untuk menghitung
satu gigi, jumlah seluruh skor dari empat permukaan dibagi empat. Untuk
menghitung keseluruhan gigi jumlah skor indeks plak dibagi jumlah gigi
yang ada (Loe dan Silness, 1964 dalam Pintauli dan Hamada, 2010).
plak.
6) Kriteria penilaian
0 = sangat baik
permukaan bukal dan lingual dari 6 gigi terpilih dan membatasi skor plak
lingual
2 = Plak gigi menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 bagian
B. Menyikat Gigi
memelihara kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat
dengan menggunakan sikat gigi. Menyikat gigi merupakan suatu upaya yang
dilakukan untuk menjaga agar gigi tetap dalam keadaan yang bersih dan sehat
gigi secara rutin dan teratur minimal 2 kali sehari, waktu terbaik menyikat
gigi adalah setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Menyikat gigi
bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang
berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami (Hidayat R dkk, 2016).
Menurut (Erwana A, 2013), memilih jenis sikat gigi yang baik sesuai
b. Kepala sikat tidak lebar dan membulat supaya tidak melukai jaringan
c. Bulu sikat dipilih yang lembut agar tidak melukai gusi dan mudah masuk
ke sela-sela gigi.
gerakan yang dibuat sikat, pada prinsipnya terdapat enam pola dasar yaitu
sebagai berikut :
a. Metode vertikal
Untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang tertutup lalu disikat
b. Metode horizontal
2006).
c. Metode roll
ini sampai ±12 kali sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat
kuman yang menempel pada gigi. Metode roll adalah menggerakan sikat
d. Metode charter,s
kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45º pada daerah leher gigi. Tekan pada
terlebih dulu untuk membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik
e. Metode bass
gingival dan untuk ini, ujung sikat dipegang sedemikian rupa sehingga
bulu sikat terletak 45º terhadap sumbu gigi geligi. Ujung bulu sikat
gigi geligi. Metode ini dapat menimbulkan rasa sakit bila jaringan
16
terinflamasi dan sensitiv. Bila gingival dalam keadaan sehat, metode bass
f. Metode stillman
bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi
dan gigi sambil membentuk sudut 45º dengan sumbu tegak gigi seperti pada
g. Metode fones’s
h. Metode fisiologis
Metode ini digunakan ikat gigi dengan bulu-bulu sikat yang lunak.
jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi. Letak bulu sikat
i. Metode kombinasi
(Pratiwi D, 2009).
C. Anak Tunarungu
1. Pengertian Tunarungu
istilah lain dari tuli yaitu tidak dapat mendengar karena pendengarannya
rusak. Secara etimologi, tunarungu berasal dari kata “tuna” dan “rungu” kata
tuna yang artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Jadi orang yang
1) Keturunan (Hereditas)
Penyakit ini bahaya apabila menyerang ibu hamil dalam usia tiga
b. Toxoemia
c. Rhesus Vactors
rhesus ibu dengan rhesus anak yang ada di kandungan. Karena ketidak
cocokan tersebut, maka sel-sel darah merah yang membentuk antibody justru
akan merusak sel-sel darah merah anak dan akan mengalami kekurangan
d. Tang Verlosing
Adakala nya bayi yang dikandung tidak dapat terlahir secara wajar,
Penyebabnya adalah :
selaput otak
nampak jelas, karena tampak sepintas fisik mereka tidak nampak memiliki
khas.
1) Cara berjalan agak cepat dan agak membungkuk. Hal ini disebabkan
keseimbangan
normal pada umumnya ada yang memiliki intelegensi rendah. Sesuai dengan
20
dikatakan tidak berbeda dengan anak pada umumnya tetapi dalam hal
yang sama dengan anak biasa pada umumnya, yaitu mereka memerlukan
masyarakat
tidak adil
sebaliknya
4) Akibat yang lain dapat menimbulkan cepat merasa bosan tidak tahan
kiasan
C. Kerangka Teori
dan kemudian organisme tersebut merespon, biasa disebut teori “S-O-R” atau
Respon Terbuka :
1. Pengetahuan
2. Sikap
Respon Tertutup :
1. Tindakan
2. Praktik
3.
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Metode Demonstrasi
Menyikat Gigi dengan Media Indeks Plak
Phantom dan Bahasa Isyarat
3. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Alat Skala
Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Penelitian Ukur Ukur
Plak skor Plak adalah biofilm, biasanya Indeks Skor : 0-3 Rasio
kuning pucat yang plak skor 0 = tidak ada plak 0-1 : baik
berkembang secara alami 1 = plak pada interproksimal atau 1,1-2 :
pada gigi yang diukur dengan pada margin gingiva, menutupi 1/3 sedang
memberikan disclosing permukaan bukal dan lingual 2,1-3 :
solution. 2 = plak menutupi lebih dari 1/3 buruk
atau kurang dari 2/3 permukaan
bukal atau lingual
3 = plak menutupi 2/3 atau lebih
dari setengah permukaan bukal
atau lingual
C. Hipotesis
23
24
D. Desain Penelitian
(Notoatmodjo, 2010).
Rancangan penelitian ini adalah one group pretest and postest. Indeks
plak diamati dua kali yaitu sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan.
Keterangan :
E. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1 Kota Jambi.
Apabila subjek lebih dari seratus, maka sampel sebanyak 10%-15% atau
20%-25% atau lebih. Sedangkan bila kurang dari seratus lebih baik
N 1 Kota Jambi tahun 2023 dengan total populasi 35 orang. Sampel yang
yaitu :
Kriteria Inklusi :
b. Anak tuna rungu yang telah mendapatkan izin dari orang tua untuk
dilakukan penelitian
26
Kriteria Ekslusi :
rohani
d. Jika gigi indeks tidak ada maka diganti dengan gigi yang
disebelahnya
G. Instrumen Penelitian
lingual dari 6 gigi yang terpilih dan membatasi skor plak pada separuh
2 : plak menutupi lebih dari 1/3 atau kurang dari 2/3 bagiang gingiva
3 : plak menutupi 2/3 atau lebih dari setengah gingiva permukaan bukal
atau lingual
1. Gelas kumur
2. Diagnosa set
3. Sikat gigi
4. Pasta gigi
5. Disclosing solution
6. Phantom gigi
yaitu :
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
menggunakan computer
1. Pengolahan Data
tahap-tahap berikut :
a. Penyunting (editing)
diperbaiki
b. Coding
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
2010)
d. Cleaning
data dan memastikan bahwa semua data yang sudah dientri siap dianalisa.
e. Scoring
2. Analisis Data
plak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dengan media phantom dan bahasa isyarat terhadap anak tunarungu di SLB N
1 Kota Jambi tahun 2023 yang dilakukan pada tanggal dengan jumlah sampel
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas Pada
Anak Tunarungu SLB N 1 Kota Jambi
No Kelas N %
1 Kelas D1 8 25%
2 Kelas D2 5 16%
3 Kelas D3 3 9%
4 Kelas D4 5 16%
5 Kelas D5 3 9%
6 Kelas D6 5 16%
7 Kelas D7 3 9%
Total 32 100%
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Anak
Tunarungu SLB N 1 Kota Jambi
No Jenis Kelamin N %
1 Laki – Laki 15 47%
2 Perempuan 17 53%
Total 32 100%
31
32
jenis kelamin diketahui bahwa jumlah laki – laki sebanyak 15 anak (47%) dan
B. Analisa Univariat
berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Plak Skor Sebelum dan Sesudah Demonstrasi Menyikat Gigi
dengan Media Phantom dan Bahasa Isyarat pada Anak Tunarungu
di SLB N 1 Kota Jambi
Pre – Test Post – test
variabel Min- Std.De Min- 95%
Mean Std.Deviation 95% CI Mean
Max viation Max CI
Plak 2,344 0,4377 1,6 – 2,186 – 1,403 0,2236 1,1 – 1,323
3,0 2,502 2,1 –
1,484
Baik : 0 – 1
Sedang : 1,1 – 2
Buruk : 2,1 – 3
C. Uji Normalitas
digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini adalah dengan mengamati nilai
Shapiro wilk data yang digunakan, apabila nilai p-value > 0,05 data dikatakan
33
di bawah ini :
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Demonstrasi
Menyikat Gigi dengan Media Phantom dan Bahasa Isyarat
Variabel Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Pre-test plak .945 32 .104
Post-test plak .888 32 .003
uji non parametrik. Analisis dengan uji non parametrik untuk melihat
D. Uji Bivariat
plak sebelum dan sesudah perlakuan pada anak tunarungu di SLB N 1 Kota
Tabel 4.5
Plak Skor Sebelum dan Sesudah dilakukan Demonstrasi Menyikat Gigi
dengan Media Phantom dan Bahasa Isyarat Pada Anak Tunarungu
di SLB N 1 Kota Jambi
Variabel Rank N Mean Rank p value
Post-test dan Negatif 32 16,50 0,000
pre-test plak Positif 0 0
Ties 0
Total 32
phantom dan bahasa isyarat terhadap penurunan indeks plak pada anak
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, pada bab ini
dan bahasa isyarat terhadap penurunan indeks plak pada anak tunarungu di SLB N
1 Kota Jambi.
Jambi sebelum dilakukan demonstrasi menyikat gigi berdasarkan tabel 4.3 bahwa
indeks plak anak memiliki jumlah rata-rata 2,344 yaitu sebanyak 12 anak
berkriteria sedang, dan 20 anak berkriteria buruk. Hal ini ini menunjukkan bahwa
teknik menyikat gigi anak tunarungu SLB N 1 Kota Jambi masih kurang baik.
plak pada anak dapat dilihat dari tabel 4.3 terlihat indeks plak anak memiliki
jumlah rata-rata 1,403 yaitu sebanyak 6 anak masih berkriteria sedang dan 26
anak sudah berkriteria baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada penurunan
menyikat gigi dengan hanya satu teknik yaitu teknik horizontal dilakukan secara
berulang tanpa meraka mengetahui bagaimana teknik menyikat gigi dengan teknik
35
36
kombinasi yang baik dan benar , dan juga mereka sulit untuk menyikat gigi pada
bagian posterior. Hal ini dapat dipengaruhi dari lingkungan mereka yang terbiasa
berulang.
Hal ini sesuai dengan teori Dunetta, 2002 keterampilan adalah kapasitas
Peneliti juga melihat selain teknik menyikat gigi yang kurang tepat
responden juga mengalami kesulitan dalam menyikat gigi dengan ujung sikat gigi
mengarah pada bagian gingival melainkan mereka menyikat gigi dengan cara dari
kiri kekanan, hal ini disebabkan karena kebiasaan setiap hari mereka
membiasakan diri menyikat gigi dengan cara sederhana yaitu dengan hanya
menggunakan teknik horizontal secara berulang. Selain itu, faktor dari kurangnya
Hal ini sesuai dengan teori Amung ma’mum bahwa faktor utama dari
perubahan dalam pengetahuan, faktor pribadi karena setiap orang mempunyai ciri
yang berbeda serta faktor lingkungan yang tertuju dalam proses pembelajaran.
37
Menurut konsep asuhan kesehatan gigi dan mulut, setiap anak seharusnya
yang belum mempunyai kemampuan menyikat gigi dengan baik, contohnya anak
anak. Selain itu keterampilan motorik halus tahun dalam menyikat gigi masih
diajarkan cara melakukan perawatan gigi secara mandiri (Suci, dkk, 2015).
mampu menggerakkan sikat dengan secara perlahan dan halus serta dapat
mengulangi pada semua gigi dengan garis gusi yang bersih rata-rata dari
terampil menggunakan sikat gigi dengan baik dan benar , mereka mampu untuk
simulasi atau objek kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa
Peneliti juga melihat sebagian besar dari responden sudah mulai dapat
menggerakkan dengan teknik kombinasi yaitu pada gigi bagian posterior disikat
dengan teknik memutar, pada bagian kunyah dengan gerakkan maju mundur, dan
pada bagian lingual dan palatal dilakukan dengan gerakan mencongkel, ini
gigi yang benar dan disertai keterangan-keterangan yaitu ada 4 langkah yang
diikuti oleh anak secara langsung. Oleh karena itu dapat dengan mudah diserap
oleh anak-anak sehingga keterampilan dan kebersihan gigi dan mulut anak
demonstrasi atau pun dalam proses pendidikan yang dilaksanakan dan meraka
Selanjutnya pada tabel output analisis pada uji normalitas diketahui nilai df
pada tabel Shapiro Wilk . Setelah dilakukan uji normalitas menunjukan bahwa
nilai Sig. indeks plak sebelum demonstrasi menyikat gigi dengan teknik
kombinasi sebesar 0,104 dan nilai Sig. indeks plak setelah demonstrasi menyikat
gigi dengan teknik kombinasi sebesar 0,003. Data dikatakan berdistribusi normal
dalam uji normalitas Shapiro Wilk jika nilai p-value > 0,05. Karena nilai p-value
39
tersebut < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan uji
Wilcoxon.
Pada hasil uji Wilcoxon diperoleh data negative atau selisih antara nilai
mean rank sebesar 0,00. Nilai 0 ini menunjukkan tidak adanya penurunan
(pengurangan) dari nilai sebelum dan sesudah demonstrasi menyikat gigi teknik
kombinasi. Positif ranks atau selisih antara nilai sebelum demonstrasi menyikat
gigi kombinasi dan nilai sesudah demonstrasi. Disini terdapat 32 data positif (N)
demonstrasi menyikat gigi dengan teknik kombinasi, disini nilai Ties adalah 0,
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada nilai yang sama sebelum demonstrasi
menyikat gigi dan sesudah demonstrasi menyikat gigi dengan teknik kombinasi.
bahwa efektif menyikat gigi dengan teknik kombinasi terhadap penurunan indeks
B. Plak Indeks
kesehatan gigi dan mulut. Tujuan menyikat gigi adalah untuk membersihkan plak
pada gigi dan menjaga kesehatan rongga mulut. Menurut Riyanti (2005)
kemampuan menyikat gigi yang baik dan benar merupakan salah satu faktor yang
40
kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode
melainkan pada cara atau teknik menyikat giginya. Meski menyikatnya perlahan,
tetapi apabila caranya tepat hasilnya tentu bisa lebih maksimal. Sebaliknya,
meskipun menyikat dengan sekuat tenaga tetapi teknik menyikat giginya kurang
teknik kombinasi terhadap penurunan indeks plak pada anak tunarungu di SLB N
gigi diketahui pada tabel 4.5 memiliki jumlah rata – rata 2,344 . Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya dari 292 anak terdapat 52,47% anak memiliki
demonstrasi menyikat gigi diketahui pada tabel 4.5 anak memiliki jumlah rata –
menyikat giginya kurang tepat kerana kebiasaan anak menyikat gigi hanya dengan
menggunakan teknik horizontal saja, dan anak belum diberikan penyuluhan tentang
teknik menyikat gigi sehingga pengetahuan tentang cara menyikat gigi masih rendah
ada penurunan plak skor yang signifikan dibandingkan dengan sebelum demonstrasi,
41
bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar dengan teknik kombinasi.
Selanjutnya pada tabel output analisis pada uji normalitas diketahui nilai df
(derajat kebebasan) masing-masing sampel data kurang dari 50, maka pengambilan
keputusan normalitas dilakukan berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel Shapiro
Wilk. Setelah dilakukan uji normalitas menunjukan bahwa nilai Sig. sebelum
demonstrasi menyikat gigi dengan teknik kombinasi pada penurunan plak indeks
sebesar 0,104 dan nilai p-value setelah demonstrasi menyikat gigi dengan teknik
kombinasi pada penurunan plak sebesar 0,003. Data dikatakan berdistribusi normal
dalam uji normalitas Shapiro wilk jika nilai p-value > 0,05 maka data tidak
Pada hasil uji Wilcoxon diperoleh data negative atau selisih anatra nilai
sebelum demonstrasi menyikat gigi teknik kombinasi dan nilai sesudah demonstrasi
menyikat gigi teknik kombinasi dengan nilai N 32, mean rank sebesar 16,50, nilai 32
demonstrasi menyikat gigi dengan teknik kombinasi. Positif rank atau selisih anatar
nilai sebelum demonstrasi menyikat gigi kombinasi dan nilai sesudah demonstrasi,
terdapat 0 data positif (N) yang artinya mengalami peningkatan menyikat gigi dengan
teknik kombinasi. Ties adalah kesamaan nilai sebelum demonstrasi menyikat gigi
dengan teknik kombinasi, disini nilai ties 0 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada
nilai yang sama sebelum dan sesudah demonstrasi menyikat gigi dengan teknik
kombinasi.
42
disimpulkan bahwa ada pengaruh metode demonstrasi menyikat gigi dengan media
phantom dan bahasa isyarat terhadap penurunan indeks plak pada anak tunarungu di
A. Kesimpulan
berikut:
dan bahasa isyarat pada anak tunarungu di SLB N 1 Kota Jambi terhadap
penurunan plak skor dilihat dari analisis Wilcoxon diperoleh nilai p-value
B. Saran
isyarat yang diberikan dapat dipraktekkan secara berkala oleh guru atau
dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk secara teratur melakukan
43
44
Kota Jambi
Angela, A (2005). Pencegahan Primer pada Anak Beresiko Karies Tinggi. Dental
Journal, 38 (3), 130, 132-133.
Hidayat, Rachmat dan Tandiari, Astrid. (2016). Kesehatan Gigi dan Mulut Apa
yang Sebaiknya Anda Tahu. Yogyakarta : CD Andi Offset, 2016. 978-
979-29-6261-1.
Hidayat, Rachmat dan Tandiari, Astrid. (2016). Kesehatan Gigi dan Mulut Apa
yang Sebaiknya Anda Tahu. Yogyakarta : CD Andi Offset, 2016. 978-
979-29-6261-1.
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4 volume 2. Jakarta ; EGC
Puspita NPV, Sirat SNM. (2017). Gambaran OHI-S dan Perilaku Menyikat Gigi
pada Siswa Kelas VI SDN 5 Pekutatan Kecamatan Pekutatan
Kabupaten Jembarana Tahun 2016. Jurnal Skala Husada. 14 April
2017, 34-40.
Pintauli Sondang, Tazio Hamada. (2010). Menuju Gigi dan Mulut Sehat :
Pencegahan dan Pemeliharaan. USU Press : Medan.
Riyanti, E (2011). Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini.
Jurnal Kedokteran Gigi Anak. Bandung
Sari, Dwi Rusma, Iwan M. Ramdan, dan Faried Rahman Hidayat. 2015.
“Perbandingan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Cara
Menyikat Gigi Antara Metode Simulasi dan Menonton Video
Terhadap Keterampilan Menyikat Gigi Pada Murid TK B di TK
IT AS-SALAM Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.”
Tomasowa. (2000). Ciri-ciri gigi sehat. Diakses pada 4 september 2012 pukul
20.00
Yundali dan Aditya Warman (2012). Kesehatan Gigi dan Mulut. Pustaka
Bandung : Rineka Cipta.
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini selaku orang tua/wali dari :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Sekolah :
Nim : PO71251190013
Jambi,...................2023
Yang menyatakan
Orang Tua/Wali
Lampiran 3
NAMA :
USIA :
JENIS KELAMIN :
KELAS :
TANGGAL :
PRE POST
TOTAL SKOR =
Lampiran 4. Hasil Pengolahan Data
Descriptives
Median 2.300
Variance .192
Minimum 1.6
Maximum 3.0
Range 1.4
Interquartile Range .8
Median 1.400
Variance .050
Minimum 1.1
Maximum 2.1
Range 1.0
Interquartile Range .2
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
Ties 0c
Total 32
c. posttestplak = pretestplak
Test Statisticsb
posttestplak -
pretestplak
Z -4.947a