Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN BERKALA

No. Dokumen : 440/ /


SOP/PKM BIES/2023
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : Januari 2023
Halaman : 1/4

UPTD PUSKESMAS dr. Gustina Fitri, M.K.M


BIES NIP.19800817 201412 2 001

1. Pengertian Melakukan pemeriksaan kesehatan dasar kepada siswa/siswi lama


disetiap jenjang sekolah, mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK.
1. Tujuan Untuk mengetahui status kesehatan siswa/siswi lama di setiap jenjang
sekolah dan melihat perkembangan status kesehatan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya
1. Kebijakan Surat Tugas Kepala Puskesmas Bies no: /2020 Tentang Pemeriksaan
Berkala Anak usia Sekolah
2. Referensi 1. UU No 23 Thn 2002 tentang Perlindungan Anak
2. UU No 32 Thn 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. UU No.36 Thn 2009 tentang Kesehatan
4. PP No 65 Thn 2005 tentang Pedoman Penyusunan SPM
5. PP No 38 Thn 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
6. SKB 4 Menteri No. 1/U/SKB; No 16067/Menkes/SKB/VII/2003; No
MA/230 A/2003; No 26 Thn 2003 tgl 23 Juli 2003 tentang Pembinaan
& Pengembangan UKS
7. Kepmenkes No 1611 Thn 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi
8. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan berkala di
Satuan Pendidikan Dasae dan Menengah, Kemenkes RI 2015
9. Pedoman Standar Nasional PKPR, Kemenkes RI 2014
1. Prosedur ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Stopwatch
4. Alat pengukur berat badan (timbangan injak)
5. Microtoise (alat ukur tinggi badan)
6. Haemometer sahli
7. Kaca mulut
8. Sonde
9. Kartu snellen
10. Senter
11. Otoscope
12. Formulir pemeriksaan
13. Formulir rujukan
PELAKSANAAN

1. Pemeriksaan Keadaan Umum Penilaian keadaan umum peserta didik


dimaksudkan untuk menilai keadaan fisik secara umum, yang meliputi
hygiene perorangan dan indikasi kelainan gizi yang dapat dinilai dengan
melihat rambut warna kusam dan atau mudah dicabut, bibir kering, pecah
pecah dan mudah berdarah, sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit
tampak pucat/keriput. Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi dan
kelainan jantung.

2. Penilaian Status Gizi Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan
pemeriksaan secara klinis, riwayat asupan makanan, ukuran tubuh
(antropometri) dan penunjang (laboratorium). Dalam kegiatan
penjaringan, penilaian status gizi siswa dilakukan melalui pengukuran
antropometri yaitu mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan
menghitung indeks massa tubuh ini akan diketahui status gizi siswa.IMT
adalah indeks untuk menentukan status gizi. Indeks tersebut diperoleh
dengan membandingkan berat badan (BB) dalam kilogram terhadap tinggi
badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika tidak ada kalkulator dapat
menggunakan tabel IMT yang tersedia. Selanjutnya angka indeks di plot
pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin. Lihat posisi plot tadi berada
pada area mana:
a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai -2 maka anak
tersebut berstatus gizi normal
b. Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut
berstatus kurus
c. Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus sekali
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD +3 berarti anak
tersebut berstatus overweight atau gemuk
e. Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas.

3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis
yang sederhana bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan
mulut peserta didik dan menentukan prioritas sasaran untuk dijadikan
pertimbangan dalam menyusun program kesehatan gigi dan mulut di
sekolah. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Keadaan rongga mulut
b. Kebersihan mulut
c. Keadaan gusi
d. Keadaan gigi
1. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran Pemeriksaan indera
penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan yang dilakukan setiap
awal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya kelainan
tajam penglihatan dan kelainan tajam pendengaran serta kelainan organik
pada mata dan telinga setiap siswa baru. Selanjutnya pada tengah tahun
dilakukan pemeriksaan ulang (berkala) untuk menindaklanjuti hasil
pemeriksaan sebelumnya atau menilai perbaikan atas koreksi yang
dilakukan.
Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah;
 Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik -Snellen chart /
E chart untuk memeriksa visus - Penutup 1 mata (okluder) -Pinhole
(cakram berlubang) -Loupe -Senter
 Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik -Ruang yang
kedap suara untuk melakukan tes berbisik -Garputala -Senter -
Otoskop

2. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan


dalam penjaringan peserta didik SD/MI adalah pemeriksaan feces dan
anemia. Melalui pemeriksaan faces untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi
cacing pada seorang murid. Tujuannya adalah:
a. Untuk menjaring anak sekolah yang menderita cacingan
b. Meningkatkan mutu intelektual anak sekolah -Meningkatkan cakupan
program cacingan terutama pada anak sekolah
c. Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan cacingan
dengan melibatkan lintas program / lintas sektor
Bila pemeriksaan feces >50% posiitif, maka dilakukan pengobatan
secara masal (mass blanket) dan bila pemeriksaan feces ditemukan.
2. Dokumen Terkait 1. SK Tim pelaksana UKS Sekolah
2. Form Pemeriksaan Kesehatan Anak
3. Raport Kesehatan anak (Jika Ada)
4. Form Rujukan (Jika diperlukan)
5. Unit Terkait 1. Promkes
2. Dokter di unit pelayanan perseorangan
3. Pelaksana kegiatan Gizi

6. Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai