Anda di halaman 1dari 5

Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah

No.
:39/SOP-UKM/IV/2017
Dokumen
SOP
No. Revisi :
Tanggal
: 01/04/2017
Terbit
Halaman : 1/5
UPT. Puskesmas
Pabuaran Tumpeng Sakuncoro

1. Pengertian a. Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan


kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki
masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini
mungkin.
b. Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD, kelas
7 SMP/MTs dan Kelas 10 SMA/SMK/MA yang meliputi
pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)
pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri,
pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran),
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium
untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran jasmani.
Selain itu pada peserta didik di tingkat SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA juga dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai
keadaan kesehatan umum, kesehatan mental remaja, intelegensia dan
reproduksi melalui self assessment serta bahan edukasi/konseling.

2. Tujuan a. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi secara dini.


b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan
dalam menyusun program pembinaan kesehatan
sekolah.Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi program pembinaan peserta didik

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pabuaran Tumpeng No: 440/70/SK-


ADM.PT/I/2017 tentang Penetapan Indikator Prioritas Monitoring dan

1/5
penilaian Kinerja (UKM) di UPT Puskesmas Pabuaran Tumpeng

4. Referensi Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala Di


Satuan Pendidikan Dasar Dana Menengah, Jakarta : Dirjen Bina
Kesehatan Anak, Dirjen Bina Gizi Dan KIA, kementrian Kesehatan RI.
2015
5. Prosedur /Langkah- 1. Pemeriksaan Keadaan Umum
langkah
Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan untuk menilai
keadaan fisik secara umum, yang meliputi hygiene perorangan dan
indikasi kelainan gizi yang dapat dinilai dengan melihat rambut
warna kusam dan atau mudah dicabut, bibir kering, pecah pecah dan
mudah berdarah, sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit tampak
pucat/keriput.Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi dan kelainan
jantung.

2. Penilaian Status Gizi

Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan pemeriksaan secara


klinis, riwayat asupan makanan, ukuran tubuh (antropometri) dan
penunjang (laboratorium). Dalam kegiatan penjaringan, penilaian
status gizi siswa dilakukan melalui pengukuran antropometri yaitu
mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan menghitung indeks
massa tubuh ini akan diketahui status gizi siswa.IMT adalah indeks
untuk menentukan status gizi. Indeks tersebut diperoleh dengan
membandingkan berat badan (BB) dalam kilogramterhadap tinggi
badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika tidak ada kalkulator dapat
menggunakan tabel IMT yang tersedia.Selanjutnya angka indeks di
plot pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin. Lihat posisi plot
tadi berada pada area mana:

a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai -2 maka anak


tersebut
b. Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut
berstatus kurus
c. Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus sekali
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD +3 berarti anak
tersebut berstatus overweightatau gemuk

2/5
e. Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas.
3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan


untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik
dan menentukan prioritas sasaran untuk dijadikan pertimbangan
dalam menyusun programkesehatan gigi dan mulutdi sekolah.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

a. Keadaan rongga mulut


b. Kebersihan mulut
c. Keadaan gusi
d. Keadaan gigi
4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran

Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah


pemeriksaan yang dilakukan setiap awal tahn ajaran baru
(penjaringan) untuk mengetahui adanya kelainan tajam penglihatan
dan kelainan tajam pendengaran serta kelainan organik pada mata
dan telinga setiap siswa baru. Selanjutnya pada tengah tahun
dilakukan pemeriksaan ulang (berkala) untuk menindaklanjuti hasil
pemeriksaan sebelumnyaatau menilai perbaikan atas koreksi yang
dilakukan. Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah;

a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik

-Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus

-Penutup 1 mata (okluder)

-Pinhole (cakram berlubang)

-Loupe

-Senter

b. Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik

-Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes berbisik

-Garputala

3/5
-Senter

-Otoskop

5. Pengisian Kuesioner oleh peserta didik/orang tua/wali peserta


didik

a. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan peserta didik

Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik meliputi pengisisan


kuesioner terkait kesehatan yang pernah diderita oleh peserta didik
seperti alergi, cidera,kejang berulang, pingsan, transfusi darah
berulang dan penyakit lain.

b. Penilaian Status Imunisasi


Meliputi penilaian status imunisasi meliputi jenis imunisasiyang
diberikan melalui program imunisasi lanjutan yaitu bulan
Imunisasi Anak Sekolah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengisian kuesioner terkait penyakit yang pernah
diderita oleh keluarga peserta didik (ayah, ibu, kakek, nenek)
seperti Tuber Culosis,diabetes, tekanan darah
tinggi,kanker/tumor ganas, thalasemia, dan hemophilia.
d. Pemeriksaaan Gaya Hidup
Meliputi pengisian kuesioner terkait dengan pubertas, pola
sarapan, jajan di sekolah, resiko merokok dan risiko minum
minuman beralkohol, narkotika, psikotrofika, dan zat adiktif
lainnya (NAPZA).
e. Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi
Meliputi pengisian kuesioner terkait pubertas dan masalah
kesehatan,organ reproduksi.
f. Pemriksaaan Kesehatan Mental
Pengisian kuesioner untuk menemukan secara dini adanya
masalah mental emosionalagar dapat segera diketahui dan
diintervensi.Kuesioner yang digunakan SDQ
g. Pemeriksaan Kesehatan Intelegensia
Pemriksaan awal untuk menemukan secara dini potensi
kecerdasan dan hambatanbelajar dalam proses belajar agar

4/5
segera dilakukan intervensi.
6. Pengukuran Kebugaran Jasmani

Adalah kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk melakukan


kegiatan sehari hari, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan
masih memiliki tenaga cadangan untuk melakukan aktifitas fisik
lainnya. Hal ini dilaksanakan untuk menentukan tingkat kebugaran
jasmani peserta didik. Instrumen tes kebugaran jasmani yang
digunakan adalah Tes Ke Bugaran Jasmani Indonesia (TKJI). TKJI
merupakan rangkaian tes yang harus dilakukan secara berurutan.TKJI
terdiri dari 5 tes, yaitu:

a. Lari cepat
b. Gantung siku tekuk / gantung angkat tubuh
c. Baring duduk
d. Loncat tegak
e. Lari jarak sedang

Persyaratan untuk mengikuti TKJI adalah sebagai berikut:

a. Peserta dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes


b. Diharapkan sudah makan sedikitnya 2 jam sebelum melakukan
tes
c. Disarankan memakai pakaiandan sepatu olahraga
d. Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes
e. Melakukan pemanasan sebelum tes.

Tes kebugaran jasmani hanya boleh diikuti oleh peserta didik


yangtelah selesai menjalankan tahap penjaringan kesehatan dan
dinyatakan oleh dokter tidak mengalami kontra indikasi untuk dites.

6. Unit Terkait -Guru UKS

-Dokter Kecil

- Petugas Puskesmas

5/5

Anda mungkin juga menyukai