Revisi
Tgl.Diberlak u Dinkes.Kab Dairi Halaman Ditetapkan Kepala ttd UPT Puskesmas Batang
Beruh a. Pengertian
b. Tujuan
a. Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segera
mendapatkan penanganan sedini mungkin. b. Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta
didik kelas 1 SD, kelas 7 SMP/MTs dan Kelas 10 SMA/SMK/MA yang meliputi
pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku) pemeriksaan status gizi melalui
pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran),
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan
kecacingan, dan pengukuran kebugaran jasmani. Selain itu pada peserta didik di tingkat
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai keadaan
kesehatan umum, kesehatan mental remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self
assessment serta bahan edukasi/konseling. a. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi
secara dini. b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan
peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan
kesehatan sekolah. c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi program pembinaan peserta didik
c. Kebijakan d. Referensi
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan untuk mengetahui
keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan prioritas sasaran untuk
dijadikan pertimbangan dalam menyusun program kesehatan gigi dan mulut di sekolah.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: a. Keadaan rongga mulut b. Kebersihan mulut c.
Keadaan gusi d. Keadaan gigi 4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran
Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan yang dilakukan setiap
awal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya kelainan tajam penglihatan dan
kelainan tajam pendengaran serta kelainan organik pada mata dan telinga setiap siswa baru.
Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan pemeriksaan ulang (berkala) untuk menindaklanjuti
hasil pemeriksaan sebelumnya atau menilai perbaikan atas koreksi yang dilakukan. Alat
bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah; a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan /
Kelainan Organik -Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus - Penutup 1 mata (okluder)
-Pinhole (cakram berlubang) -Loupe -Senter b.Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan
organik -Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes berbisik -Garputala -Senter -Otoskop
5. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan
dalam penjaringan peserta didik SD/MI adalah pemeriksaan feces dan anemia. Melalui
pemeriksaan faces untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi cacing pada seorang murid.
Tujuannya adalah: -Untuk menjaring anak sekolah yang menderita cacingan -Meningkatkan
mutu intelektual anak sekolah -Meningkatkan cakupan program cacingan terutama pada anak
sekolah -Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan cacingan dengan melibatkan lintas
program / lintas sektorBila pemeriksaan feces >50% posiitf, maka dilakukan pengobatan
secara masal (mass blanket) dan bila pemeriksaan feces ditemukan
View more...
PEMERINTAH K
ABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN
UPT
D
.
PUSKESMAS
KECAMATAN
PAMEUNGPEUK
Jl. Raya Banjaran No. 501 Ds. Sukasari (022)
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
(PKPR)
1.
Pendahuluan
Kelompok usia remaja merupakan kelompok yang cukup besar, sekitar 23% dari
seluruh populasi, sebagai generasi penerus, kelompok ini merupakan aset atau modal
utama sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa dan negara yang akan datang.
Kelompok remaja yang berkualitas memegang peran penting di dalam mencapai
kelangsungan serta keberhasilan Tujuan Pembangunan Nasional.
2.
Latar Belakang
Berdasarkan data Penduudk Indonesia 2000-2025 proporsi penduduk remaja 10-
19 tahun pada tahun 2010 adalah sekitar 18,3% dari total penduduk sekitar 43 juta jiwa.
Besarnya populasi kelompok usia remaja dapat dimaknai sebagai aset dan potensi
bangsa di masa depan. Pentingnya remaja sebagai aset masa depan peradaban manusia
ditunjukan dengan adanya beberapa indikator yang ditetapkan Persatuan Bangsa-
Bangsa sebagai Millenium Development Goals (MDGs) yang terkait langsung dengan
remaja. Fakta yang menunjukkan bahwa saatini remaja menghadapi berbagai tantangan
yaitu resiko pengetahuan, dan akses terhadap informasi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas remaja antara lain
adalah dengan meningkatkan pelayanan peduli kesehatan remaja (PKPR), termasuk
kualitas dalam memberikan informasi kesehatan remaja dan pelayanan konseling.
3.
Tujuan
a.
Tujuan Umum
Terselanggara PKPR berkualitas di Puskesmas dan tempat pelayan remaja lainnya,
yang mampu menghargai dan memenuhi hak- hak kebutuhan remaja sebagai individu,
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal bagi remaja sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b.
Tujuan Khusus
-
Meningkatkan kualitas remaja adalah dengan meningkakan kualitas pelayanan
PKPR, termasuk dalam memberikan informasi kesehatan remaja dan
pelayanan konseling.
-
Tersedianya panduan penyelanggaraan bagi fasilitas dan petugas pelakasana
PKPR.
-
Terselanggaranya PKPR berkualitas yang baik, ajeg dan merata di wilayah
Puskesmas kecamatan Pameungpeuk.
-
4.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Memberikan penyuluhan dan konseling dalam pelayanan kesehatan peduli remaja,
membuat rencana tindak lanjut dan melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja berdasarkan rencana.
5.
Metoda
Kegiatan dalam memberikan penyuluhan dan konseling dalam Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja dilakukan melalui metoda ceramah dan diskusi.
6.
Sasaran
Remaja usia 10-19 tahun yang belum dan telah menikah.
7.
Jadwal kegiatan
2(dua) kali setahun
8.
Rencana Evaluasi
Setahun sekali
9.
Pencatatan dan Pelaporan
Notulen, laporan kegiatan
Bandung,................20...
Pelaksana Upaya PKPR,
1. Pengertian Melakukan pemeriksaan kesehatan dasar kepada siswa siswi kelas 1-3 di setiap
jenjang sekolah mulai dari SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK 2. Tujuan Untuk mengetahui
status kesehatan siswa / siswi baru disetiap jenjang sekolah di wilayah UPT Puskesmas Bugul
Kidul. 3. Kebijakan
Tentang Jenis Layanan di Puskesmas Bugul Kidul. 4. Referensi 5. Prosedur Alat : stetoskop
Senter Snellen chart Alat ukur tinggi badan Alat ukur berat badan Alat pemeriksaan gigi
Bahan : kapas, alkohol, kasa 6. Langkah - langkah 1. Mengumpulkan data sasaran jumlah
sekolah dan jumlah siswa SD 2. Menentukan tanggal jadwal pelaksanaan penjaringan murid
kelas 1-3 3. Melaksanakan koordinasi tentang jadwal penjaringan dengan kepala sekolah dan
guru uks 4. Datang kesekolah dan melaporkan kepada kepala sekolah/ guru uks / guru kelas
5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan 6. Melakukan pemanggilan siswa berdasarkan
absensi 7. Melakukan pemeriksaan fisik kepada murid sekolahdengan bantuan alat peraga
Tanggal Terbit : Halaman : Pemerintah Kota Pasuruan Dinas Kesehatan Tanda Tangan :
Kepala UPT Puskesmas Bugul Kidul dr. Ika Septa Lestari NIP. 19830924 201001 2 021
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan fisik 9. Melakukan rujukan bagi
siswa yang kelainan atau sakit ke puskesmas 10. Melaporkan hasil penjaringan ke kepala
puskesmas 11. Melaporkan hasil penjaringan ke Dinas Kesehatan 7. Bagan alir - 8. Hal-hal
yang perlu diperhatikan 9. Unit Terkait 10. Dokumen terkait
PENJARINGAN KESEHATAN DAN
PEMERIKSAAN BERKALA
1. Persiapan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala Penjaringan
kesehatan peserta didik merupakan salah satu indicator standar pelayanan minimal
bidang kesehatan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah.penjaringan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik perlu
dilakukan pemeriksaan berkala.kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala tersebut dilakasanakan melalui wadah usaha sekolah (UKS).
2. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dalam mendukung proses
belajar.
Tujuan Khusus
Petunjuk teknik ini diterbitkan untuk dipedomani oleh penanggungjawab program kesehatan
anak usia sekolah di
Selain itu pelaksanaan teknis ini dapat pula digunakan oleh institusi pendidikan organisasi
profesi atau mitra potensial bidang kesehatan lainnya.
4.KEBIJAKAN PELAKASANAAN
1. Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan salah satu indicator standar pelayanan
minimal bidang kesehatan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah.
2. Untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik perlu dilakukan pemeriksa
berkala.
3. Kegiatan penjaringan kesehatan dan pemerikasaan berkala dilaksanakan melalui
Wadah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
4. Penjaringan kesehatan dilakukan 1 tahun sekali terhadap peserta didik kela 1
SD/SDLB/MI,Kelas 7 SMP/SMPLB/MTS,Dan kelas 10 SMA/SMK/SMALB/MA
Negeri dan Swasta.
5. Penjaringan kesehatan dilanjutkan dengan pelaksanaan pemeriksaan berkala.
6. Pemeriksaaan berkala dilakukan sedikit 1 tahun sekali terhadap seluruh peserta didik
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS,dan SMA/SMK/SMALB/MA.
7. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dapat dilaksanakan dilakukan dalam
sekolah/sekolah Luar Biasa /Madrasah atau diluar Sekolah/Madrasah menggunakan
formulir pemeriksaan baku.
8. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan oleh puskesmas dan
sekolah/sekolah luar biasa /Madrasah
9. Pendanaan kegiatan penjaringan kesehtan dan pemeriksaan berkala menggunakan
APBD ,SWASTA ,MANDIRI dan sumber dana lain sesuai peraturan yang berlaku.
10. SASARAN PENJARINGAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN BERKALA
Sasaran Penjaringan:
Seluruh peserta didik baru pada tahun ajaran baru kelas 1,7 dan 10 disekolah Madrasah, baik
Negeri ataupun Swasta termasuk Sekolah Luar Biasa(SLB).
Pemeriksaan Berkala:
Peserta didik selain kelas 1,7 dan 10(kelas 2-6)di SD/MI,Kelas 8 dan 9
SMP/MTS serta kelas 11 dan 12 di SMA /SMK/MA) termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Waktu Pelaksanaan penjaringan terbaik : pada tahun ajaran baru yaitu antara bulan Juli
sampai Desember ,tetapi dalam menghadapi keterbatasan tenaga kesehatan dipuskesmas
makan diberikan kesempatan sepanjang satu tahun ajaran untuk menjangkau seluruh SD/MI,
SMP/M.Ts, SMA/SMK/MA.
1. PELAKSANAAN PENJARINGAN
penjaringan kesehatan dan berkala peserta didik SD/MI ,SMP/M.Ts dan SMA/SMK/MA
termasuk SLB Meliputi:
Pengisian koesioner yang diisi oleh peserta didik/orang tua/wali peserta didik yang
terdiri dari:
1. Riwayat Kesehatan
2. Riwayat Imunisasi
3. Gaya Hidup (Sarapan,jajan,merokok dan minum minuman beralkhol)
4. Kesehatan Intelegansia
5. Kesehatan Mental
6. Kesehatan Reproduksi
1. Status Gizi
2. Tanda vital (tekanan darah,frekuensi nadi,frekuensi pernapasan dan Suhu)
3. Kebersihan Diri
4. Kesehatan indera penglihatan
5. Kesehatan indera pendengaran
6. Kesehatan Gigi dan Mulut
7. KeBugaran Jasmani
Dalam melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala, diperlukan persiapan dan
dilanjutkan dengan tahapan proses pelaksanaan penjaring kesehatan dan pemeriksaan
berkala..Persiapan penjaringan dapat dilakukan minimal satu minggu sebelum pelaksanaan
penjaringan dan pemeriksaan berkala.
BAGAN ALUR
rapor kesehatanku
Tenaga kesehatan II
Guru Penjaskes
1. Pemeriksaan kebugaran
2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
3. Mencatatkan hasil pemeriksaan,kesimpulan dan tidak lanjut pada formulir
pemeriksaan/buku rapor kesehatanku
Peserta didik dengan riwayat kesehatan tertentu memiliki kemungkinanan memiliki penyakit
tertentu yang dapat mempengaruhi kondisis kesehatan didik mengakibatkan kesakitan dan
mengganggu proses belajar pada masa yang akan datang. Keterangan riwayat kesehatan
peserta didik dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam menentukan diagnose penyakit
maupun pengobatan bagi peserta didik.
Pemeriksaan kesehatan peserta dididk dilakukan pada peserta didik SD/MI, SMP/MTs.
SMA/SMK/MA dan sederajat termasuk Sekolah Luar Biasa(SLB).
2. Tujuan
Untuk mendeteksi risiko masalah kesehatan peserta didik berdasarkan gejala/kejadian terkait
kesehatan yang pernah dialami oleh peserta didik.
Tujuan
Mengetahui status imunisasi peserta didik atas imunisai DT,Campak dan TD.
Peserta yang memiliki gaya hidup tidak sehat seperti merokok, terpapar rokok dikeluarga/
rumah dan minum minuman (beralkhol) dan NAPZA dapat mengakibatkan peserta didik
lebih beresiko menderita penyakit pada saluran pernapasan atau ikut melakukan perilaku
beresiko tersebut sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan kesakitan dan mengganggu
proses belajar .
1. Tujuan : Untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait gaya hidup.
Tujuan
Pemeriksaan mental merupakan kegiatan untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional agar dapat diketahui dan segera dilakukan tindakan intervensi.
Tujuan
1. Untuk mendeteksi secara didni adanya masalah mental emosional pada peserta didik
2. Membantu guru dalam mengenal tingkat kesulitan dan kekuatan pada anak peserta.
3. Membantu guru dalam mengenal permasalahan emosi yang dihadapi anak peserta
didik sehingga guru dapat lebih dini memberikan inrevensi positif dan dapat
memebantu guru dalam memberikan metode pengajaran.
4. Sesuai bahan tindak lanjutbagi sekolah dalam meningkatkan kualitas peserta
didik.Sehingga diharapkan prestasi disekolah dapat meningkat.
Pemeriksaan resiko kesehatan reproduksi meliputi pengisisian koesioner terkait pubertas dan
masalah kesehatan pada organ reproduksi beresiko mengalami kehamilan yang seringkali
mengakibatkan peserta didik dikeluarkan dari sekolah atau penyakit menular seksual yang
mengakibatkan kesakitan sehingga mengganggu proses belajar.
Pemeriksaan kesehatan reproduksi dapat dilakukan pada peserta didik mulai dari kelas 4
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK/SMALB/MA
Tujuan
G.KEBERSIHAN DIRI
Kebersihan diri adalah penampilan diri dalam hal ini rambut,kulit dan kuku yang bersih yang
mencerminkan kesehatan.
Melalui kebersihan diri dapat menghindarkan diri dari penyakit diare infeksi saluran
pernapasan,pneumonia (radang paru),infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. salah
satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah cuci tangan pakai sabun (setelah
bermain/berktivitas, sebelum makan dan sesudah makan dan setelah buang air kecil dan
buang air besar) mandi sehari 2 x dengan sabun mandi dan cuci rambut minimal 2 kali
seminggu.
Tujuan
Untuk mendeteksi kelainan /penyakit dari kebersihan rambut, kulit dan kuku serta
mengetahui cara menjaga kebersihan diri meliputi rambut, kulit dan kuku.
Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.
Pada peserta didik SLB khususnya SLB-A,tetapi dilakukan pemeriksaan kesehatan indera
penglihatan walaupun sebelumnya diketahui peserta didik mengalami kelainan pada mata
seperti buta seluruhnya atau buta parsial untuk menemukan kelainan yang baru atau
kelanjutan komplikasi yang penyakit mata sebelumnya.dan dapat sebagai pembuktian
penegakan diagnose yang sudah ada jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan mata luar, tajam penglihatan (visus),dan pemeriksaan buta warna.
Tujuan
Mendeteksi adanya penyakit pada mata, gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi/
gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada peserta didik serta menindaklanjuti
hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
Pemeriksaan telinga dilakukan melalui pemeriksaan telinga luar dan fungsi pendengaran
dengan tes berbisik dan tes penala, peserta didik yang mengalami gangguan pendengaran
mengakibatkan gangguan bicara yang berdampak pada gangguan komunikasi, emosional,
hubungan sosial dan juga mempengaruhi nilai akademik/prestasi belajar.
Tujuan
Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada peserta didik serta menindaklanjuti
pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
Pemeriksaan gigi dan mulut yang dilaksanakan disekolah merupakan pemeriksaan klinis
sederhana meliputi pemeriksaan keadaan rongga mulut , kebersihan mulut, keadaan gusi,
keadaan gigi.
Tujuan
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik, yang akan digunakan
sebagai data untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan program member umpan balik
kepada sekolah dan orang tua dan menindaklanjuti atau merujuk hasil pemeriksaan.
Kebugaran Jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-
hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relative lama tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan.
Tujuan
CARA PEMERIKSAAN.
TUJUAN ;
Untuk menilai kemampuan jantung paru sebagai salah satu komponen kebugaran jasmani
yang paling dominan.
A.Pencatatan
Tenaga kesehatan mencatatkan hasil penjaringan kesehatan/pemeriksaan berkala kedalam
formulir penjaringan kesehatan /pemeriksaan berkala yang terdapat dalam buku rapor
kesehatanku.
Daftar hasil penjaringan kesehatan /pemeriksaan berkala yang dicatatkan pada formulir
penjaringan/pemeriksaan atau buku rapoor kesehatanku meliputi:
Tenaga kesehatan memindahkan hasil penjaringan kesehatan /pemeriksaan berkala dari buku
rapor kesehatanku keregister kegiatan kesehatan anak disekolah meliputi:
Jenis disabilitas
Status gizi
Resiko anemia
Tekanan Darah
Dugaan kelainan jantung
Dugaaan masalah paru
Imunisasi
Kebersihan diri
Kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan mata
Kesehatan telinga
Resiko yang berhubungan dengan gaya hidup
Gangguan kesehatan reproduksi
Gangguan mental emosional
Modalitas belajar
Dominasi otak
Pengguanaan alat bantu
Kebugaran jasmani
Rujukan
3. Tindaklanjut
1. PELAPORAN
Data hasil penjaringan kesehatan direkapitulasi oleh tenaga kesehatan puskesmas untuk
dilaporkan dan diumpan balikkan:
1. Kesekolah
2. KeDinas kesehatan kab/kota
3. Pemeriksaan Kesehatan Kerja
4.
5. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaitu upaya untuk
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan
di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada
baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi
dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan
diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara
kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari
7. a. Anamnese pekerjaan
9. c. Alrergi
berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko
kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar
dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah
dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam
pekerjaan.
16. 3. Pemeriksaan Khusus Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus
diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada
keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit di sektor kesehatan
memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada
Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja
Pengertian
UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah
dan lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang
pendidikan mulai TK/RA sampai SMA/SMK/MA.
Tujuan
Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik
maupun warga sekolah serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Sasaran
Sasaran UKS adalah peserta didik sekolah / madrasah, Satuan Pendidikan Luar Sekolah,
Guru, pamong Belajar, Pengelola Pendidikan, pengelola Kesehatan dan masyarakat.
Pelayanan Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis dalam rangka pemutusan
rantai penularan penyakit, upaya pemeliharaan kesehatan pribadi siswa / guru yang
ditekankan pada upaya pembentukan perilaku hidup besih dan sehat, maupun lingkungan
fisik sekolah untuk mendukung terciptanya suasana yang sehat dalam proses pembelajaran.
Contoh kegiatan : Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemberantasan kecacingan,
pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif).
2. Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan perlindungan jangka panjang
terhadap penyakit difteri dan tetanus dengan imunisasi Difteri Tetanus Toxoid (DT) dan
Tetanus Toxoid
(TT). Semua anak SD/MI kelas I menerima imunisasi DT, siswa kelas VI menerima
imunisasi TT.
3. Dokter kecil
Dokter kecil dalah siswa/siswi yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan
kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah.
Kegiatan yang dilakukan dokter kecil diantaranya :
Pengobatan sederhana
5. Penjaringan kesehatan
Penjaringan kesehatan dilakukan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan hasilnya
akan dimanfaatkan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan UKS. Inti dari
kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah,
antara lain status gizi anak, kesehatan indera penglihatan dan pendengaran yang
merupakan faktor penting bagi anak dalam proses pembelajaran.
6. Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugs kesehatan, guru UKS, dokter kecil kepada
seluruh siswa dan guru setiap 6 bulan, untuk memantau, memellihara serta meningkatkan
status kesehatan mereka. Kegiatan yang dilakukan berupa penimbangan BB, pengukuran
TB, pemeriksaan ketajaman penglihatan dan pendengaran oleh guru UKS dengan dokter
kecil, pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan.
Pendahuluan
Latar Belakang
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, selain
jumlahnya yang besar ( 30%) dari jumlah penduduk, mereka juga merupakan sasaran yang
mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa
sebagian anak SD/MI masih mengalami masalah gizi yang cukup serius, dan prevalensi
kecacingan pada cukup tinggi, serta kesehatan gigi dan kesehatan indera penglihatan dan
pendengaran masih ditemukan.
Tujuan
Tujuan Khusus :
2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik,
maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan kesehatan
sekolah
Landasan Hukum
Kebijakan Operasional
1. Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan bagian dari pelayanan dasar kesehatan
sebagai urusan wajib pemerintahan daerah
2. Penjarinagn dilakukan 1 tahun sekali pada awal tahun pelajaran terhadap murid kelas 1
SD-SMP-SMA sederajat.
Strategi Operasional
3. Penjaringan kesehatan peserta didik dilakukan oleh suatu tim penjaringan kesehatan di
bawah koordinasi puskesmas.
Persiapan.
2. Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan lintas sector terkait untuk memberikan informasi
dan sosia untuk menghasilkan :
d. Persiapan pelaksanaan
Pelaksanaan
Penilaian keadaan umum peserta didik untuk menilai keadaan fisik secara umum
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui tekanan darah, denyut nadi dan mengetahui secara
dini kelainan jantung
Untuk mengetahui adanya kelainan Kurang Energi Proteni, Vitamin A, Anemia gizi besi dan
Yodium ( GAKY)
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan menentukan prioritas
sasaran.
Mengetahui tajam penglihatan dan pendengan serta kelainan organic pada anak dalam upaya
pencegahan
6. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboran yang dilakukan adalah pemeriksaan faeces pada anak untuk
mengetahuai ada tidaknya infeksi cacing
Untuk mengukur dan menentukan kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk melakukan
kegiatan sehari hari.
Untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan / masalah mental emosional, agar dapat
segera dilakukan tindakan intervesi.
1. Persiapan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala Penjaringan
kesehatan peserta didik merupakan salah satu indicator standar pelayanan minimal
bidang kesehatan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah.penjaringan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik perlu
dilakukan pemeriksaan berkala.kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala tersebut dilakasanakan melalui wadah usaha sekolah (UKS).
2. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dalam mendukung proses
belajar.
Tujuan Khusus
Petunjuk teknik ini diterbitkan untuk dipedomani oleh penanggungjawab program kesehatan
anak usia sekolah di
Selain itu pelaksanaan teknis ini dapat pula digunakan oleh institusi pendidikan organisasi
profesi atau mitra potensial bidang kesehatan lainnya.
4.KEBIJAKAN PELAKASANAAN
1. Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan salah satu indicator standar pelayanan
minimal bidang kesehatan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah.
2. Untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik perlu dilakukan pemeriksa
berkala.
3. Kegiatan penjaringan kesehatan dan pemerikasaan berkala dilaksanakan melalui
Wadah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
4. Penjaringan kesehatan dilakukan 1 tahun sekali terhadap peserta didik kela 1
SD/SDLB/MI,Kelas 7 SMP/SMPLB/MTS,Dan kelas 10 SMA/SMK/SMALB/MA
Negeri dan Swasta.
5. Penjaringan kesehatan dilanjutkan dengan pelaksanaan pemeriksaan berkala.
6. Pemeriksaaan berkala dilakukan sedikit 1 tahun sekali terhadap seluruh peserta didik
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS,dan SMA/SMK/SMALB/MA.
7. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dapat dilaksanakan dilakukan dalam
sekolah/sekolah Luar Biasa /Madrasah atau diluar Sekolah/Madrasah menggunakan
formulir pemeriksaan baku.
8. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan oleh puskesmas dan
sekolah/sekolah luar biasa /Madrasah
9. Pendanaan kegiatan penjaringan kesehtan dan pemeriksaan berkala menggunakan
APBD ,SWASTA ,MANDIRI dan sumber dana lain sesuai peraturan yang berlaku.
10. SASARAN PENJARINGAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN BERKALA
Sasaran Penjaringan:
Seluruh peserta didik baru pada tahun ajaran baru kelas 1,7 dan 10 disekolah Madrasah, baik
Negeri ataupun Swasta termasuk Sekolah Luar Biasa(SLB).
Pemeriksaan Berkala:
Peserta didik selain kelas 1,7 dan 10(kelas 2-6)di SD/MI,Kelas 8 dan 9
SMP/MTS serta kelas 11 dan 12 di SMA /SMK/MA) termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Waktu Pelaksanaan penjaringan terbaik : pada tahun ajaran baru yaitu antara bulan Juli
sampai Desember ,tetapi dalam menghadapi keterbatasan tenaga kesehatan dipuskesmas
makan diberikan kesempatan sepanjang satu tahun ajaran untuk menjangkau seluruh SD/MI,
SMP/M.Ts, SMA/SMK/MA.
1. PELAKSANAAN PENJARINGAN
penjaringan kesehatan dan berkala peserta didik SD/MI ,SMP/M.Ts dan SMA/SMK/MA
termasuk SLB Meliputi:
Pengisian koesioner yang diisi oleh peserta didik/orang tua/wali peserta didik yang
terdiri dari:
1. Riwayat Kesehatan
2. Riwayat Imunisasi
3. Gaya Hidup (Sarapan,jajan,merokok dan minum minuman beralkhol)
4. Kesehatan Intelegansia
5. Kesehatan Mental
6. Kesehatan Reproduksi
Dalam melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala, diperlukan persiapan dan
dilanjutkan dengan tahapan proses pelaksanaan penjaring kesehatan dan pemeriksaan
berkala..Persiapan penjaringan dapat dilakukan minimal satu minggu sebelum pelaksanaan
penjaringan dan pemeriksaan berkala.
BAGAN ALUR
rapor kesehatanku
Tenaga Kesehatan I
Tenaga kesehatan II
Guru Penjaskes
1. Pemeriksaan kebugaran
2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
3. Mencatatkan hasil pemeriksaan,kesimpulan dan tidak lanjut pada formulir
pemeriksaan/buku rapor kesehatanku
Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik meliputi pengisian koesioner terkait jenis
gejala/kejadian terkait kesehatan yang pernah diderita oleh peserta didik seperti alergi
makanan tertentu,alergi obat tertentu,cedera serius akibat kecelakaan,kejang-
kelang,pingsan,transfusi darah berulang ataupun penyakit lainnya.
Peserta didik dengan riwayat kesehatan tertentu memiliki kemungkinanan memiliki penyakit
tertentu yang dapat mempengaruhi kondisis kesehatan didik mengakibatkan kesakitan dan
mengganggu proses belajar pada masa yang akan datang. Keterangan riwayat kesehatan
peserta didik dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam menentukan diagnose penyakit
maupun pengobatan bagi peserta didik.
Pemeriksaan kesehatan peserta dididk dilakukan pada peserta didik SD/MI, SMP/MTs.
SMA/SMK/MA dan sederajat termasuk Sekolah Luar Biasa(SLB).
2. Tujuan
Untuk mendeteksi risiko masalah kesehatan peserta didik berdasarkan gejala/kejadian terkait
kesehatan yang pernah dialami oleh peserta didik.
Tujuan
Mengetahui status imunisasi peserta didik atas imunisai DT,Campak dan TD.
Peserta yang memiliki gaya hidup tidak sehat seperti merokok, terpapar rokok dikeluarga/
rumah dan minum minuman (beralkhol) dan NAPZA dapat mengakibatkan peserta didik
lebih beresiko menderita penyakit pada saluran pernapasan atau ikut melakukan perilaku
beresiko tersebut sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan kesakitan dan mengganggu
proses belajar .
1. Tujuan : Untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait gaya hidup.
Tujuan
Pemeriksaan mental merupakan kegiatan untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional agar dapat diketahui dan segera dilakukan tindakan intervensi.
Tujuan
1. Untuk mendeteksi secara didni adanya masalah mental emosional pada peserta didik
2. Membantu guru dalam mengenal tingkat kesulitan dan kekuatan pada anak peserta.
3. Membantu guru dalam mengenal permasalahan emosi yang dihadapi anak peserta
didik sehingga guru dapat lebih dini memberikan inrevensi positif dan dapat
memebantu guru dalam memberikan metode pengajaran.
4. Sesuai bahan tindak lanjutbagi sekolah dalam meningkatkan kualitas peserta
didik.Sehingga diharapkan prestasi disekolah dapat meningkat.
Pemeriksaan resiko kesehatan reproduksi meliputi pengisisian koesioner terkait pubertas dan
masalah kesehatan pada organ reproduksi beresiko mengalami kehamilan yang seringkali
mengakibatkan peserta didik dikeluarkan dari sekolah atau penyakit menular seksual yang
mengakibatkan kesakitan sehingga mengganggu proses belajar.
Pemeriksaan kesehatan reproduksi dapat dilakukan pada peserta didik mulai dari kelas 4
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK/SMALB/MA
Tujuan
G.KEBERSIHAN DIRI
Kebersihan diri adalah penampilan diri dalam hal ini rambut,kulit dan kuku yang bersih yang
mencerminkan kesehatan.
Melalui kebersihan diri dapat menghindarkan diri dari penyakit diare infeksi saluran
pernapasan,pneumonia (radang paru),infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. salah
satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah cuci tangan pakai sabun (setelah
bermain/berktivitas, sebelum makan dan sesudah makan dan setelah buang air kecil dan
buang air besar) mandi sehari 2 x dengan sabun mandi dan cuci rambut minimal 2 kali
seminggu.
Tujuan
Untuk mendeteksi kelainan /penyakit dari kebersihan rambut, kulit dan kuku serta
mengetahui cara menjaga kebersihan diri meliputi rambut, kulit dan kuku.
Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.
Pada peserta didik SLB khususnya SLB-A,tetapi dilakukan pemeriksaan kesehatan indera
penglihatan walaupun sebelumnya diketahui peserta didik mengalami kelainan pada mata
seperti buta seluruhnya atau buta parsial untuk menemukan kelainan yang baru atau
kelanjutan komplikasi yang penyakit mata sebelumnya.dan dapat sebagai pembuktian
penegakan diagnose yang sudah ada jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan mata luar, tajam penglihatan (visus),dan pemeriksaan buta warna.
Tujuan
Mendeteksi adanya penyakit pada mata, gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi/
gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada peserta didik serta menindaklanjuti
hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
Pemeriksaan telinga dilakukan melalui pemeriksaan telinga luar dan fungsi pendengaran
dengan tes berbisik dan tes penala, peserta didik yang mengalami gangguan pendengaran
mengakibatkan gangguan bicara yang berdampak pada gangguan komunikasi, emosional,
hubungan sosial dan juga mempengaruhi nilai akademik/prestasi belajar.
Tujuan
Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada peserta didik serta menindaklanjuti
pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
1. PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT
Pemeriksaan gigi dan mulut yang dilaksanakan disekolah merupakan pemeriksaan klinis
sederhana meliputi pemeriksaan keadaan rongga mulut , kebersihan mulut, keadaan gusi,
keadaan gigi.
Tujuan
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik, yang akan digunakan
sebagai data untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan program member umpan balik
kepada sekolah dan orang tua dan menindaklanjuti atau merujuk hasil pemeriksaan.
Kebugaran Jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-
hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relative lama tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan.
Tujuan
CARA PEMERIKSAAN.
TUJUAN ;
Untuk menilai kemampuan jantung paru sebagai salah satu komponen kebugaran jasmani
yang paling dominan.
A.Pencatatan
Tenaga kesehatan memindahkan hasil penjaringan kesehatan /pemeriksaan berkala dari buku
rapor kesehatanku keregister kegiatan kesehatan anak disekolah meliputi:
Jenis disabilitas
Status gizi
Resiko anemia
Tekanan Darah
Dugaan kelainan jantung
Dugaaan masalah paru
Imunisasi
Kebersihan diri
Kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan mata
Kesehatan telinga
Resiko yang berhubungan dengan gaya hidup
Gangguan kesehatan reproduksi
Gangguan mental emosional
Modalitas belajar
Dominasi otak
Pengguanaan alat bantu
Kebugaran jasmani
Rujukan
3. Tindaklanjut
1. PELAPORAN
Data hasil penjaringan kesehatan direkapitulasi oleh tenaga kesehatan puskesmas untuk
dilaporkan dan diumpan balikkan:
1. Kesekolah
2. KeDinas kesehatan kab/kota
STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,Karen berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Terlantun solawat
serta salam buat untuk imam besar kita semua Nabi Muhammad SAW.
Adapun makalah yang berjudul Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ( PKPR )
membahas tentang salah satu program puskesmas yang melayani semua remaja dalam
bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan remaja. Makalah ini
dibuat untuk menambah wawasan dalam ilmu kesehatan masyarakat.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi isi maupun redaksinya. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menyusun makalah yang
lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan
kontribusi bagi kita dalam memajukan ilmu keperawatan.
Penyusun
DAFTAR ISI
I. Pengertian ………………………….………………………………………… 3
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Usia anak remaja merupakan masa yang rawan, bukan anak-anak lagi dan juga bukan
orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa inilah yang perlu juga menjadi
perhatian kita. Sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah pada remaja dimana remaja
pada masa mendatang yang akan menjadi generasi penerus bangsa pemerintah melalui
departemen kesehatan menggalakan program PKPR ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).
Sejak tahun 2003, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). yang ditujukan dan
dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya,
serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja diperkenalkan dan
dijalankan di puskesmas.
BAB II
PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA
Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak untuk menjadi
dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang tetapi secara psikis/kejiwaan
belum matang. Beberapa sifat remaja yang menyebabkan tingginya resiko antara lain: rasa
keingintahuan yang besar tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal
baru untuk mencari jati diri.
Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar, maka perilaku
remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko, seperti: penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), perilaku yang menyebabkan mudah
terkena infeksi HIV/AIDS, Infeksi menular seksual (IMS), masalah gizi (anemia/kurang
darah, kurang energi kronik (KEK), obesitas/kegemukan) dan perilaku seksual yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau
remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan
efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja diperkenalkan dengan sebutan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
I. PEGERTIAN
PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja,
menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga
kerahasiaan,peka aka kebutuhan terkait dengan kesehatannya serta efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan remaja.
PKPR adalah pelayanan kesehatan pada remaja yang mengakses semua golongan
remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien.
Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk curhat/konseling, mendapatkan
informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang perlu diketahui remaja.
II. TUJUAN
Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan
khusus remaja,
Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pelayanan
kesehatan remaja.
Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan, dialog interaktif,
Focus Group Discussion (FGD), seminar, jambore, dll
Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja lainnya (dan
kerahasiaannya dijamin)
Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar dapat ikut membantu
teman yang sedang punya masalah
III. SASARAN
Semua remaja dimana saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah seperti karang taruna,
remaja mesjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren, asrama, dan kelompok remaja lainnya.
A. Batasan remaja
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak – kanak dan
dewasa.. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Terdiri dari :
1. Masa remaja awal yaitu 10 – 14 tahun.
2. Masa remaja pertengahan yaitu 14 – 17 tahun.
3. Masa remaja akhir yaitu 17 – 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007) remaja
adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun.
B. Citra diri seorang remaja
Tiap orang mempunyai pandangan tentang apa, siapa dan bagaimana dirinya sendiri. Ketiga
hal tersebut menyatu sehingga setiap orang memiliki gambaran tentag dirinya sendiri disebut
citra diri.
Pada usia remaja citra diri yang terbentuk selama masa kanak – kanak tidak cocok lagi
dengan masa remaja dikarenakan remaja mengalami perubahan jasmaniah yang cepat dan
mendadak. Citra diri pada masa remaja merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku remaja.
C. Perkembangan remaja
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik remaja mempunyai 3 ciri khas:
Adanya dorongan tumbuh yang kuat.
Adanya pertumbuhan dan perkembangan kelenjar hormon seks
Meningkatnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga menghasilkan kekuatan fisik yang besar.
2. Perkembangan psikososial ( kejiwaan )
a. Perkembangan psikososial remaja awal
Cemas terhadap penampilan badan atau fisik
Perubahan hormonal
Menyatakan kebebasan dan merasa seorang individu, tidak hanya sebagai seorang anggota
keluarga
Perilaku memberontak dan melawan
Kawan menjadi lebih penting
Perasaan memiliki teman sebaya.
b. Perkembangan psikososial remaja pertengahan
Lebih mampu berkompromi
Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan sendiri
Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasakan nyaman
Merasa perlu mengumpu;kan pengalaman baru, mengujinya walaupun beresiko
Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
Membangun norma dan mengembangkan moralitas
Mulai membutuhkan lebih banyak teman
Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu tentang banyak hal
Berkembang kemampuan intrlrktual khusus
Mengembangkan minat yang besar dalam bidang seni dan olah raga
Senang berpetualang dan ingin bepergian sevara mandiri
6. Pelayanan rujukan
Rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi, rujukan social, dan rujukan pranatta
hukum.
IX. MONITORING DAN EVALUASI
Melalui monitoring petugas akan dibantu menemukan masalah secara dini sehingga koreksi
yang akan dilakukan tidak akan memerlukan waktu yang banyak dan mempercepat
tercapainya PKPR yang berkualitas. Tahapan melakukan monitoring adalah :
1) Memutuskan informasi apa yang akan dikumpulkan
2) Mengumpulkan data dan menganalisanya
3) Memberikan umpan balik hasil monitoring.
Standar dan indicator terpilih yang diperlukan untuk mengevaluasi kualitas dan akses PKPR:
1) Kualitas
Kompetensi petugas
Sarana institusi
Kepuasan klien
Kelengkapan jaringan pelyanan rujukan
2) Akses
Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling kasus lama dan kasus baru, jumlah kunjungan klien,
didalam gedung dan di luar gedung.
Prakuensi petugas puskesmas berperan sebagai narasumber atau fasilitator kegiatan remaja.
Jumlah kader ( pendidik / konselor ) sebaya yang dilatih puskesmas
Jumlah rujukan masuk dari masyarakat
BAB III
PENUTUP
Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau
remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan
efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja, diperkenalkan dengan sebutan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas, termasuk
Poskestren, menjangkau kelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah, seperti
kelompok anak jalanan, karang taruna, remaja mesjid atau gereja, dan lain-lain, dilaksanakan
oleh petugas puskesmas atau petugas lain di institusi atau masyarakat.
Jenis kegiatan PKPR meliputi penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk
pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS), peltihan
pendidik sebaya (yang diberi pelatihan menjadi kader kesehatan remaja) dan konselor sebaya
(pendidik sebaya yang diberi tambahan pelatihan interpersonal relationship dan konseling),
serta pelayanan rujukan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim pembina UKS Propinsi Jawa Barat, 2007, Pedoman pelaksanaan UKS untuk guru di jawa
barat.
Anthony Yeo, konseling suatu pendekatan pemecahan masalah, 1995
Depkes RI, direktorat kesga, materi pelatihan pelayanan kesehatan peduli remaja, 2003
Depkes RI dan Kesejahteraan Sosial, Direktorat Promosi Kesehatan, Konseling kesehatan dalam
pemberdayaan keluarga Panduaan pelatihan konseling bagi petugas kota / kabupaten, 2001
Humris W. Edith, Sp Kj, RSCM, Konseling Kesehatan remaja, 2004
Senin, 18 Agustus 2014
Remaja adalah tunas bangsa, generasi penerus bangsa, remaja adalah tumpuan harapan
bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat.
Tercatat bahwa kelompok usia remaja merupakan kelompok yang cukup besar, sekitar 23%
dari seluruh populasi. Sehingga sebagai generasi penerus kelompok remaja merupakan asset
bangsa atau modal utama sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa di masa yang akan
datang. Kelompok remaja yang berkualitas memegang peranan penting dalam mencapai
kelangsungan serta keberhasilan tujuan pembangunan nasional, sehingga perlu mendapat
perhatian yang serius untuk meningkatkan kualitasnya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas remaja antara lain adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), termasuk kualitas dalam
memberikan informaswi kesehatan peduli remaja (PKPR), termasuk kualitas dalam
memberikan informasi kesehatan remaja dan pelayanan konseling. Untuk itu, kemampuan
petugas kesehatan khususnya di puskesmas dan rumah sakit dalam pelaksanaan konseling
dan penyampaian informasi yang jelas, benar dan tepat mengenai PKPR perlu ditingkatkan.
Masalah remaja berasal dari : (1) Individu remaja sendiri, seperti : a) Emosi. Umumnya
remaja malu mengemukakan pendapat, tidak mau dicela dan mau benar sendiri; b)
Perubahan pribadi. Umumnya remaja tidak menyukai sikap sombonng, sulit berbaur
dengan orang yang asing, malu tampil dimuka umum dll. Perlu dipersiapkan, kalau tidak
mereka akan menarik diri, melamun hal-hal yang menyebabkan pikiran kacau; c) Kesehatan.
Yang menjadi perhatian remaja antara lain pertumbuhan badan memerlukan gizi yang cukup
kualitas maupun kuantitasnya, perlu perawatan tubuh supaya sehat dan menarik; d)
Kebutuhan keuangan. Kebutuhan yang dianggap penting adalah makanan/jajan,
pakaian/perlengkapan serta hiburan, namun orang tua menganggap tidak penting dengan
alasan semaunya sendiri, ikut-ikutan teman, tidak tau prioritas dan kurang instropeksi diri; e)
Perilaku seks. Secara fisik remaja sudah dapat melakukan hubungan seks, namun kesiapan
fisik yang sehat dan social ekonomi belum bisa memenuhi persyaratan nikah yang ideal.
Prolem inilah yang menjadi sumber konflik dalam diri, dilain pihak pengetahuan tentang seks
yang bertanggung jawab tidak didapatkan; f) Persiapan berkeluarga. Dibanding laki-laki
remaja perempuan lebih besar perhatiannya terhadap poersiapan berkeluarga, antara lain
memilih jodoh yang tepat, apa fungsi suami atau istri dll. Umumnya mereka belum banyak
mengetahui hal tersebut; g) Pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar. Banyak remaja
kurang menyadari dengan sepenuhnya tentang pilihan pekerjaan dan belajar yang tepat bagi
dirinya; h) Agama dan akhlak. Dikhawatirkan remaja belum tertanam agama sejak kecil, ragu
terhadap keyakinan beragama, karena kadang-kadang tidak sesuai dengan fikirannya. (2)
Lingkungan social sekitar remaja, seperti : a) Keluarga. Sering terjadi pertentangan antara
remaja dan orang tuanya, dimana orang tua terlalu otoriter dan belum banyak mengetahui dan
memperhatikan tentang perkembangan remaja; b) Sekolah. Sebagai lembaga pendidikan,
sekolah sangat berperan dalam memberikan dan menanamkan nilai kepribadian selain ilmu
pengetahuan. Namun banyak persoalan yang terjadi, seperti pelajaran teori yang
membosankan, perubahan pola belajar karena kurikulum yang berubah dll; c) Penyediaan
sarana hiburan dan olah raga. (3). Faktor lain di luar lingkungan dekat remaja, seperti :
a) Mitos. Banyak mitos yang berkembang di masyarakat yang belum terbukti kebenarannya,
tetapi percaya dapat berpengaruh terhadap keyakinan dan perilaku reproduksi remaja; b)
Kehidupan social. Budaya, social dan adat istiadat sangat berpengaruh pada kehidupan
remaja. Remaja sering suka terhadap hal yang baru dan terutama berbau asing; c) Politik.
Dapat mempengaruhi remaja, dalam keadaan wajar bisa secara bebas dipakai untuk
mengembangkan diri tanpa tekanan-tekanan politik dari luar. Demikian banyaknya problem
yang dihadapi remaja sehingga banyak konflik yang akhirnya menimbulkan reaksi menarik
diri atau melarikan diri ke hal-hal negative. Stres yang terlalu berat, berlarut-larut dan tidak
terselesaikan dapat menimbulkan gangguan jiwa yaitu depresi. Gejala depresi adalah
perasaan sedih dan tertekan yang menetap, putus asa dan tidak dapat menikmati kegiatan
yang biasa dilakukan. Manifestasi depresi pada remaja adalah gangguan perilaku, misalnya
menentang guru/orang tua, sulit belajar, kenakalan remaja, kebut-kebutan, berkelahi/tawuran,
perilaku seks yang berisiko dll. Jenis gangguan jiwa selain depresi yang sering terjadi pada
remaja yaitu gangguan cemas, gangguan psikosomatik (somatoform) dan gangguan psikotik.
Pencegahan agar gangguan tersebut tidak terjadi, memerlukan pengertian dari orang tua, guru
dan kerabatnya untuk memberikan bimbingan supaya remaja mampu melewati masa
transisinya dengan baik.
Tumbuh kembang remaja. Masa remaja adalah masa yang begitu penting dalam hidup
manusia, karena masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia
yang disebut sebagai masa pubertas. Masa remaja dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu
: (1) Masa remaja awal (11-13 tahun); (2) Masa remaja tengah (14-16 tahun); (3) Masa
remaja akhir (17-19 tahun). Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari masa anak-
anak menuju dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik maupun
psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengganggu batin remaja. Kondisi ini
menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai
dengan makin derasnya arus informasi.
Organ reproduksi. Masa remaja merupakan masa pancaroba, baik secara fisik, psikis dan
social. Masuknya berbagai informasi yang bebas tidak melalui saringan yang benar menurut
etika dan moral, menyebabkan remaja rentan terhadap pengaruh yang merugikan. Keadaan
ini diperberat dengan kurang pedulinya keluarga dan masyarakat, bahkan menganggap tabu
membicarakan masalah reproduksi. Inilah sebabnya remaja perlu dibekali pengetahuan dan
ketrampilan kesehatan reproduksi agar peduli serta dapat menentukan sikap dan bertanggung
jawab. Definisi remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun dan UU Perlindungan Anak No. 22
tahun 2003 adalah 10-18 tahun. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik,
mental dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan system, fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan.
Reproduksi sendiri merupakan proses alami untuk melanjutkan keturunan . Reproduksi sehat
berkaitan dengan sikap dan perilaku sehat yang bertanggung jawab dari seseorang berkaitan
dengan alat reproduksi dan fungsi-fungsinya serta pencegahan terhadap gangguan yang
mungkin timbul. Pendidikan kesehatan reproduksi pada dasarnya merupakan upaya untuk
memberikan pengetahuan tentang fungsi, system dan proses reproduksi sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangan manusia, sekaligus memantapkan moral, etika serta
membangun komitmen agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.
Perbedaan yang unik dari anatomi organ reproduksi berdasarkan jenis kelamin adalah
anatomi & fungsi :
(1) Organ reproduksi perempuan, seperti : a) Ovarium (indung telur). Terdapat pada kiri
dan kanan ujung tuba dan terletak di rongga panggul, merupakan kelenjar yang mereproduksi
hormone estrogen dan progresteron. Ukurannya 3x3x2 cm, tiap ovarium mengandung
150.000-200.000 folikel primodial. Sejak pubertas setiap bulan secara bergantian ovarium
melepas satu ovum dari folikel degraaf (folikel yang telah matang), peristiwa ini disebut
ovulasi. b) Tuba Fallopii (Saluran telur). Ada dua saluran pada kanan dan kiri rahim
sepanjang 10 cm yang menghubungkan uterus dengan ovarium melalui fimbria. c) Fimbrae
(Umbai-umbai). Dapat dianalogikan dengan jari-jari tangan, umbai –umbai ini berfungsi
untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur. d) Uterus(rahim). Bentuknya
seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram, kurang lebih
sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai
1000 gram. e) Serviks (leher rahim). Merupakan daerah bagian bawah rahim yang
berhubungan dengan bagian atas vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus).
Pada sekitar waktu ovulasi, mucus ini menjadi banyak, elastic dan licin sehingga membantu
spermatozoa untuk mencapai uterus. f) Vagina (liang kemaluan). Merupakan saluran yang
elastic, panjangnya sekitar 8-10 cm dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah pada
saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. g) Klitoris (kelentit). Merupakan organ kecil
yang berada di atas uretra dan dilindungi lipatan labium minora. Ukurannya sebesar kacang
polong, penuh dengan sel syaraf sensorik dan pembuluh darah. h) Labia (bibir kemaluan).
Terdiri dari dua bibir, yaitu labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar
dan labium minora (bibir dalam), merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk ke
vagina.
Menstruasi. Mentruasi adalah proses pelurusan dalam atau endometrium yang banyak
mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Mentruasi yang pertama (menarche)
merupakan tanda awal pubertas. Biasanya siklus menstruasi pada remaja belum teratur, dapat
terjadi 2 kali dalam sebulan atau beberapa bulan tidak menstruasi. Hal ini berlangsung kira-
kira 3 tahun. Menstruasi akan berlangsung umumnya sampai usia 50 tahun yang disebut
menopause dan juga akan berhenti saat hamil menyusui.
Keperawanan. Dikatakan perawan bila belum pernah melakukan hubungan seksual (penis
masuk ke vagina). Dimulut vagina terdapat selaput dara (hymen), suatu selaput yang akan
robek pada saat bersenggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan
sebagainya. Sunat pada perempuan/pemotongan kulit klitoris tidak bermanfaat bahkan bila
dilakukan tidak steril menimbulkan infeksi sehingga secara medis tidak dianjurkan.
(2) Organ reproduksi laki-laki . Organ reproduksi laki-laki yang penting dalam proses
reproduksi adalah : a) Testis (buah pelir). Merupakan organ (2 buah) penghasil hormone
testosterone dan spermatozoa. Spermatozoa dihasilkan terus menerus selama hidup.
Bentuknya sangat kecil hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Berbentuk
seperti berudu (kecebong), dapat bergerak sendiri dengan ekornya. Cairan putih dan kental
yang diproduksi oleh vesikula seminalis dan kelenjar prostat bercampur dengan spermatozoa
membentuk campuran yang disebut semen. Epididimis, vas deferens dan uretra merupakan
saluran untuk jalannya semen. Pada saat puncak rangsang seksual terjadi orgasme atau
ejakulasi, yaitu semen dipancarkan keluar dank e ujung penis yang ereksi. Testis
membutuhkan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu badan (< 36ºC) agar dapat berfungsi
secara optimal. Hal inilah yang menyebabkan mengapa testis terletak diluar tubuh yaitu di
dalam suatu kantong yang disebut skortum. Pada laki-laki, ukuran dan posisi testis agak
sedikit berbeda antara kanan dan kiri hal ini masih normal. b) Skortum. Kantong kulit yang
melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skortum adalah tempat bergantungnya
testis. Skortum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan
maksud mengatur suhu testis agar relative tetap. c) Vas deferens (saluran sperma). Saluran
yang menyalurkan sperma dari testis-epidermis menuju ke uretra/saluran kencing pars
prostatika. Vas deferens panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ± 2,5 cm. Saluran ini muara
dari epididymis yaitu saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-kelok
dan membentuk bangunan seperti topi. d) Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar
lainnya, merupakan kelenjar yang menghasilkan cairan sperma (ejakulat/semen) yang
berguna untuk memberikan makanan pada sperma. e) Penis. Berfungsi sebagai alat
sanggama dan sebagai saluran untuk mengeluarkan sperma dan air seni. Banyak mengandung
pembuluh darah dan syaraf. Dapat berubah dari yang semula kecil lemas menjadi besar
tegang saat ereksi. Hal ini terjadi karema penis terisi darah saat terangsang. Penis tidak
mengandung tulang dan tidak berbentuk otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, namun
umumnya bila penis ereksi ukurannya hamper sama. f) Preputium. Lekukan kulit yang
melindungi glans penis (kepala penis). Yang penting adalah menjaga kebersihan daerah ini
dan dianjurkan preputium diambil secara operatif, hal ini disebut sirkumsisi/sunat. Hormon
testosterone pada laki-laki. Tubuh mengalami perubahan fisik disebabkan berfungsinya
hormone yang terjadi karena hypothalamus (pusat pengendali utama otak) bekerjasama
dengan hipofisa (kelenjar bawah otak). Hormon-hormon yang berfungsinya pada laki-laki,
antara lain hormone testosterone. Hormon testosterone dihasilkan oleh sel leydig dalam testis
dan kelenjar anak ginjal (suprarenal). Hormon ini ada di dalam darah dan mempengaruhi alat-
alat dalam tubuh serta menyebabkan terjadinya beberapa pertumbuhan seks primer dan
sekunder. Selama masa puber hormone-hormon seksual berkembang dengan pesat dan
remaja sangat mudah terangsang secara seksual. Pada laki-laki reaksi dorongan seks adalah
mengerasnya penis (ereksi). Karena belum stabilnya hormone di dalam tubuh, ereksi bisa
muncul tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi yang sering kali muncul secara tak terduga
ini bisa membuat remaja laki-laki salah tingkah (kebingungan menyembunyikan tonjolan di
celana gara-gara ereksi).
Perubahan fisik yang terjadi antara lain : Tubuh bertambah tinggi, keringat bertambah
banyak, lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tulang wajah mulai memanjang dan
membesar, tumbuh jakun, penis dan buah zakar membesar, diikuti dengan mimpi basah.
Mekanisme fungsi yang khusus dari organ reproduksi laki-laki dapat ditunjukkan dengan
beberapa peristiwa, sebagai berikut : (1) Ereksi. Ereksi merupakan pengerasan dan
pembesaran pada penis yang terjadi ketika pembuluh darah dipenuhi dengan darah. Ereksi
diperlukan laki-laki untuk melakukan hubungan seksual. Ketika ereksi, otot-otot di sekitar
kandung kemih akan menjadi lebih rapat sehingga tidak akan mengeluarkan air seni/kencing
saat melakukan hubungan seksual. Ereksi bisa terjadi karena rangsangan seksual, misalnya
ketika orang lain menyentuh penis atau buah pelir. (2) Ejakulasi. Ejakulasi merupakan
keluarnya cairan sperma melalui saluran kemih, bisa terjadi rangsangan maupun tanpa
rangsangan (mimpi basah). Ejakulasi dilakukan dengan rangsangan terhadap organ seks
sendiri disebut masturbasi atau onani. (3) Mimpi basah. Mimpi basah merupakan peristiwa
keluarnya sperma saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks. Mimpi basah sebetulnya
merupakan salah satu cara alami berejakulasi. Ejakulasi terjadi karena sperma , yang terus
menerus diproduksi dan perlu keluar. Ini merupakan pengalaman yang normal bagi laki-laki.
Mekanisme ejakulasi dimulai dari sperma yang telah diproduksi akan dikeluarkan dari testis
melalui saluran/vas deferens, kemudian sperma disimpan dalam kantung mani, jika penuh
akan keluar secara otomatis. Umumnya terjadi secara periodic, berkisar setiap 2-3 minggu.
Mereka yang sudah menikah jarang mengalami mimpi basah karena mereka mengeluarkan
melalui seksual dengan pasangan/isteri secara teratur. (4) Masturbasi/Onani.
Masturbasi/onani merupakan aktivitas merangsang dengan menyentuh atau meraba organ
genitalia. Perkembangan pertumbuhan organ-organ reproduksi pada remaja, akan
mempengaruhi kegiatan faal reproduksi yang salah satunya adalah meningkatnya rangsangan
seksual dari dalam diri remaja. Selain itu rangsangan tersebut juga banyak dipengaruhi oleh
factor di luar seperti majalah, film dan hal-hal lain yang berbau porno.
Kebersihan dan kesehatan diri. Kebersihan dan kesehatan yang perlu diperhatikan remaja
antara lain mencakup : pemeliharaan rambut, kulit, mandi, menggosok gigi, merawat alat
kelamin, kebersihan tangan dan kaki serta kebersihan pakaian. Selain itu, juga dengan cara
berolah raga dan istirahat yang cukup. Ada beberapa tips kebersihan diri, seperti : sebaiknya
pakaian diganti minimal 2 kali sehari; pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab dan
bau; pakaian dicuci secara teratur dan dijemur supaya tidak berjamur; membersihkan organ
reproduksi luar dari depan ke belakang menggunakan air bersih dan dikeringkan
menggunakan handuk atau tissue; Tidak boleh mencuci vagina dengan cairan pembilas
wanita; Jangan menggunakan panty liner dalam wakti lama; pergunakan pembalut ketika
menstruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam atau setelah buang air; bagi laki-laki jaga
kebersihan penis (disunat).
Perilaku seksual berisiko. Perilaku seksual berisiko merupakan hubungan seks yang
dilakukan dengan berngganti-ganti pasangan, di luar nikah yang berakibat kehamilan yang
tidak diinginkan (KtD), aborsi dan terjangkitnya penyakit infeksi menular seksual (IMS),
HIV dan AIDS, Infertilitas dan keganasan (kanker leher rahim). Risiko tinggi kanker leher
rahim pada perempuan, adalah : Hubungan seks pertama < 20 tahun (Terlalu muda); Usia
>35 tahun (terlalu tua); Jumlah pasangan seksual >3 orang (terlalu banyak); Jumlah anak > 4
orang (terlalu sering melahirkan); suami memiliki pasangan seksual lain; pernah menderita
kondiloma akuminata, serta kekebalan tubuh yang menurun. Deteksi keganasan organ
reproduksi, pap smear dapat mencegah potensi kanker mulut rahim sebesar 75%.