Anda di halaman 1dari 5

Penjaringan Anak Sekolah

No. DOKUMEN : / SOP/


UKP/V/2017
TanggalTerbit :19 Mei 2017
SOP
No. Revisi :00

Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS
KOTABARU YUHELDI, S.HUM
NIP.19680729 198803 1
002
1.Pengertian a. Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa
yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan
penanganan sedini mungkin.
b. Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1
SD,dan sederajat, kelas 7 SMP dan sederajat, dan Kelas 10 SMA
dan sederajat yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan
(rambut, kulit dan kuku) pemeriksaan status gizi melalui pengukuran
antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan
pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran
kebugaran jasmani. Selain itu pada peserta didik di tingkat
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga dilakukan skrining melalui
kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan mental
remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self assessment serta
bahan edukasi/konseling.
2.Tujuan a. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi secara dini.
b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan
dalam menyusun program pembinaan kesehatan sekolah.
c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi program pembinaan peserta didik
3.Kebijakan

4.Referensi a.. PP No 65 Thn 2005 tentang Pedoman Penyusunan SPM


b. SKB 4 Menteri No. 1/U/SKB; No
16067/Menkes/SKB/VII/2003; No MA/230 A/2003; No 26 Thn 2003
tgl 23 Juli 2003 tentang Pembinaan & Pengembangan UKS
5.Alat dan
Bahan a. Alat :
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Stopwatch
4. Alat pengukur berat badan (timbangan injak)
5. Microtoise (alat ukur tinggi badan)
6. Haemometer sahli
7. Kaca mulut
8. Sonde
9. Kartu snellen
10. Senter
11. Otoscope
12. Formulir pemeriksaan
13. Formulir rujukan
b. Bahan :

6. Langkah- a. Langkah-langkah
langkah 1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik dimaksudkan untuk menilai
keadaan fisik secara umum, yang meliputi hygiene perorangan dan
indikasi kelainan gizi yang dapat dinilai dengan melihat rambut
warna kusam dan atau mudah dicabut, bibir kering, pecah pecah
dan mudah berdarah, sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit
tampak pucat/keriput. Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi
dan kelainan jantung.
2. Penilaian Status Gizi
Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan pemeriksaan secara
klinis, riwayat asupan makanan, ukuran tubuh (antropometri) dan
penunjang (laboratorium). Dalam kegiatan penjaringan, penilaian
status gizi siswa dilakukan melalui pengukuran antropometri yaitu
mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan menghitung indeks
massa tubuh ini akan diketahui status gizi siswa.IMT adalah indeks
untuk menentukan status gizi. Indeks tersebut diperoleh dengan
membandingkan berat badan (BB) dalam kilogram terhadap tinggi
badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika tidak ada kalkulator dapat
menggunakan tabel IMT yang tersedia. Selanjutnya angka indeks di
plot pada grafik BMI sesuai dengan jenis kelamin. Lihat posisi plot
tadi berada pada area mana:
a. Jika berada di garis Standar Deviasi (SD) +2 sampai -2 maka
anak tersebut
berstatus gizi normal
b.Jika berada di bawah garis SD -2 sampai SD -3 anak tersebut
berstatus kurus
c. Jika berada di bawah garis SD -3 berarti status kurus sekali
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai dengan SD +3 berarti
anak tersebut berstatus overweight atau gemuk
e. Jika berasa diatas SD +3 berarti status obesitas.
3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan
untuk
mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik dan
menentukan prioritas sasaran untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun program kesehatan gigi dan mulut di sekolah.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
a. Keadaan rongga mulut
b. Kebersihan mulut
c. Keadaan gusi
d. Keadaan gigi
4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan Pendengaran
Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah
pemeriksaan yang
dilakukan setiap awal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk
mengetahui adanya kelainan tajam penglihatan dan kelainan tajam
pendengaran serta kelainan organik pada mata dan telinga setiap
siswa baru. Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan pemeriksaan
ulang (berkala) untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan
sebelumnya atau menilai perbaikan atas koreksi yang dilakukan.
Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah;
a. Pemeriksaan Tajam Penglihatan / Kelainan Organik
-Snellen chart / E chart untuk memeriksa visus
- Penutup 1 mata (okluder)
-Pinhole (cakram berlubang)
-Loupe
-Senter
b.Pemeriksaan Tajam Pendengaran / kelainan organik
-Ruang yang kedap suara untuk melakukan tes berbisik
-Garputala
-Senter
-Otoskop
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan dalam penjaringan
peserta didik
SD/MI adalah pemeriksaan feces dan anemia. Melalui pemeriksaan
faces untuk
mendeteksi ada tidaknya infeksi cacing pada seorang murid.
Tujuannya adalah:
-Untuk menjaring anak sekolah yang menderita cacingan
-Meningkatkan mutu intelektual anak sekolah
-Meningkatkan cakupan program cacingan terutama pada anak
sekolah
-Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan cacingan dengan
melibatkan lintas program / lintas sektorBila pemeriksaan feces
>50% posiitf, maka dilakukan pengobatan secara masal (mass
blanket) dan bila pemeriksaan feces ditemukan <50% positif, maka
dilakukan pengobatan secara selektif.
6. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan
/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak. Deteksi dini dilakukan pada anak peserta
didik yang menurut pengamatan guru dalam kesehariannya
menunjukkan sikap dan perilaku yang diduga “perlu mendapat
perhatian”.Alat yang digunakan untuk deteksi ini adalah Kuesioner
Masalah Mental Emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan
untuk mengenali problem
mental emosional. Kuesioner pemantauan kelainan mental
emosional terdiri dari:
a.Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang
jelas? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi
berlebihan terhadap hal hal yang sudah biasa dihadapinya)
b.Apakah anak anda tampak menghindar dari teman teman atau
anggota keluarganya? (seperti ingin merasa sendirian, menyendiri
atau merasa sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal
hal yang biasa sangat dinikmati)
c.Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang
terhadap lingkungan di sekitarnya? (seperti melanggar peraturan
yang ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatanyang berbahaya
bagi dirinya, atau menyiksa binatang atau anak anak lainnya) dan
tampak tidak peduli dengan nasihat nasihat yang sudah diberikan
kepadanya.
d.Apakah anak anda akan memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan
asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya
e.Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya
konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya sehingga
mengalami penurunan dalam aktivitas sehari hari atau keputusan.
f.Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat
keputusan?
g.Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?
(seperti sulit sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering
terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk atau
mengigau)
h.Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan? (seperti
kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau makan
sama sekali)
i.Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut
atau keluhan
fisik lainnya?
j.Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau
berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?
k.Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku
atau kemampuan yang sudah dimilikinya? ( seperti mengompol
kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang
tua/pengasuhnya)
l.Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang ulang
tanpa alasan yang jelas
7.Pengukuran Kebugaran Jasmani
Adalah kesanggupan atau kemampuan tubuh untuk melakukan
kegiatan sehari hari, tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan
masih memiliki tenaga cadangan untuk melakukan aktifitas fisik
lainnya. Hal ini dilaksanakan untuk menentukan tingkat kebugaran
jasmani peserta didik. Instrumen tes kebugaran jasmani yang
digunakan adalah Tes KeBugaran Jasmani Indonesia (TKJI). TKJI
merupakan rangkaian tes yang harus dilakukan secara berurutan.
TKJI terdiri dari 5 tes, yaitu:
a.Lari cepat
b.Gantung siku tekuk / gantung angkat tubuh
c.Baring duduk
d.Loncat tegak
e.Lari jarak sedang
Persyaratan untuk mengikuti TKJI adalah sebagai berikut:
a.Peserta dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes
b.Diharapkan sudah makan sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes
c.Disarankan memakai pakaian dan sepatu olahraga
d.Mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes
e.Melakukan pemanasan sebelum tes.
Tes kebugaran jasmani hanya boleh diikuti oleh peserta didik yang
telah selesai menjalankan tahap penjaringan kesehatan dan
dinyatakan oleh dokter tidak mengalami kontra indikasi untuk dites.
6.Bagan Alir
Pemeriksaan Keadaan Umum

Penilaian Status Gizi

Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Pemeriksaan Indera Penglihatan dan


Pendengaran

Pemeriksaan Laboratorium

Deteksi Dini Penyimpangan


Mental Emosional

Pengukuran Kebugaran Jasmani

7. Unit Terkait 1. Puskesmas


2. Sekolah

8. Dokumen 1.Surat Pemberitahuan


Tarkait 2. Surat Perintah Tugas
3. Dokumentasi pelaksanaan

8.Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Historis Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai