A. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun
manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak
yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya
kesehatan yang dilakukan sejak anak dalam kandungan sampai lima tahun
pertama kehidupannya ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh
kembang optimal baik fisik, mental, emosional.
B. Latar Belakang
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 % dari
seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh
kembang balita perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik,
stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas
termasuk deteksi dan intervensi dni penyimpangan tumbuh kembang.
Kegiatan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak
Pra Sekolah bisa dilakukan disemua lini dan masyarakat. Termasuk diantaranya yaitu
Posyandu, Kelompok Bermain / Play Group, Tempat Penitipan Anak, PAUD, dan TK.
Pada tahun 2017 capaian Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Balita di UPTD Puskesmas Banjar I sebesar 80,1%.
Oleh karena itu Pertemuan tentang Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Balita dan Anak Pra Sekolah juga memiliki peran besar dalam upaya
pencapaian target yang telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Banjar, sehingga
capaian kegiatan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Anak
Pra Sekolah dapat meningkat atau sesuai dengan harapan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya Pencapaian Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak balita dan Anak Pra Sekolah
.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru tentang SDIDTK
pada anak Balita dan Pra Sekolah
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
F. Sasaran
Kader posyandu, Guru Paud, Guru TK/RA
Puskesmas
IIN SOLIKIN
Banjar 1
196812301989031007
1.Pengertian
2. Tujuan Untuk memastikan pelayanan KB dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
3. Kebijakan Pelayanan KB yang diberikan harus dilakukan sesuai kode etik
kebidanan dan peraturan perundangan yang berlaku
4. Referensi 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Dokter
3. Peraturan pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
4. Peraturan Daerah Kota Bogor No. 03 tahun 2010 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464 tahun 201 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Bidan
6. Permenkes No. 1796 tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
7. Permenkes No. 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
8. Permenkes No, 938 tahun 2007 tentang Standar Asuhan
Kebidanan
9. Kepmenkes No. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 11 tahun 2010
tentang Pelayanan Kesehatan
11. Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 tahun 2009 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas
12. Peraturan Walikota Bogor No. 78 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan kota bogor
ISO 9001 : 2008 Klausul 7.5
5. Melakukan pemanggilan terhadap pasien sesuai dengan Nomor
Prosedur/Langkah- Urut pasien
langkah 2. Memasuki ruang periksa
3. Melakukan pengechekan identitas pasien dengan Rekam
Medis. Jika sesuai, maka lakukan langkah 5
Jika tidak, maka lakukan langkah 4
4.Melakukan konfirmasi ke unit pendaftaran
5. Melakukan register terhadap pasien.
Untuk pasien lama , Lakukan langkah…
Untuk pasien baru , Lakukan langkah 6
6.Melakukan penimbangan berat badan dan mengukur tekanan
darah
7. Melakukan anamnesa dan konseling kepada pasien terkait
dengan KB
8.Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kecocokan alat
kontrasepsi yang sesuai
9. Menyiapkan inform concern (Persetujuan Tindakan) dan minta
pasien menandatangani Inform Concern tersebut
10. Menandatangani inform concern
11. Melakukan anamnesa terhadap pasien
12. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien
13. Menetapkan apakah perlu dirujuk ke unit lain ?
Jika Ya, lakukan langkah 13
Jika Tidak, lakukan langkah 9
14. Membuat Surat Rujukan Internal ke unit lain
15. Menyerahkan Surat Rujukan Internal ke pasien untuk dibawa
ke unit lain yang akan dirujuk
16. Membawa Surat Rujukan Internal ke unit lain
17. Menerima Surat Rujukan Internal dan menindaklanjuti sesuai
SPP terkait dan “SELESAI”
18.Memberikan alat KB yang sesuai dengan SOP terkait
19. Menetapkan perlu atau tidaknya obat ?
Jika ya, maka melakukan langkah 20
Jika tidak, maka melakukan langkah 24
20. Membuat resep sesuai dengan hasil pemeriksaan
21.Menyerahkan resep dan nomor urut pengambilan obat ke
pasien.
22.Membawa resep dan nomor urut ke unit farmasi/obat
23.Menindaklanjuti sesuai dengan SPP terkait
24. Memberikan penyuluhan kepada pasien terkait dengan KB
yang telah dilakukan
a)
1. Diagram alir
7. Unit Terkait Dinas kesehatan, Dinas Pendidikan, Kecamtan, Puskesmas,
aparat Desa, TP PKK, Guru, kader Posyandu, Tokoh Agama,
Tokoh Masyarakat
KELAS IBU
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :
Puskesmas Iin Solikin
Banjar 1 19681230 198903 1
007
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama
tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka
dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
1.Pengertian
dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,
perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu
agar memahami tentangkehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
2. Tujuan
perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/ kepercayaan/ adat
istiadat setempat, penyakit menular dan pentingnya akte
kelahiran
3. Kebijakan