Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUTORIAL

MODUL 2 BLOK 5 “TUMBUH KEMBANG OROFACIAL POSTNATAL”

KELOMPOK 6

TUTOR : drg. Eni Rahmi, Sp. Prost.

KETUA : Wirackhul Ikhsan

SEKRETARIS :

Aidha Mestika Amril

Raisa Milenia Syukma

NAMA ANGGOTA :

Aqila Syifa Nada

Anugrah Dwi Aztri

Selly Okta Epriyani

Shania Azzira

Tri Aditya Septian

Vania Yohandevi

Wenny Frianti Putri

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
Skenario 2
Wajah adek kok berubah?
Tifa mahasiswa baru FKG, senang dengan kehadiran adiknya yang baru dilahirkan 1
minggu yang lalu di rumah sakit. Tapi Tifa takut untuk menggendongnya karena adiknya masih
tampak lemah, banyak diam, dan hanya terdengar suara tangisan.
Empat bulan kemudian sewaktu libur Tifa bertemu adiknya. Ia terkejut melihat wajah
adiknya yang jauh berbeda dengan sewaktu baru lahir. Sekarang wajah adik mirip sekali dengan
dirinya. Bibirnya akan memberikan respon bila disentuh, reflek menghisapmnya juga kuat
sewaktu menyusu, tangan dan kakinya pun sudah lincah bergerak serta adik akan tenang jika
Tifa mengelus dahinya. Tifa bertanya kepada ibunya apakah secepat ini pertumbuhan dan
perkembangan bayi setelah lahir? Ibu menjawab sesuai penjelasan dokter, bahwa pertumbuhan
dan perkembangan postnatal pada facial dan cavum oris sangat cepat. Untuk itu ibu harus
menjaganya dan memberikan nutrisi yang cukup dan sesuai dengan bertambahnya usia sehingga
proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan baik dan tidak terjadi gangguan pertumbuhan
dan perkembangan.
Bagaimana saudara menjelaskan keadaan adiknya Tifa?

STEP 1
TERMINOLOGI
1. Postnatal : Periode setelah persalinan.
2. Refleks : Gerakan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah rangsangan.
3. Respon : Feedback atau umpan balik dari tubuh setelah mendapat rangsangan.
Respon tersebut ada berupa nyeri, dingin, pedas, gerak sadar, dan gerak tidak sadar.

STEP 2
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana tahapan/ periode tumbuh kembang pada postnatal?


2. Bagaimana tumbuh kembang orofacial pada postnatal?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang postnatal?
4. Bagaimana respon terhadap rangsang pada perkembangan postnatal?
5. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan saat postnatal?
6. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada postnatal?

STEP 3
ANALISA MASALAH
1. Bagaimana tahapan/ periode tumbuh kembang pada postnatal?
 Masa neonatal/ neonates
Baru lahir hingga usia 28 hari. Pada masa ini bayi hanya bisa menangis.
 Masa bayi (infancy)
Terjadi peningkatan saraf. Dimulai pada umur 2 bulan – 18/24 bulan. Banyak
kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa,
pemikiran simbolis, koordinasi sensori motor, dan belajar sosial.
 Masa awal anak-anak (prasekolah)
Mulai dari umur 2-6 tahun. Sudah mulai belajar mandiri, mengembangkan
keterampilan kesiapan bersekolah, bermain. Akhir dari masa ini ketika masuk
kelas 1 SD.
 Masa pertengahan dan akhir anak-anak
Mulai dari umur 6-11 tahun. Keterampilan diri sudah meningkat.
 Masa remaja
Transisi dari masa anak-anak sampai awal dewasa. Kisaran umurnya 10-22 tahun.
Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang cepat, perubahan berat dan tinggi.
 Masa dewasa
 Masa tua

2. Bagaimana tumbuh kembang orofacial pada postnatal?


 Ukuran kepala relatif lebih besar denga ketebalan ¼ dari tebal tubuh.
 Sinus ethmoid masih kecil.
 Lingua tumbuh lebih besar dari cavum oris.
 Corpus mandibula panjang melalui proc. Coronoid.
 Gingiva membentuk mukosa cavum oris.
 Cavum oris :
 Pembentukan gigi geligi oleh proc. Alveolaris dan ada soket gigi.
 Terbentuk jaringan kalsifikasi yaitu enamel, dentin, sementum, dan cavum
pulpa.
 Terdapat jaringan ikat dan pembuluh saraf.
 Gigi diikat oleh ligamen periodontal.
 Maksila :
 Bersatu dengan basis cranium.
 Pertumbuhannya tergantung sutura dan aposisi crani.
 Berkembang ke arah vertikal.
 Panjang maksila terjadi karena tuberositas maksila.
 Faktor yang mempengaruhi : fungsi, sinus, dan erupsi gigi.
 Mandibula :
 Pola 1 : bagian posterior mandibula dan basis crani tetap, sementara dagu
bergerak ke bawah dan ke depan.
 Pola 2 : dagu dan korpus mandibula hanya berubah sedikit, sementara
pertumbuhan sebagian besar terjadi pada tepi posterior ramus, koronoid,
dan kondilus mandibula.
 Gangguan pada pertumbuhan mandibula dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan yang terjadi pada maxilla.

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang postnatal?


 Gizi : zat besi, vitamin, dan karbohidrat.
 Budaya dan lingkungan.
 Stimulasi.
 Genetik,
 Sosial dan ekonomi.
 Lingkungan biologis.
 Fisik.
 Psikologis.
 Infeksi pda bayi.
4. Bagaimana respon terhadap rangsang pada perkembangan postnatal?
 Mekanoreseptor : respon terhadap mekanik.
 Thermoreseptor : respon terhadap suhu.
 Nosireseptor : respon terhadap jaringan tubuh.
 Reseptor elektromagnetik
 Kemoreseptor : respon terhadap kimia.

5. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan saat postnatal?


 Ca : utnuk pertumbuhan tulang, untuk menghindari anemia difesiensi.
 Lemak : untuk otak.
 Klostium : untuk pertahanan tubuh.
 Zat besi : utnuk pertumbuhan sel darah merah.
 Protein : untuk membangun dan memperbaiki jaringan yang rusak.
 Omega 3 : untuk kekebalan tubuh, kecerdasan, sensorik, motorik, dan kognitif.
 ASI : mengandung karbohidrat, as.lemak, protein, vitamin, mineral, dan zat anti
infeksi.
 Vitamin.
 Jika malnutrisi : daya tahan tubuh menurun, gangguan mental dan emosional,
pertumbuhan fisik dan otak terganggu.

6. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada postnatal?


 Bad habbit : seperti menghisap jempol.
 Anadonsia : tidak berkembang sebagian atau seluruh gigi.
 Labio palato : celah pada bibir da palatum.
 Gangguan bicara : kurangnya stimulasi.
 Sindrom down.
 GPPH : gangguan pemusatan perhatian hyperactive.
 Autisme : gangguan pada interaksi sosial dan tingkah laku.
 Radang telinga.
 Malaria tropicana.
 Kejang-kejang.
STEP 4
SKEMA

Adik Tifa
Umur 1 minggu Lemah, banyak
menangis

Usia adik 4 bulan Mulai memberi


respon

Tumbang
postnatal

Tumbang orofacial
postnatal.

faktor Respon terhadap Kelainan atau Nutrisi


ranngsangan gangguan

intrauterin postnatal

STEP 5
LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan


orofacial postnatal.
2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan fase postnatal.
3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan kebutuhan gizi dan nutrisi pada
perkembangan postnatal.
4. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan gangguan intrauterin dan gangguan
postnatal.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan respon terhadap rangsangan pada
postnatal.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor tumbuh kembang pada postnatal.
STEP 6
PENJELASAN LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tumbuh kembang orofacial postnatal.


- Lebar wajah ketika bayi adalah 2/3 besar wajah sewasa,dan tinggi wajah adalah setengah dan
kedalaman wajah adalah sepertiga kedalaman dewasa.
- Pada waktu lahir kepala relatif masih besar,muka bulat,ukuran anterior-posterior dada masih
lebar, perut buncit , dan anggota gerak relatif lebih pendek.
- Pada dewasa anggota gerak lebih panjang, kepalanya secara proposional kecil.
- Kepala:
 Lingkar kepala
Waktu lahir ± 34 cm > dari lingkar dada
Waktu umur 6 bulan ± 44 cm
Waktu umur 1 tahun ± 47 cm
Waktu umur 2 tahun ± 49 cm
Dewasa ± 54 cm
- Pertumbuhan tulang kepala seiring dengan pertumbuhan otak dan sebaliknya.
- Pertumbuhan otak tercepat saat trisemester ke 3 kehamilan →5-6 bulan pertama setelah lahir
- Gigi :
 Tumbuh pada umur 5-9 bulan. Pd umur 1 tahun sebagian besar anaknya punya 6-8 gigi
susu.
 Pada umur 2,5 tahun lengkap 20 gigi sulung.
 Erupsi gigi tetap
1. M1 atas bawah dan I1 bawah : 6-7 tahun.
2. Gigi I1 atas dan I2 bawah : 7-8 tahun
3. I2 atas : 8-9 tahun
4. C bawah : 9-10 tahun
5. P1 atas : 10-11 tahun
6. P1 bawah dan P2 atas : 10-12 tahun
7. C atas dan P2 bawah : 11-12 tahun
8. M2 bawah : 11-13 tahun
9. M2 atas : 12-13 tahun
10. M3 atasa dan bawah : 17-21 tahun
- Maksila
Seluruhnya terjadi osifikasi intramebran karena tidak terdapat cartilago.
Ada 2 cara :
 Aposisi sutura yang menghubungkan maksila dengan cranium dan basis cranial serta
remodeling tulang. Hampir seluruh permukaan anterior maksila mengalami resorpsi ,
kecuali daerah kecil di daerah spina nasalis anterior.
 Aposisi terjadi dikedua sisi sutura sebagai tulang-tulang tempat perlekatan maksila
bertambah besar. Tepi posterior maksila yang merupakan daerah tubersitas mengalami
aposisi sebagai menambah ruang untuk tempat erupsi gigi molar tetap.
 Panjang maksilah bertambah setelah umur 2 tahun yang terjadi akibat dari tubersitas
maksila dengan pertumbuhan sutura sepanjang tulang palatal.
- Mandibula
Pertumbuhan ada 2 macam :
 Pola pertama → bagian posterior mandibula dan basis craium tetap, sementara dagu
bergerak ke bawah dan ke depan.
 Pola kedua → dagu dan korpus mandibula hanya berubah sedikit, pertumbuhan sebgaian
besar terjadi pada tepi posterior ramus koronoid dan kondilus mandibula
- Proc alveolaris pembentukannya di kontrol oleh erupsi gigi dan resopsi bila gigi tunggal dan
di ekstraksi.
- Labium oris
Menurut peneltian dari frazer labium terbentuk dari proc maksilaris, mesoderm maksila
tampak meluas ke bagian bawah proc frontonasalis → kedua peruasaan dari setiap gigi saling
bertemu pada garis median
- Pipi
Terbentuk dari jaringan yang berasal dari proc mandibularis maupun maksilaris
- Lingua
Lingua yang terlihat pada cavum oris adalah permukaan atas atau dorsum lingua, terutama
bagian 2/3 anterior dan faciies ventral atau inferior. Lingua berperan dalam proses
pengunyahan, menelan, mengisap, dan bicara.Pada keadaan istirahat dan ketika cavum oris
tertutup, lingua akan mengisi cavum oris, terletak bersandar terhadap permukaan lingual
geligi dibalik permukaan inferior palatum molle dan palatum durum.Ujung lingua biasanya
berkontak dengan palatum durum dibalik insisivus atas.
- Cavum oris
 Terbentuk dari proc maksila, disekelilingi oleh labium oris , pipi dan palatum
 Terdapat lingua dan gigi
- Gingiva
- Gingiva pada tepi bebasnya membentuk penggabungan antara epitel cavum oris dengan epitel
yang menutupi sebagian enamel gigi yang tidak terlihat dalam cavum oris. Gingiva melekat
erat pada leher masing-masing gigi.Perlekatan gusi ini mempunyai sifat ganda.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fase postnatal.


- Periode-periode pada postnatal
1. Periode neonatal : fase saat umur 0 hari- 28 hari, bayi hanya bisa menangis
2. Peride infacy bayi : periode saat umur 1 bulan – 24 bulan, terjaid peningkatan saraf,
bayak kegiatan psikologis yang terjadi sebagai oermulaan seperti bahasa, pemikiran
simbolis, koordinasi dan belajar sosial
3. Masa prasekolah : periode saat umur 2-5 tahun, belajar mandiri , mengembangkan
keterampilan kesiapan bersekolah dan bermain
4. Masa prapuberti
Periode saat umut 6 – 12 tahun
5. Masa remaja ( adolescence)
Transisi dari masa anak-anak menuju dewasa, pada umur 11-20 tahun

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kebutuhan gizi dan nutrisi pada perkembangan
postnatal.
a. ASI, mengandung :
- Protein
Dibutuhkan sebanyak 8,5 % .Protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya
hampir seluruhnya diserap oleh sistem pencernaan bayi.
- Lemak
Dibutuhkan sebanyak 2,5%. Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian
meningkat jumlahnya, jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang
yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim
lipase.
- Karbohidrat
Dibutuhkan sebanyak 3,5% .Dalam ASI bentuknya adalah laktosa yang jumlahnya berubah-
rubah setiap harinya menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi, karbohidrat mempermudah
penyerapan kalsium dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi.
- Garam mineral
Dibutuhkan sebanyak 0.4%.Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat
stabil dan mudah diserap.
- Air
Dibutuhkan sebanyak 85,1%
- Vitamin A,B,C, D,E dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit
- Kolin-iodium (untuk metabolism)
- Asam Folat
Dibutuhkan sebagai koenzim untuk transport karbon pada proses metabolisme asam amino
dan sintesis asam nukleat. Bersumber dari kacang-kacangan.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gangguan intrauterin dan gangguan postnatal.
1. Kelainan kongetinal jaringan lunak
- Makroglosia
Pembesaran lidah dapat merupakan kelainan perkembangan yang disebabkan oleh hipertrofi
otot lidah. Lidah yang besar akan mendorong gigi dan tapakan gigi akan terbentuk pada tepi
lateral lidah, seperti kerang.Makroglosia dapat terlihat pada sindrom down dan pada
kretinisme kongenital akibat kekurangan hormon kelenjar tiroid pada si ibu.
- Mikroglosia
Mikroglosia adalah lidah yang kecil. Kejadian ini sangat jarang ditemukan, dapat ditemukan
pada sindrom pierre robin yang merupakan kelainan herediter.Pada hemiatrofi lidah, sebagian
lidah mengecil.Penyebabnya dapat berupa cacat pada saraf hipoglosus yang mempersarafi
otot lidah.
- Ankiloglosia (tongue tie)
Ankiloglosia merupakan perlekatan sebagian atau seluruh lidah kedasar mulut. Frenulum
lingualis melekat terlalu jauh kedepan dan terlihat pada posisi bervariasi, yang paling parah
bila terletak pada ujung anterior lidah.Pergerakan lidah dapat terhambat dan penderita tidak
dapat menyentuh palatum keras dalam posisi mulut terbuka.Kasus ringan tidak membutuhkan
perawatan, sedangkan kasus berat berhasil diobati dengan bedah untuk memperbaiki
perlekatan frenulum.
- Sumbing Lidah (cleft tongue)
Sumbing lidah terjadi akibat terganggunya perpaduan bagian kanan dan kiri lidah.
- Tiroid Lingual
Tiroid lingual tampak sebagai suatu penonjolan pada pangkal lidah sekitar foramen caecum
yang mengandung jaringan tiroid.Patogenesis( kelenjar tiroid dibentuk pada pangkal lidah
(foramen caecum).Pada minggu ke 3,intrauterin akan turun kebawah di depan trakea dan
berhenti di depan oshyoideum dan os tiroid.Jika sebagian tidak turun, terjadi tiroid lingual.

2. Kelanina kongentinal jaringan keras


- Torus
Torus merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut yang tidak
berbahaya dan disebabkan oleh pembentukan tulang normal yang berlebihan, tampak
radiopak dan dapat terjadi di beberapa tempatdari tulang rahang.Pada garis tengah palatum
keras, tampak sebagai massa tonjolan tunggal atau multipel didaerah sutura palatal bagian
tengah, berbentuk konveks, dapat pula berbentuk gepeng, nodular atau lobular dan
dinamakan torus palatinus
- Agnasia
Kesalahan pembentukan lengkung mandibula sering dihubungkan dengan anomali fusi
telinga luar pada daerah garis tengah yang normalnya ditempati oleh mandibula sehingga
telinga bertemu di garis tengah.Agenesis absolut mandibula masih diragukan apakah bisa
terjadi.Pada keadaan ini, lidah juga tidak terbentuk atau mengalami reduksi ukuran.
Meskipun astomia (tidak terbentuknya mulut) dapat terjadi, mikrostomia (mulut yang kecil)
lebih sering terjadi. Kadang-kadang tidak ada hubungan dengan faring, yang tersisa hanya
membran buko faringeal. Agnasia sering juga disebabkan oleh gangguan vaskularisasi.
- Mikrognasia
Istilah mikrognasia umumnya dipakai khusus untuk mandibula meskipun dapat pula dipakai
untuk menunjukkan pengecilan ukuran mandibula dan maksila.Dagu dapat sangat retrusif
atau absen sama sekali. Hidung dan bibir atas menjadi menonjol sehingga muka seperti
burung. Keadaan ini dapat bersifat kongenital seperti yang ditemukan pada berbagai sindrom,
dapat pula terjadi sesudah lahir, misalnya akibat trauma, atau infeksi seperti atritis rematoid
juvenilis.Mikrognasia disebabkan oleh kegagalan pusat pertumbuhan di kepala sendi.
- Makrognasia
Makrognasia adalah rahang yang besar.Jika terjadi pada rahang bawah, hal ini dapat
menyebabkan protrusi (kelas III angle) dengan dagu menonjol. Keadaan ini dapat bersifat
kongenital dan dapat pula bersifat dapatan melalui penyakit serta dapat dikoreksi dengan
tindakan bedah.Pada akromegali, penderita mempunyai tumor kelenjar hipofisis yang akan
mendorong pertumbuhan terus menerus pada tempat tertentu, misalnya jari dan tulang
mandibula.
3. Piere robin
Cacat lahir bawwan yang memperlihatkan adanya malformasi pada bagian tengkorak, tangan,
rahang, karena penutupan dini dari sutura pada tulang tengkorak
4. Sindrom crouzon
Penderita memempunyai bentuk muka seperti katak. Hipoplasia muka bagian tengah dan
eksoptalamus mencolok. Mandibula prognasi ringan dengan hidung mirip paruh burung.
Bibir atas dan philtrum pendek dan bibir bawah menunduk ke bawah.
5. Diplasia kleidokranial
Sindrom di tandai oleh aplasia atau hipoplasia klavikula dengan karakteristik malformasi
kraniofasial dan adanya gigi berlebih yang multipel serta gigi geligi yang tidak erupsi.
6. Labio palato chisis
Celah bibir atas bagian kanan dan kiri tidak tumbuh bersatu.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan respon terhadap rangsangan pada postnatal.
- Sensasi Pengecapan Utama.
Pengenalan bahan kimia spesifik yang mampu merangsang berbagai reseptor pengecapan
belum dapat diketahui semuanya.Walaupun begitu, penelitian yang bersifat psikofisiologi dan
neurofisiologi telah mengenali sedikitnya 13 reseptor kimia yang mungkin ada pada sel-sel
pengecap, yaitu 2 reseptor natrium, 1 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosin,
1 reseptor inosin, 2 reseptor manis,2 reseptor pahit,1 reseptor glutamat, dan 1 reseptor ion
hidrogen ( guyton , 1997).
- Refleks Menghisap ( suckling reflex )
Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika anda menyentuhkan puting susu ke ujung
mulut bayi. Refleks menghisap terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap
benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refelks menghisap memudahkan bayi yang baru
lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan
makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan
rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir
berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk
memperoleh susu.
- Refleks Menggenggam ( palmar grasp reflex )
Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari - jari tangan mencengkram benda-benda yang
disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3 - 4 bulan Bayi akan
otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek
menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons
dengan cara menggenggamnya kuat kuat..
- Refleks Mencari ( rooting reflex )
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian pinggir
mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang
menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan
mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan.Refleks digantikan dengan
makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan
hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia
begitu dia dapat menentukan susu ibu untuk meperoleh makanan.
- Refleks Moro ( moro refleks )
Refleks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat
suara atau gerakan yang mengejutkan.
- Babinski Reflex.
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari - jari mencengkram ketika bagian bawah kaki
diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
- Swallowing Reflex
Adalah refleks gerakan menelan benda - benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan
bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.
- Breathing Reflex
Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang - ulang ,
fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen dalam kehidupan.
- Eyeblink Reflex
Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata - fungsi : melindungi mata dari
cahaya dan benda - benda asing - permanen dalam kehidupan jika bayi terkena sinar atau
hembusan angin, matanya akan menutup atau dia akan mengerjapkan matanya.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor tumbuh kembang pada postnatal.
 Lingkungan biologis
- Ras dan suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras dan suku bangsa.Bangsa kulit putih,ras eropa
mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa asia.
- Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum
diketahui secara pasti mengapa demikian.
- Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan
mudah terjadi kurang gizi.Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan
kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.
- Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak.Pada masa
pertumbuhan dan perkembangan,terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang anak,
seperti ( protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air). Seorang anak yang kebutuhan
zat gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya.
- Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan
dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang
anak.Oleh karena itu, pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan
secara komprehensif, yang mencakup aspek-aspek promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
- Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi,maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang
sering menyebabkan cacat atau kematian.Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah
mendapatkan imunisasi
- Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembanganya dan
pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari
penyakitnya.
- Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada
berbagai umur,maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan
yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.
- Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dikenal dapat menyebabkan terlambatnya pertumbuhan, seperti
kortikosteroid,pemakaian obat perangsang susunan saraf pusat.Pemakaian kortikosteroid
jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaianobat
perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.
- Hormon
1.Somatotropin atau Growth Hormone
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatik terutama pertumbuhan kerangka.
Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon ini. GC merangsang terbentuknya
somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan.
2. Homon tiroid
Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak karena mempunyai fungsi pada
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon
ini.Demikian pula dengan pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya
hormon tiroid dalam kadar yang cukup.Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan retardasi
fisik dan mental yang kalau berlangsung lama dapat menjadi permanen. Sebaliknya pada
hipertiroidisme dapat mengakibatkan gangguan pada kardiovaskular, metabolisme, otak,
mata, seksual.
3. Glukokortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin serta androgen, karena
kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat,terhenti dan terjadinya
osteoporosis.

4. Hormon-hormon seks
Terutama mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi.Pada permulaan pubertas,
hormon seks memaau pertumbuhan badan, tetapi sesudah beberapa lama justru menghambat
pertumbuhan.Androgen disekresi kelenjar adrenal (dehidroandrosteron) dan testis
(testosteron), sedangkan estrogen terutama diproduksi oleh ovarium.
5.Insulin like growth faktor
Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GC dan kerjanya mirip dengan
insulin. Fungsinya selain sebagai mediator GC aktifitasnya mirip insulin, efek mitogenik
terhadap kondrosir, osteoblas dan jaringan lainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan
tubuh,tetapi IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi dihepar.
 Lingkungan fisik
- Cuaca musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang / adanya bencana alam lainnya, dapat berdampak pada
tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga banyak anak yang
kurang gizi.
- Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang
mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan
perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
Akibat dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit.
 Faktor psikososial
- Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi.
- Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini,dengan memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar,misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh.
- Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
Kalau anak berbuat benar,maka kita wajib memberinya ganjaran, misalnya pujian, ciuman,
belaian, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut akanmenimbulkan motivasi yang
kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan cara- cara
yang wajar kalau anak berbuat salah masih dibenarkan.
 Faktor keluarga dan adat istiadat
- Pekerjaan dan pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kemabang anak karena
orangtua dapat menyediakan semua keperluan anak, baik yang primer maupun yang
sekunder.
- Pendidikan ayah& ibu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang
anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima semua informasi
terutama cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikannya, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

E-Book Embriologi Kraniofasial (Speber GH:1991)


E-Book Gangguan Tumbuh Kembang Dentokranio (Sudiono,Janti)
Google Books “Tumbuh Kembang Anak”

Anda mungkin juga menyukai